My Best Friend's Wife: Regina: Seri Selingkuh dengan Istri Teman

Diterbitkan oleh Smaradhana Digital Creative

Hak Cipta dilindungi Undang-undang

Kisah ini benar-benar terjadi

Untuk alasan privasi, nama dan detil alamat dalam kisah ini sengaja disamarkan

My Friend’s Wife: Regina

APAKAH seorang istri yang setia bisa selingkuh? Berdasarkan pengalamanku, jawabannya adalah ya. Atau YA, dengan huruf besar. Istri yang setia bisa selingkuh, jika kebetulan berada pada situasi dan waktu yang salah.

Yang akan aku ceritakan kali ini adalah pengalamanku bercinta dan bermain asmara terlarang dengan istri yang setia.

Kisah ini berawal ketika aku mendapat telepon dari Gunadi (bukan nama sebenarnya). Aku dan Gunadi berasal dari daerah yang sama, sebuah kawasan di Jawa Tengah. Kami sama-sama merantau ke Ibu Kota usai kuliah. Di Ibu Kota. Gunadi mendapat jodoh, seorang perempuan cantik berdarah Surabaya-Padang-Madura bernama Regina (tentu ini juga bukan nama sebenarnya).

Sementara aku, sejauh ini belum mendapat jodoh karena terlalu asyik bertualang memadu cinta dengan sejumlah perempuan yang merupakan istri teman-temanku. (Beberapa episode kisah terlarang yang kulakukan dengan istri teman-temanku seperti Annisa, Tantri, Nabila, Shakila dan Carmenita bisa didapatkan secara online, hehe).

Meski masing-masing sibuk dengan urusan pekerjaan, aku dan Gunadi masih memelihara tali silaturahmi. Aku beberapa kali diundang berkunjung ke rumahnya dan sebaliknya aku juga sering mengundang Gunadi dan keluarganya makan malam. (Karena belum nikah dan gak bisa masak, aku biasanya mengundang Gunadi dan keluarganya makan di restoran atau mall).

Keluarga Gunadi cukup bahagia. Istrinya Regina, sangat cantik. Dia pernah bekerja di bank pemerintah dan kemudian mengundurkan diri setelah hamil. Regina kemudian memutuskan untuk berperan penuh sebagai ibu rumah tangga, mengasuh Taufan dan Taufik, putra mereka yang berusia lima dan tiga tahun.

Sore itu, aku mendapat telepon dari Gunadi. Aku tak heran karena ini bukan yang pertama kali. Biasanya jika menelpon, Gunadi bermaksud mengajakku bertemu, apakah di mall atau di rumahnya.

Ya bro, ada apa? kataku menjawab teleponnya.

Kamu di mana Kev? Masih di kantor? terdengar suara Gunadi yang rada parau.

Iya, baru aja mau pulang. Kenapa bro?

Mmm, gini, aku mau minta bantuan kamu. Bisa gak kamu ke rumahku sekarang? Aku lagi di Batam sekarang dan Regina barusan nelpon kalau rumah kami kebanjiran. Bisa gak kamu bantu Regina memindahkan barang-barang ke lantai dua?

Emang rumah kamu masih kebanjiran? Bukannya udah diperbaiki?

Iya biasanya udah gak, tapi menurut Regina tanggul di dekat kami itu jebol. Jadi yah kebanjiran deh. Gimana, kamu bisa bantu kan?

Tentu bisalah, jawabku. "Aku