You are on page 1of 6

a. Motivasi 1).

Pengertian Motivasi Istilah motivasi berasal dari bahasa latin yaitu movere, dalam bahasa inggris to move yang berarti mendorong atau menggerakkan. Jadi motivasi merupakan semua kekuatan yang ada dalam diri seseorang yang memberi daya, memberi arah dan memelihara tingkah laku (Saydam, 2005). Ada beberapa ahli yang mendefinisikan motivasi, salah satunya adalah Wayne F. Cascio yang mendefinisikannya sebagai a force that result from an individuals desire to satisfy there needs (e.g. hunger, thirst and social approval). Dalam pengertian umum, motivasi dikatakan sebagai kebutuhan yang mendorong perbuatan kearah suatu tujuan tertentu (Anoraga, 2005). Menurut McCormick (1985) dikutip dari Mangkunegara (2005), mengemukakan bahwa motivasi kerja didefinisikan sebagai kondisi yang

berpengaruh membangkitkan, mengarahkan, dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja Manullang (2004), mengemukakan definisi motivasi yaitu pekerjaan yang dilakukan oleh seorang menajer memberikan inspirasi, semangat dan dorongan kepada karyawan untuk mengambil tindakan-tindakan. Pemberian dorongan ini bertujuan untuk menggiatkan karyawan agar mereka besemangat dan dapat mencapai hasil sebagaimana dikehendaki dari orang-orang tersebut.

Motivasi merupakan dorongan, baik dari dalam atau dari luar diri seseorang yang memunculkan antusiasme dalam kegigihan untuk melakukan tindakan tertentu dan mempengaruhi produktivitas kerja (Daft, 2003). 2). Teori Motivasi Menurut Umar (2001), Teori motivasi dikelompokkan menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu ; a). Teori Motivasi Kepuasan (Content Theory) Teori mendasarkan pada faktor kebutuhan dan kepuasan individu sehingga mereka mau mau melakukan aktivitasnya, mengacu kepada diri seseorang. Teori ini mencoba mencari tahu tentang kebutuhan apa yang dapat memuaskan dan yang dapat mendorong semangat kerja seseorang. Semakin tinggi standar kebutuhan dan kepuasan yang diinginkan, maka semakin giat seseorang untuk bekerja. b). Teori Motivasi Proses (Proses Theory) Teori ini berusaha agar setiap pekerja mau bekerja giat sesuai dengan harapan. Daya penggerak yang memotivasi semangat kerja terkandung dari harapan yang akan diperolehnya. Jika harapan menjadi kenyataan maka pekerja cenderung akan meningkatkan pruduktivitas kerjanya, begitu pula sebaliknya Menurut Abraham Maslow dikutip dari Manullang (2004) tentang teori motivasi, dimana ia mengatakan bahwa kebutuhan manusia dapat

dimasukkan kedalam 5 (lima) kategori yang disusun menurut prioritas, sebagai berikut ; a). Physiological Needs (kebutuhan fisik) yaitu kebutuhan yang diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup seseorang. b). Safety and Security (kebutuhan keamanan dan keselamatan) yaitu meliputi jaminan sosial pada saat bekerja. c). Social Needs (kebutuhan sosial) meliputi kebutuhan rasa kasih sayang dan persahabatan. d). Esteem Needs (kebutuhan akan penghargaan) yaitu kebutuhan akan penghargaan berupa kebutuhan akan harga diri dan pandangan baik dari orang lain terhadap diri kita. e). Self Actualization Needs (kebutuhan aktualiasasi diri) yaitu menggunakan kecakapan dan kemampuan untuk mencapai prestasi kerja yang sangat memuaskan. Dalam Mangkunegara (2005), Dalam studi teori motivasi lainnya, David McClelland (1961) mengemukakan adanya tiga macam kebutuhan manusia, yaitu: a). Need for Achievement, yaitu kebutuhan untuk berprestasi yang merupakan refleksi dari dorongan akan tanggung jawab untuk pemecahan masalah. Seorang pegawai yang mempunyai kebutuhan akan berprestasi tinggi cenderung untuk berani mengambil resiko. Kebutuhan untuk berprestasi adalah kebutuhan untuk melakukan

pekerjaan lebih baik dari pada sebelumnya, selalu berkeinginan mencapai produktivitas yang tinggi. b). Need for Affiliation, yaitu kebutuhan untuk berafiliasi yang merupakan dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain, berada bersama orang lain, tidak mau melakukan sesuatu yang merugikan orang lain. c). Need for Power, yaitu kebutuhan untuk kekuasaan yang merupakan refleksi dari dorongan untuk mencapai otoritas untuk memiliki pengaruh terhadap orang lain. Menurut Siagian (2005), teori motivasi lainnya juga memperhatikan kebutuhan-kebutuhan seseorang dalam memotivasi ia bekerja, seperti teori motivasi yang dikemukakan oleh Frederick Herzberg (1984) tentang teori dua faktor, dimana setiap pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi oleh dua faktor utama yang merupakan kebutuhan yaitu : a). Faktor-faktor pemeliharaan (Maintenance Factors) Merupakan faktor-faktor pemeliharaan yang berhubungan dengan hakikat pekerja yang ingin memperoleh ketentraman badaniah. Kebutuhan ini akan berlangsung terus menerus, seperti misalnya laparmakan-kenyang-lapar. Dalam bekerja, kebutuhan ini misalnya gaji, kepastian pekerjaan dan supervisi yang baik bukanlah sebagai motivator, tetapi merupakan keharusan bagi perusahaan. b). Faktor-faktor Motivasi (Motivation Factors)

Faktor-faktor ini merupakan faktor-faktor motivasi yang menyangkut kebutuhan psikologis yang berhubungan dengan pekerjaan, misalnya ruangan yang nyaman, penempatan kerja yang sesuai dan lainnya. 3). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Siagian (2005), mengemukakan bahwa ada faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi yang dibagi dalan 2 (dua) bagian, yaitu : a). Faktor Internal (1). Persepsi seseorang mengenai diri (2). Harga diri (3). Harapan pribadi (4). Kebutuhan (5). Keinginan (6). Kepuasan kerja (7). Prestasi kerja yang dihasilkan b). Faktor Eksternal (1). Jenis dan sifat pekerjaan (2). Kelompok kerja (3). Organisasi tempat kerja (4). Situasi lingkungan umum (5). Sistem imbalan yang berlaku dan cara penerapannya

Menurut Kossen (1986) dikutip dari Umar (2001) mengemukakan bahwa motivasi seseorang dapat dipengaruhi oleh prestasi, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, kemungkinan pertumbuhan dan kemajuan, dan tanggung jawab. Nitisemito (1988) dikutip dari Anoraga (2005), Bahwa faktot-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan meliputi ; pemberian upah yang layak dan adil, pemberian intensif, memperhatikan rasa harga diri, menempatkan pekerja pada tempat yang tepat, menimbulkan rasa aman dimasa depan, memperhatikan lingkungan tempat bekerja, memberikan kesempatan untuk maju dan menciptakan persaingan yang sehat.

You might also like