You are on page 1of 52

PELATIHAN MIKRO LAYANAN ORIENTASI Oleh Drs. Parhan, M.

Pd

BAB 1 LAYANAN ORIENTASI


(Sumber: Prayitno, 2004)

KEGIATAN BELAJAR 1-2 : WAKTU 50 menit x 4 KOMPETENSI 1. Memahami konsep dasar layanan orientasi (LOrien), meliputi tujuan layanan, komponen Layanan, azas layanan, pendekatan dan teknik layanan. 2. Menguasai keterampilan dasar dalam melaksanakan layanan Orien, yang meliputi keterampilan dalam menyusun satuan layanan, melatihkan keterampilan layanan, melakukan penilaian dan menyusun laporan.

URAIAN MATERI A. DESKRIPSI UMUM Orientasi berarti tetapan ke depan ke arah dan tentang sesuatu yang baru. Setiap orang baik dalam menjalani kehidupan sehari-hari maupun dalam perkembangannya, mengalami dan menghadapi berbagai hal memasuki lingkungan baru, misalnya daerah baru, sekolah baru, kelas baru, dst. Apa yang diketahui oleh orang yang menghadapi suasana baru? Ia perlu memahami apa dan bagaimana keadaan situasi baru yang akan dimasuki. Tanpa mengetahui apa, siapa, mengapa, dan untuk apa, bagaimana, di mana dan ke mana arah sesuatu itu seseorang tidak dapat mengambil hikmah atau kemanfaatannya. Juga, seseorang tidak dapat mempersiapkan diri ataupun memberikan perlakuan terhadap sesuatu yang baru, dan belum dipahaminya itu. Layanan orientasi berupaya menjembatani kesenjangan antara seseorang dengan suasana atau lingkungan baru. Layanan ini juga secara langsung atau tidak, mengantarkan orang memasuki suasana atau lingkungan baru sehingga ia

dapat mengambil manfaat. Konselor bertindak sebagai pembangun jembatan atau agen yang aktif mengantarkan seseorang memasuki daerah baru.

Individu baru

Baru b

Konselor Layanan Orientasi

Isi Layanan

B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Layanan orientasi (Orien) : berupaya mengantarkan anak untuk memasuki suasana atau lingkungan baru. memberi kesempatan kepada anak mempraktikkan berbagai

kesempatan untuk memahami dan mampu melakukan kontak secara konstruktif dengan berbagai elemen suasana tersebut. lebih jauh anak mampu menyesuaikan diri dan/atau mendapatkan manfaat tertentu dari berbagai sumber yang ada pada suasana lingkungan baru tersebut. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus pada fungsi pemahaman, yakni memahami berbagai hal penting dari suasana baru; kemudian mengolah hal tsb. tersebut

sehingga dapat digunakan untuk sesuatu yang menguntungkan dalam penyesuaian dirinya. Tujuan khusus dalam fungsi pencegahan, terhindarnya anak dari masalah yang ditemuinya pada suasana dan lingkungan baru. Tujuan khusus pada fungsi pengembangan dan pemeliharaan, yakni dengan kemampuan penyesuaian diri dan pemanfaatan sumbersumber yang ada pada situasi dan lingkungan baru, anak dapat mengembangkan dan memelihara potensi dirinya. Tujuan khusus pada fungsi pengentasan, yakni dengan pemahaman dan kemampuan konstruktif tsb. merupakan jalan bagi pengentasan masalah anak. Tujuan khusus pada fungsi advokasi, yakni membela hak-hak pribadi diri sendiri dalam memasuki suasana dan lingkungan baru. C. KOMPONEN Konselor, peserta layanan, dan lingkungan atau suasana baru. 1. Konselor Konselor menyiapkan segenap keperluan untuk terselenggaranya layanan, terutama yang menyangkut para peserta layanan, isi layanan, dan perangkat

teknis layanan. Konselor dapat dibantu oleh penyaji atau narasumber lain sesuai dengan isi layanan. 2. Peserta Layanan Peserta layanan adalah orang-orang atau individu yang sedang atau akan berada pada, atau memerlukan akses terhadap suasana, lingkungan dan/atau objek-objek baru. Di sekolah ada siswa, guru dan personil sekolah lainnya; di

perguruan tinggi ada mahasiswa dan personil perguruan tinggi; di instansi atau kantor ada karyawan dan pimpinan; di masyarakat ada orang tua dan anggota keluarga, anggota dan pimpinan organisasi, dan lain sebagainya. Mereka tersebut dapat menjadi peserta layanan.

3.

Isi Layanan Isi layanan ini adalah berbagai elemen berkenaan dengan suasana,

lingkungan, dan objek-objek yang ada dan/atau terkait dengan apa yang dianggap baru oleh individu yang bersangkutan. Dari seluruh bidang pelayanan konseling isi layanan ORIN dapat diangkat. a. Bidang pengembangan pribadi; seperti kegiatan atau lembaga

pengembangan bakat, dan latihan pengembangan kemampuan diri, tempat rekreasi, dst. b. Bidang pengembangan hubungan sosial: seperti berbagai suasana hubungan sosial antar individu, dalam organisasi atau lembaga tertentu, dalam acara sosial tertentu. c. Bidang pengembangan kegiatan belajar: seperti belajar di perpustakaan, laboratorium, dan bengkel, sekolah atau kelas, lembaga tertentu, caracara belajar, bahan belajar. d. Bidang pengembangan karir: seperti kantor, bengkel, pabrik,

pengoperasionalan perangkat kerja tertentu. e. Bidang pengembangan kehidupan berkeluarga: seperti peristiwa pernikahan, talak dan rujuk, kelahiran. f. Bidang pengembangan kehidupan keberagamaan: seperti: upacara ritual keagamaan, sarana ibadah keagamaan, situs dan peninggalan keagamaan. Isi layanan ORIN dikemas dalam suatu paket dengan objek yang jelas dan rangkaian kegiatan yang terarah dalam mengakses objek yang dimaksud. Masingmasing paket itu dipilih dan dibatasi dengan mengoptimalkan tingkat

perkembangan kemampuan dan kebutuhan peserta layanan, kondisi penyaji atau nara sumber, waktu, tempat, dan fasilitas yang dapat digunakan. D. ASAS LAYANAN 1. Asas kegiatan sangat dominan untuk dilaksanakan. Para peserta layanan dituntut oleh benar-benar aktif menjalani berbagai kegiatan yang telah dirancang oleh konselor.

2.

Asas kesukarelaan dan keterbukaan. Semua pihak pelaksana dan seluruh peserta bersukarela melaksanakan perannya, serta terbuka dalam dinamika saling hubungan mereka (saling memberi dan menerima, tidak berpura-pura, lugas dan tuntas ).

3.

Asas kerahasiaan diberlakukan terhadap hal-hal yang bersifat pribadi. Penyebutan nama dan identitas lainnya hanya dilakukan sepanjang tidak merugikan pribadi-pribadi yang bersangkutan.

E. PENDEKATAN DAN TEKNIK Layanan Orien diselenggarakan dengan pendekatan langsung dan terbuka. Konselor, penyaji dan narasumber dengan para peserta secara langsung dan terbuka membahas suasana dan objek-objek yang menjadi isi layanan. 1. Format a. Format Lapangan. Dipilih karena kebutuhan, berupa kegiatan keluar kelas atau ruangan dalam rangka mengakses objek-objek tertentu yang menjadi isi layanan. Dalam hal ini peserta mengunjungi objek-objek yang dimaksud. b. Format Klasikal. Objek-objek yang hendak dibahas dibawa ke dalam kelas, dalam bentuk contoh, miniatur, tampilan video dan/atau bentuk-bentuk gambar dan replika lainnya; dikaji, dipersepsi, dicermati, didiskusikan, dan diberi perlakuan secara bebas dan terbuka dalam sebuah kelas. c. Format Kelompok. Formatnya sama dengan format klasikal yang dilakukan dalam kelompok dengan peserta terbatas. Format ini lebih intensif dalam mengkaji objek layanan. Juga dapat memanfaatkan dinamika kelompok sehingga hasil layanan dapat lebih optimal. d. Format Indiviual. Format ini merupakan format khusus, dilakukan terhadap individu-individu tertentu, dengan isi layanan secara khusus disesuaikan dengan kebutuhan pribadi individu yang bersangkutan. e. Format Politik. Dalam arti Konselor berupaya menghubungi dan mengaktifkan pihak-pihak di luar peserta layanan untuk memberikan

dukungan dan fasilitas yang memudahkan pelaksanaan layanan dan menguntungkan para pesertanya. Dengan strategi ini perencanaan dan persiapan layanan dipermudah dan pelaksanaannya diperlancar, sehingga hasil-hasil layanan menjadi optimal. Pelaksanaan suatu unit layanan Orien dapat menggunakan kombinasi format-format di atas. Format atau strategi politik dilaksanakan dalam perencanaan dan persiapan layanan, dan bahkan juga selama pelaksanaannya. Penggunaan format lapangan dapat dikombinasikan dengan format klasikal, bahkan format kelompok. Format individual dapat merupakan tindak lanjut dari format lapangan, klasikal dan atau format kelompok. Sebaliknya, format individual juga dapat ditindaklanjuti dengan format lapangan. 2. Teknik Secara khusus, berbagai metode, cara dan teknik-teknik digunakan untuk mengakses elemen-elemen yang ada dan melaksanakan kegiatan dalam layanan. a. b. c. d. e. Penyajian: melalui ceramah, tanya jawab, diskusi. Pengamatan: melihat langsung objek-objek yang ada. Partisipasi: melibatkan diri secara langsung, mengalami sendiri. Studi dokumentasi: membaca dan mempelajari berbagai dokumen. Kontemplasi: memikirkan dan merenungkan secara mendalam hal yang menjadi isi layanan. 3. Media yang digunakan Obyek langsung, media grafis (tulisan dan gambar), miniatur dan replica, rekaman audio dan video serta media elektronik lainnya, beserta peralatan dan perangkat kerasnya dapat dimanfaatkan seiring dengan digunakannya teknikteknik yang sesuai. Dalam layanan ini diupayakan sikronisasi sinergis antara format, teknik, dan media yang digunakan sebgesar-besarnya mencapai tunjuan layanan. Konselor merencankan, mem;persiapkan, mengatur terselenggaranya semua hal yang di maksud itu.

4.

Waktu dan Tempat Waktu dan tempat penyelenggaraan layanan terkait langsung dengan isi

layanan dan aspek-aspek teknik yang digunakan Format lapangan, klasikal, kelompok dan individual masing-masing memerlukan pertimbangan tersendiri mengenai waktu dan tempat penyelenggaraan layanan. Konselor merencanakan waktu dan tempat tersebut dengan baik. 5. Penilaian Layanan Sesuai dengan tujuan layanan, penilaian terhadap hasil layanan Orien difokuskan pertama-tama kepada pemahaman peserta terhadap elemen-elemen isi layanan. Pemahaman ini disertai wawasan, aspirasi, perasaan, sikap, dan tindakan yang hendak dilakukan pasca layanan. Focus penilaian pada UCA: Understanding, yakni apakah diperoleh pemahaman baru? Confort, yakni apakah telah diperoleh penyesuaian diri?

Action, apakah tindakan berikutnya setelah dua hal di atas dicapai? Hasil layanan ini perlu di cek, baik secara lisan maupun tulisan. Tindak lanjut diperlukan terhadap hasil penilaian. 6. Keterkaitan Layanan ORIN dapat diselenggarakan secara mandiri, terlepas dari layanan konseling lainnya. Dalam pada itu layanan Orien juga dapat

diselenggarakan dalam kaitannya dengan layanan informasi, layanan penempatan dan pelayanan, layanan penguasaan konten, layanan bimbingan kelompok dan konseling kelompok, layanan konseling perorangan, bahkan dengan layanan konsultasi dan layanan mediasi. Konselor memahami keterkaitan yang dimaksudkan dan melaksanakannya dengan cermat, sesuai dengan kebutuhan konseli. a. Kaitan integratif. Artinya satu atau lebih layanan terintegrasikan dalam layanan yang sedang dilaksanakan. Misalnya, layanan Orien secara langsung mengintegrasikan layanan informasi.

b.

Kaitan tindak lanjut. Layanan Orien dapat menjadi tindak lanjut dari layanan bimbingan kelompok, konseling kelompok dan konseling perorangan.

F. KEGIATAN PENDUKUNG 1. Aplikasi Intrumentasi dan Himpunan Data Hasil Aplikasi instrumentasi, terutama pengungkapan masalah individu dapat menjadi bahan pertimbangan untuk layanan Orien, khususnya dalam menetapkan isi layanan dan sekaligus individu yang akan menjadi peserta layanan ORIN. Demikian juga data yang tercantum didalam himpunan data. 2. Konferensi Kasus Bagi keperluan layanan Orien, konferensi harus dapat diarahkan untuk mengidentifikasi hal-hal apa saja yang perlu dijadikan fokus atau isi layanan. Dalam konferensi kasus dapat juga langsung dibicarakan siapa peserta layanan tersebut dan aspek-aspek teknis layanan. 3. Kunjungan Rumah Dalam kegiatan kunjungan rumah, orang tua dapat mengemukakan berbagai hal berkenaan dengan anak dan keadaan keluarga mereka, dalam kaitannya dengan layanan Orien. 4. Alih Tangan Kasus Berkenaan dengan layanan Orien, alih tangan kasus mungkin diperlukan bagi para peserta yang ingin memperoleh pendalaman lebih lanjut tentang elemen-elemen tertentu yang mereka jumpai melalui layanan terdahulu. G. OPERASIONALISASI LAYANAN Layanan Orien dapat cukup kompleks, lebih-lebih kalau objek atau

paketnya cukup besar. Dalam hal ini, baik objek atau paket yang menjadi isi layanan itu besar ataupun kecil, layanan Orien harus direncanakan, dipersiapkan, dan diselenggarakan dengan sebaik-baiknya untuk mencapai hasil yang optimal. 1. Perencanaan a. Menetapkan obyek orientasi yang akan menjadi isi layanan

b. Menetapkan peserta layanan c. Menetapkan jenis kegiatan, termasuk di dalamnya format kegiatan. d. Menyiapkan fasilitas, termasuk di dalamnya penyajian nara sumber, dan media. e. Meyiakan kelengkapan administrasi 2. Pelaksanaan a. Mengorganisasikan kegiata layanan b. Menyelenggarakan pendekatan dan teknik, termasuk di dalamnya imlementasi format dan penggunaan media. 3. Evaluasi a. Menetapkan materi evaluasi b. Menetapkan prosedur evaluasi c. Menyusun instrument evaluasi d. Mengaplikasikan instrument evaluasi e. Mengolah hasil aplikasi instrumen 4. Analisis Hasil Evaluasi a. Menetapkan sarana/standar analisis b. Melakukan analisis c. Menafsirkan hasil analisis 5. Tindak Lanjut a. Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut b. Mengkomunikasikan rencana tindak lanjut kepada pihak-pihak terkait c. Melaksanakan rencana tindak lanjut 6. Laporan a. Menyusun laporan layanan ORIN b. Menyampaikan laporan kepada pihak-pihak terkait c. Mendokuntasikan laporan layanan

H. LATIHAN KETERAMPILAN
Pada kotak halaman berikut ini Anda diharapkan berlatih secara kelompok dan individual.

10

TUGAS LATIHAN BERIKUT INI BERUPA TUGAS INDIVIDU DAN TUGAS KELOMPOK. A. TUGAS KELOMPOK Angkatlah satu masalah dari pengalaman sehari-hari untuk dijadikan bahan praktik layanan orientasi. 1. Diskusikan bersama kelompok Anda untuk menentukan pendekatan dan teknik apa yang cocok untuk masalah yang diangkat 2. Diskusikan bersama kelompok Anda pendukung layanan apa yang cocok untuk menyelesaikan masalah yang diangkat 3. Diskusikan bersama kelompok Anda format layanan orientasi apa yang cocok untuk itu 4. Susunlah satuan layanan untuk layanan orientasi.

B. TUGAS INDIVIDU 1. Implementasikan format layanan tersebut dalam praktek di sekolah/ tempat tugas, yakni dengan menerapkan pendekatan dan teknik sesuai dengan satuan layanan yang telah disusun. 2. Buatlah laporan tentang pelaksanaan layanan orientasi dan laporkan dalam bentuk laporan pribadi (laporan individu).

11

PELATIHAN MIKRO LAYANAN INFORMASI Oleh Drs. Parhan, M.Pd

12

BAB 2 LAYANAN INFORMASI


(Sumber: Prayitno, 2004).

KEGIATAN BELAJAR 3-4 : WAKTU 50 menit x 4 KOMPETENSI 1. Memahami konsep dasar layanan informasi (LInfo), meliputi tujuan layanan, komponen Layanan, azas layanan, pendekatan dan teknik layanan. 2. Menguasai keterampilan dasar dalam melaksanakan layanan Info, yang meliputi keterampilan dalam menyusun satuan layanan, melatihkan

keterampilan layanan, melakukan penilaian dan menyusun laporan.

A. DESKRIPSI UMUM Anak dan orangtua, begitu juga orang lain sangat membuthkan informasi. Telah diketahui bahwa berbagai informasi yang dimaksudkan memang tersedia; namun yang sering kali menjadi masalah adalah informasi yang di maksudkan itu tidak sampai atau tidak terjangkau oleh mereka yang memerlukannya. Seseorang mengalami masalah, baik dalam kehidupannya sehari-hari maupun dalam memenuhi kebutuhannya di masa depan, karena tidak menguasai informasi yang sebenarnya ada tetapi ia tidak mampu mengaksesnya. Diperlukannya informasi bagi anak dan orangtua semakin penting mengingat kegunaan informasi sebagai acuan untuk bersikap dan bertingkah laku sehari-hari. Misalnya, sebagai pertimbangan bagi arah pengembangan diri, dan sebagai dasar pengambilan keputusan. Salah pilih sekolah, salah pilih pekerjaan, sering kali menjadi akibat kurangya informasi. Dalam layanan Info, kepada peserta layanan di sampaikan berbagai informasi; informasi kemudian diolah dan digunakan oleh individu untuk keperluan hidup dan perkembangannya. Layanan informasi diselenggarakan oleh konselor dan diikuti oleh seseorang atau lebih peserta.

13

B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Adalah dikuasainya informasi tertentu oleh peserta layanan. Yakni untuk keperluan hidupnya sehari-hari (dalam rangka effective daily living) dan perkembangan dirinya. 2. Tujuan Khusus a. memahami informasi dengan berbagai seluk-beluknya sebagai isi layanan b. c. d. e. terentaskan masalah (bila peserta yang bersangkutan mengalaminya); mencegah timbulnya masalah; mengembangkan dan memelihara potensi yang ada; memungkinkan peserta membuka diri dalam mengaktualisasikan hakhaknya. C. KOMPONEN LAYANAN Konselor, peserta, dan informasi yang menjadi isi layanan. 1. Konselor Konselor perlu menguasai sepenuhnya informasi yang menjadi isi

layanan, mengenal dengan baik peserta layanan dan kebutuhannya akan informasi, dan menggunakan cara-cara yang efektif untuk melaksanakan layanan. 2. Peserta Peserta layanan Info, seperti layanan Orien, dapat berasal dari berbagai kalangan, siswa di sekolah, mahasiswa, bahkan nara pidana dan mereka yang berada dalam kondisi khusus tertentu pun dapat menjadi peserta layanan. Siapa yang menentukan seseorang perlu atau layak menjadi peserta layanan Info? Pertama, (calon) peserta sendiri. Ia mengidentifikasi informasi-informasi yang ia perlukan. Selanjutnya ia menyampaikan keinginannya untuk memperoleh informasi yang diperlukan itu kepada pihak-pihak yang menjadi dan/atau memiliki sumber informasi, dalam hal ini konselor. Kedua, konselor menidentifikasikan informasi-informasi penting apa yang perlu dikuasai oleh individu-individu yang menjadi tanggung jawabnya itu dan menetapkan siapa-siapa yang akan menjadi peserta layanan.
14

Ketiga, pihak ketiga, seperti orang tua terhadap anak, kepala sekolah, wali kelas dan/atau guru terhadap siswa-siswa mereka, pimpinan organsisasi terhadap para anggotanya, dsb. Pihak ketiga itu mengidentifikasi informasi-

informasi penting dan menetapkan siapa-siapa yang perlu menguasai informasi itu, serta bagaimana proses penguasaan informasi itu dapat diselenggarakan. 3. Informasi Jenis, luas dan kedalam informasi yang menjadi isi layanan Info sangat bervariasi, tergantung pada kebutuhan para peserta layanan. Pada dasarnya

informasi yang dimaksud mengacu kepada seluruh bidang pelayanan konseling. Lebih rinci berbagai informasi tersebut dapat digolongkan ke dalam : a. b. c. d. e. f. g. Informasi perkembangan diri Informasi hubungan antar pribadi, sosial, nilai dan moral Informasi pendidikan, kegiatan belajar, dan keilmuan teknologi. Informasi pekerjaan/karir dan ekonomi Informasi sosial budaya, politik, dan kewarganegaraan Informasi kehidupan berkeluarga Informasi kehidupan beragama

Informasi yang menjadi isi layanan harus spesifik dan dikemas secara jelas sehingga dapat disajikan secara efektif dan dipahami dengan baik oleh peserta. Informasi itu sesuai dengan kebutuhan aktual dengan tingkat kemanfaatan tinggi. D. ASAS LAYANAN Asas kerahasian diperlukan dalam layanan INFO yang diselenggarakan untuk peserta atau klien khususnya dengan informasi yang sangat mempribadi. Layanan khusus ini biasanya tergabung ke dalam konseling perorangan. Demikian juga dengan asas lainnya. E. PENDEKATAN DAN TEKNIK 1. Ceramah, Tanya Jawab dan Diskusi. Tiga cara ini penyampaian informasi yang paling biasa. Untuk mendalami informasi tersebut dapat dilakukan diskusi di antara para peserta.

15

2. Media: a. berupa alat peraga, media tulis dan grafis serta perangkat dan program elektronik (seperti radio, televisi, rekaman, komputer, OHP, LCD). b. papan informasi merupakan media yang cukup efektif apabila dikelola dengan baik dan bahan sajinya aktual. c. informasi dikemas dalam rekaman dengan perangkat kerasnya (rekaman audio, video, computer) digunakan dalam layanan Info yang bersifat mandiri, dalam arti peserta layanan atau konseli sendiri dapat memperoleh dan mengolah informasi yang

diperlukan. Layanan mandiri ini dapat terselenggara secara lebih luwes, tanpa tergantung pada konselor secara pribadi, bebas dilakukan di mana saja, kapan saja dan oleh siapapun. 3. Acara Khusus Misalnya dapat digelar Hari Karir. Berisi informasi karier yang disiapkan khusus. Waktu yang digunakan lebih lama; satu hari atau lebih. Pengelaran semacam ini dapat pula diselenggarakan untuk bidang-bidang informasi lainnya, di berbagai kesempatan dan tempat (sekolah, perguruan tinggi, kantor, pusat layanan masyarakat, dsb). Dengan demikian dapat digelar Hari Sehat, Hari KB, Hari sayang Anak, Hari Kebersihan Lingkungan, dsb). 4. Nara Sumber Sesuai dengan isi informasi dan para pesertanya, nara sumber diundang oleh konselor untuk menyajikan informasi yuang

dimaksudkan. Nara sumber dari luar lembaga sendiri (seperti dokter, psikolog, polisi, dst.) biasanya penting dihadirkan di sekolah. Rencana penyelenggaraan terlebih dahulu direncanakan dengan cermat dan lengkap oleh konselor. 5. Waktu dan Tempat Waktu dan tempat sangat tergantung pada format dan isi layanan. Format klasikal dan isi layanan yang terbatas untuk para siswa dapat
16

diselenggarakan di kelas-kelas menurut jadwal pembelajaran sekolah. Layanan Info dengan acara khusus memerlukan waktu dan sempat tersendiri yang perlu diatur secara khusus. 6. Penilaian Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, penilaian hasil layanan ini difokuskan kepada pemahaman para peserta terhadap informasi yang menjadi isi layanan. Fokus penilaian pada UCA: Understanding, yakni apakah diperoleh pemahaman baru? Confort, yakni apakah telah diperoleh penyesuaian diri? Action, apakah tindakan berikutnya setelah dua hal di atas dicapai? Evaluasi lisan ataupun tertulis dapat digunakan untuk mengungkapkan pemahaman peserta tentang informasi yang baru saja disajikan. Penilaian segera (laiseg) diperlukan untuk menilai hasil layanan informasi yang baru saja diberikan. Penilaian jangka pendek (laijapen) dan jangka panjang (laijapang) diselenggarakan sesuai dengan kegunaan materi informasi dalam kaitannya dengan pengentasan masalah klien yang secara khusus ditangani melalui layanan informasi itu sendiri, ataupun melalui layanan-layanan konseling lainnya. F. KETERKAITAN Di dalam semua jenis layanan konseling dapat terungkap perlunya klien menguasai informasi tertentu, khususnya dalam kaitannya dengan permasalahan yang sedang dialami. Untuk memenuhi keperluan itu, Konselor biasanya secara langsung mengupayakan agar informasi itu dapat diperoleh klien. Dengan acara seperti itu layanan informasi telah terintergrasikan ke dalam jenis-jenis layanan konseling lainnya.

17

INFO

Tehnik dan Media Konselor

Peserta

G. KEGIATAN PENDUKUNG 1. Aplikasi Instrumentasi dan Himpunan Data Kebutuhan akan informasi oleh (calon) peserta layanan Info dapat diungkapkan melalui instrument tertentu. Instrument ini dapat disusun sendiri oleh Konselor dan/atau dengan menggunakan instrument yang sudah ada. Data hasil aplikasi instrumentasi yang sudah ada, termasuk data yang tercantum dalam himpunan data dapat digunakan untuk menetapkan: a. Informasi yang menjadi isi layanan INFO b. Calon peserta layanan c. Calon penyaji, termasuk nara sumber yang akan diundang 2. Konfrensi Kasus Melalui konferensi kasus yang dihadiri oleh pihak-pihak yang mengenal dan memiliki kepedulian tinggi terhadap subjek calon peserta layanan INFO (seperti orang tua, guru, wali kelas, tokoh-tokoh di dalam dan di luar lembaga) dapat divicarakan berbagai aspek penyelenggaraan layanan INFO, yaitu : a. Informasi yang dibutuhkan oleh subyek yang dimaksud b. Subjek calon peserta layanan c. Penyaji layanan (termasuk nara sumber) d. Waktu dan tempat
18

e. Garis besar rencana operasional; Dalam konferensi kasus dapat dimanfatkan data yang diperoleh melalui aplikasi instrumentasi dan yang terdapat di dalam himpunan data. Dalam hal ini asas kerahasiaan diaplikasikan. 3. Kunjungan Rumah Peranan Kunjungan rumah dalam layanan INFO terutama sekali menyangkut pendapat orang tua dan kondisi kehidupan keluarga yang terkait dengan penguasaan informasi tertentu oleh anak dan/atau anggota keluarga lainnya. Dari kunjungan rumah init Konselor dapat menetapkan informasi apa yang akan menjedi isi layanan INFO yang akan diikuti oleh anak datau anggota keluarga yang bersangkutan serta meminta dukungan dan partisipasi orang tua dalam layanan. Kunjungan rumah untuk tujuan di atas dapat diganti dengan mengundang orang tua ke sekolah misalnya, untuk berdiskusi dengan Konselor dan/atau menghadiri konferensi kasus yang membahas layanan INFO. Undangan kepada orang tua dapat dilakukan secara individual maupun bersama-sama. Lebih jauh orang tua juga dapat diundang untuk menghadiri layanan INFO bagi anak mereka, atau bahkan menjadi peserta di dalam layanan INFO untuk para orang tua. 4. Alih Tangan Kasus Setelah mengikuti layanan INFO, mungkin ada peserta layanan yang ingin mendalami informasi tertentu dan/atau mengaitkan secara khusus informai tersebut dengan permasalahan yang ia alami. Untuk itu diperlukan upaya tindak lanjut. Keinginan peserta itu dapat diupayakan pemenuhannya oleh Konselor, dan apabila keinginan yang dimaksud itu berada di luar kewenangan Konselor, maka upaya alih tugas kasus perlu dilakukan. Konselor mengatur pelaksanaan alih tangan kasus itu bersama peserta yang mengkehendaki upaya tersebut. H. OPERASIONALISASI LAYANAN Layanan INFO perlu direncanakan oleh Konselor dengan cermat, baik mengenai informasi yang menjadi isi layanan, metode maupun media yang
19

digunakan. Kegiatan peserta, selain mendengar dan menyimak, perlu mendapat pengarahan secukupnya. 1. Perencanaan a. b. c. d. e. f. 2. Indentifikasi kebutuhan akan informasi bagi subjek (calon) peserta Menetapkan materi informasi sebagai isi layanan Menetapkan subjek sarana layanan Menetapkan nara sumber Menyiapakan prosedur, perangkat dan media layanan Menyiapakan kelengkapan administrasi

Pelaksanaan a. b. c. Mengorganisasikan kegiatan layanan Mengaktifkan peserta layanan Mengoptimalkan penggunaan metode dan media

3.

Evaluasi a. b. c. d. e. Menetapkan materi evaluasi Menetapkan prosedur evaluqasi Menyusun instumen evaluasi Mengaplikasikan instrument evaluasi Mengolah hasil aplikasi instrumen

4.

Analisis Hasil Evaluasi a. b. c. Menetapkan norma/standar evaluasi Melakukan analisis Menafsirkan hasil analisis

5.

Tindak lanjur a. b. c. Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut Mengkomunikasikan rencana tindak lanjut kepada pihak terkait Melaksanakan rencana tindak lanjut

6.

Pelaporan a. b. c. Menyusun laporan layanan informasi Menyampaikan laporan kepada pihak terkait Mendokumentasikan laporan

20

F. LATIHAN KETERAMPILAN
Pada kotak berikut ini Anda diharapkan berlatih secara kelompok dan individual.

TUGAS LATIHAN BERIKUT INI BERUPA TUGAS INDIVIDU DAN TUGAS KELOMPOK. A. TUGAS KELOMPOK Angkatlah satu masalah dari pengalaman sehari-hari untuk dijadikan bahan praktik layanan konsultasi 1. Diskusikan bersama kelompok Anda untuk menentukan pendekatan dan teknik apa yang cocok untuk masalah yang diangkat 2. Diskusikan bersama kelompok Anda pendukung layanan apa yang cocok untuk menyelesaikan masalah yang diangkat 3. Diskusikan bersama kelompok Anda format layanan konsultasi apa yang cocok untuk itu B. TUGAS INDIVIDU 1. Implementasikan format layanan tersebut dalam praktek di sekolah/ tempat tugas, yakni dengan menerapkan isi satua layanan yang telah disusun 2. Buatlah laporan tentang pelaksanaan layanan informasi dan laporkan dalam bentuk laporan pribadi (laporan individu).

21

LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN Oleh Drs. Ridwan, M.Pd

22

BAB 3 LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN (PP) (Sumber: Prayitno, 2004).

KEGIATAN BELAJAR 5-6 : WAKTU 50 menit x 4

KOMPETENSI

3. Memahami konsep dasar layanan penempatan dan penyaluran (PP), meliputi tujuan layanan, komponen Layanan, azas layanan, pendekatan dan teknik layanan. 4. Menguasai keterampilan dasar dalam melaksanakan layanan PP, yang meliputi keterampilan dalam menyusun satuan layanan, melatihkan keterampilan layanan, melakukan penilaian dan menyusun laporan.

URAIAN MATERI

Menempatkan dan menyalurkan murid pada tempat yang sesuai mungkin oleh sebagian guru kelas/ guru bidang studi telah dilakukan. Namun, dalam BK, penempatan dan penyaluran tersebut menjadi sebuah layanan profesional. Materi berikut ini terkait dengan konsep dasar dan praktekum untuk melatihkan keterampilan tertentu dalam menyelenggarakan layanan PP.

A. MENGAPA PERLU LAYANAN PP? Pengembangan potensi anak dalam sinerginya dengan kondisi jasmani memerlukan kondisi lingkungan yang memadai. Namun kondisi yang benar-benar 23

sesuai kadang-kadang tercederai; kondisi mismatch (kurang serasi atau kurang mendukung) justru yang sering dijumpai pada anak-anak yang pintar, atau anak-anak yang berbakat tidak memperoleh kesempatan, atau anak-anak yang mengalami kesulitan jasmaniah tertentu. Berbagai kondisi mismatch atau kondisi anak dan lingkungannya secara amat potensial menimbulkan masalah yang mendatangkan hambatan dan kerugian yang secara berantai dapat semakin besar. Layanan Penempatan dan Penyaluran (PP) membantu individu anak yang mengalami mismactch yang dimaksudkan itu. B. TUJUAN LAYANAN PP Tujuan Umum Tujuan umum layanan PP adalah diperolehnya tempat yang sesuai bagi individu untuk pengembangan potensi dirinya. Tempat yang dimaksudkan itu adalah: a. pada kondisi lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosioemosional, dan b. lebih luas lagi lingkungan budaya, yang secara langsung berpengaruh terhadap kehidupan dan perkembangan individu. Tujuan Khusus Tujuan khusus layanan PP dapat dikaitkan dengan fungsi-fungsi konseling yang diemban oleh layanan ini.

a. Fungsi Pemahaman: menjadi paham

potensi kondisi anak, kondisi

lingkungan yang ada kini dan kondisi lingkungan yang dikehendaki.

b. Fungsi Pencegahan: dapat mencegah semakin parahnya masalah c. Fungsi Pengentasan: menempatkan anak pada kondisi lingkungan yang lebih
sesuai sehingga terentaskan masalahnya.

d. Fungsi Pengembangan dan pemeliharaan. Dengan kondisi lingkungan baru


yang lebih sesuai, potensi anak menjadi terkembangkan

e. Fungsi Advokasi: menghidarkan anak dari keteraniayaan diri dari hak-haknya


(advokasi = memberikan perlindungan). C. KOMPONEN LAYANAN PP Konselor: sebagai perencana dan pelaksana layanan PP.

24

Subjek Layanan dan Masalahnya: siapa saja (termasuk anak-anak) yang memerlukan kondisi lingkungan yang lebih sesuai. Kondisi mengandung dua sisi, yaitu sisi diri sendiri dan sisi lingkungan. a. Kondisi potensi anak: 1) Potensi inteligensi, bakat, minat dan kecendrungan pribadi. 2) Kondisi psikofisik: terlalu banyak bergerak, cepat lelah, alergi terhadap kondisi lingkungan tertentu 3) Kemampuan berkomunikasi dan kondisi hubungan sosial 4) Kemampuan panca indera 5) Kondisi fisik: L/P, ukuran badan, keadaan jasmaniah lainnya. b. Kondisi lingkungan : 1) Kondisi fisik, kelengkapan, serta tata letak dan susunannya 2) Kondisi udara dan cahaya 3) Kondisi hubungan sosio-emosional 4) Kondisi dinamis suasana kerja dan cara-cara bertingkah laku 5) Kondisi statis, seperti aturan dan pembatasan-pembatasan.

D. ASAS LAYANAN PP a. Azas keterbukaan: relatif sangat terbuka dan seringkali mengikut sertakan pihak-pihak di luar konselor dan anak/orangtua anak. b. Azas kesukarelaan dan kerahasiaan. Anak (kalau di TK bersama orangtua) dan konselor bekerjasama secara sukarela. Bila ada masalah pribadi, harus dirahasiakan oleh konselor. c. Azas kekinian. Layanan PP mengangani masalah anak kini. E. PENDEKATAN DAN TEKNIK 1. Langkah-langkah dalam Layanan PP Dalam layanan PP lima hal pokok dilakukan konselor: 1) 2) Mengkaji potensi dan kondisi diri anak Mengkaji kondisi lingkungan, dimulai dari lingkungan yang paling dekat, mengacu kepada permasalahan anak

25

3)

Mengkaji kesesuaian antara potensi dan kondisi diri anak dengan kondisi lingkungannya,

4)

Mengkaji kondisi dan prospek lingkungan lain atau baru yang mungkin ditempati anak.

5)

Menempatkan anak ke lingkungan/ tempat baru.

2. Layanan Awal sebelum Layanan PP Konselor tidak serta merta menempatkan murid bila ditemui adanya masalah. Mungkin: 1) anak hanya perlu layanan konseling, atau konsultasi atau bimbingan kelompok sehingga anak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan. 2) 3) Atau bisa saja, mengubah/memperbaiki lingkungannya. Apabila melalui layanan di atas masalah anak juga belum teratasi, layanan PP agaknya perlu diselenggarakan. 3. Cara-cara dan Bentuk Penempatan a. Studi Awal Studi dokumentasi: analisis hasil aplikasi instrumentasi dan himpunan data. Obsevasi terhadap: kondisi jasmaniah, kemampuan berkomunikasi, dan tingkah laku keseharian anak; suasana hubungan sosio-emosional anak dengan idividu lain di sekitarnya; kondisi fisik lingkungan Studi terhadap aturan, baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang diberlakukan. Studi kondisi lingkungan yang prospektif lebih kondusif Wawancara dengan pihak-pihak terkait b. Bentuk Penempatan Beberapa bentuk layanan ini di ataranya adalah : a) b) Penempatan duduk anak di dalam kelas Penempatan anak dalam kelompok belajar

26

c) d) e) f) g)

Penempatan anak dalam kegiatan ekstrkurikuler Penempatan pada posisi tertentu dalam organsasi (mis. OSIS) Pemindahan subjek ke lembaga pendidikan yang lebih sesuai Pemindahan anak asrama ke ruangan atau kamar lain Pemindahan tempat tinggal (pondokan)

c. Layanan PP merupakan Rencana Bersama Rencana penempatan anak ke lingkungan baru harus sepengetahuan dan mendapat persetujuan dari anak (kalau di TK bersama orangtuanya). Akan lebih baik apabila perencanaannya dilakukan bersama antara konselor, anak (dan orangtua). Di sini asas kegiatan PP yang didasarkan atas kesukarelalan, keterbukaan sangat dipentingkan. d. Terapkan Strategi Politik Strategi politik maksudnya konselor: a) menghubungi berbagai pihak tekait untuk minta dukungan/ fasilitas bagi pengembangan lingkungan yang lebih menguntungkan anak. b) memilih dengan cermat pihak-pihak mana yang perlu dihubungi, dan terapkan azas kerahasiaan.

e. Waktu dan Tempat a) b) Dilakukan dengan luwes, tidak perlu dibentuk pertemuan formal Waktu dan tempat disesuaikan dengan apa yang dibutuhkan dalam layanan, yakni bentuk penempatan apa yang dilakukan. f. Penilaian: Apa fokus penilaiannya dan bagaimana caranya? Fokus penilaian pada: kenyamanan anak berada pada lingkungan yang baru, dampak sosio emosional, serta dampak dampak lainnya. aspek-aspek UCA: Understanding, yakni pemahaman baru Comfort perasaan lega, bisa menyesuaikan diri

27

Action rencana kegiatan pasca layanan sampai berapa jauh potensi-potensi subjek lebih tersalurkan dengan layanan penempatan yang ia jalani. Bagaimana cara menilainya? Lakukan penilaian jangka pendek (laijapen) dilakukan setelah satu minggu sampai satu bulan Lakukan penilaian jangka panjang (laijapang) setelah lebih dari satu bulan. F. KEGIATAN PENDUKUNG LAYANAN PP Layanan PP perlu didukung oleh aplikasi instrumentasi dan himpunan data, konperensi kasus, kunjungan rumah, alih tangan kasus. Untuk kegiatan pendukung, lihat kembali konsep dasar masing-masing.

G. LATIHAN KETERAMPILAN TERBATAS Berdasarkan konsep dasar layanan PP di atas, berikut ini Anda perlu berlatih. Yakni melatihkan keterampilan dalam hal penyelenggaraan layanan tersebut. Anda perlu melakukan latihan sebagai berikut.

TUGAS LATIHAN BERIKUT INI BERUPA TUGAS INDIVIDU DAN TUGAS KELOMPOK. B. TUGAS KELOMPOK Angkatlah satu masalah dari pengalaman sehari-hari untuk dijadikan bahan praktik layanan penempatan dan penyaluran. 5. Diskusikan bersama kelompok Anda untuk menentukan pendekatan dan teknik apa yang cocok untuk masalah yang diangkat 6. Diskusikan bersama kelompok Anda pendukung layanan apa yang cocok untuk menyelesaikan masalah yang diangkat

28

7.

Diskusikan bersama kelompok Anda format layanan penempatan dan penyaluran apa yang cocok untuk itu

8.

Menyusun satlan penempatan dan penyaluran

B. TUGAS INDIVIDU 2. Implementasikan format layanan tersebut dalam praktek di sekolah/ tempat tugas, yakni dengan menerapkan isi satlan di atas 3. Buatlah laporan tentang pelaksanaan layanan konsultasi dan laporkan dalam bentuk laporan pribadi (laporan individu).

29

L.4

PELATIHAN LAYANAN

PENGUASAAN KONTEN
Oleh Drs. Ridwan, M.Pd

30

BAB 4 LAYANAN PENGUASAAN KONTEN (Sumber: Prayitno, 2004)

KEGIATAN BELAJAR 7-8 : WAKTU 50 menit x 4

KOMPETENSI

1. Memahami konsep dasar layanan penguasaan konten (LPKo), meliputi tujuan layanan, komponen Layanan, azas layanan, pendekatan dan teknik layanan. 5. Menguasai keterampilan dasar dalam melaksanakan layanan LPKo, yang meliputi keterampilan dalam menyusun satuan layanan, melatihkan

keterampilan layanan, melakukan penilaian dan menyusun laporan.

A. MENGAPA PERLU LAYANAN LPKO? Dalam perkembangan dan kehidupannya setiap individu perlu menguasai berbagai kemampuan ataupun kompetensi. Dengan kemampuan atau kompetensi itulah individu itu hidup dan berkembang. Layanan Penguasaan Konten (LPKo) merupakan layanan bantuan kepada individu (sendiri-sendiri ataupun dalam kelompok) untuk menguasai kemampuan atau kompetensi tertentu melalui kegiatan belajar. Kemampuan atau kompetensi yang dipelajari itu merupakan satu unit konten yang di dalamnya terkandung fakta dan data, konsep, proses, hukum dan aturan, nilai, persepsi, afeksi, sikap dan tindakan yang terkait di dalamnya. Layanan penguasan konten membantu individu menguasai aspek-aspek konten tersebut secara tersinergikan.

31

B.

TUJUAN 1. Tujuan Umum Tujuan umum layanan LPKo ialah dikuasainya suatu konten tertentu. Yakni untuk menambah wawasan dan permahaman, mengarahkan penilaian dan sikap, menguasai cara-cara atau kebiasan tertentu. Dengan penguasan konten, anak lebih mampu menjalani kehidupannya secara efektif (effective daily living).

2. Tujuan Khusus Pencapaian terhadap fungsi layanan berikut menjadi tujuan khusus layanan LPKo. 1) Fungsi pemahaman: dipahaminya konten oleh anak. Dalam hal ini

seluruh aspek konten (yaitu fakta, data, konsep, proses, hukum dan aturan, nilai, dan bahkan aspek yang menyangkut persepsi, efeksi, sikap dan tindakan). 2) Fungsi pencegahan dicapai apabila kontennya memang terarah kepada keterhindarkannya anak dari mengalami masalah tertentu. 3) Fungsi pengetasan dicapai apabila penguasaan konten memang untuk mengatasi masalah yang sedang dialami klien. 4) Fungsi pengembangan dan pemeliharaan dapat mengembangkan di satu sisi, dan di sisi lain memelihara potensi anak. 5) Fungsi advokasi dapat membantu anak membela diri sendiri terhadap ancaman ataupun pelanggaran atas hak-haknya.

C. KOMPONEN 1) Konselor: perencanan dan penyelenggara layanan LPKo dengan

menggunakan berbagai modus dan media layanannya. 2) Individu: baik perorangan atau sejumlah individu yang memerlukan penguasaan atas konten yang menjadi isi layanan. 3) Konten: isi layanan LPKo, yaitu satu unit meteri yang menjadi pokok

bahasan atau materi latihan yang dikembangkan oleh konselor. Materi konten dapat diangkat dari bidang-bidang pelayanan konseling, yaitu bidang-bidang:

32

a) Pengembangan kehidupan pribadi b) Pengembangan kemampuan hubungan social c) Pengembangan kegiatan belajar d) Pengebangan dan perencanaan karir e) Pengembangan kehidupan berkeluarga f) Pengembangan kehidupan beragama Materi konten dikemas menjadi topik atau pokok bahasan, bahan latihan, dst. Materi konten dapat diangkat dari aspek-aspek dan standar pencapaian perkembangan (untuk murid TK), dan standar kompetensi kemandirian murid (untuk SD ke atas).

D. AZAS LAYANAN LPKO 1) Diutamakan azas kegiatan, yakni anak (peserta layanan) benar-benar aktif mengikuti layanan 2) Azas kegiatan dilandasi oleh asas kesukarelaan dan keterbukaan dari peserta layanan, serta kerahasiaan.

E.

PENDEKATAN DAN TEKNIK 1. Pendekatan Layanan Diselenggarakan secara langsung (bersifat direktif) dan tatap muka, dengan format klasikal, kelompok, atau individual. Dalam hal ini konselor menegakkan dua nilai proses pembelajaran, yaitu : 1) High-touch, yaitu konselor memberikan sentuhan-sentuhan tingkat tinggi yang mengenai aspek-aspek kepribadian dan kemanusiaan peserta layanan (terutama aspek-aspek afektif, semangat, sikap, nilai dan moral), melalui imflementasi oleh konselor : Kewibawaan Kasih sayang dan kelembutan Keteladanan Pemberian penguatan Tindakan tegas dan mendidik

33

2)

High-tech, yaitu penggunaan teknologi tingkat tinggi untuk menjamin kualitas penguasaan konten, dalam implementasi : Materi pembelajaran (dalam hal ini konten) Metode Pembelajaran Alat bantu Pembelajaran Lingkungan Pembelajaran Penilaian hasil pembelajaran

2. Metode dan Teknik

1) Penguasaan konten dengan baik oleh konselor Bila konten dikuasi, konselor akan makin berwibawa. Konten dkembangkan denngan pemanfaatan berbagai sumber. Materi konten dapat dibangun dengan memanfaatkan kondisi dan berbagai hal yang ada dilingkungan sekitar. Dalam kaitan ini, hal yang paling penting adalah daya improvisasi konselor dalam membangun konten yang dinamis dan kaya. 2) Teknik layanan a) Penyajian. Konselor menyajikan materi pokok konten setelah para peserta disiapkan sebagaimana mestinya. b) Tanya jawab dan diskusi. Konselor mendorong partisipasi aktif dan langsung para peserta untuk menguasai konten c) Kegiatan Lanjutan. Kegiatan ini dapat berupa : Diskusi kelompok Penugasan dan latihan terbatas Survey lapangan; studi kepustakaan Percobaan (termasuk kegiatan laboratorium, bengkel, studio) Latihan tindakan (dalam rangka pengubahan tingkah laku)

3) Media Pembelajaran Alat peraga (alat peraga langsung, contoh, replica dan miniatur), media tulis dan frafis, peralatan dan program elektronik ( radio dan rekaman, OHP, computer, LCD, dan lain-lain).

34

4) Waktu dan Tempat a) dapat kapan saja dan di mana saja, sesuai dengan kesepakatan konselor dan para pesertanya, serta aspek konten yang dipelajari. b) makin besar paket konten, makin perlu banyak waktu. Konselor mengatur penggunaan waktu dengan memperhatikan aspek-aspek yang dipelajari dan kondisi peserta. c) Tempat penyelenggaran LPKo disesuaikan pada dengan aspek-aspek konten serta kondisi peserta. 5) Penilaian Layanan Secara umum, fokus penilaian diorientasikan kepada diperolehnya UPA : Understanding, yakni pemahaman baru Comfort perasaan lega, bisa menyesuaikan diri Action rencana kegiatan pasca layanan.

Secara khusus, penilaian hasil layanan ditekankan kepada penguasan peserta atau klien atas aspek-aspek konten yang dipelajari.

Penilaian hasil layanan diselenggarakan dalam tiga tahap :

a) Penilaian segera (laiseg), penilaian yang diadakan segera menjelang diakhirinya setiap kegiatan layanan. b) Penilaian jangka pendek (laijapen), penilaian yang dilakukan sekitar satu minggu hingga satu bulan setelah kegiatan layanan c) Penilaian jangka panjang (laijapang), penilaian yang diadakan setelah satu bulan atau lebih pasca layanan. F. KETERKAITAN DENGAN LAYANAN LAIN Upaya penguasaan konten tertentu dapat diintegrasikan ke dalam layanan orientasi informasi, penempatan dan penyaluran, konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling kelompok, konsultasi dan mediasi. G. KEGIATAN PENDUKUNG LAYANAN

35

1) Aplikasi Instrumentasi Hasil aplikasi instumentasi dapat dijadikan konten dalam layanan LPKo. Skor tes, sosiogram, hasil AUM Umum dan PTSDL, hasil ulangan dan ujian, isian angket, dan lain-lain, merupakan konten yang aktual dan dinamis, khususnya bagi responden yang peserta aplikasi instrumentasi yang dimaksud. Misalnya, pada sosiogram ditunjukkan ada beberapa anak yang terisolir, maka konselor perlu menyiapkan LPKo untuk membantu anak agar dapat bergaul dengan baik.

2) Himpunan Data Sama dengan hasil aplikasi intrumentasi, data yang tercantum di dalam himpunan data dapat dijadikan konten yang dibawa ke dalam layanan LPKo.

Konferensi kasus, kunjungan rumah, dan alih tangan kasus, ketiganya pada umumnya ditempuh apabila peserta LPKo memerlukan tindak lanjut tertentu.

H. LATIHAN KETERAMPILAN TERBATAS Berdasarkan konsep dasar layanan LPKo di atas, berikut ini Anda perlu berlatih. Yakni melatihkan keterampilan dalam hal penyelenggaraan layanan tersebut. Anda perlu kelakukan latihan sebagai berikut.

TUGAS LATIHAN BERIKUT INI BERUPA TUGAS INDIVIDU DAN TUGAS KELOMPOK. A. TUGAS KELOMPOK Angkatlah satu masalah dari pengalaman sehari-hari untuk dijadikan bahan praktik layanan LPKo 1. Diskusikan bersama kelompok Anda untuk menentukan pendekatan

36

dan teknik apa yang cocok untuk masalah yang diangkat 2. Diskusikan bersama kelompok Anda pendukung layanan apa yang cocok untuk menyelesaikan masalah yang diangkat 3. Diskusikan bersama kelompok Anda format layanan konsultasi apa yang cocok untuk itu 4. Susunlah satlan LPKo B. TUGAS INDIVIDU 1. Implementasikan format layanan tersebut dalam praktek di sekolah/ tempat tugas, yakni dengan menerapkan teknik umum dan teknik khusus layanan konsultasi 2. Buatlah laporan tentang pelaksanaan layanan konsultasi dan laporkan dalam bentuk laporan pribadi (laporan individu).

37

PELATIHAN MIKRO LAYANAN KONSULTASI Oleh Suhartiwi, M.Pd.Kons

38

BAB 5 PROSEDUR MIKRO LAYANAN KONSULTASI

KEGIATAN BELAJAR 9 & 10 : WAKTU 50 menit x 4

KOMPETENSI 1. Mampu merencanakan pelaksanaan layanan konsultasi 2. Mampu melaksanakan layanan konsultasi 3. Mampu mengevaluasi layanan konsultasi 4. Mampu menganalisis hasil evaluasi 5. Mampu menindak lanjuti 6. Mampu membuat laporan A. DISKRIPSI UMUM 1. Pengertian Layanan Konsultasi Menurut Prayitno (2004:1), layanan konsultasi merupakan layanan konseling yang dilaksanakan oleh konselor terhadap seorang pelanggan, disebut konsulti yang memungkinkan konsulti memperoleh wawasan, pengetahuan dan cara-cara yang perlu dilaksanakannya dalam menagani kodisi dan/ atau permasalahan pihak ketiga. Artinya, layanan konsultasi berbeda dengan layanan konseling, di mana dalam layanan konsultasi melibatkan pihak ketiga. 2. Tujuan layanan konsultasi Prayitno (2004:2 ) megemukakan bahwa layanan konsultasi bertujuan agar konsulti dengan kemampuannya sendiri dapat menangani kondisi dan atau

39

permasalahan pihak ketiga. Kemampuan sendiri yang dimaksud adalah kemandirian berupa wawasan, pemahaman dan cara bertindak yang terkait langsung dengan suasana dan/atau permasalahan pihak ketiga itu. 3. KOMBAT (Komponen yang terlibat) 1) Konsultan ( Konselor/ Tenaga ahli konseling yang memiliki kewenangan melakukan konseling) 2) Konsulti (pihak yang meminta bantuan kepada koselor) 3) Pihak ketiga ( individu yang permasalahannya dipermasalahkan oleh konsulti)

B. ASAS-ASAS 1. kerahasiaan 2. kesukarelaan 3. KTSP 4. Keterbukaan 5. Kemandiriaan 6. Kegiatan 7. Kekinian

8. Kedinamisan 9. Keterpaduan 10. Kenormatifan 11. Keahlian 12. Alih tangan 13. Tut wuri handayani C. PENDEKATAN DAN TEKNIK Pedekatan dalam layanan konsultasi ini untuk menyelesaikan masalah pihak ketiga melaui perantara pihak kedua (konsulti) dan layanan konsultasi dilakukan pada seorang atau sejumlah individu yang mengalami masalah, dilakukan oleh konsulti

40

setelah

berkonsultasi

dengan

konsultan

(konselor).

Tugas

konsultan

(konselor)sebagai pihak pertama pada layanan konsultasi bertujuan pada dua pihak:

1.

Pihak kedua, yaitu konsulti yang melalui proses konsultasi kemampuannya akan dikembangkan sehingga mampu menaggani masalah pihak ketigga.

2. Pihak ketiga, yaitu seorang (atau lebih) individu yang menurut konsulti sedang mengalami masalah. Yang perlu dikembangkan pada diri konsulti melalui konsultasi tidak lain adalah WPKNS konsulti, khususnya berkenaan dengan permasalahan pihak ketiga yang nantinya akan ia tangani.

Contoh kasus: Budi (konselor), Wati (konsulti), Iwan (pihak ketiga) Wati (konsulti )ingin menolong Iwan (pihak ketiga)dalam mengatasi masalah belajarnya, tetapi Wati(konsulti) mengalami kendala/ atau tidak mampu memberikan bimbingan kepada Iwan (pihak ketiga), maka Wati(konsulti) menemui Budi (konselor) untuk membicarakan dan berlatih cara-cara untuk membantu tentang kesulitan belajarnya yang dialami oleh Iwan(pihak ketiga)

Sedangkan teknik yang digunakan dalam layanan konsultasi adalah: 1. Tehnik umum a. Penerimaan terhadap subjek yang akan dilayanai b. Sikap dan jarak duduk c. Penstrukturan d. Kontak mata e. Kontak psikologis f. Dorongan minimal g. Ajakan berbicara h. Tiga M i. Refleksi j. Pertanyaan terbuka

41

k. Penafsiran l. Penyimpulan m. Keruntutan n. Konfrontasi o. Suasana dian p. Transfereni dan kontra transferensi q. Eksprensial dan asosiasi bebas 3. Teknik khusus b. Pemberian informasi c. Latihan khusus (penenagan, disensitisasi dan sesitisasi, kursi kosong, permainan peran, keluguan, dan seksual) d. Analisis gaya hidup e. Analisis transaksional f. 4. Ajakan untuk memikirkan yang lain. Waktu, tempat, penilaian, pendukung layanan

Waktu pelaksanaan layanan konsutasi disesuaikan dengan kesepakatan antara konsulti dan konsultan yang terpenting asas-asas konseling terjaga dengan baik. Sedangkan penilaian layanan konsultasi yaitu: laijapen dan laijapang, Pendukung layanan yaitu: aplikasi instrumentasi, himpunan data, konfrensi kasus, kunjugan rumah, alih tangan kasus. (Lihat dalam mata kuliah studi kasus).

D.

PANDUAN KEGIATAN LAYANAN Panduan kegiatan layanan ini diadopsi dari prosedur layanan (L1-L9) untuk memberikan arah layanan yang benar dalam melaksanakan setiap layanan dalam bimbingan dan konseling. 1. Perencanaan a. b. Mengidentifikasi konsulti Mengatur pertemuan

42

c. d.

Menetapkan fasilitas layanan Menyiapkan administrasi

2. Pelaksanaan a. b. c. d. Menerima konsulti Menyelenggarakan penstrukturan Membahas masalah yangb dibawa oleh kunsulti berkitan dgan pihak ketiga Medorong dan melatih konsulti untuk: (1) mampu menagani masalah yang dialai oleh pihak ketiga, (2) memmanfaatkan sumber-sumber yang ada. e. Membina komitmen konsulti untuk menagani masalah pihak ketiga degan bahasa dan cara-cara konseling. f. 3. Melakukan penilaian segera

Evaluasi Melakukan penilaian jangka pendek tentang keterlaksanaan hasil konsultasi. Seberapa jauh proses konsultasi itu sudah terlaksana.

4.

Analisis hasil evaluasi Menafsirkan hasil evaluasi dalam kaitannya dengan diri pihak ketiga dan konsulti sendiri.

5.

Tindak lanjut Membicarakan kembali hasil evaluasi dengan konsulti untuk menentukan arah kegiatan lebih lanjut.

6.

Laporan a. Membicarakan kembali dengan konsulti laporan apa yang di perlukan oleh konsulti b. Mendokomentasikan laporan layanan konsultasi

E. LATIHAN KETERAMPILAN Pada kotak berikut ini Anda diharapkan berlatih secara kelompok dan individual.

43

TUGAS LATIHAN BERIKUT INI BERUPA TUGAS INDIVIDU DAN TUGAS KELOMPOK. A. TUGAS KELOMPOK Angkatlah satu masalah dari pengalaman sehari-hari untuk dijadikan bahan praktik layanan konsultasi 9. Diskusikan bersama kelompok Anda untuk menentukan pendekatan dan teknik apa yang cocok untuk masalah yang diangkat 10. Diskusikan bersama kelompok Anda pendukung layanan apa yang cocok untuk menyelesaikan masalah yang diangkat 11. Diskusikan bersama kelompok Anda format layanan konsultasi apa yang cocok untuk itu 12. Susunlah satlannya B. TUGAS INDIVIDU 3. Implementasikan format layanan tersebut dalam praktek di sekolah/ tempat tugas, yakni dengan menerapkan teknik umum dan teknik khusus layanan konsultasi 2. Buatlah laporan tentang pelaksanaan layanan konsultasi dan laporkan dalam bentuk laporan pribadi (laporan individu).

F. DAFTAR RUJUKAN 1. Prayitno, 2004. Seri Layanan L1-L9, Padang. Jurusan Bimbingan Dan Konseling FIP Univesitas Negeri Padang. 2. Prayitno, 1998. Konselin Pancawaskita, Padang. Jurusan Bimbingan Dan Konseling FIP Universitas Negeri Padang 3. Prayitno, 2009. Wawasan Profesional Konseling. Padang. Universitas Negeri Padang

44

PELATIHAN MIKRO LAYANAN MEDIASI Oleh Suhartiwi, M.Pd.Kons

45

BAB 6 LATIHAN MIKRO LAYANAN MEDIASI

KEGIATAN BELAJAR 11 & 12 : WAKTU 50 menit x 4

KOMPETENSI 1. Mampu merencanakan pelaksanaan layanan mediasi 2. Mampu melaksanakanlayanan mediasi 3. Mampu mengevaluasi layanan mediasi 4. Mampu menganalisis hasil evaluasi 5. Mampu menindak lanjuti 6. Mampu membuat laporan A. DISKRIPSI UMUM 1. Pengertian Layanan Mediasi Prayitno (2004:1): Layanan mediasi adalah merupakan layanan konseling yang dilaksanakan konselor terhadap dua pihak yang sedang dalam keadaan saling tidak menemukan kecocokan. 2. Tujuan layanan mediasi. Prayitno (2004:2 ) mengemukakan bahwa layanan mediasi bertujuan agar tercapai kondisi hubungan yang positif dan kondusif diantra para klien, yaitu pihak-pihak yang berselisih. 3. KOMBAT (Komponen yang terlibat) a. Konselor b. Klien

46

B. ASAS-ASAS 1. Kerahasiaan 2. Keterbukaan 3. Kemandiriaan 4. Kegiatan 5. Kekinian 6. Kedinamisan 7. Keterpaduan 8. Kenormatifan 9. Keahlian 10. 11. Alih tangan Tut wuri handayani

C. PENDEKATAN DAN TEKNIK 1. Pendekatan a. Pendekatan dalam layanan mediasi, Erik Berne: dalam (prayitno, 2004) mengemukakan hubungan yang didasari oleh persepsi dan sikap saya oke kamu juga oke yang merupakan kondisi bagi perkembanganya hubungan yang positif dan produktif. b. Komunikasi secara dewasa

Erik Berne memberikan penegasan bahwa sikap orang tua (Parent Ego State) dalam nada berbicara dengan ciri; penekanan, tuntutan, ungkapan meyalahkan, menghukum, memerintah. Hal-hal tersebut mesti diarahkan menjadi pembicaraan yang bijaksana (Adulf Ego State)dimana si pembicara itu bisa berbicara dengan nada obyektif, rasional, demokratis, dalam arti berbicara secara lugas tanpa ada penekanan apalagi hukuman. Apabila kondisi tersebut tidak terjaga dengan baik maka klien atau seseorang itu akan selalu bermasalah karena bertentangan dengan pendapat orang lain.

47

Contoh kasus: 1. Tidak ada penghargaan dari orang di sekitarnya 2. Keras kepala/ mau menang sendiri

c. Pendekatan komprehensif Gestal (dalam Prayitno 1998) mengemukakan bahwa hakekat manusia tidak dapat dipahami, kecuali dalam keseluruhan konteksnya. Pendekatan dalam menangani masalah konseli dalam mediasi harus secara gestalt

(menyeluruh), pemahaman terhadap satu kesatuan yang menyeluruh, tidak dilihat secara sepihak. Baik itu dari lingkungan yang membentuk pribadinya secara kseluruhan. Apabila pendekatan secara gestalt gagal maka boleh jadi keterkaitan antara masalah tersebut tidak akan ditemukan. Contoh kasus: 1. Kepribadian kaku 2. Kurang tanggung jawab, tidak mau bergaul.

d. Pendekatan realistik, bermoral,dan bertanggung jawab. Glasser dalam (Prayitno: 1998) menguraikan tentang Reality Therapy menegaskan bahwa kehidupan yang baik disadarkan pada kaidah-kaidah realitik, mora, dan tanggung jawab. Dengan kaidah 3R ;Ringht (norma-norma yang berlaku), Responsibility (kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pribadi tanpa mengganggu pemenuhan kebutuhan orang lain), Reality (acuan nyata bagi pemenuhan kebutuhan pribadi). Apabila seseorang tidak mampu memnuhi kebutuhanya ia akan kehilangan hubungan dengan kenyataan; persepsinya terhadap kenyataan menjadi kacau. Contoh kasus: 1. Guru tidak lagi dihormati oleh siswa. 2. Anak tidak hormat dan patuh pada orang tua

e. Pendekatan Politik Penedekata Politik seringkali perlu dilakukan oleh konselor dala menupayanakan pengentasan masalah yang ada diantara pihak-pihak yang bertikai. Konselor menghubungi pihak-pihak yang tekit untuk membantu

48

terentaskanya masalah yang dihadapi oleh kedua belah pihak yang sedang bertikai.

2.

Tehnik Umum a. b. c. d. e. f. Penerimaan terhadap subjek yang akan dilayanai Sikap dan jarak duduk Penstrukturan Kontak mata Kontak psikologis Dorongan minimal

g. Ajakan berbicara h. Tiga M i. j. Refleksi Pertanyaan terbuka

k. Penafsiran l. Penyimpulan

m. Keruntutan n. Konfrontasi o. Suasana dian

p. Transfereni dan kontra transferensi q. Eksprensial dan asosiasi bebas

3.

Teknik khusus a. Pemberian informasi b. Latihan khusus (penenagan, disensitisasi dan sesitisasi, kursi kosong, permainan peran, keluguan, dan seksual) c. Analisis gaya hidup d. Analisis transaksional e. Ajakan untuk memikirkan yang lain.

4). Waktu, tempat, penilaian, pendukung layanan

49

Waktu pelaksanaan layanan mdiasi disesuaikan dengan kesepakatan antara konselor dan pihak-pihak yang yang terlibat dalam proses mediasi. Peniliana layanan mediasi adalah menilai perolehan pemahan baru oleh pihak-pihak yang bertikai, berkembangnya prasaan positif,dan bisa menetukan kegiatan apa yang akan dilakukan setelah proses mediasi. Konslor mempersiapkan penilaian laiseg, laijapen dan laijapang untuk semua pihak yang terlibat dalam proses layanan mediasi baik secara lisan dan tulisan. D. PANDUAN KEGIATAN LAYANAN Panduan kegiatan layanan ini diadopsi dari prosedur layanan (L1-19) untuk memberikan arah layanan yang benar dalam melaksanakan setiap layanan dalam bimbingan dan konseling. 1. Perencanaan a. Mengidentifikasi pihak-pihak yang akan menjadi peserta layanan mediasi b. Mengatur pertemuan dengan calon peserta layanan c. Menetapkan fasilitas layanan d. Menyiapkan kelengkapan administrasi 2. Pelaksanaan a. Menerima pihak-pihak yang menjadi peserta layanan (semua yang terlibat dalam proses layanan mediasi) b. Mengadakan penstrukturan c. Membahas masalah yang dirasakan leh pihak-pihak yang menjadi peserta layanan mediasi d. Menyelenggarakan penggubahan tingkahlaku peserta layanan. e. Membina komitmen peserta layanan demi hubungan baik dengan pihak lain. f. Melakukan penilaian segera

3. Evaluasi Melakukan penilaian jangka pendek tentang keterlaksanaan hasil mediasi khususnya hubungan pihak-pihak yang telah mengikuti layanan mediasi. 4. Analisis hasil evaluasi

50

Menafsirkan hasil evaluasi dalam kaitanya dengan kentutasan penyelesaian masalah yang dialami oleh piha-pihak yang telah mengikuti layanan mediasi 5. Tindak lanjut Menyelenggarakan layanan mediasi lanjutan untuk membicarakan hasil evaluasi dan pemantapan upaya perdamaian di antara pihak-pihak yang bertikai. 6. Laporan a. Membicarakan laporan yang diperlukan oleh pihak-pihak yang peserta layanan. b. Mendokomentasikan laporan layanan mediasi E. LATIHAN KETERAMPILAN

TUGAS LATIHAN BERIKUT INI BERUPA TUGAS INDIVIDU DAN TUGAS KELOMPOK. A. TUGAS KELOMPOK Angkatlah satu masalah dari pengalaman sehari-hari untuk dijadikan bahan praktik layanan mediasi 1. Diskusikan bersama kelompok Anda untuk menentukan pendekatan dan teknik apa yang cocok untuk masalah yang diangkat 2. Diskusikan bersama kelompok Anda pendukung layanan apa yang cocok untuk menyelesaikan masalah yang diangkat 3. Diskusikan bersama kelompok Anda format layanan mediasi apa yang cocok untuk itu 4. Susunlah satlannya.

B. TUGAS INDIVIDU 1. Implementasikan format layanan tersebut dalam praktek di sekolah/ tempat tugas, yakni dengan menerapkan teknik umum dan teknik khusus layanan mediasi 2. Buatlah laporan tentang pelaksanaan layanan mediasi dan laporkan dalam bentuk laporan pribadi (laporan individu).

51

DAFTAR RUJUKAN 1. Prayitno, 2004. Seri Layanan L1-L9, Padang. Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Univesitas Negeri Padang. 2. Prayitno, 1998. Konselin Pancawaskita, Padang. Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Universitas Negeri Padang 3. Prayitno, 2009. Wawasan Profesional Konseling. Padang. Universitas Negeri Padang

52

You might also like