You are on page 1of 30

RAMBU-RAMBU PENYELENGGARAAN PROGRAM SARJANA (S-1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN

DIREKTORAT KETENAGAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Latar Belakang (1)


UU Nomor 14 Tahun 2005 :
Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional (pasal 8); Kualifikasi akademik diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat (pasal 9); Guru yang belum memiliki kualifikasi akademik dan sertifikat pendidik wajib memenuhi kualifikasi akademik dan sertifikat pendidik paling lama sepuluh tahun sejak berlakunya undang-undang ini (pasal 82).

Latar Belakang (2)


Kondisi Objektif : Jumlah guru yang harus ditingkatkan kualifikasi akademiknya mencapai 1.456.491 orang (63% dari jumlah guru di luar guru yang di bawah pengelolaan Depag)
Jenis Guru Jumlah % dari jumlah jenis guru % dari total guru

TK SD

155.661 1.041.793

89 83

10,69 71,53

SMP
SMA SMK SLB

185.603
34.547 33.297 5.590 1.456.491

38
15 21 55

12,74
2,37 2,29 0,38 100

(Data : Direktorat Profesi Pendidik Ditjen PMPTK Depdiknas Tahun 2007)

Latar Belakang (3)


Beberapa upaya percepatan peningkatan kualifikasi akademik guru : Sebanyak 50 PT telah memiliki ijin penyelenggaraan program S-1 PGSD, 23 PT diantaranya ditetapkan sebagai penyelenggara pendidikan S-1 PGSD melalui sistem pendidikan jarak jauh atau dikenal dengan PJJ S-1 PGSD berbasis ICT yang tergabung dalam konsorsium LPTK. Mulai tahun akademik 2006/2007, UPI telah mencoba mengawali suatu program percepatan peningkatan kualifikasi akademik guru SD melalui program S-1 PGSD Dual Mode. Program ini mendapatkan respon yang sangat baik dari para guru dan pemerintah kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat. Peningkatan kualifikasi S-1 mata pelajaran untuk guru SMP, SMA, SMK, dan SLB masih dilaksanakan secara

Latar Belakang (4)


Beberapa upaya percepatan peningkatan kualifikasi guru dalam jabatan :

Tahun 2006, sejumlah 18.754 guru ditingkatkan kualifikasinya ke S-1 melalui:


(1) UT program (12.616 orang), (2) APBNP-jalur formal konvensional (5.000 orang), (3) PJJ berbasis ICT (1.000 orang), dan (4) PJJ berbasis KKG (1.500).

Tahun 2007 sebanyak 170.000 orang guru dari berbagai satuan pendidikan mendapat bantuan biaya pendidikan melalui dana dekonsentrasi ke Dinas Pendidikan Provinsi.

Latar Belakang (5)


Konsekuensi logis :
Pemerintah dan LPTK diharapkan dapat membantu memfasilitasi pelaksanaan program percepatan peningkatan kualifikasi akademik guru dalam jabatan dengan akses yang lebih luas, berkualitas dan tidak mengganggu tugas serta tanggung jawab guru di sekolah.

Latar Belakang (6)


Upaya percepatan peningkatan kualifikasi akademik guru dalam jabatan tidak mungkin tercapai hanya dengan sistem penyelenggaran pendidikan guru yang ada saat ini. Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan merupakan solusi alternatif yang memungkinkan guru memiliki kesempatan lebih luas dengan tidak mengganggu tugas dan tanggung jawabnya. Program ini diharapkan dapat mewujudkan sistem penyelenggaraan pendidikan guru yang efisien, efektif, dan akuntabel serta menawarkan akses layanan pendidikan yang lebih luas tanpa mengabaikan kualitas.

Pengertian
Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan adalah suatu program penyelenggaraan pendidikan yang secara khusus diperuntukkan bagi guru tetap dalam jabatan. Program ini dilaksanakan oleh penyelenggara pengadaan tenaga kependidikan yang dalam proses perkuliahannya menggunakan pendekatan dual mode melalui pengintegrasian sistem pembelajaran konvensional (tatap muka di kampus) dan sistem pembelajaran mandiri.

Tujuan Penyelenggaraan
Mendukung upaya percepatan peningkatan kualifikasi akademik bagi guru tetap dalam jabatan sesuai dengan persyaratan yang tertuang dalam UU Nomor 14 Tahun 2005

KURIKULUM (1)
Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum yang berlaku pada masing-masing PT penyelenggara Dalam implementasinya, kurikulum perlu diatur dengan tepat sehingga memungkinkan adanya kelompok mata kuliah yang dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran tatap muka dan kelompok mata kuliah yang dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran mandiri.

KURIKULUM (2)
Penetapan kelompok mata kuliah tatap muka didasarkan atas pertimbangan bahwa mata kuliah tersebut mensyaratkan adanya praktik/praktikum atau mata kuliah lain yang menurut pertimbangan PT penyelenggara harus dilaksanakan melalui perkuliahan tatap muka.

Penetapan kelompok mata kuliah melalui pembelajaran mandiri : Dengan layanan tutorial didasarkan atas pertimbangan bahwa mata kuliah tersebut menuntut kemampuan berpikir tingkat tinggi dan untuk pengembangan kompetensi profesional. Dengan layanan tanpa tutorial didasarkan atas pertimbangan bahwa mata kuliah tersebut dapat dipelajari secara mandiri oleh mahasiswa, baik secara

KURIKULUM (3)
Contoh Proporsi Mata Kuliah: MK tatap muka di kampus (30%) MK pembelajaran mandiri: Tutorial (40%) Tanpa Tutorial (30%)
Penentuan kelompok mata kuliah tersebut diputuskan oleh PT penyelenggara melalui surat keputusan Rektor

KURIKULUM (4)
Beban studi (sks) dan lama program yang harus ditempuh disesuaikan dengan latar belakang pendidikan calon mahasiswa dengan mengacu pada SK Mendiknas Nomor 234/U/2000
Latar Belakang Pendidikan Beban Studi (sks)

SLTA sederajat
Diploma 1 (D-I) Diploma 2 (D-II)

144 160
110 120 80 90

Diploma 3 (D-III)/Sarmud

40 50

PENGAKUAN PENGALAMAN KERJA DAN HASIL BELAJAR (PPKHB)


PT penyelenggara dapat memberikan pengakuan terhadap pengalaman kerja dan hasil belajar yang pernah diperoleh sebelumnya sebagai pengurang beban studi yang harus ditempuh.
Ketentuan lebih lanjut mengenai pengakuan tersebut mengacu pada rambu-rambu PPKHB yang telah disepakati ALPTKI, Ditjen PMPTK dan Ditjen Dikti.

PROSES PEMBELAJARAN
Dilaksanakan melalui pengintegrasian kegiatan perkuliahan tatap muka dan atau perkuliahan termediasi dan kegiatan pembelajaran mandiri (dengan tutorial dan atau tanpa tutorial). Kegiatan perkuliahan tatap muka di kampus dilaksanakan secara tersendiri (tidak dilakukan secara bersama-sama dengan kegiatan perkuliahan kelas reguler).

Perkuliahan Tatap Muka


Merupakan proses interaksi langsung dan terjadwal antara dosen dan mahasiswa dalam mencapai tujuan/kompetensi pada masing-masing mata kuliah Dilaksanakan di kampus PT penyelenggara/PT mitra sekurang-kurangnya selama 12 kali pertemuan setiap semester (=75% dari standar pertemuan tatap muka) Waktu perkuliahan diatur oleh PT penyelenggara yang memungkinkan tidak mengganggu tugas dan tanggung jawab guru di sekolah (sore hari, saat liburan, atau memanfaatkan hari sabtu/minggu)

Jika perkuliahan tatap muka di kampus penyelenggara sulit dijangkau oleh mahasiswa, maka perkuliahan tatap muka dapat dilaksanakan :
Di pusat-pusat kegiatan belajar guru seperti: KKG, MGMP, LPMP, P4TK, dan tempat lain yang direkomendasikan oleh dinas pendidikan Menggunakan perkuliahan termediasi melalui pemanfaatan berbagai jenis media dan teknologi (ICT).

Pembelajaran Mandiri
Pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan bahan belajar mandiri (BBM), baik dengan bantuan tutorial atau tanpa bantuan tutorial Tutorial adalah bentuk bantuan belajar akademik yang secara langsung berkaitan dengan materi ajar, dan dapat dilaksanakan secara tatap muka atau termediasi Mahasiswa dapat mempelajari BBM, baik secara perseorangan dan atau dalam kelompok belajar.

Praktik dan Praktikum


Praktik dan praktikum merupakan bentuk pembelajaran yang memadukan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor dalam rangka pencapaian kompetensi yang bersifat multi dimensi. Praktik adalah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan untuk mengaplikasikan teori, konsep, atau prosedur dengan pengawasan langsung dosen/pembimbing. Praktikum adalah kegiatan pembelajaran yang berhubungan dengan validasi fakta atau hubungan antar fakta, sesuai yang disyaratkan dalam kurikulum Kegiatan Praktik dan praktikum merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan dalam perkuliahan tatap muka dan dilaksanakan dengan menggunakan berbagai peralatan pendukung, antara lain: peralatan praktik dan laboratorium.

Program Pemantapan Lapangan (PPL)


Bentuk kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah dengan bimbingan oleh dosen/guru pamong yang ditugaskan sesuai dengan yang disyaratkan dalam kurikulum Penyelenggaraan PPL diatur dan disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku di PT penyelenggara.

Pengembangan Bahan Ajar


Pada kegiatan perkuliahan tatap muka pengembangan bahan ajar diserahkan sepenuhnya kepada dosen pengampu mata kuliah pada PT penyelengara. Pada kegiatan pembelajaran mandiri menggunakan BBM yang dirancang secara khusus agar dapat dipelajari secara mandiri oleh mahasiswa, seperti : bahan ajar cetak (modul) dan bahan ajar non cetak (audio/video, komputer/internet, siaran radio dan televisi). PT penyelenggara dapat memanfaatkan BBM yang telah dikembangkan dan tersedia di beberapa institusi penyelenggara pendidikan jarak jauh atau mengembangkan sendiri berdasarkan rambu-rambu yang relevan.

Penilaian Hasil Belajar


Penilaian dilakukan terhadap proses dan hasil belajar mahasiswa, baik dalam perkuliahan tatap muka dan/atau termediasi maupun pembelajaran mandiri Penilaian hasil belajar perkuliahan tatap muka dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang diterapkan di PT penyelenggara. Dosen pengampu mata kuliah dapat mempertimbangkan prestasi akademik yang dicapai mahasiswa sepanjang relevan dengan mata kuliah yang ditempuh, misalnya dalam bentuk pengurangan beban tugas perkuliahan atau jumlah kehadiran tatap muka. Pelaksanaan UAS dilaksanakan di kampus PT penyelenggara dan pengolahannya disesuaikan dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh PT penyelenggara.

REKRUTMEN MAHASISWA

Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru


Dilakukan melalui prosedur seleksi administratif dan/atau akademik oleh PT penyelenggara. PT penyelenggara dapat melakukan proses rekrutmen mahasiswa 2 (dua) kali dalam satu tahun akademik.

Kriteria Calon Mahasiswa


Guru tetap yang berstatus PNS dan bukan PNS
Guru PNS dibuktikan dengan fotocopy SK Pengangkatan yang dilegalisasi Pemda (BKD) Guru tetap bukan PNS adalah guru yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan dari penyelenggara satuan pendidikan yang berbadan hukum, dibuktikan dengan fotocopy SK pengangkatan yang dilegalisasi. Khusus untuk guru bukan PNS diharuskan melampirkan surat pernyataan bermaterai yang isinya tidak menuntut diangkat sebagai PNS.

Calon mahasiswa melampirkan Surat Ijin Belajar dari Dinas Pendidikan atau badan hukum penyelenggara pendidikan Program studi yang dipilih oleh calon mahasiswa harus sesuai/serumpun dengan latar belakang pendidikan sebelumnya atau mata pelajaran yang diampu lima tahun terakhir

Prosedur Seleksi
Pendaftaran calon mahasiswa diumumkan secara terbuka Penetapan peserta program dilaksanakan melalui seleksi administratif oleh PT penyelenggara, dapat dibantu oleh dinas pendidikan kabupaten/kota. Cara penyampaian hasil seleksi mengikuti mekanisme yang berlaku pada PT penyelenggara Jumlah calon mahasiswa yang diterima disesuaikan dengan daya tampung dan ketersediaan sarana prasarana di PT penyelenggara.

KETENAGAAN
Dosen
Kualifikasi sesuai dengan kebijakan yang berlaku Ditetapkan oleh PT penyelenggara, termasuk dosen PT mitra

Pengelola Program
Memiliki keahlian manajerial dan pengelolaan pembelajaran mandiri. Jumlah personil disesuaikan kebutuhan dan kondisi PT penyelenggara

Tenaga Administrasi Tenaga Penunjang Akademik

KEMITRAAN & KERJASAMA


Kemitraan dengan Pemda
Rekrutmen mahasiswa, bantuan dana pendidikan/belajar, sarana/prasarana perkuliahan, dsb.

Kemitraan dengan PT mitra:


Resources sharing untuk memfasilitasi kegiatan pengembangan program, pemanfataan SDM, pengadaan BBM, pelaksanaan perkuliahan, kegiatan praktik/praktikum Kemitraan diatur dan ditetapkan bersama antara PT penyelenggara dan PT mitra.

Kemitraan dengan lembaga lain:


Kemitraan dengan LPMP, P4TK, dinas pendidikan (pengelola KKG, MGMP) atau lembaga lainnya (seperti: BLK, DuDi, BLPT) dapat dilakukan dalam hal penggunaan sarana dan fasilitas untuk kegiatan perkuliahan.

Monitoring dan Evaluasi


PT penyelenggara melakukan monev untuk menjaga kualitas penyelenggaran program dengan menggunakan instrumen yang telah ditetapkan oleh Ditjen Dikti. Monev secara menyeluruh dan berkala dilaksanakan oleh tim yang ditunjuk Ditjen Dikti. Apabila hasil monev menunjukkan adanya pelanggaran ketentuan penyelenggaraan, tim monev dapat merekomendasikan pencabutan ijin PT tersebut sebagai penyelenggara program

Mekanisme Pendaftaran
Guru mengajukan surat permohonan izin belajar yang telah disetujui oleh Kepala Sekolah atau Ketua Yayasan kepada dinas pendidikan provinsi, dinas pendidikan kabupaten/kota, atau Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan/UPTD
Dinas pendidikan provinsi, dinas pendidikan kabupaten/kota, atau Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan/UPTD menerbitkan surat ijin belajar bagi guru yang akan mengikuti Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan

Guru mendaftarkan diri sebagai calon peserta program ke LPTK penyelenggara dengan membawa surat izin belajar dan persyaratan lainnya

LPTK penyelenggara menetapkan peserta program yang lulus seleksi administratif dan/atau akademik

LPTK penyelenggara melakukan seleksi administratif terhadap berkas persyaratan dan/atau akademik (bila diperlukan)

You might also like