You are on page 1of 31

PENGEMBANGAN PRIBADI KONSELOR

Oleh : LALU ACHMAD

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN HAMZANWADI SELONG 2011

KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Semoga kesejahteraan senantiasa dilimpahkan kepada penghulu kami Muhammad SAW beserta keluarganya dan para sahabatnya, serta kepada semua umatnya yang setia mengikuti ajarannya. Syukur alhamdulillah, atas pertolongan-Nya kami dapat menyelesaikan modul ini yang berjudul Pengembangan Kepribadian Konselor. Untuk itu demi kesempurnaan modul ini kami dengan rendah hati menerima segala saran kritik atas kekurangan yang ada pada modul ini.

Penulis Lalu Achmad

ii

MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA MENGISI KEMERDEKAAN

MERDEKA ITU ARTINYA TIDAK HANYA TERLEPAS DARI PEMERINTAHAN BANGSA LAIN TETAPI JUGA KEMAMPUAN UNTUK BERDIRI SENDIRI

Freedom means not only free from being governed by other people but also the ability to rule one self successfully

iii

HAKEKAT PEMBANGUNAN
UPAYA MANUSIA MENGUBAH, MENGOLAH DAN MENGELOLA LINGKUNGAN HIDUPNYA HARKAT DENGAN TUJUAN MEMPERBAIKI SEGALA

/MENINGKATKAN ASPEKNYA

KEHIDUPAN

DALAM

(AHMAD W. PRAKTIKNYA) MANUSIA

LINGKUNGAN

IPTEK

WUJUD PERUBAHAN LINGKUNGAN:


1. PERUBAHAN ARTEFAK (FISKAL) Mis: jalan, gedung, mobil 2. PERUBAHAN IPSEFAK Mis: kampung, pasar, RT, negara 3. PERUBAHAN MENTEFAK Mis: pikiran, gagasan, teori, ilmu, nilai

KETIGA-TIGANYA SALING MEMPENGARUHI. IDEALITAS PEMBANGUNAN DITUJUKAN OLEH KESEIMBANGAN DAN SYNKRONISASI PERUBAHAN PADA KETIGA PERINGKAT TERSEBUT.

MOTIVASI KERJA
Tiga komponen motivasi kerja : 1. Energi: motivasi kerja adalah suatu energi yang mendorong bangkitnya perilaku tertentu dalam situasi kerja 2. Arah : orang akan mengarahkan tindakannya atau usahanya terhadap

situasi tertentu dalam lingkungan kerja. 3. Pemeliharaan : motivasi mengandung unsur pemeliharaan perilaku pada suatu kegiatan tertentu dalam lingkungan kerja Definisi motivasi kerja Motivasi kerja dapat didefinisikan (Steers & Porter) sebagai : kondisi-kondisi yang mempengaruhi bangkitnya perilaku, arah dari perilaku, serta pemeliharaan perilaku tertentu yang relevan dalam situasi kerja. Teori-Teori Motivasi 1. TEORI KEBUTUHAN: dari MASLOW: teori yang menjelaskan ada berbagai kebutuhan yang mendorong orang untuk menunjukan perilaku tertentu. 2. TEORI KARAKTERISTIK TUGAS: teori yang menjelaskan

permotivasian melalui rancangan tugas. 3. TEORI PENETAPAN TUJUAN: teori memotivasi melalui tujuan yang di tetapkan, misalnya MBO 4. TEORI PENGUATAN (REINFIRCEMENT THEORY), memotivasi dengan jalan memberikan dukungan terhadap perilaku-perilaku yang dikehendaki oleh manajemen, dan menolak perilaku-perilaku yang tidak dikehendaki, melalui ganjaran dan hukuman 5. TEORI KEADILAN (EQUTY THEORY), motivasi atas dasar persepsi seseorang tentang kesesuaian antara usaha dan hasil yang diperoleh oleh diri sendiri dan oleh orang lain 6. TEORI EKSPETASI : memotivasi atas dasar hubungan antara seberapa besar usaha dan kinerja seseorang akan mengarah pada hasil yang dapat memuaskan dirinya.

Hirarki kebutuhan dari Maslow, dalam teori dan penerapannya sebagai motivasi manajerial Kebutuhan aktualisasi diri dan pemenuhan diri (self-aktualization needs) Teoritis : penggunaan potensi diri, pertumbuhan, pengembangan diri Terapan : menyelesaikan penugasan-penugasan yang bersifat menantang, melakukan keterampilan. Kebutuhan harga diri (esteem needs) Teoritis : status atau kedudukan, kepercayaan diri, pengakuan, reputasi dan prestasi, apresiasi, kehormatan diri, penghargaan. Terapan : kekuasaan, ego, promosi, hadiah, status symbol, pengakuan jabatan, strokes, penghargaan, Kebutuhan sosial (social needs) Teoritis : cinta, persahabatan, perasaan memiliki dan diterima dalam kelompok, kekeluargaan,asosiasi Terapan : kelompok-kelompok kerja formal dan informal, kegiatankegiatan yang di sponsori perusahaan, acara-acara peringatan. Kebutuhan keamanan dan rasa aman (safety and security needs) Teoritis : perlindungan dan stabilitas Terapan : pengembangan karyawan, kondisi kerja yang aman, rencanarencana senioritas, serikat kerja, tabungan, uang pesangon, jaminan pensiun, asuransi, system penanganan keluhan. Kebutuhan fisiologis (physiological needs) Teoritis : makan, minuman, perumahan, seks, istirahat Terapan : ruang istirahat, berhenti makan siang, udara bersih untuk bernafas, air untuk minum, liburan, cuti, balas jasa dan jaminan sosial, periode istirahat on the job. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi Karakteristik individual Kebutuhan Sikap pekerjaan-pekerjaan kreatif, pengembangan

Karakteristik pekerjaan Keragaman keterampilan Identitas tugas Kebermaknaan tugas Otonomi Umpan balik

Karakteristik organisasi Sistem balas jasa Aturan Iklim organisasi Budaya organisasi

INTERAKSI DENGAN BERBAGAI KEKUATAN YANG MEMPENGARUHI ORGANISASI MENJELANG ABAD 21- abad advance technology dengan perubahan yang cepat : HUBUNGAN ERAT ANTARA yang MOTIVASI membangun DENGAN etika kerja,

KEPEMIMPINAN,

kepemimpinan

membangun system nilai yang menghargai orang lain, membangun motivasi yang bersifat kolektif, dan menghargai kerja sama MEMOTIVASI MELALUI SHARED VISION, SHARE VALUES, DAN MUTUAL BENEFIT sebagai pengganti dari kontrak psikologik atau komitmen yang berbentuk uang, hubungan sosial, atau prestasi.

MOTIVASI
A. Pengertian Motivasi Menurut Hasibuan (1996:92) : Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mendorong gairah kerja bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan keterampilannya untuk mewujudkan tujuan perusahaan Pada dasarnya perusahaan bukan saja mengharapkan karyawan yang mampu, cakap dan terampil, tetapi yang terpenting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang optimal. Kemampuan, kecakapan dan keterampilan karyawan tidak ada artinya bagi perusahaan, jika mereka tidak mau bekerja keras dengan mempergunakan kemampuan, kecakapan dan keterampilan yang di milikinya. Dengan demikian motivasi itu penting, karena dengan motivasi ini di harapkan setiap individu karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah kenapa motivasi harus di lakukan pimpinan terhadap bawahannya? Menurut Hasibuan (1996:93) hal ini disebabkan: 1. Karena pimpinan membagi-bagikan pekerjaannya kepada para bawahannya untuk dikerjakan dengan baik. 2. Karena ada bawahan yang mampu untuk mengerjakan pekerjaan, tetapi ia malah atau kurang bergairah mengerjakannya. 3. Untuk memelihara dan atau meningkatkan kegairahan kerja bawahan menyelesaikan tugas-tugasnya. 4. Untuk memberikan penghargaan dan kepuasan kerja kepada bawahannya. Dari uraian tersebut dapat di ambil kesimpulan bahwa motivasi itu hanya dapat di berikan kepada orang-orang yang mampu untuk mengerjakan pekerjaan tersebut, bagi orang yang tak mampu mengerjakan pekerjaan tersebut lebih baik tidak perlu di motivasi.

B. Tujuan Pemberian Motivasi Dari pengertian tersebut timbul pertanyaan apa sebenarnya tujuan pemberian motivasi? Adapun tujuan pemberian motivasi menurut Hasibuan (1996:97) adalah sebagai berikut : 1. Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan 2. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan 3. Meningkatkan produktivitas karyawan 4. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan 5. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan 6. Mengefektifkan keadaan karyawan 7. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik 8. Meningkatkan kreatifitas dan partisipasi karyawan 9. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan 10. Mempetinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya 11. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku 12. Dan lain sebagainya C. Macam-macam Pemberian Motivasi Dalam pemberian motivasi terhadap karyawan menurut Hasibuan (1996:99), dapat digolongkan ke dalam: 1. Motivasi positif (insentif positif), manajer memotivasi bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi baik. Dengan motivasi positif ini semangat kerja bawahan akan meningkat, karena manusia pada umumnya senang menerima yang baik-baik saja. 2. Motivasi negatif (insentif negatif), manajer memotivasi bawahannya dengan memberikan hukuman kepada mereka yang pekerjaannya kurang baik (prestasi rendah). Dengan memotivasi negatif ini semangat kerja bawahan dalam waktu pendek akan meningkat, karena mereka takut di hukum, tetapi untuk jangka waktu yang panjang dapat berakibat kurang baik.

Motivasi adalah faktor-faktor yang ada dalam diri seseorang yang menggerakkan, mengarahkan perilakunya untuk memenuhi tujuan tertentu (Gitosudarmo, 1997:28) Dengan demikian proses timbulnya motivasi seseorang merupakan gabungan dari konsep kebutuhan, dorongan, tujuan dan imbalan. Lebih lanjut Gitosudarmo (1997:28) mengemukakan bahwa proses motivasi terdiri beberapa tahapan proses sebagai berikut: Pertama, munculnya suatu kebutuhan yang belum terpenuhi menyebabkan adanya ketidak seimbangan dalam diri seseorang dan berusaha untuk mengurangi dengan berperilaku tertentu. Kedua, seseorang kemudian mencari cara-cara untuk memuaskan keinginan tersebut. Ketiga, seseorang mengarahkan perilakunya ke arah pencapaian tujuan atau prestasi dengan cara-cara yaang telah di pilihnya dengan di dukung oleh kemampuan, keterampilan maupun pengalamannya. Keempat, penilaian prestasi di lakukan oleh diri sendiri atau orang lain (atasan) tentang keberhasilannya dalam mencapai tujuan. Perilaku yang di tujukan untuk memuaskan kebutuhan akan kebanggaan biasanya di nilai oleh yang bersangkutan. Sedangkan perilaku yang di tujukan untuk memenuisuatu kebutuhan finansial atau jabatan, umumnya di lakukan oleh atasan atau pimpinan organisasi. Kelima, imbalan atau hukuman yang diterima atau dirasakan tergantung kepada evaluasi atas prestasi yang di lakukan. Keenam, akhirnya seseorang menilai sejauh mana perilaku dan imbalan telah memuaskan kebutuhannya. Jika siklus motivasi tersebut telah memuaskan kebutuhannya, maka suatu keseimbangan atau kepuasan atas kebutuhan tertentu dirasakan. Akan tetapi masih ada kebutuhan yang belum terpenuhi, maka akan terjadi lagi proses pengulangan dari siklus motivasi dengan perilaku yang berbeda.

Disamping itu Gitodarmo (1997:30) mengemukakan bahwa teori motivasi ada dua yaitu : teori kepuasan (content theories) dan teori proses (process theories). Teori kepuasan tentang motivasi berkaitan dengan faktor yang ada dalam diri seseorang yang memotivasinya. Sedangkan teori proses berkaitan dengan bagaimana motivasi itu terjadi atau perilaku itu digerakkan. Pengklasifikasian kedua teori motivasi tersebut di sajikan dalam tabel berikut: Jenis-jenis teori Motivasi Jenis Teori Kepuasan Karakter Berkaitan dengan faktor-faktor yang membangktkan perilaku atau memulai Teori 1. Teori Hirarki kebutuhan 2. Teori ERG 3. Teori dua faktor 4. Teori prestasi kebutuhan akan

Teori Proses

Berkaitan

dengan

bagaimana

1.Teori Penghargaan 2. Teori Keadilan 3. Teori Penguatan 4. Teori Penetapan Tujuan

perilaku digerakkan, di arahkan, didukung atau dihentikan

Sumber : Gitosudarmo (1997:30) Sedangkan Maslow (dalam Gitosudarmo, 1997:31) dengan teori hirarki kebutuhan mengemukakan bahwa manusia di tempat kerjanya dimotivasi oleh suatu keinginan untuk memuaskan sejumlah kebutuhan yang ada dalam diri seseorang. Selanjutnya atas dasar asumsi diatas, Maslow (dalam Gitosudarmo, 1997:31) mengemukakan bahwa hirarki kebutuhan manusia adalah sebagai berikut : 1. Kebutuhan Fisiologis (physiological Needs) kebutuhan fisiologis merupakan hirarki kebutuhan manusia yang paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti makanan, minuman, perumahan, oksigen, tidur, seks dan lain sebagainya 2 Kebutuhan Rasa Aman (Security Needs)

Apabila kebutuhan fisiologis relatif sudah terpuaskan maka muncul kebutuhan yang kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan rasa aman ini meliputi keamanan akan perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan kelangsungan pekerjaannya, dan jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak lagi bekerja. 3 Kebutuhan Sosial (Social Needs) Jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah terpuaskan secara minimal maka akan muncul kebutuhan sosial yaitu kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi dan interaksi yang lebih erat dengan orang lain. Dalam organisasi akan berkaitan dengan kebutuhan akan adanya kelompok kerja yang kompak, supervisi yang baik rekerasi bersama dan lain sebagainya. 4 Kebutuhan Penghargaan (Esteem Needs) Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk di hormati, di hargai atas prestasi seseorang, pengakuan atas kemampuan dan keahlian seseorang serta efektifitas kerja seseorang. 5 Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self Actualiation Needs) Aktualisasi diri merupakan hirarki kebutuhan dari Maslow yang paling tinggi. Aktualisasi diri berkaitan dengan proses pengembangan akan potensi yang sesungguhnya dari seseorang. Kebutuhan untuk

menunjukan kemampuan, keahlian dan potensi yang di miliki seseorang. Aktualisasi diri merupakan proses yang berlansunng terus menerus dan tidak pernah terpuaskan. Malahan kebutuhan akan aktualisasi diri ada kecenderngan potensinya meningkat karena orang mengaktualisasikan perilakunya. Seseorang yang didomonasi oleh kebutuhan akan aktualisasi diri senang akan tugas-tugas yang menantang keahlian dan

kemampuannya. Menurut Winardi (1984:43) motivasi merupakan keinginan yang terdapat pada seorang individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan Selanjutnya Winardi (1984:43) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi adalah : 1. Kebutuhan-kebutuhan pribadi

2. Tujuan-tujuan dan persepsi-persepsi orang atau kelompok yang bersangkutan 3. Cara dengan apa kebutuhan-kebutuhan serta tujuan-tujuan tersebut akan di realisasikan Dengan terpenuhinya ketiga faktor tersebut diatas seseorang akan merasa terdorong dan berkeinginan untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan dengan memberikan yang terbaik dari dirinya dengan cara berpartisipasi dan berprestasi dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Menurut Robbins (1996:198) motivasi sebagai kesediaan untuk

mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi ke arah tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi suatu kebutuhan individual. Dari uraian tersebut di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa pemberian motivasi kerja adalah proses yang merupakan upaya pimpinan memberikan dorongan yang menggerakkan pribadi pegawai untuk berperan serta secara aktif dalam mencapai tujuan, dengan pemenuhan keburuhan dasar, pemenuhan kebutuhan keamanan, pemenuhan kebutuhan untuk berserikat, pemenuhan kebutuhan mendapatkan penghargaan dan pemenuhan kebutuhan pemuasan diri. APA YANG DIMAKSUD DENGAN ETOS? Etos berasal dari bahasa yunani (ethos) yang memberikan arti

sikap,kepribadian,watak,karakter serta keyakinan atas sesuatu.Sikap ini tidak saja dimiliki oleh individu,tetapi juga oleh kelompok bahkan masyarakat.Etos dibentuk oleh berbagai kebiasaan,pengaruh budaya,serta sistem nilai yang diyakininya. Dari kata Etos ini, dikenal pula kata etika, etiket yang hampir mendekati pada pengertian akhlak atau nilai-nilai yang berkaitan dengan baikburuk (moral),sehingga dalam etos tersebut terkandung gairah atau semangat yang amat kuat untuk mengerjakan sesuatu secara optimal,lebih baik, dan bahkan berupaya untuk mencapai kualitas kerja yang sesempurna mungkin. Dalam etos tersebut, ada semacam semangat untuk menyempurnakan segala sesuatu dan menghindari segala kerusakan (fasad) sehingga setiap pekerjaannya diarahkan

10

untuk mengurangi bahkan menghilangkan sama sekali cacat dari hasil pekerjaannya (no single defect). APA YANG DIMAKSUD DENGAN KERJA? Hampir di setiap sudut kehidupan ,kita akan menyaksikan begitu banyak orang bekerja. Para salesman yang hilir mudik mendatangi toko dan rumahrumah, Para guru yang tekun berdiri didepan kelas, Polisi yang mengatur lalulintas dalam selingan hujan dan panas terik, serta segudang profesi lainnya. Semuanya melakukan kegiatan (aktivitas), tetapi lihatlah dalam setiap aktivitasnya itu ada sesuatu yang dikejar, ada tujuan serta usaha (ikhtiar) yang sangat sungguh-sungguh untuk mewujudkan aktivitasnya tersebut mempunyai arti. Walaupun demikian, tidaklah semua aktivitas manusia dapat dikatagorikan sebagai bentuk pekerjaan karena di dalam makna pekerjaan terkandung dua aspek yang harus dipenuhinya secara nalar, yaitu sebagai berikut 1. Aktivitasnya dilakukannya karena ada dorongan untuk mewujudkan sesuatu sehingga tumbuh rasa tanggung jawab yang besar untuk menghasilkan karya atau produk yang berkualitas. Bkerja bukan sekedar mencari uang, tetapi ingin mengatualisasikannya secara optimal dan memiliki nilai transedental yang sangat luhur. Baginya, bekerja itu adalah ibadah, sebuah upaya untuk menunjukan performance hidupnya dihadapan ilahi.bekerja seoptimal mungkin semata-mata karena merasa ada panggilan untuk memperoleh ridha ALLAH SWT. Karena itu, sangat mustahil seorang guru atau konselor yang mengaku dirinya seorang wakil ALLAH mengabaikan makna keterpanggilannya untuk bekerja dengan sempurna. 2. Apa yang dia lakukan tersebut dilakukan karena kesengajaan, sesuatu yang direncanakan. Karenanya, terkandung didalamnya suatu gairah, semangat untuk mengerahkan seluruh potensi yang dimilikinya sehingga apa yang dikerjakannya benar-benar memberikan kepuasan dan manfaat. Apa yang dilakukannya memiliki alasan-alasan untuk mencapai arah dan tujuan yang

11

luhur,yang secara dinamis memberikan makna bagi diri dan lingkungannya sebagaimana misi dirinya yang harus menjadi rahmat bagi alam semesta. FALSAFAH GERAK Bekerja adalah segala aktivitas dinamis dan mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan tertentu (jasmani dan rohani), dan di dalam mencapai tujuannya tersebut dia berupaya dengan penuh kesungguhan untuk mewujudkan prestasi optimal sebagai bukti pengabdian dirinya kepada ALLAH SWT. Bekerja dikatakan sebagai aktivitas dinamis, mempunyai makna bahwa seluruh kegiatan yang dilakukan seorang konselor harus penuh dengan tantangan (challenging), tidak monoton, dan selalu berupaya untuk mencari terobosanterobosan baru (innovative) dan tidak pernah merasa puas dalam berbuat kebaikan. Ada semacam gedoran dihatinya untuk selalu meningkatkan kualitas dirinya. Jiwanya gelisah bila berada dalam posisi yang mandek (statis). Jiwanya merintih apabila stiap waktu tidak ada perubahan yang bermanfaat. Inilah yang dimaksudkan sebagai semangat perubahan tersebut,the spirit of change. Ibarat meneguk air laut, kian diteguk terasa kian haus pula rasanya. Islam adalah agama yang bergerak dinamis penuh energi, tidak pernah mengenal kamus berhenti dalam berbuat kebaikan, menggapai prestasi ilahiah karena tempat perhentian sepeti itu hanyalah kelak dipekuburan sepi,dimana diri kita terasa kaku dan beku terbujur sendirian. Hidup adalah gerak dan gerak itulah yang menunjukan tanda kebermaknaan dalam hidup. Seorang pribadi muslim harus mampu menangkap simbol-simbol (tanda dalam bahasa arab disebut dengan ayat) dari ibadah formal yang dilakukannya. Lebih dari itu, mereka harus segera mempraktikkan bentuk simbol atau ibadah formalnya tersebut dalam bentuk yang nyata (aktual),bergerak dan mengarungi hampir setiap warna kehidupan, sebagaimana firman-Nya, Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di permukaan bumi,dan carilah karunia Allah..... (al-jumuah:10) Umat islam bukanlah umat yang terpenjara oleh ibadah ritual, melainkan sangat terobsesi untuk mewujudkannya dalam bentuk gerak yang memberikan

12

rahmat bagi sekitarnaya. Umat islam harus keluar dari penjara kemandekan (statis) karena sifat yang statis dan kehilangan ruh untuk berkreasi (ijtihad dalam bidang amaliah) merupakan tanda-tanda kematian. JIWA YANG MERDEKA Semangat tauhid melahirkan pribadi-pribadi yang mandiri, berdaya saing dan bertanggung jawab. Mereka bersungguh-sungguh dalam kehidupannya karena mereka sadar apa yang dilakukannya merupakan amanah dan sekaligus sebagai keterpanggilan dirinya untuk membuktikan rasa cintanya kepada Allah SWT. Jiwanya menjadi merdeka karena tidak ada sesuatu bentuk apapun yang akan menghambat atau membelenggu dirinya. Hanya kepada Allah SWT, dia mengabdi. Cara dirinya mengabdi itu dia buktikan dengan memberikan pelayanan dan menjadikan dirinya sebagai sosok manusia yang bermanfaat karena Rasulullah bersabda, sebaik-baik manusia adalah manusia yang paling bermanfaat bagi manusia yang lainnya. Dia tidak ingin menjadi manusia yang tidak berharga karena sikap seperti ini merupakan pelecehan terhadap keyakinan dirinya sebagai hamba yang mengemban misi Ilahiah menebarkan kedamaian dan rahmat bagi alam semesta (rahmatan lil alamin). Seorang konselor yang mendapatkan amanah sbagai karyawan atau guru disebuaah sekolah akan menunjukan jati dirinya bahwa dia bukan benalu, bukan manusia penambah jumlah tanpa arti. Dengan jiwanya yang merdeka dia terus mencari upaya untuk menjadikan dirinya mempunyai arti bagi sekolah dan teman sejawatnya. Dia ingin menjadi manusia teladan yang dirindukan karena profesionalisme dan kualitas akhlaknya yang mulia. MEREKA MEMILIKI MORALITAS YANG BERSIH (IKHLAS) Karenanya , ikhlas merupakan bentuk dari cinta, bentuk kasih sayang, dan pelayanan tanpa ikatan. Cinta yang putih adalah bentuk keikhlasan yang tidak ingin menjadi rusak karena tercampur hal lain selain terpenuhinya dahaga cinta. Mereka takut bahwa sesuatu pekerjaan yang dilatarbelakangi motivasi atau pamrih selain melaksanakan amanah, walaupun atas nama ikhlas dan cinta , akan

13

berubah menjadi komoditas semata-mata. Keikhlasan hanya menjadi label atau simbol dari pengesaha dirinya untuk berbuat munafik. Mukhlis adalah mereka yang memandang sesuatu secara telanjang atau memang demikian seharusnya (as it as). Mereka memandang tugasnya sebagai pengabdian, sebuah keterpanggilan untuk menunaikan tugas-tugas sebagai salah satu bentuk amanah yang seharusnya demikian mereka lakukan. Seorang pelayan publik berbuat sesuatu karena memang demikianlah uraian tugas (job description) yang dia terima.Segala sesuatu yang akan mengotori tugas dirinya berarti mengkhianati cinta dan karenanya berubah menjadi sebuah pengkhianatan terhadap amanah. Karenanya, mereka menjadi manusia yang bebas untuk memenuhi tugasnya tanpa beban atau motivasi lain yang akan menodai kemurnian pandangannya terhadap tugas terssebut. MEREKA KECANDUAN KEJUJURAN Perilaku yang jujur adalah perilaku yang di ikuti oleh sikap tanggung jawab atas apa yang diperbuatnya tersebut atau integritas. Kejujuran dan integritas bagaikan dua sisi mata uang. Seseorang tidak cukup hanya memiliki keikhlasan dan kejujuran, tetapi dibutuhkan pula nilai pendorong lainnya, yaitu integritas. Akibatnya, mereka siap menghadapi resiko dan seluruh akibatnya dia hadapi dengan gagah berani, kebanggaan, dan penuh sukacita, dan tidak pernah terpikirkan untuk melemparkan tanggung jawabnya kepada orang lain. Hal ini karena sikap tidak betanggung jawab merupakan pelecehan paling asasi terhadap orang lain dan sekaligus penghinaan terhadap dirinya sendiri dan Tuhan. JUJUR TERHADAP DIRI SENDIRI Untuk itu, orang yang berpihak kepada kebenaran, ia selalu berkeinginan untuk memberikan makna terhadap tujuan, prinsip-prinsip serta mengambil peran yang jelas dalam keberadaan dirinya ditengah-tengah pergaulan sosial yang merupakan awal dari ungkapan kejujuran pada dirinya. Jujur pada diri berarti dia memulai dengan sikap disiplin, taat dan berani untuk mengakui kemampuannya sendiri. Dia mampu mengendalikan diri dan

14

tidak ingin memaksakan kehendak, apabila keinginannya tidak sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Tidak terlintas untuk melakukan kepalsuan atau kebohongan karena hanya karena alasan gengsi atau prestise. Hal ini karena kejujuran berarti juga keberanian untuk mengatasi dirinya sendiri, berani untuk berkonfrontasi dengan segala kebatilan yang bertentangan dengan suara kalbunya. Dia bahkan merasa ada kenikmatan yang sangat luar biasa apabila mampu berpihak pada nuraninya, mampu mempertahankan kebenaran, dan dengan penuh disiplin mengabdikan pada prinsip-prinsip yang diyakininya, betapapun resiko atau situasi yang terburuk harus menerpa dirinya. Seorang filsuf memujji para pemberani yang mau mempertahankan jati dirinya , Brave is who knows fear but conquers fear, who sees the abyss,but with pride keberanian adalah mereka yang tahu ketakutan, tetapi mampu menaklukan apa yang ditakutinya, mereka yang melihat jurang yang dalam , tetap merasa bangga. Jujur pada diri sendiri berarti keterbukaan jiwa yang sangat transparan, bagaikan kaca-kaca bening yang tidak noktah sedikit pun. Tidak ada yang tersembunyi dari kesadaran nuraninya. Dengan gagah berani, dia akui kelemahan dirinya sendiri dan dengan gagh berani pula dia mampu menolak segala hal yang bertentangan dengan prinsip moral yang di yakininya. ISTIQOMAH, KUAT PENDIRIAN Pribadi muslim yang profesional dan berakhlak memiliki sikap konsisten (dari bahasa latin consistere; harmony of conduct or practice with profession; ability to be asserted together without contadiction), yaitu kemampuan untuk bersikap secara taat asas , pantang menyerah, dan mampu mempertahankan prinsip serta komitmennya walau harus berhadapan dengan resiko yang membahayakan dirinya. Mereka mampu mengendalikan diri dan mengelola emosinya secara efektif. Tetap teguh pada komitmen, positif, dan tidak rapuhkendati berhadapan dengan situasi yang menekan. Sikap konsisten telah melahirkan keprcayaan diri yang kuat dan memiliki integritas serta mampu mengelola stres dengan tetap penuh gairah.

15

Dari sebuah penelitian, ditemukan bahwa mereka yang mampu mengelola stres dengan tabah dan keuletan, memandang tekanan bukan sebagai beban,melainkan tantangan yang menyenangkan, dan memandang perubahan sebagai kesempatan untuk berkembang, ternyata mereka lebih mampu mengatasi kesulitan, lebih adaptif, dan berhasil. Seorang yang istiqamah tidak mudah berbelok arah betapapun godaan untuk mengubah tujuan begitu memikatnya. Dia tetap pada niat semula. Ucapan insya Allah yang sering dijadikan hiasan bibir kita, seharusnya diberikan makna yang lebih menggigit dan lebih membumi. Saya tidak akan mundur untuk menapaki apa yang saya yakini walaupun langit runtuh, insyaAllah saya tidak akan berhenti belajar mengejar prestasi untuk menanam deposito masa depan walaupun harus putus pacar, insyaAllah. Sikap istiqamah, konsisten, merupakan sikap untuk menunjukan keyakinan yang berhadapan dengan tantangan. MEREKA KECANDUAN DISIPLIN Erat kaitannya dengan konsisten adalah sikap berdisiplin (Latin : disciple, discipulus,murid mengikuti dengan taat), yaitu kemampuan untuk mengendalikan diri dengan tenang dan tetap taat walaupun dalam situasi yang sanagt menekan (calm controlled behavior: the ability to behave in a controlled and calm way even in a difficult or stressful situation). Pribadi yang berdisiplin sangat berhati-hati dalam mengelola pekerjaan serta penuh tanggung jawab memenuhi kewajibannya. Mata hati dan profesinya terarah pada hasil yang akan diraih (achievments) sehingga mampu menyesuaikan diri dalam situasi yang menantang. Mereka pun mempunyai daya adaptabilitas atau keluwesan untuk menerima inovasi atau gagasan baru. Daya adaptabilitasnya sangat luwes dalam cara dirinya menangani berbagai perubahan yang menekan. Karena sikapnya yang konsisten itu pula, mereka tidak tertutup terhadap gagasangagasan baru yang bersifat inovatif. Disiplin adalah masalah kebiasaan. Satiap tindakan yang berulang pada waktu dan tempat yang sama. Kebiasaan positif yang harus dipupuk dan terus ditingkatkan dari waktu ke waktu. Disiplin yang sejati tidak dibentuk dalam waktu

16

satu-dua tahun, tetapi merupakan bentukan kebiasaan sejak kita kecil, kemudian perilaku tersebut dipertahankan pada waktu remaja dan dihayati maknanya di waktu dewasa dan dipetik hasilnnya. KONSEKUEN (CHALLENGE) DAN BERANI MENGHADAPI TANTANGAN

Ciri lain dari pribadi muslim yang memiliki budaya kerja adalah keberaniannya menerima konsekuensi dari keputusannya. Bagi mereka, hidup adalah pilihan (life is choice) dan setiap pilihan merupakan tanggung jawab pribadinya. Mereka tidak mungkin menyalahkan pihak manapun karena pada akhirnya semua pilihan ditetapkan oleh dirinya sendiri. Rasa tanggung jawabnya mendorong perilakunya yang bergerak dinamis, seakan-akan di dalam dadanya ada nyala api, sebuah motivasi yang kuat untuk mencapai tujuan dan menjaga apa yang telah menjadi keputusan atau pilihannya. Orang yang konsekuen mempunyai kemampuan untuk melakukan pengendalian dan mengelola emosinya menjadi daya penggerak positif untuk tetap semangat menapaki keyakinannya. Secara harfiah, kata motif dan emosi mempunyai akar kata yang sama dari bahasa latin. Movere berarti yang menggerakkan. Secara harfah, emosi berarti yang menggerakkan kita untuk meraih sasaran;emosi menjadi bahan bakar untuk motivasi kita dan pada gilirannya menggerakkan persepsi dan membentuk tindakan-tindakan kita. Karya besar dimulai dari perasaan yang bergelora. Kapal yang baik bukanlah kapal yang hanya tertambat dipelabuhan, melainkan kapal yang mampu mengarungi samudra dan sampai ke tempat tujuan. Mereka melihat tantangan bukan sebagai hambatan atau kendala, melainkan sebuah persyaratan untuk mencapai kemuliaan. No pain no gain. Tidak ada keberhasilan kecuali dengan usaha yang sungguh-sungguh walaupun terkadang menyakitkan. MEREKA MEMILIKI SIKAP PERCAYA DIRI Pribadi muslim yang percaya diri tampil bagaikan lampu yang benderang, memancarkan raut wajah yang cerah dan berkharisma. Orang yang berada

17

disekitarnya merasa tercerahkan, optimis, tentrem, dan muthmainnah. Penelitian Boyatzis membuktikan bahwa para penyelia, manajer, dan eksekutif yang percaya diri lebih berprestasi dari orang yang biasa-biasa saja. Percaya diri melahirkan kekuatan, keberanian, dan tegas dalam bersikap. Berani mengambil keputusan yang sulit walaupun harus membawa konsekuensi berupa tantangan atau penolakan. Dia bukan manusia kardus yang mudah rapuh karena terpaan air. Orang yang percaya diri, tangkas mengambil keputusan tanpa tampak arogan atau defensif dan mereka teguh mempertahankan pendiriannya. Orang yang percaya diri telah memenangkan setengah dari permainan. Adapun orang yang ragu-ragu, dia telah kalah sebelum bertanding. Sikap percaya diri dapat kita lihat dari beberapa ciri kepribadiannyayang antara lain sebagai berikut : Mereka berani untuk menyatakan pendapat atau gagasannya sendiri walaupun hal tersebut beresiko tinggi, misalnya menjadi orang yang tidak populer atau malah dikucilkan. Mereka mampu menguasai emosinya; ada semacam self regulation yang menyebabkan dia tetap tenang dan berpikir jernih walaupun dalam tekanan yang berat (working under pressure). Mereka memiliki independensi yang sangat kuat sehingga tidak mudah terpengaruh oleh sikap orang lain walaupun pihak lain adalah mayoritas. Baginya, kebenaran tidak selalu dicerminkan oleh kelompok yang banyak. MEREKA ORANG YANG KREATIF Pribadi muslim yang kreatif selalu ingin mencoba metode atau gagasan baru dan asli (new and original: using or showing use of the imagination to create new ideas or things) sehingga diharapkannya hasil kinerja dapat dilaksanakan secara efisien, tetapi efektif. Mereka yang beragama islam sangat memahami ayat pertama yang diterima Rasulullah saw, yaitu kata iqra yang berarti tidak hanya dalam pengertian membaca, tetapi juga mengumpulkan dan merangkum data menjadi satu data (membaca juga merupakn sebuah proses pengumpulan dan penyusunan huruf-huruf sehingga menjadi satu kata atau kalimat yang berarti).

18

Seorang yang kreatif pun bekerja dengan informasi, data, dan mengolahnya sedemikian rupa sehingga memberikan hasil atau manfaat yang besar. Hidup bagaikan kanvas lukisan yang mendorong dan memanggil nuraninya untuk melukiskan gambar-gambarnyang paling indah. Setiap adalah sebuah kegairahan untuk menjadikan dirinya memtik manfaat. Dia memiliki kemampuan dini untuk merasakan permasalahan, kesenjangan informasi, dan sesuatu yang di anggap menyimpang dari standar. Mampu membuat formulasi dan rencana-rencana untuk mengatasi penyimpangan dan melakukan pembuktian serta penilaian secara objektif dan bertanggung jawab. Mereka juga termasuk tipe orang yang proaktif dan spontan. Memberikan respons secara positif terhadap lingkungan kerjanya. Penuh antusiasme dan terbuka. Kesadaran mereka terhadap berbagai hal sangat kuat karena mereka sadar bahwa lebih banyak informasi akan mendorong dirinya lebih adaptif (kemampuan menyesuaikan diri) dengan segala gagasan dan tantangan baru. MEREKA TIPE ORANG YANG BERTANGGUNG JAWAB Senapas dengan kata amanah adalah iman yang terambil dari kata amnun yang berarti keamanan atau ketenteraman, sebagai lawan kata dari khawatir, cemas atau takut. Sesuatu yang merupakan milik orang lain dan berada di tangan anda di sebut amanah karena keberadaannya di tangan anda tidak membuat khawatir, cemas atau takut bagi pemilik barang tersebut; ia merasa tentram bahwa anda akan memeliharanya dan bila di minta, anda rela menyerahkannya. Dengan demikian, untuk menumbuhkembangkan para guru/konselor yang amanah, dibutuhkan paradigma, sikap mental, serta cara berpikir yang benarbenar menghujam ke dalam kalbunya. Sikap tersebut kita kenal dengan kata takwa, sebuah kata yang telah menjadi kosakata di lingkungan kita. Takwa merupakan bentuk tanggung jawab yang di laksanakan dengan penuh rasa cinta dengan menunjukan amal prestatif di bawah semangat pengharapan ridha Allah, sehingga sadarlah kita bahwa dengan bertakwa berarti ada semacam nyala api di dalam kalbu yang mendorong pembuktian atau menunaikan amanah

19

sebagai rasa tanggung jawab yang mendalam atas kewjiban-kewajiban kita sebagai hamba Allah. Tanggung jawab = menanggung dan memberi jawaban, sebagaimana di dalam bahasa inggris, kita mengenal responsibility = able to response. Dengan demikian, pengertian takwa yang kita tafsirkan sebagai tindakan bertanggung jawab (yang ternyata lebih dalam dari responsibility) dapat didefinisikan sebagai sikap dan tindakan seseorang di dalam menerima sesuatu sebagai amanah; dengan penuh rasa cinta, ia ingin menunaikannya dalam bentuk pilihan-pilihan yang melahirkan amal prestatif. Amanah adalah titipan yang menjadi tanggungan, bentuk kewajiban atau utang yang harus kita bayar dengan cara melunasinya sehingga kita merasa aman atau terbebas dari segala tuntutan. Harta, jabatan, bahkan hidup itu sendiri harus kita persepsi sebagai amanah karena di dalamnya ada muatan tanggung jawab untuk meningkatkan dan mengembangkannya lebih baik dan lebih baik lagi. Stephen R. Covey mengakui bahwa hati nurani harus senantiasa di latih secara sungguh-sungguh dengan cara membaca dan merenungkan literatur tentang kebijaksanaan, mengamati pengalaman orang lain, meluangkan waktu untuk tenang, dan mendengarkan suara kedalaman batin kita dan menanggapi suara tersebut. Tidaklah cukup hanya mendengarkan hati nurani, kita juga harus menanggapinya. Mereka mempersepsi pekerjaannya sebagai amanah yang harus di tunaikan dengan penuh kesungguhan, yang kemudian melahirkan keyakinan yang mendalam bahwa : Bekerja itu ibadah dan berprestasi itu indah Sikap amanah sangat erat kaitannya dengan cara dirinya mempertahankan prinsip dan kemudian bertanggung jawab untuk melaksanakan prinsip-prinsipnya tersebut dengan tetap menjaga keseimbangan dan melahirkan nilai manfaat yang berkesesuaian (saleh). Prinsip merupakan fitrah paling mendasar bagi harga diri manusia. Menunaikan amanah dengan sebaik-baiknya merupakan ciri seorang profesional. Mereka yang melanggar prinsip dan menodai hati nurani merupakan

20

dosa kemanusiaan yang paling ironis, sebagaimana Mahatma Gandhi membuat daftar tujuh dosa orang-orang yang menodai prinsip atau mengkhianati nuraninya, yaitu : Tujuh Dosa 1. Kekayaan tanpa kerja (wealth without work) 2. Kenikmatan tanpa suara hati (pleasure without conscience) 3. Pengetahuan tanpa karakter (knowledge without character) 4. Perdagangan tanpa etika / moralitas (commerce without morality) 5. Ilmi pengetahuan tanpa kemanusiaan (science without humanity) 6. Agama tanpa pengorbanan (religion without sacrifice) 7. Politic tanpa prinsip (politic without principle) MEREKA BAHAGIA KARENA MELAYANI Melayani dengan cinta, bukan karena tugas atau pengruh dari luar, melainkan benar-benar sebuah obsesi yang sangat mendalam bahwa aku bahagia karena melayani. Melayani atau menolong seseorang merupakan bentuk kesadaran dan kepeduliannya terhadap nilai kemanusiaan. Memberi pelayanah dan pertolongan merupakan investasi yang kelak akan di petik keuntungannya, tidak hanya di akhirat, tetapi di dunia pun mereka sudah merasakannya. Lihatlah teladan yang di contohkan Rasulullah saw. Betapa besar perhatian beliau terhadap manusia, bahkan mahkluk lainnya. Dengan mengambil keteladanan Rasulullah, seharusnya setiap pribadi guru/konselor sangat bangga untuk melayani. Baginya, melayani adalah keterpanggilan dan sekaligus merupakan salah satu citra diri umat islam. Di antara prinsip-prinsip pelayanan tersebut, antara lain sebagai berikut : Melayani itu ibadah dan karenya harus ada rasa cinta dan semangat yang membara di dalam hati pada setiap tindakan pelayanan anda. Memberi dahulu dan anda akan menerima ROSE (Return On Service Excellent) Mengerti orang lain terlebih dahulu sebelum ingin di mengerti.

21

Bahagiakanlah orang lain terlebih dahulu; kelak, anda akan menerima kebahagiaan melebihi dari apa yang anda harapkan. Menghargai orang lain sebagaimana diri anda ingin di hargai (sebagaimana sabda Rasulullah saw, Tidaklah engkau disebut beriman kecuali engkau mencintai orang lain sebagaimana engkau mencintai dirimu).

Lakukanlah empati yang sangat mendalam dan tumbuhkan sinergi.

MEREKA MEMILIKI HARGA DIRI Aparat yang profesional dan berakhlak akan berpikir dalam format tiga dimensi, yaitu konsep diri, citra diri dan harga diri. Konsep diri merupakan rujukan utama bagi hidup seseorang. Sebagaimana asal kata konsep (bahasa latin: concepere gambaran atau kesan), para aparat pemerintah yang profesional dan berakhlak itu mempunyai konsep diri yang jelas, memiliki nilai dan arah bertindak. Adapun yang di maksudkan dngan citra diri (imago,image,kesan) adalah penilaian atas dirinya sendiri, sejauh mana perasaan terhadap dirinya sendiri, bagaimana penilaian dirinya di hadapan orang lain, peran dan kesan apa yang ingin dia ciptakanatau dia harapkan dari orang lain. Format berpikir yang ketiga adalah harga diri (dignity, self esteem), yaitu penilaian menyeluruh mengenai diri sendiri, bagaimana ia menyukai pribadinya, harga diri memengaruhi kreativitasnya, dan bahkan apakah ia akan menjadi seorang pemimpin atau pengikut. Sikapnya terhadap dirinya sendiri mempunyai pengaruh langsung terhadap bagaimana ia menghayati setiap bagian hidupnya. Harga dirinya menjadi berbinar ketika dia ingin menyebarkan nilai manfaat. Hidupnya penuh dengan gairah untuk menjadikan manusia yang dirindukan karena dirinya identik dengan sosok manusia yang senantiasa memberikan pelayanan kepada orang lain. MEREKA MEMILIKI SEMNGAT PERUBAHAN (SPIRIT OF CHANGE) Pribadi yang memiliki etos kerja sangat sadar bahwa tidak akan ada satu makhluk pun di muka bumi ini yang mampu mengubah dirinya kecuali dirinya

22

sendiri! Betapapun hebatnya seseorang untuk memberikan motivasi, hal itu hanyalah sebuah kesia-siaan belaka, bila pada diri orang tersebut tidak ada keinginan untuk dimotivasi, tidak ada elan api yang menyala-nyala untuk mengubah diri. Benarlah apa yang difirmankan Allah SWT, ....sesungguhnya Allah tidak akan mengubah suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri yang mengubah keadaan diri mereka sendiri....(ar-Rad:11) Ayat ini mengajak kita untuk memainkan peran, mengubah nasib dan menempatkan diri dalam posisi yang mulia ataukah yang hina. Allah sangat demokratis, segalanya bergantung pada diri kita. Hidup bergantung pada cara kita memilih atau mengambil keputusan. Anda tidak bisa tidak kecuali memilih. Betapapun anda berkata, saya tidak akan memilih, sebenarnya ucapan anda itu pun telah menentukan pilihan yaitu memilih untuk tidak memilih. Memutuskan untuk tidak mengambil keputusan. Hidup adalah soal pilihan (life is a choice). TANTANGAN BUDAYA GLOBAL Cepat atau lambat, dunia akan berubah bagaikan sebuah bumi perkemahan global. Setiap kemah terbuat dari kaca-kaca yang sangat bening dan transparan. Para penghununya tidak mungkun mampu bersembunyi atau menghindar dari pandangan penghuni kemah yang lain. Kemajuan ilmu pengetahuan dan utamanya teknologi di bidang informasi telah menggiring umat manusia menjadi satukesatuan, satu pemerintahan (one goverment), satu kewarganegaraan (the world citizen), satu mata uang (one curency), dan bisa jadi suatu saat tumbuh satu agama pula (one world religion). Saat ini, dengan sangat gencar, sedang di upayakan untuk saling mengenal di antara orang yang beragama (interfaith), bahkan konon sudah ada organisasinya, seperti: interfaith organization, Universalist, dan lainlain. Semuanya menjadi satu, sebagaimana dilambangkan dalam mata uang Amerika one dolar, Wallahu alam. Mereka yang memiliki kekuatan dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi akan segera menguasai kemah-kemah lain. Kekuatan melahirkan kekuasaan dan kekuasaan dapat memaksakan kehendak. Kekuasaan yang sangat besar, apalagi tanpa pengawasan dan kendali dapat membutatulikan hati nurani,

23

apalagi dalam dunia politik yang tidak bermoral; ada kecenderungan kekuasaan dapat membeli hukum. Kekuasaan yang sangat besar mampu mendominasi siapa saja yang lemah. Ini sudah merupakan hukum alam. Siapa yang kuat, dia akan menguasai yang lemah. Kuncinya hanya terletak kepada siapa yang mengendalikan kekuasaan tersebut. Kekuasaan tanpa moral adalah tirani. Moral tanpa kekuasaan adalah banci. Kekuasaan akan menjadi surga bagi umat manusia bila berada di tangan orang yang bermoral. Sebaliknya, dia akan menjadi neraka bila dikendalikan oleh orang yang tidak memiliki moral. Begitu juga dengan dominasi sebuah budaya. Budaya yang di dukung oleh kekuatan dan kekuasaan akan memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap budaya lainnya. Kita menyaksikan fakta sejarah. Begitu banyak budaya melemah dikarenakan domonasi budaya barumyang relatif lebih kuat (di samping mungkin dikarenakan faktor alam, cuaca, gempa, dan lain-lain). Dari waktu ke waktu, peradaban dan budaya manusia bagaikan mengikuti lingkaran hidup (life cycle). Tumbuh, berkembang, kemudian hilang. Selanjutnya kita hanya menemukan fosil-fosil serta situs sejarah yang menjadi objek wisata para turis untuk mengenang bahwa di tempat ini pernah ada sebuah kehidupan. Seperti kita mengenal peninggalan peradaban di mesir dengan bangunan piramidanya, kehidupan agama hindu dan budha yang meninggalkan Candi Borobudur dan prambanan, dan islam di India hanya di kenang lewat Taj Mahal. Memang tidak ada budaya yang murni di muka bumi ini. Satu sama lain akan saling memberikan sumbangannya. Hidup atau peradaban manusia merupakan mata rantai dari masa lalu, sekarang, dan kemudian. Hakikat modern yang berarti noveltysesuatu yang baru terlahir karena yang lama. Dengan kata lain, sesuatu yang baru itu merupakan hasil akumulasi dari penemuan, pengalaman, serta penghidupan yang sebelumnya. INTERAKSI ANTAR BUDAYA Dunia yang mengglobal membawa konsekuensi interaksi antarbangsa dan budaya semakin intens, sehingga tidak mungkin ada tempat untuk

24

meyembunyikan diri atau memasang tembok berlin atau tirai besi, sebagaimana pada saat perang dingin antarnegara adikuasa (Amerika versus Rusia dan Cina). Bila kita ingin masuk dalam gelanggang pertandingan global, tidak ada rumus yang paling jitu kecuali memasuki kancah pergaulan global. Justru di sinilah kesempatan umat islam untuk menunjukkan jati dirinya agar dapat di perhitungkan di antara bangsa-bangsa yang ada. Etos kerja pribadi muslim harus mampu mewujudkan isyarat atau ayat-ayat Al-Quran sebagai sumber inspirasi dan motivasi besar untuk berinteraksi, bahkan bersaing dalam format atau skala global dengan tujuan atau tema sentral rahmatan lil alamin. Allah telah memberikan isyarat agar kita melakukan interaksi lintas budaya, sebagai firman=Nya, Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui. (al-Hujurat: 13). PENGUASAAN TEKNOLOGI (UTAMANYA TEKNOLOGI INFORMASI) Bila anda memasuki sebuah kantor, bahkan rumah-rumah tertentu, anda pasti akan menemukan komputer. Hal ini memberikan motivasi kepada kita agar segera memasuki dunia teknologi informasi. Betapa pentingnya teknologi informasi ini, sehingga pada tahun 2000, pemerintah Australiayang sangat ketat dengan keimigrasianmembuka pintu bagi mereka yang ingin berimigrasi ke Australia dengan syarat memiliki kemampuan atau kompetensi dalam dunia teknologi informasi, khususnya penguasaan software. Begitu juga dengan kanada. Mereka menerima para imigran yang memiliki kompetensi dalam dunia software atau teknologi informasi ini. Kita harus mendidik putra-putri kita untuk mulai mengenal komputer, internet, web site, bahkan penguasaan bagaimana cara mengolah perangkat lunaknya, sehingga mereka menjadi generasi yang antusias dengan teknologi.

25

PENGUASAAN BAHASA DAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI Tidak bisa di pungkiri lagi bahwa dunia telah dipersatukan dengan lebih banyak memakai bahasa inggris sebagai bahasa pengantarnya. Orang jepang yang pada periode lalu masih berprinsip untuk hanya memakai bahasanya sendiri, akhirnya harus segera mengirim para generasi mudanya ke negeri Amerika dan Eropa untuk mempelajari bahasa. Globalisasi berarti pula interaksi antarbudaya yang semakin intens. Wacana serta paradigma berpikir kita pun harus menyesuaikan diri dengan kondisi budaya yang semakin transparan. Dalam hal ini kemampuan komunikasi antar bangsa menjadi sebuah tuntutan atau keharusan. Para pemimpin tidak lagi hanya berorientasi pada kebangsaan yang bersifat nasionalistik, tetapi sudah mulai berpikir secara lintas budaya, bahkan lintas agama. Setiap orang harus mampu menyelami keberadaan orang lain. Memahami agama dan budaya orang lain untuk kemudian kembali pada masing-masing identitasnya. Sehingga tidak ada lagi identitas yang bersifat parsial, melainkan identitas bangsa yang berwawasan multibudaya. Menyelam untuk timbul agar kita tidak terpenjara oleh fanatisme apalagi cauvinisme yang telah usang. Secara simplistik, kemampuan berkomunikasi mempersyaratkan untuk mampu menguasai bahasa sebagai medianya. Bagaimana kita akan dapat mempengaruhi kebijaksanaan perekonomian internasional apabila kita tidak mampu berkomunikasi dengan term atau istilah-istilah yang di sepakati secara internasional. KORUPTOR ITU BINATANG Karena budaya berarti mengaktualisasikan potensi diri secara positif, setiap penyimpangan dari nilai-nilai adalah sebuah tindakan kriminal, melawan norma dan kesepakatan sosial, bahkan merusak akidah atau keyakinan yang merupakan prinsip hidup manusia. Akan tetapi, dalam kenyataannya, kita menyaksikan kesenjangan antara nilai dan fakta; antara teori dan praktik, dan antara ritual dan nilai aktual.

26

Sungguh sangat menyedihkan laporan hasil penelitian Transparency international (T I) dimana peringkat Indonesia dalam Corruption perceptionI Index (C P I) tidak pernah menunjukan perbaikan dan tak kunjung membaik. Bahkan hasil penelitian paling terakhir dari lembaga riset internasional yang berkedudukan di Hongkong, yaitu PERC (Political and Ekonomic Risk Consultancy) telah menempatkan Indonesia sebagai juara terkorup di Asia dengan tingkat skor 9,92 (dari skala 1-10) disusul India pada skor 9,17. Sedangkan negara paling bersih dari korupsi adalah Singapura menduduki posisi paling kecil, yaitu berada pada skore 0,90 disusul jepang (3,25) dan Hongkong (3,33). Dengan fakta terakhir ini, kita pun tidak habis pikir, mengapa korupsi tidak serta merta ikut tumbang pada saat reformasi dilakukan. Bahkan lebih parah lagi, ada semacam sinisme yang bilang proses reformasi politik telah berubah menjadi demokratisasi korupsi pada tingkat nasional dan desentralisasi korupsi yang di kirim ke daerah. Kita pun sangat khawatir, jangan-jangan lembaga atau orang yang berkoar anti korupsi, justru memiliki potensi untuk korupsi lebih hebat dari sebelumnya. Mereka berani berpidato anti korupsi, bisa jadi karena belum ada kesempatan untuk korupsi. Mungkin saja seseorang berani berkata sesuatu, karena belum di uji. Siapakah yang akan mengawasi pengawas?

27

DAFTAR PUSTAKA
Atmosoeprapto, Kisdarto. 2000. Menuju SDM Berdaya. PT. Elex Media Komputindo : Jakarta. Goleman, Daniel. 2000. Kecerdasan Emosi. PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta. Khalil, Moenawar. 2000. Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW. Gema Insani Press : Jakarta. Mathis, Robert L. 2001. Manajemen SDM. Edisi ke 9. Tasmara, Toto. 2001. Kecerdasan Ruhaniah. Gema Insani Press : Jakarta.

28

You might also like