You are on page 1of 5

A.

Karya ilmiah Karya ilmiah atau tulisan ilmiah adalah sebuah karya atau tulisan seorang ilmuan yang mengembangkan ilmu pengetahuannya yang di peroleh melalui studi kepustakaan, pengalaman, penelitian, dan

pengetahuan orang lain sebelumnya. Tujuan dari penulisan karya ilmiah adalah supaya ide atau gagasan penulis tersebut dapat di pelajari dan di dukung atau tidak oleh pembaca. Untuk itu, dalam karya penulisa karya ilmiah harus memperhatikan langkah-langkah menulis karya ilmiah, agar memenuhi sistematika yang sudah di di bakukan. Penulisan karya tulis ini mempunyai tujuan, yaitu sebaga sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Hal tersebut sesuai dengan hakikat sebuah karya tulis, yaitu mengemukakan pendapatnya dan kebenarannyamelaui metodenya yang

sistematis,metodologis, dan konsisten. Dari penjelasan tersebut, maka sebuah karya tulis itu mempunyai 3 tujuan. Pertama, bahwa karya tulis itu dapat menjelaskan sesuatu hal yang sebelumnya tidak jelas, tidak pasti, dan tidak di ketahui, kemudian suatu hal tersebut menjadi jelas dan di ketahui. Kedua, bahwa karya tulis itu bertujuan untuk membantu mengantisipasi atau mencegah suatu kemungkinan yang akan terjadi di waktu yang akan datang. Kemudian, yang terakhir bahwa karya tulis itu dapat berfungsi sebagai pengontrol, pengawas, atau pengoreksi benar tidaknya suatu pertanyaan. Dalam menulis sebuah contoh pendahuluan karya tulis, maka di perlukan beberapa syarat yang harus di lakukan agar karya tersebut mendapat hasil yang baik. Syarat-syarat tersebut adalah motivasi dan disiplin tinggi,kemampuan mengolah data, kemampuan berpikir logis dan terpadu, dan kemampuan dalam berbahasa.

Karya tulis ilmiah berbeda dengan karya tulis fiksi, seperti novel, puisi, atau cerprn. Karya tulis ilmiah bersifat formal, sehingga harus memenuhi beberapa syarat yaitu karya tulis itu harus lugas dan tidak emosional, logis,efektif, efesien, dan ditulis dengan menggunakan bahasa indonesia baku. Penyusunan karya ilmiah mempunyai manfaat yang besar bagi penulis maupun pembacanya. Manfaat tersebut di antaranya adalah seorang penulis dapat mengasah dan mengembangkan keterampilan membaca yang efektif melalui studi kepustakaan. Selain itu, dengan karya tulis ilmiah ini,penulis dapat menambah wawasan mengenai ilmu pengetahuan yang di kajinya dan dapat menambah wawasan juga kepada para pembacanya. Di dalam penyusun sebuah karya tulis , ada beberapa tahapan yang harus dilakukan, yaitu persiapan, pengumpulan dat,

pengorganisasian dan pengonsepan, pemeriksaan atau penyutingan konsep,dan penyajian atau pengetikan. Tahap persiapan, yaitu pemilihan topik masalah, penetuan judul, dan pembuatan kerangka tulisan. Dalam tahap pengumpulan data, penulis mencari keterangan studi dari pustaka, kemudian di kumpulkan data tersebut., mengamati objek penelitian, dan pengujian di lapangan. Selanjutnya dalam tahap pengorganisasiandan pengonsepan, penulis melakukan pengelompokan bahan dan pengonsepan. Sedangkan pada tahap selanjutnya , yaitu tahap pemeriksaan ayau penyutingan konsep dengan cara membaca dan mengecek kembali masalah. Terakhir, tahap penyajian dengan mengetik semua hasil dari penelitian tersebut. Dalam penyajian, biasanya dilakukan berulang ulang selalu ada pemakaian bahasa yang kurang efektif, penyusunan kalimat atau paragraf yang kurang pas, atau penerapan kaedah ejaan yang tidak sesuai.

Sistematika penulisan karya ilmiah adalah urutan letak bagianbagian karya ilmiah, bagian mana yang harus di dahulukan dan bagian mana setelah itu. Umumnya sistematika karya tulis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian tengah, dan bagian akhir. Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai sistematika penulisan karya ilmiah pada bagian awal, yaitu penulisan abstrak. B. Definisi Abstrak Abstrak adalah suatu bentuk informasi yang disajikan dalam laporan atau karya ilmiah, seperti skripsi, tesis, dan disertasi, yang ditulis secara teknis dengan tujuan agar pembaca segera mengetahui isi yang ditulis secara singkat. Dengan kata lain, abstrak adalah pernyataan singkat tetapi akurat dari sisi dokumen tanpa menambah tafsiran atau kritik dan tanpa membedakan untuk siapa abstrak tersebut dibuat (/American National Standard Institutes/, 1979). Dalam kenyataannya, pembuatan abstrak, terutama para

mahasiswa sering tidak memahami secara mendalam tentang abstrak. Dengan penjelasan tersebut, diharapkan dapat membantu Anda untuk memahami abstrak dan cara pembuatannya.

1. Jenis-Jenis Abstrak Abstrak dalam seuah penulisan karya ilmiah memiliki beberapa jenis penulisan berdasarkan isinya. Abstrak dapat diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu sebagai berikut. Abstrak indikatif adalah abstrak yang menyajikan uraian secara singkat mengenai masalah yang terkandung dalam laporan atau karya ilmiah lengkapnya. Abstrak indikatif

bertujuan agar pembaca mengetahui isi informasi tanpa memadatkan isi informasi aslinya dan hanya memberikan indikasi sasaran cakupan tulisan. Maka, pembaca dapat mempertimbangkan apakan tulisan asli perlu dibaca atau tidak. Abstrak informatif adalah miniatur laporan atau karya ilmiah asli dengan menyajikan data dan informasi secara lengkap sehingga pembaca tidak perlu lagi membaca tulisan aslinya, kecuali untuk mendalaminya. Dalam abstrak informatif, disajikan keseluruhan tulisan asli dalam bentuk mini. tujuan, metode dan analisis

Seperti, judul, penulis, institusi,

laporan, hasil penelitian, dan simpulan. 2. Karakteristik Abstrak Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan abstrak adalah sebagai berikut: Bentuk tulisan bersifat informatif kualitatif atau kuantitatif bergantung jenis laporan atau karya ilmiah dan deskriptif, analisis, induktif, atau deduktif bergantung pada jenis laporan atau karya ilmiah. Abstrak disajikan secara singkat, terdiri atas 200 s.d. 300 kata atau sekitar 7 s.d. 10 paragraf dan diletakkan sebelum daftar isi. Kata abstrak ditulis di bagian tengah halaman dengan huruf kapital. Simetris di batas atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. Abstrak tidak memuat latar belakang, contoh, penjelasan berupa alat, cara kerja, dan proses yang sudah dikenal atau lazim. Abstrak hanya memuat metode kerja dari pengumpulan data sampai penyimpulan dan data yang sudah diolah.
4

Dalam penyusunan abstrak, perlu diperhatikan ketelitian penyajian sumber informasi asli secara cermat, mudah dipahami, dan menggunakan kata atau istilah yang sama dengan tulisan aslinya. Pengetikan berspasi satu, menggunakan tipe tulisan standar /times new roman/ atau /arial/, dengan ukuran tulisan 12 pt. Panjang abstrak maksimal satu halaman kuarto (A4), tapi ada juga yang memperbolehkan panjang teks abstrak maksimal dua halaman kuarto atau didasarkan pada jumlah kata maksimal 250 kata. Selain itu, teks di dalama abstrak disajikan secara padat di dalam intisari tulisan yang mencakup latar belakang, masalah yang diteliti, metode yang digunakan, hasil yang diperoleh, dan simpulan. Jika ada sasaran yang akan diajukan, maka boleh dicantumkan. Di dalam sebuah abstrak dicantumkan pula kata kunci yang ditempatkan paling bawah teks abstrak. Jumlah kata kunci di dalam abstrak adalah sekitar 3-5 kata kunci. Kata kunci tersebut berfungsi sebagai komputerisasi sistem informasi ilmiah karena dengan kata kunci tersebut dapat membantu menemukan judul-judul skripsi, tesis, dan disertasi berserta abstraknya. Dengan demikian, keberadaan abstrak dalam sebuah laporan atau karya ilmiah mutlak adanya. Hal ini bisa memudahkan pembaca untuk mengetahui isi laporan dalam waktu yang singkat, tanpa harus membaca tulisan aslinya secara menyeluruh. Untuk menyajikan abstrak yang efektif dan mudah dipahami, penulis perlu memperhatikan karakteristik penulisan abstrak, sehingga pembaca dapat mengetahui isi tulisan walaupun abstrak disajikan secara singkat.

You might also like