You are on page 1of 6

ABSTRAK

ANALISIS IMPORT CONTAINER DWELLING TIME DI PELABUHAN PETI KEMAS JAKARTA INTERNATIONAL CONTAINER TERMINAL (JICT) TANJUNG PRIOK
Oleh Afif Artakusuma NIM: 15008081 (Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Program Studi Teknik Sipil)

Peti kemas telah digunakan luas dalam sistem perdagangan internasional saat ini. Ukuran dan bentuk yang telah distandarkan membuat penggunaan peti kemas dapat diterima di seluruh pelabuhan dunia. Dalam penelitian ini akan diketahui tingkat pelayanan peti kemas di Pelabuhan Jakarta International Container Terminal (JICT) Tanjung Priok dengan melakukan analisis import container dwelling time untuk masing-masing komponen yaitu pre-clearance, customs clearance, dan post-clarance. Selanjutnya analisis dilakukan dengan

mempertimbangkan pemilihan jenis jalur barang berdasarkan ketetapan Kantor Pelayanan Utama (KPU) Bea Cukai Tanjung Priok yaitu jalur hijau, kuning, merah, MITA Prioritas, dan MITA Non-Prioritas. Analisis distribusi import container dwell time dilakukan untuk mengetahui sebaran lama waktu dwell time bersarkan masing-masing jalur barang untuk tiap-tiap komponen. Perhitungan rata-rata import container dwelling time dalam penelitian ini tidak memasukkan data peti kemas yang dipindahkan ke tempat penimbunan lain (overbrengen).

Kata kunci: Dwell Time, Peti Kemas, Impor, JICT

I-1

Bab I
I.1 Latar Belakang

Pendahuluan

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Berdasarkan data CIA World Factbook, luas total wilayah Indonesia adalah seluas 5.180.053 km2. Jumlah pulau di Indonesia adalah sebanyak 17.508 pulau dengan lima pulau terbesar yaitu Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Jika dihitung, panjang pesisir pantai Indonesia adalah 54.716 km. Hampir 60% dari luas total Indonesia merupakan lautan, dimana sisanya berupa daratan dan perairan darat (danau, sungai, rawa, dsb). Dengan kondisi geografis seperti yang telah disebutkan diatas, maka perairan memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Perairan Indonesia juga memegang peranan penting dalam kehidupan dunia. Hal ini disebabkan oleh letak Indonesia yang sangat strategis dalam jalur perdagangan global. Kepulauan Indonesia terletak diantara dua benua dan dua samudera. Yang pertama, Indonesia terletak diantara Benua Asia daratan (China, India, dll) dan Benua Australia. Yang kedua, Indonesia terletak diantara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik yang merupakan jalur pelayaran utama bagi kapal-kapal dari arah barat (Eropa) ke timur (Asia) maupun sebaliknya. Kapal-kapal peti kemas yang datang, berlayar dari Eropa melewati Selat Malaka dan kemudian menuju Singapura. Selain jalur tersebut, beberapa kapal besar yang tidak dapat melewati Selat Malaka menggunakan jalur lain di perairan Indonesia seperti Selat Sunda dan Selat Bali.

Sayangnya walaupun letak Indonesia sangat strategis, pelabuhan yang ada di Indonesia saat ini yang melayani kapal-kapal pelayaran asing masih tergolong sangat sedikit. Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, Belawan di Sumatera Utara, Palembang di Sumatera Selatan, dan Tanjung Perak di Surabaya hanyalah segelintir pelabuhan di Indonesia yang melayani pelayaran kapal-kapal asing. Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta memang dijadikan hub yang melayani kapalkapal asing dan domestik. Namun dalam skala regional ASEAN, pelabuhan-

I-2

pelabuhan utama di Indonesia khususnya Tanjung Priok kalah bersaing dengan pelabuhan-pelabuhan regional lainnya di ASEAN seperti pelabuhan Singapura dan Port Klang di Malaysia.

Sumber: Asian Development Bank

Gambar I.1.

Pelabuhan Indonesia dan negara lain disekitar perairan Indonesia

Kurangnya minat kapal-kapal asing untuk singgah di pelabuhan-pelabuhan utama Indonesia khususnya Tanjung Priok dapat disebabkan oleh beberapa parameter. Parameter-parameter tersebut berujung pada tingkat kinerja dan pelayanan suatu pelabuhan. Beberapa parameter diantaranya adalah kedalaman draft, jumlah dermaga yang tersedia, jumlah crane dan alat-alat berat lainnya, luas lahan terminal, tingkat sumber daya manusia (SDM), dsb. Salah satu parameter yang dijadikan acuan utama dalam suatu pelabuhan adalah import container dwelling time. Secara sederhana, import container dwelling time dapat di artikan sebagai waktu yang diperlukan sejak peti kemas impor mulai diangkat dari kapal sampai peti kemas tersebut keluar dari pintu pelabuhan. Import container dwelling time

I-3

memegang peranan penting karena berhubungan dengan lama waktu yang harus dilalui oleh peti kemas saat masih berada di dalam terminal untuk menunggu proses dokumen, pembayaran, dan pemeriksaan Bea Cukai selesai.

Dalam operasionalnya, pelabuhan peti kemas di Tanjung Priok terdiri dari beberapa operator-operator terminal seperti operator Terminal Koja, operator Jakarta International Container Terminal (JICT), dsb. yang dibawahi oleh otoritas pelabuhan. Operator-operator terminal tersebut bertugas untuk melakukan kegiatan operasional di kawasan terminal peti kemasnya masing-masing. Sebagai salah satu operator di pelabuhan peti kemas di Tanjung Priok, Jakarta International Container Terminal (JICT) bertugas untuk melayani kegiatan bongkar muat kapal peti kemas dan memfasilitasi pemeriksaan peti kemas oleh Bea Cukai. Lamanya waktu dwell time tidak hanya merugikan importir saja tapi juga merugikan operator terminal itu sendiri. Berbagai dampaknya antara lain adalah penumpukan peti kemas sehingga mengurangi kapasitas terminal, tidak ada lahan yang tersedia untuk penumpukan sehingga harus dipindahkan keluar lahan Jakarta International Container Terminal (JICT), mengantrinya kapal-kapal untuk bersandar membongkar muatan peti kemasnya, dan menimbulkan efek domino lainnya.

Berdasarkan hal-hal yang telah disebutkan diatas, didapat suatu rumusan masalah yaitu bagaimana upaya yang harus dilakukan agar import container dwelling time di Pelabuhan Peti Kemas Jakarta International Container Terminal (JICT) Tanjung Priok dapat dikurangi.

I.2

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengevaluasi import container dwelling time di Pelabuhan Peti Kemas Jakarta International Container Terminal (JICT) Tanjung Priok 2. Menemukan upaya optimal dalam usaha mengurangi import container dwell time untuk meningkatkan kinerja pelayanan Pelabuhan Peti Kemas Jakarta International Container Terminal (JICT) Tanjung Priok

I-4

I.3

Ruang Lingkup Kajian

Untuk menjawab rumusan masalah diatas, aspek yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah: 1. Operator pelabuhan yang dikaji adalah Jakarta International Container Terminal (JICT) 2. Volume kontainer impor per bulan yang dikaji adalah volume impor Bulan Januari-Februari 2012 di Pelabuhan Peti Kemas Jakarta International Container Terminal (JICT) 3. Analisis dwell time yang dilakukan tidak termasuk untuk peti kemas yang dipindahkan ke tempat penimbunan lain (overbrengen)

I.4

Sistematika Pembahasan

Penulisan laporan penelitian ini terbagi menjadi enam bab utama yaitu pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, penyajian data, analisis data, dan kesimpulan. Sistematika pembahasan dalam laporan ini adalah: 1. Bab I Pendahuluan Hal-hal yang dibahas pada bab ini meliputi latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup kajian, dan sistematika

pembahasan.

2.

Bab II Tinjauan Pustaka Hal-hal yang dibahas pada bab ini meliputi penjelasan umum dan aspekaspek yang akan dikaji dengan menggunakan berbagai literatur sebagai sumber. Hal-hal yang dibahas meliputi pembahasan umum mengenai sarana dan prasarana transportasi laut, pengertian dan fungsi pelabuhan, pelabuhan peti kemas, gambaran umum Pelabuhan Peti Kemas Jakarta International Container Terminal (JICT) Tanjung Priok, kegiatan/aktivitas dan pihak-pihak yang terlibat dalam suatu kegiatan ekspor-impor barang di Pelabuhan Peti Kemas Jakarta International Container Terminal (JICT) Tanjung Priok, dan pengertian import container dwelling time dalam proses impor barang di Pelabuhan Peti Kemas Jakarta International Container Terminal (JICT) Tanjung Priok.

I-5

3.

Bab III Metodologi Penelitian Hal-hal yang dibahas pada bab ini meliputi penjelasan mengenai alur pikir, metode penelitian, tahapan pelaksanaan analisis, dan berbagai macam kegiatan-kegiatan yang dilakukan terkait pembuatan laporan ini.

4.

Bab IV Penyajian Data Hal-hal yang dibahas pada bab ini meliputi penyajian data yang didapatkan, yaitu data peti kemas Bulan Januari-Februari 2012 di Pelabuhan Peti Kemas Jakarta International Container Terminal (JICT) Tanjung Priok yang meliputi nomor kode peti kemas, waktu unloading peti kemas, waktu pemeriksaan dokumen, waktu pemeriksaan fisik oleh Bea Cukai, sampai waktu peti kemas keluar dari pintu pelabuhan. Selain itu dijelaskan juga mengenai proses untuk mendapatkan data model yang akan digunakan dalam analisis.

5.

Bab V Analisis Data Hal-hal yang dibahas pada bab ini meliputi proses dan hasil analisis terhadap data model untuk perhitungan import container dwelling time di Pelabuhan Peti Kemas Jakarta International Container Terminal (JICT) Tanjung Priok. Analisis dilakukan berdasarkan tiap-tiap komponen (pre-clearance, customs clearance, dan post-clearance) untuk masing-masing jalur barang yang ditetapkan oleh Kantor Pelayanan Utama (KPU) Bea Cukai Tanjung Priok yaitu jalur hijau, kuning, merah, MITA Prioritas, dan MITA Non-Prioritas. Selanjutnya dilakukan analisis sebaran distribusi import container dwelling time untuk mengetahui nilai modus dan tingkat sebaran dari import container dwelling time untuk masing-masing jalur. Terakhir dapat ditarik kesimpulan dan rekomendasi yang dapat diajukan dalam rangka mengurangi import container dwelling time di Pelabuhan Peti Kemas Jakarta International Container Terminal (JICT) Tanjung Priok.

6.

Bab VI Kesimpulan Hal-hal yang dibahas pada bab ini meliputi kesimpulan dan saran dari penyusunan laporan ini.

I-6

You might also like