You are on page 1of 9

TUGAS TERSTRUKTUR AVERTEBRATA AIR

ROTIFERA

Anggota kelompok 1 :

Anita Herawati Dhahlan Ramadhan Pradana Anusya Putra

H1G011014 H1K011002 H1H011028

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN 2012

I.1. PENGERTIAN Rotifera berasal dari bahasa Latin yaitu rota yang berarti roda dan ferre yang berarti membawa. Jadi Rotifera dapat diartikan sebagai hewan yang memiliki roda di atas kepalanya jika dilihat dari mikroskop zooplankton.

I.2. CIRI CIRI Filum Rotifera memiliki beberapa ciri yaitu: 1. Habitatnya di air tawar atau air payau. 2. Struktur tubuh simetri bilateral 3. Hewan multiseluler. 4. Hidup bebas, soliter(sendiri),atau berkoloni(kelompok).. 5. Bersifat filter feeder 6. Melayang dalam air 7. Anus di bagian dorsal. 8. Kecepatan renang rendah. 9. Tubuhnya transparan.

II.1. KLASIFIKASI Filum Rotifera dibagi menjadi tiga kelas yaitu: KELAS SEISONACEA Kelas Seisonacea memilki ciri-ciri sebagai berikut : Bentuk tubuh panjang Corona mengecil Ovari sepasang Hidup komensal pada Nebalia Habitatnya air tawar

KELAS BDELLOIDEA Ciri-ciri yang dimiliki: Tubuh silindris dan rektraktil Corona seperti dua roda yang berputar Ovari sepasang Kaki dengan 2-4 jari atau tidak ada Jantan tidak dikenal Partenogenesis Berenang atau merayap

KELAS Monogononta Ciri-ciri yang dimiliki: Ovari sebuah Jantan biasanya ada yang mengalami degenerasi

II.2. ANATOMI

Tubuh Rotifera dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu bagian anterior yang pendek, badan yang besar, dan kaki. Dibagian anterior terdapat corona dan mastax yang merupakan ciri khas filum Rotifera. Corona terdiri atas daerah sekitar mulut yang bercilia, dan cilia ini melebar diseputar tepi anterior hingga seperti bentuk mahkota. Gerakan cilia pada trochal disk (thochus = roda) tampak seperti roda berputar, asal nama rotifera (rota : roda dan fere : membawa). Mastax yang terletak antara mulut dan pharynx. Mastax adalah pharynx yang berotot, bulat atau lonjong, dan bagian dalamnya terdapat trophi, semacam rahang berkhitin. Trophi terdiri atas 7 buah gigi yang saling berhubungan. Mastax berfungsi untuk menangkap dan menggiling makanan. Bentuknya beraneka ragam disesuaikan dengan tipe kebiasaan makan rotifera.

Bentuk badan bulat atau silindris. Pada bagian badan (trunk) terdapat tiga buah tonjolan kecil yaitu sebuah atau sepasang antena dorsal dan 2 buah antena lateral. Pada ujung antena biasanya terdapat bulu-bulu sebagai alat indra.

Gamabar : Anatomi Rotifera

Sebuah kaki yang langsing terletak di ujung posterior. Cuticula pada kaki sering kali berkerut-kerut sehingga tampak seperti beruas-ruas, yang dapat memendek daan dimasukkan ke dalam badan. Pada ujung kaki biasanya terdapat satu sampai empat buah jari di dalam kaki terdapat kelenjar kaki (pedal gland) yang menghasilkan perekat untuk menempel pada substrat. Selain empat buah jari, jenis Bdelloidea mempunyai sepasang taji (spur). Pada jenis yang sessile, kelenjar kaki menghasilkan bahan pembentuk selubung seperti vas bunga. Kaki pada jenis plankton adakalanya mengecil, lenyap atau di bagian ventral.

Gambar : tipe ramate http://indrodiwarungkopi.wordpress.com/2009/04/28/rotifera/ Tubuh tertutup epidermis yang merupakan lapisan tipis dan sintisial, dengan jumlah nuclei yang selalu tetap. Epidermis menghasilkan cuticuls, tipis sampai tebal, tergantung jenisnya, bahkan ada yang mengeras sepeti cangkang disebut lorica. Lorica adakalanya dihiasi galu-galur, duri yang pendek atau panjang dan dapat digerakkan, misalnya pada Filinia.

Gambar : Brachinous http://www.fao.org/docrep/005/x3980e/x3980e05.htm Dibawah epidermis terdapat susunan otot melingkar dan membujur, namun tidak terorganisir sebaik platyhelminthes. Antara dinding tubuh dan organ dalam terdapat pseudocoelom yang berisi cairan dan sel-sel ameboid bercabag-cabang yang tersusun seperti jala sinsitial.

II.3. FISIOLOGI 1. PENCERNAAN Mulut rotifea terletak dibagian ventral dan biasanya dikelilingi oleh sebagian corona. Daerah sekitar mulut (buccal field) pada beberapa jenis Collothecacea mengalami modifikasi, melebar sedemikian rupa hingga menyerupai corong, dan mulut terletak didasar corong. Jenis filter feeder memakan partikel organik yang lembut dengan bantuan aliran air yang dihasilkan cilia pada corona. Makanan dari mulut dialirkan ke mastax. Pharynx dihubungkan dengan perut oleh oesophagus. Perut berbentuk tabung atau kantong, berhubungan dengan usus yang pendek, cloaca dan berakhir pada anus. Jenis karnivor memakan protozoa, rotifera yang lebih kecil dan metazoa lain. Mangsa ditangkap dengan cara dicengkeram atau dijebak. Mangsa dicengkeram menggunakan trophi yang berbentuk seperti penjepit, atau mangsa yang terjebak didalam corong tidak dapat keluar karena cuping yang bersetae akan melipat kedalam dan berkerut,hingga mangsa masuk ke mulut.

2. ALAT EKSKRESI Pada tiap sisi lateral terdapat sebuah protonephridium dengan 2-8 flame bulb. Kedua protonephridium tersebut bersatu pada kantung kemih (bladder), yang bermuara pada bagian ventral cloaca. Isi bladder dikosongkan melalui anus dengan jalan kontraksi, dengan kecepatan satu sampai empat kali per menit. Pembuangan yang demikian cepat membuktikan bahwa fungsi protonephidium adalah sebagai osmogulator, yaitu membuang kelebihan air dari salam tubuh. Dalam beberapa menit dikeluarkan sejumlah cairan yang setara dengan berat tubuh rotifera tersebut.

3. SUSUNAN SYARAF Rotifera mempunyai otak yang terdiri dari massa ganglion dorsal, dan terletak diatas mastax. Dari otak keluar sejumlah pasangan syaraf yang menuju ke berbagai alat indera,antara lain ke mata dan antena. Beberapa jenis rotifera, terutama yang sessile tidak mempunyai mata. Mata berupa ocellus sederhana, dan berjumlah tiga hingga lima buah.

4. SISTEM PEREDARAN DARAH Rotifera tidak mempunyai sistem perdaran darah, yaitu tidak mempunyai jantung, tidak mempunyai pembuluh darah, tidak ada sesuatu yang dapat dinamakan darah.

5. REPRODUKSI Seperti halnya aschelminthes yang lain, semua rotifera juga dioecius. Reproduksi selalu aseksual. Individu jantan selalu lebih kecil dari yang betina, biasanya mengalami degenerasi yaitu tidak mempunyai alat pencernaan, hanya memiliki alat reproduksi saja. Partogenesis merupakan peristiwa yang umum terjadi. Perkawinana pada rotifera biasanya dengan jalan Hipodermic Implegnation, dimana sperma masuk melalui dinding tubuh. Tiap nukelus pada ovari menjadi sebuah telur. Kebanyakan spesies mempunyai ovari dengan sepuluh sampai dua puluh nuklei, maka telur yang dihasilkan selama hidupnya tidak lebih dari jumlah tersebut. Rotifera jantan siap melakukan perkawinan satu jam setelah menetas kemudian akan mati. Bila tidak menemukan rotifera betina, maka rotifera jantan akan mati pada umur dua sampai tujuh hari tergantung jenisnya. Pada Bdelloidea, dimana tidak pernah ada jantannya, reproduksi selalu dengan cara partenogenesis yaitu betina menghasilkan telur yang selalu menetas menjadi betina. Pada kelas Monogonont, yang dalam keadaan tertentu ada jantannya, terdapat tiga macam telur. Tipe pertama adalah telur amictic, hasil partenogensis, bercangkang tipis, diploid, tidak dapat dibuahi dan menetas menjadi betina amictic. Tipe kedua adalah telur mictic, bercangkang tipis tetapi haploid, bila tidak dibuahi secara partenogenetik akan

menetas menjadi jantan yang haploid. Bila telur mictic dibuahi oleh sperma oleh jantan yang haploid tersebut, akan menjadi telur dorman, bercangkang tebal dan keras, resisten terhadap kekeringan dan lingkungan buruk, dan memerlukan istirahat beberapa bulan sebelum dapat menetas. Dalam lingkungan yang baik, telur dorman menetas menjadi betinan amictic diploid.

III. MANFAAT ROTIFERA Rotifera memegang peranan penting dalam rantai makanan pada ekosistem perairan tawar. Di satu pihak memakan serpihan-serpihan organik dan ganggang bersel satu, di lain pihak rotifera merupakan makanan bagi hewan yang lebih besar seperti cacing-cacing dan crustacea. Brachionus merupakan rotifera yang banyak dibudidayakan sebagai makanan alami untuk larva ikan dan udang. Karena berukuran kecil dan berkembang biak dengan cepat, hingga cocok makanan burayak ikan mas yang baru habis kuning telurnya. Didaerah tropis, Brachionus mulai bertelur pada umur 28 jam, dan setelah 24 jam telur menetas. Selama hidupnya yang 11 hari, seekor Brachionus menghasilkan 20 butir telur. Pada habitat yang tercemar bahan organik dan berlumut, biasanya banyak dijumpai Bdelloidea seperti Philodina dan Rotaria.

IV. KEUNIKAN Kepalanya mempunyai banyak bulu getar yang membantu untuk bergerak menarik makanan ke dalam mulutnya. Ekor atau kakinya bercabang dan menempel pada benda dengan cara mengeluarkan sekresi dari semen. Tubuhnya biasanya berbentuk silindrik dan ditutupi oleh kutikel serupa cangkang.

DAFTAR PUSTAKA

Darbohoesodo.1977.Diktat Kuliah Taxonomi Avertebrata.Fakultas Biologi.Universitas Jendral Soedirman.Purwokerto Kelompok Kerja Yayasan Studi Kurikulum Biologi.1980.Saduran HIGH SCHOOL BIOLOGY BSCS-Green Version:PT.Gramedia,Anggota IKAPI Romimohtarto,K dan S.Juwana.1999.Biologi Laut.Ilmu Pengetahuan tentang biota laut.Puslitbang Oseonologi-LIPI.Jakarta Setijanto.2006.Avertebrata Akuatik.Universitas Jendral Soedirman.Purwokerto http://www.fao.org/docrep/005/x3980e/x3980e05.htm http://indrodiwarungkopi.wordpress.com/2009/04/28/rotifera/

You might also like