You are on page 1of 10

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kehadirat ALLAH SWT. Yang telah memberi rahmat serta hidayahnya sehingga, dapat menyelesaikan karya tulis ini. Mengingat perlunya kesadaran kita akan pentingnya kepedulian terhadap perkembangan zaman dalam menggunakan dan memanfaatkan fasilitas kehidupan yang berkompeten maka sangat dibutuhkan metode dan cara praktis dalam mengurangi kesulitan hidup. Maka Besar harapan semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat membantu dalam kesadaran akan pentingnya asuransi terhadap kelangsungan hidup suatu

bangsa. kami mengharapkan kepada pembaca, dosen pembimbing agar senantiasa memberikan kritik dan saran mengenai makalah ini, guna meningkatkan kualitas yang baik dan sempurna. Akhir kata saya menyampaikan terima kasih. Semoga bermanfaat dan membantu dalam peningkatan mutu pembelajaran dalam materi semester ini. Amiin!

Bogor, Juni 2012

Penyusun,

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.................................................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1 1.3 Tujuan dan Manfaat penyusunan makalah ..................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian ........................................................................................................................ 2 2.2 Pertumbuhan dan Perkembangan ................................................................................... 2 2.3 Ruang Lingkup Perjanjian Asuransi Islam ........................................................................ 3 2.4 Fondasi Asuransi Dalam Ekonomi Islam .......................................................................... 3 2.5 Dasar Pemikiran Asuransi Islam ....................................................................................... 4 2.6 Sumber Hukum Asuransi Dalam Ekonomi Islam.............................................................. 4 2.6.1 Sumber-Sumber Umum ............................................................................................ 4 2.6.2 Sumber-Sumber Spesifik ........................................................................................... 5

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan .................................................................................................................................... 7

3.2 Saran ............................................................................................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 8

ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Dunia berkembang begitu pesatnya. Segala sesuatu yang semula tidak bisa dikerjakan, mendadak dikejutkan oleh orang lain yang bisa mengerjakan hal tersebut. Agar kita tidak tertinggal dan tidak ditinggalkan oleh era yang berubah cepat, maka kita sadar bahwa pendidikan itu sangat penting. Banyak negara yang mengakui bahwa persoalan asuransi atau jaminan merupakan persoalan yang pelik. Namun semuanya merasakan bahwa asuransi atau jaminan merupakan salah satu tugas negara yang amat penting. Bangsa yang ingin maju, membangun, dan berusaha memperbaiki keadaan masyarakat dan dunia tentu mengatakan bahwa asuransi atau jaminan merupakan kunci keberhasilan suatu bangsa. Pengemasan asuransi sekarang ini belum optimal seperti yang diharapkan. Hal ini terlihat dengan kekacauan-kekacauan yang muncul di masyarakat bangsa ini, diduga bermula dari apa yang dihasilkan oleh dunia dan persepsi masyarakat karena kurangnya ilmu pengetahuan. Asuransi atau jaminan yang sesungguhnya paling besar memberikan kontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat. Tantangan dunia mengenai persaingan ke depan adalah mewujudkan proses demokratisasi sosial yang semakin berkembang. Dengan begitu apa yang disampaikan mengenai Asuransi menurut islam dapat memberikan pencerahan kepada semua orang. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian asuransi? 2. Bagaimanakah penerapannya? 3. Siapa saja tokoh-tokoh teori belajar? 4. Bagaimana implikasi dalam masyarakat? 1.3 Tujuan dan Manfaat penyusunan makalah 1. Agar kita memahamai tentang asuransi 2. Untuk mengetahui bagaimana cara menerapkan bersosial dalam asuransi dimasyarakat 3. Mendeskripsikan implikasi dari asuransi 4. Mengkaji implikasi dari asuransi
1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Menurut pasal 246 Watboek zan Koophandel (kitab Undang-undang Perniagaan) bahwa yang dimaksud dengan asuransi adalah suatu persatuan di mana pihak yang meminjam berjanji kepada pihak yang dijamin untuk menerima sejumlah uang premi sebagai pengganti kerugian, yang mungkin akan diderita oleh yang dijamin karena akibat dari suatu peristiwa yang belum jelas akan terjadi. Menurut Fuad Mohd. Fachruddin yang dimaksud dengan asuransi adalah suatu perjanjian-peruntungan. Sebelumnya beliau menjelaskan definisi asuransi menurut Kitab Undang-Undang perniagaan pasal 246. 2.2 Pertumbuhan dan Perkembangan Tidak diterangkan secara jelas kapan praktek asuransi dimulai dalam islam. Akan tetapi, ini sangat tepat untuk menyimpulkan bahwa transaksi asuransi telah ada sebelum zaman Rasullah SAW dan di kembangkan secara berangsur-angsur . Perkembnagan asuransi islam dapat di klasifikasikan dalam 6 tahap: 1) praktek dari ajaran al-Aqilah pada masa lampau suku-suku bangsa Arab sebagai kebiasaan dan adat istiadat Menurut beberapa ensiklopedia, transaksi asuransi di mulai dari praktek masa Arab kuno. Ini merupakan kebiasaan Arab kuno di mana ketika salah satu anggota sukunya di bunuh oleh seseorang anggota dari suku lain, maka famili dari pihak pembunuh harus membayar ahli waris pihak korban dengan uang darah sebagai kompensasi. Keluarga dari pihak pembunuh ditunjuk sebagai Aqilah dalam bahasa Arab dan harus membayar uang tebusan atas nama pihak pembunuh. 2) kebiasaan Rasullah SAW Pengembangan praktek asuransi selama zaman Rasullah SAW dapat dilihat dalam situasi penerimaan praktek Aqilah arab kuno. Rasullah sendiri telah menerima konsep Aqilah sebagaimana yang telah dipraktekkan oleh suku Arab kuno.

3) praktek para sahabat Terdapat pengembangan yang lebih jauh di dalam asuransi berdasarkan transaksi selama periode khalifah kedua, Sayedina Umar. Selama periode ini, pemerintah bahkan menganjurkan rakyatnya untuk menjalankan ajaran Aqilah. 2.3 Ruang Lingkup Perjanjian Asuransi Islam 1) perjanjian asuransi jangan melibatkan satupun unsure riba dalam aktifitas investasinya atau aktifitas lainnya yang diorganisir oleh perusahaan asuransi. 2) Bisnis asuransi harus berdasarkan pada prinsip financial al-mudharabah,sebagai alternative dari prinsip bunga rata-rata yang telah di tetapkan. 3) Calon polis asuransi jiwa bukan pihak penerima uang sebagaimana dalam kasus polis asuransi konvensional. 4) Suatu perjanjian asuransi hanya dapat dilaksanakan apabila tidak melanggar prinsipprinsip syariah. 5) Setiap individu dalam masyarakat memiliki kebebasan untuk membeli polis asuransi kecuali yang belum berumur 18 tahun dan bagi yang mengalami sakit jiwa. 2.4 Fondasi Asuransi Dalam Ekonomi Islam Menurut ajaran islam, sebuah praktek asuransi mesti memiliki dasar-dasar karakter yang pasti agar menjadi lebih sah. Dasar-dasar karakter ini dapat diklasifikasikan dalam bebrapa kategori: 1) Ketulusan (ikhlas) setiap transaksi atau perjanjian haru dijalankan dengan ketulusan dan niat yang murni agar dapat memperoleh hasil yang memuaskan dari Allah SWT. 2) Prinsip mutlak syariah dalam ajaran islam, sebuah kontrak asuransi tidak akan sah apabila melanggar segala bentuk prinsip-prinsip syariah. 3) Sifat-sifat moralitas dalam perjanjian asuransi islam, pihak-pihak yang terkait mesti mengamati prinsipprinsip yang paling baik , kejujuran, keterbukaan dan kebenaran. 4) Unsur-unsur kontrak asuransi a) b) c) pihak-pihak yang terkait dengan kontrak harus memiliki kapasitas yang sah barang pokok harus yang bisa diasuransikan pihak penanggung terikat sebagai pihak yang mengganti pihak tertanggung atas segala kerugian barang pokok yang telah disepakati.
3

d)

Pembayaran premi oleh pihak tertanggung adalah sesuai dengan pertimbangan dalam kontrak

2.5 Dasar Pemikiran Asuransi Islam 1. Dengan memiliki polis asuransi, beberapa orang yang tidak punya harapan terbantu dari kerugian materi yang tidak diharapkan, yang dapat berakibat pada penderitaan yang lebih parah. 2. polis asuransi membantu mengurangi angka kemiskinan dalam masyarakat dan memastikan kehidupan yang nyaman bagi morang miskin. 3. memiliki polis asuransi memastikan kehidupan saling bekerja sama dan semangat persaudaraan dan juga menanamkan solidaritas. 4. keberadaan perjanjian asuransi menghasilkan masyarakat yang mandiri 5. polis asuransi berdasarkan pada prinsip keuangan al-mudharaba, di mana pihakpihak membagi hasil sesuai dengan porsi yang telah disepakati, sementara itu, menghindari penggunaan riba. 2.6 Sumber Hukum Asuransi Dalam Ekonomi Islam Polis asuransi adalah tetap sah apabila tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. Oleh karena itu, tiap sumber polis asuransi Islam harus benar-benar bertdasarkan ajaran syariah. Sumber aturan asuransi islam dapat di bagi menjadi 2 kategori: 2.6.1 Sumber-Sumber Umum 1) Al-Quran ada 500 ayat dalam al-quran yang berhubungan dengan ketentuan yang sah. Terdapat beberapa ketetapan dalam al-quran yang membenarkan keabsahan perjanjian asuransi. 2) Sunnah sunanh atau tradisi Rasullah SAW adalah sumber utama kedua setelah alquran. Pada kenyataannya, terdapat banyak tradisi Rasullah SAW yang membenarkan keabsahan dan kebolehan perjanjian asuransi dan prakteknya. 3) Praktek Para Sahabat polis asuransi berasal dari ajaran Aqilah. Semasa periode akhir khalifah kedua, sayidina umar mempraktekkannya dan mengarahkan warganya untuk melakukan hal yang sama.
4

4)

Ijtihad dan Kesepaduan Para Ulama pemikiran, maksud dan karakter yang sah dari polis asuransi sebagaimana yang dilaksanakan di dunia saat ini, pertama kali di temukan oleh Ulama Mahzab Hanafi yang terkenal Ibn Abidin (1784-1836) dalam bukunya Radhul Mukhtar jilid 3, halaman 249.

2.6.2 Sumber-Sumber Spesifik 1) Prinsip-prinsip Perjanjian (aqd) polis asuransi seperti perjanjian mengikat pihak-pihak secara sepihak oleh suatu penawaran dan penerimaan. 2) Dasar-dasar pertanggung jawaban polis asuransi melindungi semua kerugian yang diakibatkan oleh kematian, kecelakaan, bencana, dan kerugian yang lain pada nyawa manusia, property, atau bisnis. Pihak penanggung (perusahaan asuransi) bertanggung jawab atas penggantian terhadap kerugian pada barang pokok yang telah disepakati. Pertanggungjawaban semacam itu merupakan pertanggungjawaban yang dilakukan untuk orang lain. 3) Prinsip-prinsip uberrimae fidei harus ada kepercayaan antara pihak-pihak yang terkait perjanjian asuransi.olek karena itu, terbukanya fakta-fakta material, keterlibatan perbuatan yang curang, penyajian yang keliru atau memberikan pernyataan palsu adalah semua factor yang dapat membatalkan polis asuransi. 4) Prinsip-prinsip waris dan wasiyah dalam asuransi jiwa, pihak tertanggung menunjuk atau menentukan seseorang calon peserta yang bukan benar-benar ahli waris, penerima uang warisan. 5) Prinsip-prinsip wakalah (perwakilan atau agen) pengangkatan perwakilan oleh pihak penanggung dan perantara adalah hal yang penting. Pada kenyataannya, pengangkatan semacam itu, adalah hal yang biasa dilakukan karena hal itu membuat transaksi dan perjanjian antara pihak penanggung dan pihak tertanggung menjadi lebih efektif. 6) Prinsip-prinsip al-dhaman (garansi) Dalam polis asuransi, pihak penanggung berusaha untuk menjamin keamanan materi bagi pihak tertanggung terhadap kerugian, kerusakan, atau resiko yang tidak diinginkan di masa yang akan datang.
5

7)

Prinsip-prinsip al-mudharabah dan al-musharakah Praktek polis asuransi dalam ajaran syariah dalah benar-benar berdasarkan system keuangan al-mudharabah, sebagai alternative yang berdasarkan bunga.dalam system ini, satu pihak yang terkait perjanjian menyediakan modal sementara yang lain membantu usaha bisnisnya sendiri dan kedua belah pihak saling menyetujui untuk membagi keuntungan sesuai dengan itu. Sementara itu, polis asuransi juga berlaku pada prinsip dasar al-musharakah di mana kedua belah pihak penanggung dan tertanggung adalah partner dalam polis asuransi yang dijalankan oleh perusahaan asuransi.

8)

Prinsip-prinsip hak dan kewajiban Polis asuransi mengacu kepada prinsip-prinsiphak dan kewajiban yang muncul demi kemanusiaan dan alami. Contohnya merupakan hal yang logis dan alami bagi seseorang dalam masyarakat manapun untuk melindungi diri mereka, property, keluarga dan tetangga mereka. Dari resiko dan bahaya yang tidak diinginkan.

9)

Prinsip-prinsip hukum kemanusiaan Salah satu tujuan hukum kemanusiaan adalah untuk menanamkan saling memahami di antara para anggota dan masyarakat untuk melindungi mereka dari kerugian, kerusakan, atau yang tidak diinginkan atau bentuk lain dari resiko bahaya atau penderitaan. Karena itu, polis asuransi dapat meringankan salah satu dari penderitaan yang muncul dari resiko kerugian materi yang tidak diinginka, yang masih dalam lingkup hokum kemanusiaan.

10)

Prinsip kerja sama Dalam suatu polis, pihak tertanggung dan penanggung sepakat dalam kerja sama yang sah, di mana pihak tertanggung memberikan modal (melalui pembayaran atau penyetoran premi) kepada pihak penanggung (perusahaan asuransi), agar pihak penanggung dapat menginvestasikan premi tersebut di dalam bisnis yang sah (berdasarkan al-mudharabah). Pada saat yang sama, sebagai kompensasi pihak penanggung berkewajiban, mengganti rugi pihak tertanggung terhadap segala bentuk kerugian, kerusakan atau resiko yang tidak diharapkan pada materi pokok yang telah disetujui. Kerjasama timbal balik ini dibenarkan oleh ajaran agama sebagai kerja sama timbal balik, solidaritas, dan persaudaraan.
6

BAB III PENUTUP KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Asuransi sebagai satu wujud usaha dalam pertanggungan yang melibatkan antara sekelompok (kumpulan) orang disatu pihak dan perusahaan asuransi, sebagai lembaga pengelola dana di pihak lain, telah mengangkat isu utama saling menanggung dalam menghadapi musibah dan bencana. Dilihat dari nilai bahwa yang tertera dalam Al-Quran dan As-Sunnah, maka nilai dasar dari asuransi syariah mempunyai nilai sosial oriented yaitu sebuah nilai yang didasarkan pada semangat saling tolong-menolong antar sesama peserta asuransi dalam menghadapi musibah. B. Saran Saran yang dapat penulis sampaikan dalam pengembangan asuransi syariah terutama di Indonesia adalah. Perlu adanya kajian dan diskusi yang mendalam tentang konsep asuransi syariah oleh kalangan yang punya perhataian terhadap asuransi syariah sehingga pada akhirnya terbentuk Masyarakat Asuransi syariah (MAS). Secepatnya diperlukan payung hukum yang kuat terhadap eksistensi asuransi syariah di Indonesia. Perlunya sosialisasi yang masif terhadap masyarakat muslim sehingga mengetahui apa pentingnya asuransi syariah dalam kehidupannya. Maksimalisasi fungsi Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang terdapat dalam setiap perusahaan asuransi syariah. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut dan mendalam tantang kesesuaian praktik asuransi syariah dengan ketentuan dasar ekonomika Islam .

DAFTAR PUSTAKA

htp//www.google.com /KUMPULAN ASURANSI BERBASIS ISLAM/ Blogsop.com Gunara Thorik. Marketing Muhammad saw. Bandung: Madani Prima Alquran tarjamah. Miracle The Reference. Jakarta: Sentosa Press

You might also like