You are on page 1of 21

RESPONSI KASUS

SKIZOFRENIA

Oleh : Ratih Kusumawardani 0610710110

Pembimbing : dr. Happy Indah H., Sp.KJ

LAB/SMF ILMU KEDOKTERAN JIWA RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2011 1

RESPONSI KASUS I. IDENTITAS Nama Umur Jenis kelamin Alamat Pekerjaan Pendidikan Status pernikahan Suku bangsa Agama No. Billing/RM Tanggal periksa II. KELUHAN UTAMA Pusing, bingung, dan tidak tenang III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG AUTOANAMNESIS Auto anamnesa dilakukan pada tanggal 22 Desember 2011 pukul 10.30 T : Selamat siang, Mas. Kenalkan, saya Ratih, dokter muda dari bagian psikiatri. Dengan mas siapa? J : S(langsung jawab dan benar) T : Usianya berapa mas? J : 30 tahun (langsung jawab dan benar) T : Alamatnya dimana mas? J : Jalan xxx Kepanjen (langsung jawab dan benar) T : Sekarang mas tahu ini ada di mana? J : Tahu mbak, di poli jiwa T : Tadi datang kesini diantar siapa mas? J : Sendiri T : Mas tahu saya siapa? J : Dokter : Tn. S : 30 tahun : Laki-laki : Kepanjen :: Sarjana S1 : Belum Menikah : Jawa : Islam : 10515xxx : 22 Desember 2011

A.

T : Mas tahu ini sekarang pagi, siang, atau malam? J : Pagi (pasien langsung menjawab dan benar) T : Sekarang apa yang dirasakan mas? J : Pusing mbak, sama nggregesi di sini (pasien menunjuk dadanya) T : Mulai kapan mas terasa begitu? J : Mulai kemarin, sudah 2 minggu ini T : Selain pusing dan nggregesi, apa lagi yang mas rasakan? J : Bingung..bingung mbak..bingung nggak dapet pekerjaan T : Mulai kapan terasa bingung mas? J : 1 bulan kemarin (pasien terdiam dan menunduk) sejak berhenti kerja T : Terasa bingung kenapa mas? J : Ya nggak tenang aja rasanya (pasien terdiam dan menunduk) T : Apa pernah terasa seperti ada yang membisiki? J : Ya kadang-kadang terasa ada yang bicara di dalam sini (pasien memegang dadanya) T : Kapan munculnya mas? Sekarang masih ada? J : Nggak, kadang-kadang aja (pasien menunduk), kalau sendirian muncul, kalau ada teman begini nggak muncul T : Suara siapa mas yang bicara? Mas kenal? J : Nggak tahu T : Laki atau perempuan mas? 1 orang saja atau berganti-ganti? J : laki, suara laki-laki. 1 orang itu aja T : Suaranya bicara apa mas? J : Nggak ingat..lupa (pasien menunduk) kadang bicara, kadang teriak T : Mas tinggal di rumah dengan siapa aja? J : Bapak, ibu, mbak..ibu sakit T : Ibu sakit apa mas? J : Sakit stroke T : Selain mas, orang di rumah juga ada yang dengar? J : Nggak. Cuman saya aja yang dengar T : Mas pernah melihat wujud dari suara-suara yang bicara itu? Atau melihat sesuatu yang lain? J : Enggak (pasien diam) tapi kalo dirasuki saya pernah T : Dirasuki apa mas?

J : Dirasuki makhluk halus..terus seperti ada yang mengendalikan saya. Badan ini seperti ada yang mengendalikan. Sudah mbak, jangan diteruskan, saya takut. T : Sampai sekarang mas? J : Ya kadang-kadang. Sekarang terasanya banyak beban, banyak pikiran, nggak bebas, seperti dibekap (pasien menunduk) T : Biasanya kalau ada masalah, mas cerita sama siapa? Apa cuma dipendam sendiri? J : Ya..kadang sama teman-teman T : Mas pernah nggak sampai terpikir ingin bunuh diri? J : Dulu..sekarang sudah nggak T : Sekarang yang mas lihat di sini ada siapa saja? J : Saya, mbak, sama teman-temannya mbak T : Jadi, di ruangan ini ada berapa orang mas? J : Lima (pasien menjawab benar) T : Tadi mas kesini karena memang maunya sendiri apa ada yang menyuruh? J : Disuruh orang tua. Tadi datang kesini disuruh (ekspresi datar) T : Tadi kesini naik apa mas? J : Naik sepeda (pasien diam, ekspresi datar) T : Kenapa orang tuanya nyuruh kesini? J : Disuruh soalnya lama nggak berobat, takut parah lagi (pasien diam dan menunduk) dulu pernah ngamar di sini T : Ngamar di sini kenapa mas? J : Soalnya sering takut T : Sekarang mas masih sering takut? J : Ya sekarang sudah enggak, tapi ya kadang-kadang masih takut..takut nyalahi orang (pasien diam dan menunduk lagi) T : Kalau sekarang takut kenapa mas? J : Ya takut kalau gimana gitu.. (pasien diam, menunduk) ya takut lah mbak..takut gitu..takut, takut kehilangan (suara pasien semakin lirih) T : Apa dulu mas pernah kehilangan? J : (pasien diam saja) sudah lupa mbak (pandangan kosong) T : Takut kehilangan apa mas?

J : Apa ya (pasien diam dan menunduk lagi) ya takut kehilangan..takut kehilangan lawan jenis gitu..apa ya..ya kayak laki-laki sama perempuan gitu T : Pacar maksudnya mas? J : Iya, ya pacar, seperti itu... (pasien terdiam dan menunduk) T : Mas sudah menikah? J : Belum T : Sudah punya pacar mas? J : Belum. Baru dekat aja..tapi belum (pasien tersenyum) T : Kapan terakhir kali periksa ke sini? J : 1 tahun ini nggak ke sini (pasien menjawab benar) T : Terakhir minum obat kapan mas? J : Sudah lama, sudah 1 bulan T : Kenapa mas? J : Obatnya habis T : Makannya gimana mas? Sehari berapa kali? J : 3 kali..eh 2 kali sehari T : Seminggu ini aktivitasnya apa saja di rumah? J : Ya nggak ngapa-ngapain, nganggur..sejak berhenti kerja nggak ngapangapain. Ya kadang ke rumah teman, main. Kadang main gitar. T : Mas setelah ini masih ingin kerja lagi? J : Ya pingin (pasien menunduk, diam) T : Sebelum ini mas kerja apa? J : Ikut kakak di sekolahan (pasien menunduk, sebenarnya pasien kerja di rumah makan) T : Jadi apa mas di sekolahan? Guru? J : (pasien diam, menunduk) T : Kenapa berhenti kerja mas? J : (pasien diam, menunduk) T : Setelah ini ingin kerja apa mas? J : (pasien menunduk dan diam lama) nggak ada cita-cita mbak (ekspresi datar) T : Mas sendiri ingin kerja apa setelah ini? J : (pasien diam, menunduk)

T : Mas sekarang sudah ada usaha-usaha cari kerja lagi? J : (pasien diam, menunduk) T : Mas dulu sekolahnya sampai apa? J : Sarjana mbak..S1..sarjana mesin. Tahun 2000 saya sakit terus ngamar 2 kali T : Dulu kuliahnya dimana mas? J : Di Universitas Widyagama T : Mas ini nanti kalau misalnya waktu pulang terus motornya mogok gimana? J : Ke bengkel T : Kalau bengkelnya ternyata jauh bagaimana mas? J : Telepon teman..minta jemput T : Mas bisa nggak kalau mbenerin motor sendiri? J : Ya tergantung rusaknya T : Kalau businya yang mati? J : Ya dibersihin T : Kalau nggak bisa? T : Ya diganti T : Sekarang ada lagi yang dirasakan mas? J : Nggak, nggak ada T : Ya sudah kalau begitu, terima kasih ya mas. (Selama wawancara berlangsung, pasien terus menerus menggerakgerakkan badannya maju mundur dan memainkan jari-jarinya) B. HETEROANAMNESIS Heteroanamnesa dilakukan pada tanggal 28 Desember pukul 17.00 (sumber ibu pasien dan kakak perempuan pasien home visit) di Kepanjen. Berdasarkan anamnesa tanggal 28 Desember 2011, menurut pengakuan dari ibu kandung pasien dan kakak perempuan pasien, pasien disuruh ibunya datang ke poli jiwa RSSA pada tanggal 22 Desember 2011 dengan tujuan untuk kontrol dan obat habis. Keluhan utama, pasien terlihat bingung dan gelisah sejak 1 bulan yang lalu. 1 bulan yang lalu, pasien diberhentikan dari pekerjaannya karena terjadi pengurangan karyawan. Sejak saat itu, pasien terlihat gelisah dan tampak bingung, saat ditanya pasien

hanya menyatakan ia bingung dan takut, namun pasien tidak pernah menceritakan alasannya. Saat sendirian, pasien juga sering mendengar suara-suara yang hanya didengarnya sendiri. Hal ini berlangsung sejak obat pasien habis 1 bulan yang lalu. Namun pasien tidak pernah sampai melakukan tindakan yang membahayakan diri sendiri maupun orang lain seperti mengamuk atau membanting barang-barang. Keluhan ini terjadi sejak 11 tahun yang lalu dan menurut ibu pasien gejala kambuh bila pasien tidak minum obat. Pasien mau mandi dan makan atas kemauannya sendiri. Pasien juga minum obat secara teratur di bawah pengawasan ibunya. Bila kambuh, pasien hanya gelisah namun tidak pernah mengamuk atau melakukan perbuatan yang membahayakan diri sendiri maupun orang lain. Awalnya pada tahun 2000 saat pasien kelas 2 SMA, pasien tiba-tiba sering mengurung diri di kamar, semakin pendiam, dan sering melamun. Keluarga sama sekali tidak mengetahui masalah atau faktor pencetus apa yang menyebabkan pasien seperti ini. Pasien hanya mengatakan bahwa ia ada masalah namun pasien tidak mau bercerita pada keluarganya. Keluarga menduga pasien ada masalah dengan teman-teman sekolahnya. Pasien kemudian dibawa ke poli jiwa RSSA dan disarankan untuk MRS di ruang 23. Setelah KRS, pasien rutin berobat jalan ke poli jiwa RSSA hingga tahun 2006. Pada Februari 2006, pasien kembali MRS di RSSA dengan keluhan gelisah dan sering ketakutan karena merasa ada yang mengendalikan dirinya. Saat itu, gejala kembali kambuh setelah pasien ditinggal menikah oleh kakak perempuannya (anak ketiga). 1 bulan sebelumnya, pasien berhenti minum obat karena merasa sudah membaik. Pasien kemudian MRS selama 7 hari di ruang 23 dan didiagnosa sebagai skizofrenia. Setelah KRS pasien rutin berobat ke poli jiwa RSSA hingga tahun 2010. Sejak 1 tahun yang lalu, pasien pindah kontrol ke praktek dokter pribadi (SpKJ), namun berhenti berobat sejak 1 bulan yang lalu karena keterbatasan biaya. Menurut ibu pasien, sebelum sakit pasien merupakan anak yang pendiam, tertutup, kurang percaya diri, dan sering minder. Pasien tidak pernah sakit atau mengalami trauma/kecelakaan sebelumnya. Pasien

tergolong anak yang cerdas di sekolahnya, bahkan pasien mampu menyelesaikan pendidikan strata-1 nya hingga menjadi sarjana. IV. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

A. ORGANIK : B. NON ORGANIK :


Pasien pernah MRS di ruang 23 RS Saiful Anwar pada tahun 2000 dengan keluhan sering mengurung diri, semakin pendiam, dan sering melamun. Namun keluarga tidak ingat diagnosa pasien saat itu. Pasien kemudian rutin kontrol ke poli jiwa RSSA. Pasien kembali MRS di ruang 23 RSSA pada tanggal 22 hingga 28 Februari 2006. Saat itu pasien datang dengan keluhan sering takut dan gelisah karena merasa ada sesuatu yang mengendalikan dirinya. Pasien didiagnosa sebagai skizofrenia. Setelah KRS, pasien rutin kontrol ke poli jiwa RSSA dan mengalami remisi. Pasien terakhir kontrol ke poli jiwa bulan April 2010, dengan terapi saat itu Persidal 2 x 1 mg dan Alprazolam 2 x 0,5 mg. Setelah itu pasien berobat ke beberapa dokter spesialis (SpKJ) selama 1 tahun. Pasien terakhir kali mengkonsumsi obat bulan Oktober 2011 yakni Risperidone 2 x 1,75 mg. V. RIWAYAT PREMORBID A. RIWAYAT PRIBADI: 1. RIWAYAT KELAHIRAN: Pasien lahir secara normal di bidan, cukup bulan. Tidak ada riwayat penyakit atau trauma selama kehamilan. Tidak terdapat pula riwayat mengkonsumsi obat selama kehamilan. 2. RIWAYAT TUMBUH KEMBANG: Riwayat tumbuh kembang pada pasien sejak kecil sampai sekarang berlangsung normal, tidak didapatkan adanya keterlambatan atau gangguan pada proses tumbuh kembang. Riwayat tumbuh kembang pasien sesuai dengan anak seusianya. 3. RIWAYAT PENDIDIKAN: Riwayat pendidikan pasien ialah sarjana strata-1 di jurusan teknik mesin dengan prestasi yang cukup memuaskan.

4. RIWAYAT KEAGAMAAN: Pasien beragama Islam dan cukup taat menjalankan ibadah di rumah. Namun, baik pasien maupun keluarganya, tidak memberikan keterangan lebih lanjut terkait kegiatan ibadah pasien. B. RIWAYAT PSIKOSOSIAL: Pasien merupakan anak bungsu dari 4 bersaudara. Sejak lahir sampai sekarang, pasien tinggal di rumah orangtuanya. Saat ini pasien tinggal bersama ayah, ibu, kakak perempuan (anak ketiga), dan keponakannya (anak kakak perempuannya). Kedua kakak pasien (anak pertama dan kedua) telah berumah tangga dan saat ini tinggal di Sumberpucung dan Turen. Ibu pasien mengalami stroke sejak April 2011. Ibu pasien adalah orang yang sabar, ramah, dan terbuka. Sebelum mengalami sakit, ibu pasien selalu mendampingi pasien saat berobat. Sedangkan kakak perempuan pasien adalah orang yang ramah dan perhatian. Menurut keterangan ibu dan kakak perempuan pasien, ayah pasien adalah orang yang tegas namun sabar dan perhatian terhadap keluarga. Sehari-hari, pasien adalah anak yang pendiam, pemalu, dan kurang percaya diri sehingga pasien jarang bergaul dengan teman-teman maupun tetangga sekitarnya. Pasien hanya memiliki beberapa teman akrab saat SMA dan kuliah yang kadang-kadang mengunjungi pasien. Anggota keluarga yang tinggal satu rumah: NO. 1. 2 3 4 5 ANGGOTA KELUARGA Ayah (Tn. S) Ibu (Ny. M) Kakak perempuan (Ny. S) Pasien (Tn. S) Keponakan perempuan (An. I) C. RIWAYAT KETURUNAN: USIA (tahun) 65 60 34 30 5 JENIS KELAMIN Pria Wanita Wanita Pria Wanita PEKERJAAN Sopir pabrik Ibu rumah tangga Swasta Pelajar TK

Tidak ada anggota keluarga yang menderita keluhan yang sama. D. KEPRIBADIAN PREMORBID: Sejak kecil, pasien dikenal sebagai anak yang pendiam, tertutup, kurang percaya diri, dan sering minder. Pasien jarang bergaul dengan tetangga maupun teman sekolahnya karena sering merasa minder. Bila ada masalah, pasien cenderung memikirkannya secara berlebihan, meski itu hanya masalah kecil. Pasien kadang bercerita pada kakak lakilakinya (anak kedua), namun sejak kakak laki-lakinya menikah pasien bercerita pada ibunya. Saat ini, pasien terkesan tertutup. Menurut keluarganya, pasien juga sulit beradaptasi dengan lingkungan baru. Pasien seringkali berganti-ganti pekerjaan karena merasa tidak cocok di lingkungan kerjanya. Pasien juga mudah tersinggung, terutama bila ada orang yang mengingatkan kesalahannya.

E. FAKTOR PENCETUS:
Diberhentikan dari pekerjaannya karena ada penyusutan jumlah karyawan di tempat kerjanya. VI. TIME LINE PERJALANAN PENYAKIT

A Keterangan:

A : Pasien dilahirkan pada tahun 1981 sebagai seorang anak yang sehat, namun pendiam, kurang percaya diri, dan jarang bergaul. Sejak lahir sampai sekarang pasien tinggal dengan orangtuanya.

B : Pada tahun 2000 saat pasien kelas 2 SMA pasien mulai menunjukkan gejala gangguan jiwa. Pasien suka mengurung diri, lebih pendiam, dan sering melamun setelah ada masalah dengan teman sekolahnya. Pasien MRS di ruang 23 RSSA.

10

C : setelah KRS tahun 2000-2006 pasien rutin kontrol ke poli jiwa RSSA D : Februari 2006, pasien kembali MRS di ruang 23 RSSA karena sering ketakutan dan merasa ada yang mengendalikan dirinya. Keluhan timbul sejak pasien ditinggal kakak perempuannya (anak ketiga) menikah. Pasien berhenti minum obat sejak 1 bulan sebelumnya.

E : setelah KRS tahun 2006-2010 pasien rutin kontrol ke poli jiwa RSSA dan dinyatakan remisi. Dilanjutkan kontrol ke tempat praktek pribadi dokter spesialis selama 1 tahun.

: Desember 2011 pasien kontrol ke poli jiwa RSSA karena keluhan kembali kambuh sejak pasien diberhentikan dari pekerjaaannya dan pasien berhenti minum obat sejak 1 bulan sebelumnya.

VII. HOME VISIT Home visite (kunjungan rumah) dilakukan pada hari Rabu, 28 Desember 2011 jam 16.00-18.00. Tujuan home visit, antara lain:


penderita.

Mengetahui

hubungan

penderita

dengan

anggota

keluarga dan lingkungan rumahnya. Mengetahui hubungan psikososial dan lingkungan

Mencari data tambahan dari keluarga mengenai adanya

kemungkinan stressor psikososial yang dapat menimbulkan gejala dan mengetahui perilaku penderita saat dirumah. Sasaran : rumah keluarga pasien Hasil: A. LOKASI RUMAH Rumah keluarga pasien berlokasi di Kepanjen. Untuk mencapai lokasi tersebut dari RS Saiful Anwar Malang dapat ditempuh sekitar 1 jam dengan kendaraan pribadi. Rumah ini adalah rumah orang tua pasien.

11

B. KONDISI RUMAH (kamar keluarga pasien)

Rumah terletak di dalam gang kecil dan sempit dengan lebar


gang sekitar 1 meter

Rumah berukuran kurang lebih 6x7 meter terdiri atas 3 kamar


tidur, 1 dapur, 1 ruang keluarga, 1 kamar mandi, 1 ruang tamu, dan 1 mushalla.

Rumah tampak sempit karena dipenuhi oleh barang-barang


yamg berantakan.

Dilengkapi fasilitas PLN dan sumber air (PDAM). Tempat tinggal keluarga pasien beralaskan lantai keramik,
dengan dinding tembok bercat dan atap genteng. Ventilasi, jendela, dan penerangan kurang.

Pasien tidur sendirian dengan kondisi ruangan yang cukup


bersih, lembab, sedikit ventilasi, dan penerangan kurang. DENAH RUMAH

lemari G A H

Keterangan: A : ruang tamu

12

B : ruang keluarga C : kamar mandi D : dapur E : mushalla F : kamar orangtua pasien G : kamar kakak perempuan pasien H : kamar pasien

VIII. PEMERIKSAAN FISIK A. STATUS INTERNISTIK:

Gizi Higiene

Tanggal 22 Desember 2011 pukul 10.30 WIB : Cukup : Cukup : Cukup : 110/80 mmHg : 90 kali/menit : 20 kali/menit : 36,3 C : Anemis Ikterik Edema Sianosis : -/: -/: -/: -/: Simetris D=S : SF D=S :S S S Auskultasi :V V V Cor : Inspeksi Palpasi V V V S S S

Kesan umum

Tanda-tanda vital: Tekanan darah Nadi Frekuensi Nafas Temperatur axilla Kepala

Leher Thorax : Pulmo :

: Pembesaran kelenjar getah bening: Inspeksi Palpasi Perkusi

: Ictus Invisible : Ictus palpable di ICS V MCL S

13

Perkusi Auskultasi Abdomen : Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi Extremitas : Akral hangat Edema Anemis B. STATUS NEUROLOGIS: ::: Flat

: RHM: Sterna Line D LHM: ICS V MCL S : S1S2 single, murmur (-)

: Soft, nyeri tekan () : Meteorismus (-) : Bising Usus : + (normal)

Tanggal 22 Desember 2011 pukul 10.30 WIB GCS : Meningeal sign 456 : : kesan normal

o
o

Nervus kranialis

o
o o o

Refleks fisiologis : kesan normal Refleks patologis : Motorik Sensorik ANS : : : dalam batas normal dalam batas normal

inkontinensia urin (-)

Inkontinensia alvi (-) C. STATUS PSIKIATRIK

Tanggal 22 Desember 2011 pukul 10.30 WIB

o Kesan umum : Laki-laki, usia 30 tahun, raut wajah sesuai usia,


pakaian rapi, tampak terawat, higiene cukup

o Kontak o Kesadaran o Kemauan


o Proses berpikir: Bentuk :

: verbal (+), relevan : berubah : menurun (cita-cita, pekerjaan)

non - realisitik

14

o o
o

Arus : koheren Isi : waham pengaruh (delusion of control), ide aneh Persepsi : halusinasi dengar (+) meningkat (stereotipi)

Psikomotor : Daya ingat : baik : baik : baik Intelegensi :

Jangka pendek Jangka menengah Jangka panjang

o
pendidikan.

cukup sesuai usia

o Afek dan emosi : datar o Orientasi :


IX. RESUME Tempat Waktu : Orang : : baik baik baik

Tn. S / 30 tahun
Anamnesis: Keluhan utama : Pusing, bingung, tidak tenang Pasien terlihat bingung dan gelisah sejak 1 bulan yang lalu, sejak diberhentikan dari pekerjaannya. Sejak saat itu, pasien terlihat gelisah dan tampak bingung, saat ditanya pasien hanya menyatakan ia bingung dan takut, namun pasien tidak pernah menceritakan alasannya. Saat sendirian, pasien sering mendengar suara-suara yang hanya didengarnya sendiri. Pasien juga merasa banyak beban, banyak pikiran, tidak bebas, dan seperti dikekang seperti ada yang mengendalikan. Pasien juga sering merasa ketakutan, terutama takut kehilangan. Hal ini berlangsung sejak obat pasien habis 1 bulan yang lalu. Namun pasien tidak pernah sampai melakukan tindakan yang membahayakan diri sendiri maupun orang lain.

15

Keluhan ini terjadi sejak 11 tahun yang lalu dan kambuh bila pasien tidak minum obat. Pasien mandi dan makan atas kemauannya sendiri, minum obat secara teratur di bawah pengawasan ibunya. Bila kambuh, pasien hanya gelisah namun tidak mengamuk atau melakukan perbuatan yang membahayakan diri sendiri maupun orang lain. Sebelum sakit pasien merupakan anak yang pendiam, tertutup, kurang percaya diri, dan sering minder. Pasien tidak pernah sakit atau mengalami trauma/kecelakaan sebelumnya. Riwayat penyakit dahulu:

Organik

: -

Non organik : Pasien pernah MRS di ruang 23 RSSA pada tahun 2000 karena sering mengurung diri, semakin pendiam, dan sering melamun. Namun keluarga tidak ingat diagnosa pasien saat itu. Setelah KRS, rutin kontrol ke poli jiwa RSSA. Pasien kembali MRS di ruang 23 RSSA pada 22-28 Februari 2006, dengan keluhan sering takut dan gelisah karena merasa ada yang mengendalikan dirinya. Pasien didiagnosa sebagai skizofrenia. Setelah KRS, rutin kontrol ke poli jiwa RSSA dan mengalami remisi. Terakhir kontrol ke poli jiwa bulan April 2010. Setelah itu berobat ke beberapa dokter spesialis (SpKJ) selama 1 tahun. Pasien terakhir kali mengkonsumsi obat bulan Oktober 2011.

Kepribadian premorbid: Sejak kecil, pasien dikenal sebagai anak yang pendiam, tertutup, kurang percaya diri, dan sering minder. Pasien jarang bergaul dengan orang lain. Bila ada masalah, pasien cenderung memikirkannya secara berlebihan. Pasien cenderung sulit beradaptasi dengan lingkungan baru dan mudah tersinggung. Saat ini, pasien terkesan tertutup.

Faktor pencetus :

16

Pasien diberhentikan dari pekerjaannya 1 bulan yang lalu karena terjadi penyusutan jumlah karyawan di tempat kerjanya. Pemeriksaan fisik: Status internistik Status neurologis Status psikiatrik: : dalam batas normal. : dalam batas normal.

o Kesan umum o Kontak o Kesadaran o Kemauan


o Proses berpikir: Bentuk :

: Laki-laki, usia 30 tahun, raut wajah sesuai usia, pakaian rapi, tampak terawat, higiene cukup : verbal (+), relevan : berubah : menurun (cita-cita, pekerjaan)

non - realisitik

Arus : koheren Isi : waham pengaruh (delusion of control), ide aneh Persepsi Psikomotor Daya ingat : : baik : baik : baik Intelegensi : cukup sesuai usia : : halusinasi dengar (+) meningkat (stereotipi)

o o
o

Jangka pendek Jangka menengah Jangka panjang

o
pendidikan.

o Afek dan emosi : datar o Orientasi :


X. Tempat Waktu : Orang : : baik baik baik

DIAGNOSIS MULTIAKSIAL

17

Axis I Axis II Axis III Axis IV Axis V XI. TERAPI

: Schizophrenia (F.20) : ciri kepribadian tertutup ::: GAF scale 70-61

1. Farmakoterapi dari bagian psikiatri diberikan antipsikosis atipikal yaitu


Persidal (Risperidone) 2 x 1 mg

2. Psikoterapi pengobatan ini ditujukan untuk mengatasi masalah


emosional personal dari penderita dengan maksud menghilangkan gejala yang ada dan mengoreksi perilaku yang terganggu serta mengembangkan pertumbuhan kepribadian secara positif. Pada pasien ini dianjurkan untuk: a. lebih banyak diajak berkomunikasi untuk mengeluarkan segala pikirannya dengan orang terdekat, sehingga dapat sekaligus mengatasi permasalahan yang ada. b. mengembangkan potensi yang ada pada penderita. 3. Terapi sosial (manipulasi lingkungan), yang dilakukan agar lingkungan dapat: a. memahami dan menerima keadaan pasien. b. membimbing dalam kehidupan sehari-hari, memberikan kesibukan dan pekerjaan untuk pasien. c. mengawasi minum obat secara teratur dan membawa pasien untuk kontrol teratur. XII. PROGNOSIS Berdasarkan:

1. Onset awal dewasa muda 2. Patogenesa penyakit kronik 3. Tipe skizofrenia paranoid 4. Tidak teraturnya minum obat 5. Ada faktor pencetus

: jelek : jelek : baik : jelek : baik

18

6. Tidak ada faktor keturunan 7. Kepribadian premorbid tertutup 8. Keadaan sosial ekonomi rendah 9. Jenis kelamin laki-laki 10. Belum menikah 11. Dukungan keluarga tinggi 12. Gejala menonjol gejala negatif
Kesimpulan : dubia et malam

: baik : jelek : jelek : jelek : jelek : baik : jelek

19

Lampiran: Foto Kondisi Rumah Pasien

Rumah pasien

Gambar 1. Kondisi Depan Rumah Pasien

Gambar 2. Kondisi Ruang Tamu Rumah Pasien

Gambar 3. Kondisi Kamar Tidur Pasien

20

Gambar 4. Kondisi Dapur Rumah Pasien

Gambar 5. Kondisi Kamar Mandi Rumah Pasien

21

You might also like