Professional Documents
Culture Documents
Abstrak
Latar Belakang
Sejak tahun 1990-an mulai dirasakan pentingnya pembatasan lalu-
lintas, khususnya untuk kota-kota besar di Eropa, sebab
pertumbuhan lalu-lintas yang tidak dikendalikan (unrestrained
demand) akan menghadapi persoalan pendanaan dan dampak lalu-
lintas yang sangat berat, khususnya dirasakan oleh masyarakat dan
lingkungan sekitar. Membiarkan lalu-lintas tumbuh sampai pada
tingkat dimana kemacetan terjadi secara merata dan kontinyu,
telah menimbulkan inefisiensi secara ekonomis. Kondisi kemacetan
tersebut akan menyebabkan dampak sosial dan lingkungan,
menimbulkan polusi udara dan suara serta kondisi tidak nyaman
bagi pejalan kaki dan pemakai jalan, termasuk pengguna angkutan
umum. Persoalan yang dihadapi oleh kota-kota besar di Eropa ini
telah menyebabkan tekanan terhadap 2 kebijakan yang harus
Metodologi
Makalah ini disusun menggunakan metodologi berdasarkan kajian
literatur, pengumpulan data primer dan sekunder serta analisis dan
kesimpulan.
Landasan Teori
Pada saat ini di banyak negara, mulai timbul kesadaran bahwa
pertumbuhan demand kendaraan pribadi yang tidak dibatasi, akan
menimbulkan permasalahan jika diakomodasikan dalam bentuk
suplai. Membiarkan lalu-lintas tumbuh dengan sebebasnya ternyata
telah mengakibatkan kemacetan yang tinggi dan secara ekonomis,
perjalanan yang dilakukan menjadi tidak efisien. Kemacetan yang
tinggi akan membuat persoalan dampak sosial dan lingkungan
(polusi udara dan suara), mempersempit pelayanan angkutan
umum serta membuat perjalanan pejalan kaki menjadi tidak
nyaman. Di negara maju muncul desakan kuat, bukan saja dari luar
tetapi dari institusi resmi negara seperti RCEP (Royal Commission
on Environmental Pollution, Inggris) yang menyatakan perlunya
dilakukan pembatasan pertumbuhan kendaraan bermotor (Travel
Demand Management, TDM) melalui pembayaran (pricing) dan
penggunaan angkutan umum.
KEBIJAKA
STRATEGI TEKNIS
N
PERGESERA Strategi jam Mengarahkan agar kegiatan
N WAKTU masuk/keluar yang terjadi tidak
kantor/sekolah bersamaan waktunya
Batasan waktu Kendaraan berat
pergerakan pengangkut barang dapat
angkutan barang bergerak pada waktu-waktu
tertentu.
PERGESERA Road Pricing Electronic Road Pricing
N RUTE Area Licensing System
ATAU Jalan khusus Busway
LOKASI angkutan umum Truck Only Lane
Bicycle Lane
PERGESERA Pembatasan “3 in 1”
N MODA Jumlah Keterisian Car Poooling
kendaraan pribadi
Peningkatan MRT (Subway)
pelayanan Monorail
Angkutan umum
Pengembangan e-mail, faksimili dan
moda internet
telekomunikasi
Definisi ERP
In-vehicle
Unit
Detector Controller
In-vehicle
Unit
“From a review of the previous Hong Kong ERP study and other
worldwide experience, the most likely responses of travellers to ERP
are identified as paying the road pricing charge, changing the time
of travel, changing the route taken, switching to other modes,
switching to use Park and Ride facility, increasing vehicle occupancy
for ERP cost sharing and suppressing of trip making”.(Wheway &
Cheuk, 1999).
− β ⋅U ijZ
e
pij ( Z ) =
∑e
− β ⋅U ijk ……………………. (1)
all Modes k
dimana:
C ij ERP Feeij
U ijERP = Tij + + …………….………... (2)
VoTk VoT ERPk
ERP
dimana U ij utilitas untuk pilihan menggunakan ERP
Tij travel time dari i ke j dari network kendaraan pribadi;
PTTij travel time dari i ke j dari network angkutan umum;
C ij travel cost dari i ke j dari network kendaraan pribadi;
∆time
dimana U ij utilitas untuk pergeseran waktu;
∆T waktu untuk pergeseran waktu;
K1 konstanta perubahan akibat pergeseran waktu;
demikian, seterusnya sampai keseluruh tujuh pilihan alternatif
didefinisikan semuanya.
Penggunaan Joki “3 in 1”
Untuk mengetahui sikap mereka terhadap sistem pengendalian lalu-
lintas dengan “3 in 1” yang telah diterapkan sejak tahun 1992,
dilakukan wawancara terhadap para pengguna joki yaitu mereka
yang mempunyai pilihan menggunakan jasa orang lain untuk dapat
masuk ke kawasan “3 in 1”. Mereka yang menggunakan joki harus
mengeluarkan biaya tertentu untuk membayar para joki ke tempat
tujuan yang dikehendakinya didalam kawasan “3 in 1”.
Ttp-Ptgn
10.00%
Alih AU Ttp-pool
45.00% 2.50%
Catatan:
Alih AU : berpindah ke angkutan umum
TTp-pool : tetap dengan mobil pribadi tetapi menggunakan pool parkir
TTp-Ptgn : tetap dengan mobil pribadi tetapi berangkat dengan patungan
Ttp : tetap dengan mobil pribadi masuk ke KPL
Mblktr : menggunakan mobil kantor
Spdm : beralih ke sepeda motor
1rb
44.12%
5rb
38.24%
>8rb
6-8rb
0.00%
5.88%
3-5rb
20.59%
<3rb
73.53%
Kebutuhan Investasi
Kawasan pembatasan lalu-lintas dengan menggunakan sistem ERP
dipilih sebagai alat untuk pengendalian secara otomatis.
Pembangunan infrastruktur ERP dikembangkan dalam satu sistem
komunikasi dedicated short-range radio communication
menggunakan peralatan yang terdiri dari:
• Cash Card, yaitu peralatan yang terdapat didalam kendaraan
atau IU (in-vehicle unit) yang dilengkapi dengan smart card.
• Gerbang ERP, yaitu berupa control point yang berlokasi pada
wilayah kordon dan ruas jalan sebagai pintu-pintu masuk ke
wilayah pembatasan lalu-lintas.
• Pusat pengendalian, merupakan alat pengendali yang
sekaligus memantau setiap penjuru wilayah pembatasan lalu-
lintas.
Dalam sistem data base in-vehicle unit (IU), setiap nomor IU berlaku
untuk setiap nomor regristrasi kendaraan. IU terdiri atas satu slot
untuk menerima smart card yang berisi satu jumlah rupiah tertentu.
Cash card dapat dipergunalkan kembali setelah diisi ulang
(reusable) dan untuk memudahkan pengisiannya dapat
ditempatkan pada lokasi strategis seperti di lokasi ATM atau di
pompa bensin. IU mempunyai backlit liquid crystal display, yang
menunjukkan nilai rupiah ketika kartu cash card dimasukkan
kedalamnya. Iu juga mampu menunjukkan nilai saldo rupiah yang
masih terdapat didalamnya setelah kendaraan masuk ERP dan
direduksi dengan biaya charging.
B. PERLENGKAPAN
1 Directly Burried 4 Core FO, Single Mode 3,000 m 55,000.00 165,000,000.00
2 UC Pembungkus Kabel Serat Optik 5 unit 3,087,000.00 15,435,000.00
3 Pipa PVC type AW diameter 3" 1,100 btg 83,300.00 91,630,000.00
1 Jl. Gunung Sahari Jl.Angkasa 2,485 880 1,924 681 3,122 12.5 25.0
2 Jl. Gunung Sahari Jl.Sutomo 2,285 809 2,672 946 3,510 14.0 28.1
3 Jl. Gunung Sahari Jl. Dr. Wahidin - - - - - - 0.0
4 Jl. Gunung Sahari Jl. Jayakarta/ Industri 2,766 979 2,574 911 3,781 15.1 30.2
5 Jl. Gunung Sahari Jl.Mangga Besar 3,342 1,183 3,561 1,261 4,887 19.5 39.1
6 Jl. Senen Jl. Atrium 4,685 1,658 3,308 1,171 5,659 22.6 45.3
7 Jl. Senen Jl. Kwitang 1,059 375 800 283 1,316 5.3 10.5
8 Jl. Mangga Dua Jl.P.Jayakarta 1,230 435 1,206 427 1,725 6.9 13.8
9 Jl. Mangga Dua Jl.Sebelah Eka Jiwa 200 71 53 19 179 0.7 1.4
10 Jl. Gajah Mada Jl. Mangga Besar 1,313 465 1,739 615 2,160 8.6 17.3
11 Jl. Gajah Mada Jl. Sukarjo WP 1,205 427 1,124 398 1,649 6.6 13.2
12 Jl. Gajah Mada Jl.Suryopranoto 1,768 626 2,251 797 2,845 11.4 22.8
13 Jl. Gajah Mada Jl.KH.Hasyim Asyhari 1,756 622 1,069 378 2,000 8.0 16.0
14 Jl. Gajah Mada Jl. Juanda 2,607 923 2,882 1,020 3,886 15.5 31.1
15 Jl. Thamrin Jl. Kebon Sirih 1,759 623 1,453 514 2,273 9.1 18.2
16 Jl. Thamrin Jl. Medan Merdeka Selt 2,118 750 2,514 890 3,279 13.1 26.2
17 Jl. Thamrin Jl. Wahid Hasyim 1,150 407 1,762 624 2,062 8.2 16.5
18 Jl. Diponegoro Jl. Cokroaminoto 1,982 701 1,736 614 2,632 10.5 21.1
19 Jl. Diponegoro Jl. Taman Suropati 2,231 790 2,726 965 3,510 14.0 28.1
20 Jl. Diponegoro Jl. Pegangsaan 675 239 432 153 784 3.1 6.3
21 Jl. Kramat Jl. Raden Saleh 1,357 480 1,183 419 1,798 7.2 14.4
22 Jl. Imam Bonjol Jl. Agus Salim 1,231 436 1,543 546 1,964 7.9 15.7
Tahun 2020
Total Charge 4,453,049 (Rp. Juta) Tarif Rp.4.000
Total Charge 8,906,097 (Rp. Juta) Tarif Rp.8.000
Pola Pembiayaan
Pola pembiayaan yang akan dikembangkan untuk mendanai ERP
dapat dilakukan dengan berbagai pola yaitu:
• Pemerintah propinsi sebagai perencana, pembangun sekaligus
operator ERP secara 100%,
• Pemerintah propinsi mengajak sektor swasta untuk
berpartisipasi dalam pembangunan gantry dan control room
• Pemerintah propinsi mengajak swasta dalam pengoperasian
ERP.
• Pemerintah propinsi mengundang investor menanamkan
modalnya dengan perjanjian masa konsesi tertentu.
• Pemerintah propinsi mengajukan pinjaman investasi kepada
lembaga donor dengan pengembalian dari pendapatan ERP.
Pmbatasan Kawasan
MULI
A
Pembatasan Lalu Lintas di
YAM
BUDI
Pembatasan Jalan
UA
GA D
Jakarta
IN S
MANG
UA
PJ HI
EB
A DU
YA P
K BA
HAY
AR
GAJ
TA RU
Kesimpulan
AM
AH
WUR
MARINATAMA
MAD
A BESA
1. ERP berpotensi sebagai
R
A
MANGG IN
K
MASPION PLAZA
DU
ST
alat pengendali
RI
GUN
KAR
UNG
manajemen lalu-lintas,
TINI
A
KAS
SAHA
ANG
FIN
SU
KA
sekaligus sebagi UD
I
RI
instrumen pembiayaan
UD
GAR
HARI
HASYIM ASY
infrastruktur
TANAH TINGGI
JUANDA
transportasi.
OTO
O PRAN
SURY MERDEKA UT
ME
CIDE
EK
MU
AT
MERDEKA SEL NG
menggunakan ”3 in 1” ITA
A
KW
I
KR
KB SIRIH
AM
diperkirakan akan NG
AT
IO
E NT
RA
WAHD HASYIM .S
MH THAMRIN
KR
beralih menggunakan
YA
ME
TEUKU UMAR
N
R
BA
NT
M MANSYU
83 SE
COKRO AMINOTO
PA
E
11
angkutan umum (45%)
NG
57/
13 AT
NG
EMB
SAL
U
AM
KI
PR
NI
LATU
TR
HA RHA
RI
AM
biaya charging.
SUL
AN
AN
TAN
AGU
IRM
NG
RA
RASUNA
YA
Daftar Pustaka