You are on page 1of 3

a Tanda dan gejala Tanda dan gejala kehamilan dini didapatkan pada mola hidatidosa.

Kecurigaaan bia sanya terjadi pada minggu ke 14 - 16 dimana ukuran rahim lebih besar dari kehami lan biasa, pembesaran rahim yang terkadang diikuti perdarahan, dan bercak berwar na merah darah beserta keluarnya materi seperti anggur pada pakaian dalam. Tanda dan gejala serta komplikasi mola : 1. Mual dan muntah yang parah yang menyebabkan 10% pasien masuk RS 2. Pembesaran rahim yang tidak sesuai dengan usia kehamilan (lebih besar) 3. Gejala gejala hipertitoidisme seperti intoleransi panas, gugup, penurunan BB yang tidak dapat dijelaskan, tangan gemetar dan berkeringat, kulit lembab 4. Gejala gejala pre-eklampsi seperti pembengkakan pada kaki dan tungkai, peni ngkatan tekanan darah, proteinuria (terdapat protein pada air seni) G e j a l a Layaknya orang hamil, tanda awal persis kehamilan biasa, misalnya terlambat haid , keluhan mual, muntah. Hanya saja keluhan tersebut lebih hebat. Jika diperiksa tes kehamilan, hasilnya positif juga. Selain gejala umum di atas, tanda-tanda lain diantaranya: Tidak ada tanda-tanda gerakan janin Rahim nampak lebih besar dari umur kehamilan, misalnya terlambat 2 bulan, rahim nampak seperti hamil 4 bulan Keluar gelembung cairan mirip buah anggur bersamaan dengan perdarahan Pemeriksaan Penunjang USG pemeriksaan patologi anatomi pemeriksaan lab : hormon HCG meningkat Diagnosis Amenore/tidak haid Perdarahan pervaginam Uterus lebih besar dari usia kehamilan Tidak ditemukan tanda kehamilan pasti seperti balotemen dan bunyi jantung janin -hCG dalam darah atau urin Foto abdomen, biopsi transplasental, sonde uterus diputar, USG Penatalaksanaan Medik Penanganan yang biasa dilakukan pada mola hidatidosa adalah : a.Diagnosis dini akan menguntungkan prognosis b.Pemeriksaan USG sangat membantu diagnosis. Pada fasilitas kesehatan di mana su mber daya sangat terbatas, dapat dilakukan : Evaluasi klinik dengan fokus pada : Riwayat haid terakhir dan kehamilan Perdarahan tidak teratur atau spotting Pembesaran abnormal uterus Pelunakan serviks dan korpus uteri Kajian uji kehamilan dengan pengenceran urin Pastikan tidak ada janin (Ballottement) atau DJJ sebelum upaya diagnosis dengan perasat Hanifa Wiknjosastro atau Acosta Sisson c.Lakukan pengosongan jaringan mola dengan segera d.Antisipasi komplikasi (krisis tiroid, perdarahan hebat atau perforasi uterus) e.Lakukan pengamatan lanjut hingga minimal 1 tahun. Selain dari penanganan di atas, masih terdapat beberapa penanganan khusus yang d ilakukan pada pasien dengan mola hidatidosa, yaitu : Segera lakukan evakuasi jaringan mola dan sementara proses evakuasi berlangsung berikan infus 10 IU oksitosin dalam 500 ml NaCl atau RL dengan kecepatan 40-60 t etes per menit (sebagai tindakan preventif terhadap perdarahan hebat dan efektif itas kontraksi terhadap pengosongan uterus secara tepat). Pengosongan dengan Aspirasi Vakum lebih aman dari kuretase tajam. Bila sumber va kum adalah tabung manual, siapkan peralatan AVM minimal 3 set agar dapat digunak an secara bergantian hingga pengosongan kavum uteri selesai

Kenali dan tangani komplikasi seperti tirotoksikasi atau krisis tiroid baik sebe lum, selama dan setelah prosedur evakuasi Anemia sedang cukup diberikan Sulfas Ferosus 600 mg/hari, untuk anemia berat lak ukan transfusi Kadar hCG diatas 100.000 IU/L praevakuasi menunjukkan masih terdapat trofoblast aktif (diluar uterus atau invasif), berikan kemoterapi MTX dan pantau beta-hCG s erta besar uterus secara klinis dan USG tiap 2 minggu Selama pemantauan, pasien dianjurkan untuk menggunakan kontrasepsi hormonal (apa bila masih ingin anak) atau tubektomy apabila ingin menghentikan fertilisasi Prinsip penanganan [-] perhatikan sindroma yang mengancam fungsi vital (depresi napas, hipertiroid / tirotoksikosis, dsb), siap resusitasi bila keadaan umum pasien buruk. [-] Evakuasi jaringan mola : dilatasi-kuretase dengan hisap (suction) dan kuret tajam. Suction dapat mengeluarkan sebagian besar massa mola, sisanya dibersihkan dengan kuret. Dapat juga dilakukan induksi. Pada waktu evakuasi, diberikan oksit osin untuk merangsang kontraksi uterus dan mencegah refluks cairan mola ke arah tuba. [-] Pada wanita yang tidak mengharapkan anak lagi dapat dianjurkan histerektomi. Terapi Perbaikan keadaan umum Pengeluaran jaringan mola (Evakuasi) Profilaksis dengan sitostatika Pemeriksaan tindak lanjut (Follow up) Perbaikan keadaan umum Transfusi darah jika anemia atau syok Menghilangkan penyulit seperti preeklampsia dan tirotoksikosa Evakuasi Mola Kuret hisap (Vakum) : Sambil diberikan uterotonika untuk memperbaiki kontraksi, sedia darah Histerektomi : cukup umur atau cukup anak, bila ditemukan tanda2 keganasan berup a mola invasif Profilaksis dengan sitostatika Kasus mola dengan resiko tinggi akan terjadinya keganasan, atau pada pemeriksaan Patologi Anatomi ditemukan mencurigakan tanda keganasan Methotrexate atau actinomycin D Dapat menghindarkan keganasan dengan metastasis, mengurangi koriokarsinoma diute rus sebanyak 3x Follow up Dianjurkan untuk tidak hamil 1 tahun Kondom atau pil KB Pemeriksaan -hCG berkala dan radiologi Komplikasi kalau sisa villi tidak dikeluarkan, sisa2 itu akan berproliferasi (tumbuh) menja di kanker (chorio Carsinoma) Prognosis Kematian akibat perdarahan, infeksi, eklampsia, penyakit jantung atau krisis tir oid Dinegara berkembang 2,2 % dan 5,7% Proses keganasan berlangsung antara 7 hari sampai 3 tahun pasca mola, yang palin g banyak 6 bulan pertama

Bisa melahirkan normal setelah th/mola

You might also like