Professional Documents
Culture Documents
=
(5)
dengan, N
A
adalah flux komponen A dalam kgmol.A/s.m
2
, D
AB
adalah difusifitas A melalui
B dalam m
2
/s, c
A1
merupakan konsentrasi komponen A dalam kgmol/m
3
pada keadaan 1, dan
x
A1
fraksi mol komponen A dalam keadaan 1, dan c
AV
disefinisikan sebagai :
CAV =
2
2
2
1
1
|
|
.
|
\
|
+
=
|
.
|
\
|
M M
M
av
(6)
dengan c
AV
merupakan konsentrasi rata-rata total dari A+B dalam kgmol/m
3
, M
1
merupakan
berat molekul rata-rata larutan pada keadaan 1 dalam kg massa/ kgmol, dan
1
merupakan
densitas rata-rata pada keadaan 1.
II.3 Koefisien Difusi Cairan
Pada penentuan koefisien difusi cairan digunakan sel difusi. Sel difusi tersebut terdiri
atas N pipa kapiler yang panjangnya 5 mm dan diameternya 1 mm. Untuk satu pipa kapiler
proses difusi dapat digambarkan pada alat :
Gambar 2. Percobaan difusi cairan
Transfer nilai difusi :
JA =
L
c c
dL
dc
D
A A A 2 1
=
(7)
Jumlah mol yang telah berdifusi selama selang waktu dt melalui N pipa kapiler adalah:
VtangkiX.dcA =
N dt
L
c c d D
A A
.
4
. .
2 1
2
t
(8)
Vtangki
dt
dc
A
=
N
L
c c d
A A
(
2 1
2
4
. t
(9)
Jika k = C
M
.C
A
, dan dianggap C
A2
<<C
A1
maka:
D =
dt
dk
C C d
L V
A M
gki
. . .
. 4
2
tan
t
(10)
dengan :
Vtangki = volume tangki
L = panjang pipa kapiler
N = jumlah pipa kapiler
D = diameter pipa kapiler
C
A
= konsentrasi/molaritas A
C
M
= perubahan konduktifitas per mol
K = konduktifitas dan tangki
Tabel 1. Koefisien difusi cairan (geankopolis)
Solute Solvent
Temperatur Difusifitas
(cm
2
/s)
o
C
o
F
NH
3
air
12 285 1.64
15 288 1.77
O
2
air
18 291 1.98
25 298 2.41
CO
2
air 25 298 2
H
2
air 25 298 4.8
Metil alkohol air 15 288 1.26
Etil alkohol air
10 283 0.84
25 298 1.24
Acetic acid
air
9.7 282.7 0.769
25 298 1.26
benzena 25 298 2.09
Urea etanol 12 285 0.54
Air etanol 25 298 1.13
KCL
air 25 298 1.87
etilen glikol 25 298 0.119
II.4 Difusi Molekular Gas
Beberapa jenis proses difusi molekular pada gas, yaitu :
- Equimolar Counterdiffusion
Bila dua gas A dan B pada tekanan total konstan P dalam dua ruang yang terhubung
oleh pipa dimana terjadi difusi molekular pada kondisi steady seperti yang ditunjukkan pada
gambar 3.
Gambar 3. Equimolar counterdiffusion gas A dan gas B
Pengaduk pada tiap ruang berfungsi untuk menjaga agar konsentrasi pada tiap ruang tetap
seragam. Tekanan parsial pA
1
> pA
2
dan pB
2
> pB
1
. Molekul A berdifusi ke kanan dan
molekul B ke kiri. Karena tekanan total P konstan, maka jumlah mol A yang berdifusi ke
kanan harus sama dengan jumlah mol B yang ke kiri. Jika tidak, berarti tekanan total tidak
konstan, sehingga
- -
=
Bz Az
J J
(11)
Subskrip z berlaku jika arah pergerakannya jelas. Hukum Fick untuk B pada c konstan
dz
dc
D J
B
BA B
=
-
(12)
Karena P = p
A
+ p
B
= konstan, maka
c = c
A
+ c
B
(13)
Mendiferensialkan kedua sisi
dc
A
= dc
B
(14)
Menyamakan persamaan (3) dengan persamaan (12), diperoleh :
( )
dz
dc
D J
dz
dc
D J
B
BA B
A
AB A
= = =
- -
(15)
Mensubstitusi persamaan (14) ke (15), sehingga
D
AB
= D
BA
(16)
Hal ini menunjukkan bahwa untuk campuran gas biner A dan B, koefisien difusivitas D
AB
untuk A berdifusi ke B adalah sama dengan D
BA
untuk B yang berdifusi ke A.
- Difusi Gas A dan Gas B dengan Konveksi
Terjadi jika seluruh fluida berpindah dalam aliran konveksi ke arah kanan. Kecepatan
molar rata-rata seluruh fluida relatif terhadap titik diam adalah vM m/s. Komponen A tetap
berdifusi ke kanan, namun sekarang kecepatan difusi vAd diukur relatif terhadap fluida yang
bergerak. Kecepatan A relatif terhadap titik diam adalah jumlah dari kecepatan difusi dan
kecepatan konveksi.
vA = vAd + vM (17)
Persamaan umum untuk difusi plus konveksi :
( )
B A
A A
AB A
N N
c
c
dz
dx
cD N + + =
(18)
II.5 Koefisien Difusi Gas
Salah satu metode penentuan koefisien difusi gas adalah dengan menguapkan cairan
murni dalam tabung kapiler yang diisi dengan cairan A murni. Di atas bibir tabung dialirkan
gas B secara horizontal.
Gambar 4. Difusi gas dengan menguapkan cairan ke udara
Laju transfer massa penguapan adalah :
( )
MB
A A T AB
A
P
P P
z T R
P D
N
2 1
. .
.
=
(19)
Akibat penguapan yang terjadi, maka jumlah cairan A dalam tabung akan berkurang. Laju
pengurangan cairan A dalam tabung adalah sama dengan fluks N
A
dikalikan luas area
penampang tabung.
dt
dz
A
BM
A N
A
A
A
= .
(20)
Dengan menggabungkan persamaan (19) dan (20) menghasilkan :
( )
2 1
. . .
.
A A
MB
T AB
A
A
P P
P L T R
P D
dt
M
BM
=
(21)
Mengintegrasikan :
( )
} }
=
t
A A
BM
T AB
z
z A
A
dt P P
P T R
P D
dz z
BM
0
2 1
0
. .
.
(22)
diperoleh waktu penurunan level cairan, t
F
, sebesar :
( )
( )
2 1
2
0
2
. . . 2
. .
A A T AB A
BM A
F
P P P D BM
P T R z z
t
=
(23)
( )
2 1
2
0
2
. .
. . . 2
A A
BM
T AB A
P P
P T R
P D BM
z z =
(24)
Dikarenakan gas B terus menerus mengalir, maka konsentrasi gas A di bibir tabung selalu
sama dengan nol atau P
A2
= 0.
Dengan memplot z
2
z
0
2
vs t akan memberikan persamaan garis dengan slope S.
( )
1
. . .
. . . 2
A
BM A
T AB A
P
P T R
P D BM
S
=
(25)
atau
1
. . . 2
. . . .
A T A
BM A
AB
P P BM
S P T R
D
=
(26)
dengan :
A
= densitas cairan A
P
BM
=
( )
|
|
.
|
\
|
2
1
2 1
ln
B
B
B B
P
P
P P
P
A1
= tekanan uap cairan A
D
AB
= koefisien difusi A dalam B
BM
A
= berat molekul A
P
T
= tekanan total
T = temperatur absolute
Tabel 2. Koefisien Difusi Gas pada Tekanan 101.32 kPa
Sistem Temperatur Difusivitas
o
C K (cm
2
/s)
Udara - NH
3
0 273 0.198
Udara - H
2
O 0 273 0.22
25 298 0.26
42 315 0.288
Udara - CO
2
3 276 0.142
44 317 0.177
Udara - H
2
0 273 0.611
Udara - C
2
H
5
OH 25 298 0.135
Udara - n-heksana 21 294 0.08
Udara - benzene 25 298 0.0962
Udara - toluena 25.9 298.9 0.086
Udara- n-butanol 0 273 0.0703
25.9 298.9 0.087
H
2
- CH
4
25 298 0.726
H
2
- N
2
25 298 0.784
85 358 1.052
H
2
- benzena 38.1 311.1 0.404
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
III.1 Percobaan Difusi Gas-Cair :
1. Mengisi kapiler n 35 mm dengan cairan aseton murni, sebelum diisi tabung kapiler
dicuci terlebih dahulu dengan cairan sabun encer.
2. Merendam tabung kapiler dalam wadah waterbath, dan memasang termometernya
pada waterbath.
3. Mengatur jarak mikroskop dengan tangki (20-30 mm). Mengatur lensa agar fokus
pada tabung kapiler agar miniskus terlihat (miniskus akan terbalik).
4. Mengatur sliding vernier scale pada skala tertentu
5. Menyalakan pompa udara, kemudian mencatat level cairan.
6. Menyalakan temperatur kontroler dan mengatur pada temperatur 50
0
C, kemudian
menunggu hingga temperatur dalam keadaan steady state
7. Mencatat waktu (t) dan level cairan setiap interval waktu 4 menit selama 1jam.
8. Mengulangi percobaan 1-7 untuk suhu aseton 60
0
C
III.2 Percobaan Difusi Cair-Cair :
1. Mengisi sel difusi dengan KCL 1 M
2. Membersihkan cairan yang berlebih pada luar sel difusi
3. Menempatkan sel difusi ke dalam tangki, kemudian mengatur kedudukan sel
horizontal dan n 5mm di bawah garis tangki.
4. Mengisi tangki dengan aquades, mula-mula pembacaan adalah sekitar 10 S (apabila
tidak, berarti airnya kurang baik)
5. Memasang konduktometer
6. Menyalakan pengaduk agar konsentrasi merata
7. Mencatat konduktifitas setiap interval 4 menit dalam waktu 60 menit
8. Mengulangi langkah 1-7 untuk konsentrasi KCL 2M