You are on page 1of 2

TUGAS EKONOMIKA MIKRO I Dosen: Dra. Endang Sih Prapti, M.A. Nama Mahasiswa: Hery Sulistyo, SE Soal No.

1 Menurut teori ekonomi mikro, elastisitas permintaan listrik industri lebih besar daripada elastisitas permintaan listrik untuk rumah tangga karena industry bisa mengusahakan substitusi generator, oleh karenanya maka seharusnya harga listrik untuk industri lebih murah, tapi mengapa dalam kenyataannya harga listrik idustri lebih mahal? Jawab: Menurut teori ekonomi mikro elastisitas permintaan listrik industri lebih besar daripada elastisitas permintaan listrik untuk rumah tangga karena industry bisa mengusahakan substitusi generator. Seperti dapat dilihat dalam gambar dibawah. Pasar listrik merupakan Pasar Monopoli, dimana hanya terdapat satu produsen, yaitu PLN, sedangkan konsumen diibaratkan ada 2 segmen yaitu Konsumen Rumah Tangga (Pasar A), dan Konsumen Industri (Pasar B). Dapat terlihat bahwa elastisitas Kurva Permintaan Listrik Konsumen Industri lebih besar daripada elastisitas kurva permintaan Listrik Konsumen Rumah Tangga. Jika PLN ingin memaksimalkan labanya maka : MR = MC. Oleh karenanya pada Pasar A (Konsumen Rumah Tangga), harga listrik seharusnya pada PA, dan pada pasar B (Konsumen Industri) harga listrik pada PB. Dapat terlihat bahwa: harga PA (Harga listrik Konsumen Rumah Tangga) > harga PB (Harga Listrik Konsumen Industri).

Rp/ unit Pasar A Pasar B

PA PB MC DB DA Q+ QA 0 QB

MRA

MRB

+Q

Sumber: Arsyad, Lincoln, Ekonomi Mikro, 1999 Gambar Penentuan Harga Pasar Monopolis

Halaman 1 dari 2

Tetapi dalam kenyataannya, yang menentukan harga listrik bukanlah PLN, melainkan Pemerintah karena listrik menurut UUD 1945 adalah merupakan kebutuhan vital yang menguasai hajat hidup orang banyak oleh karenanya dikuasai oleh Negara demi kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu Pemerintah memberikan subsidi harga listrik supaya harga listrik lebih rendah, sehingga listrik dapat dinikmati oleh masyarakat umum terutama golongan masyarakat yang kurang mampu. Oleh karenanya subsidi listrik terutama diberikan kepada Rumah Tangga dengan Batas Daya 450 VA (R1/TR) Namun demikian, berdasarkan Peraturan presiden RI Nomor 8 Tahun 2011, harga listrik untuk Rumah Tangga dengan Batas Daya 1.300 VA, dibandingkan dengan harga listrik untuk Industri pada Batas Daya yang sama, ternyata lebih murah harga listrik Industri, hal ini karena diasumsikan Rumah Tangga dengan Batas Daya tersebut merupakan Rumah Tangga yang mampu, sehingga kurang tepat untuk diberikan subsidi. Tujuan pemberian subsidi listrik yang utama adalah untuk menjaga ketersediaan listrik bagi industry, komerisal dan pelayanan masyarakat, serta untuk menjamin terlaksananya investasi dan rehabilitasi pembangkit nonBBM (Sri Lestari Rahayu, Studi Efektivitas Pemberian Subsidi Listrik, Kajian Ekonomi Keuangan, Volume 12, 2008).

Daftar Pustaka:
1. Arsyad, Lincoln, Ekonomi Mikro, BPFE, Yogyakarta 1999

2. Rahayu, Sri lestari, Studi Efektivitas Pemberian Subsidi Listrik, Kajian Ekonomi Keuangan, Volume 12, 2008. 3. Peraturan presiden RI Nomor 8 Tahun 2011 tentang Tarif Tenaga Listrik yang Disediakan oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Perusahaan Listrik Negara

Halaman 2 dari 2

You might also like