You are on page 1of 25

ASUHAN PERSALINAN KALA II MELIPUTI MACAMMACAM PERTOLONGAN PERSALINAN

BAB II PEMBAHASAN Posisi-posisi yang dipilih ibu dalam menghadapi persalinan kala I dan II sangatlah penting. Posisi persalinan, perubahan posisi dan pergerakan yang tepat akan membantu meningkatkan kenyamanan/ menurunkan rasa nyeri,

meningkatkan kepuasan akan kebebasan untuk bergerak, dan meningkatkan kontrol diri ibu. Selain itu, posisi ibu juga dapat mempengaruhi posisi bayi dan kemajuan persalinan. Perubahan posisi secara adekuat akan dapat merubah ukuran dan bentuk pelvic outlet sehingga kepala bayi dapat bergerak pada posisi optimal di kala I, berotasi dan turun pada kala II. Bergerak dan posisi tegak (upright position) dapat mempengaruhi frekuensi, lama dan efisiensi kontraksi. Grafitasi membantu bayi bergerak turun lebih cepat. Perubahan posisi membantu meningkatkan asupan oksigen secara berkelanjutan pada janin, yang berbeda jika ibu berbaring horizontal karena dapat menyebabkan terjadinya hipotensi. Berbagai perubahan posisi bisa dilakukan ibu dengan atau tanpa bantuan pasangan/ keluarga atau bidan. Berbagai studi ilmiah tentang pergerakan dan posisi persalinan pada kala I dilakukan yang membandingkan dampak berbagai posisi tegak (upright position) dengan posisi horizontal (supine) terhadap nyeri dan kemajuan persalinan. Berdasarkan review yang dilakukan oleh Simkin & Bolding (2004) terhadap 14 studi intervensi terkait, menunjukkan bahwa: 1) tidak ada ibu yang menyatakan bahwa posisi horizontal lebih meningkatkan kenyamanan dibandingkan posisi lainnya, 2) berdiri lebih meningkatkan kenyamanan dibandingkan berbaring atau duduk, 3) duduk lebih meningkatkan kenyamanan dibandingkan berbaring jika dilatasi serviks kurang dari 7 cm, 4) posisi tegak -duduk, berdiri atau berjalanmenurunkan nyeri dan meningkatkan kepuasan ibu, dan 5) posisi tegak tidak

memperpanjang masa persalinan dan tidak menyebabkan cedera pada ibu yang sehat. Sedangkan Review sistematis terhadap sembilan studi intervensi tentang posisi ibu di kala I persalinan yang dilakukan oleh Souza et al (2006) menunjukkan bahwa mengadopsi posisi tegak atau ambulasi aman bagi ibu dan memberikan kepuasan karena adanya kebebasan untuk bergerak. Tetapi dikarenakan kurangnya bukti yang signifikan dan keterbatasan penelitianpenelitian yang ada, maka keuntungan poisisi tegak belum dapat

direkomendasikan untuk memperpendek durasi persalinan dan meningkatkan kenyamanan ibu. Berbagai studi intervensi juga dilakukan guna mengetahui efektifitas dan efisiensi berbagai posisi ibu pada Kala II. Hasil studi-studi tersebut menunjukkan bahwa posisi tegak (upright) selama kala II persalinan memberikan keuntungan yang lebih dibandingkan posisi dorsal (supine), antara lain: menurunkan ketidaknyamanan/ nyeri persalinan dan kesulitan mengedan sehingga

memperpendek kala II, menurunkan trauma perineum/ vagina dan infeksi pada luka persalinan, dan menurunkan jumlah bayi dengan Apgar score yang kurang dari 7. Walaupun demikian, terdapat satu studi yang menunjukkan bahwa posisi tegak (dengan atau tanpa kursi persalinan) dapat meningkatkan kejadian robekan labium dan meningkatkan perdarahan post partum. (Gupta & Nikdem, 2003; Francais, 1997). Pemilihan posisi persalinan dan kelahiran memainkan peran penting dalam tingkat kenyamanan ibu selama kelahiran dan seberapa cepat dan efektif atau tidak kemajuan persalinan. Penentuan posisi yang efektif dapat mempercepat kerja dan mengurangi ketidaknyamanan dengan menyelaraskan bayi dengan benar, dengan mengurangi daerah-spesifik tekanan, dan dengan mengurangi usaha otot yang tidak perlu. Dalam sebuah penelitian, ibu yang sering berubah posisi selama persalinan dan kelahiran menunjukkan penurunan 50% dalam waktu maju dari 3cm untuk dilatasi 10cm. Penelitian juga menunjukkan bahwa melahirkan di posisi bukan telentang dapat menyebabkan sakit punggung di tingkat yang lebih rendah, nyeri berkurang

selama mendorong, robekan perineum yang kecil yang juga berfungsi untuk mengurangi kebutuhan untuk menjahit luka atau bedah perbaikan dasar panggul dan mendorong keseluruhan lebih mudah. (2) Jika posisi melahirkan tidak terbatas, ibu lebih mampu beradaptasi dengan perubahan sepanjang tahap pertama dan kedua persalinan. 2.1 Posisi Litotomi Posisi litotomi adalah posisi melahirkan paling umum di Indonesia. Ibu hamil diminta telentang dengan menggantungkan kedua pahanya pada penopang khusus untuk bersalin. Keuntungan: Secara psikologis, pilihan posisi melahirkan yang lazim dilakukan di tanah air ini membuat ibu merasa lebih mantap karena yang ada dalam persepsinya posisi melahirkan memang seperti itu. Posisi ini pun membuat dokter leluasa membantu proses persalinan karena jalan lahir menghadap ke depan. Dokter atau bidan lebih mudah mengukur perkembangan pembukaan sehingga persalinan bisa diprediksi lebih akurat. Bila diperlukan tindakan episiotomi (tindakan menggunting atau menyayat kulit vagina untuk memperluas pembukaan vagina), bidan lebih leluasa melakukannya. Hasil pengguntingan lebih bagus, terarah, dan sayatan bisa diminimalkan. Posisi kepala bayi pun lebih mudah dipegang dan diarahkan. Kekurangan: Bila ini adalah kali pertama ibu melahirkan, posisi berbaring berpeluang menyulitkan ibu untuk mengejan. Bagaimanapun, gaya berat tubuh yang berada di bawah dan sejajar dengan posisi bayi menyulitkannya untuk mengejan. Posisi ini juga berpeluang mengakibatkan perineum (daerah antara anus dan vagina) meregang sedemikian rupa sehingga menyulitkan persalinan. Posisi ini membuat letak pembuluh besar berada di bawah posisi bayi dan tertekan oleh massa bayi. Jika letak ari-ari juga berada di bawah bayi, ini akan membuat tekanan pada pembuluh darah menjadi tinggi dan menimbulkan perlambatan peredaran darah balik ibu. Pengiriman oksigen melalui darah yang mengalir dari ibu ke janin melalui plasenta pun relatif berkurang.

Alasan Posisi Terlentang atau Litotomi tidak Dianjurkan 1. Pada posisi terlentang pembuluh darah aorta dan vena cava inferior akan tertekan oleh beban berat janin, uterus, air ketuban, dan plasenta. Penekanan pembuluh darah besar ini akan mengganggu aliran darah ke janin sehingga janin akan kekurangan suplai oksigen yang berakibat terjadinya asfiksia intra uterus. 2. Selain itu pasien juga akan merasakan nyeri karena tekanan ini yang dapat menambah lama kala II. Laserasi peritoneum pada posisi ini lebih banyak dijumpai dibandingkan posisi- posisi lain karena pada posisi ini daya regang panggul tidak dapat maksimal. 3. Posisi litotomi untuk meneran juga tidak dianjurkan karena akan menyebabkan nyeri pada punggung dan kerusakan saraf kaki yang dirasakan setelah proses persalinan selesai. 4. Pada posisi ini pasien akan lebih sulit untuk melakukan pernapasan. 5. Posisi litotomi dan telentang akan membuat proses buang air lebih sulit. 6. Pasien merasa terbatas dalam melakukan pergerakan. 7. Pasien merasa tidak berdaya ketika dalam posisi terlentang

apalagilitotomi, karena posisinya benar- benar seperti menjadi objek tindakan. 8. Proses meneran menjadi lebih sulit karena tekanan pada saraf panggul minimal 9. Bisa menambah kemungkinan terjadinya laserasi pada perineum 10. Bisa menimbulkan kerusakan sarafa pada kaki dan punggung 2.2 Posisi Jongkok

Dalam kebudayaan primitif di sepanjang sejarah posisi jongkok telah digunakan untuk melahirkan- tata cara melahirkan telah dijelaskan dalam kitab suci dan ilustrasi kuno. Pada tahun- tahun terakhir kursi dan bantal persalinan telah membawa keuntungan untuk menunjang posisi ini. Posisi jongkok

memungkinkan wamita untuk merasa lebih terkontrol dan menghasilkan refleks mengedann yang lebih efektif (Gupta dan Lilford, 1987). Walaupun kursi persalinan menggunakan prinsip posisi tegak lurus untuk membantu penurunan janin dan mencegah kompresi vena kava ibu, kursi juga memiliki keburukan. Telah terbukti adanya penigkatan angka perdarahan pascapartum dan laserasi perineal (Turner et al. 1986), walaupun diakui bahwa lebih banyak darah yang dapat terkumpul untuk diukur daripada jika persalinan terjadi di atas tempat tidur. Posisi jongkok yang menggunakan bantal persalinan tidak hanya menyebabkan laserasi labia yang lebih banyak, tetapi juga lebih banyak perineum yang utuh; hal ini dirasakan oleh wanita yang telah menggunakannya (Gardosi et al, 1989). Secara radiologis telah ditunjukkan bahwa posisi jongkok dapat meningkatkan diameter saluran keluar pelvis sekitar 20-30%. Jongkok adalah posisi yang paling fisiologis melahirkan di karena membuka outlet panggul untuk bagian kepala bayi (Rusel, 1969). 2.3 Posisi Setengah duduk

Posisi setengah duduk juga posisi melahirkan yang umum diterapkan di berbagai rumah sakit atau klinik bersalin di Indonesia. Posisi ini mengharuskan ibu duduk dengan punggung bersandar bantal, kaki ditekuk dan paha dibuka ke arah samping. Keuntungan : 1. Membantu dalam penurunan janin dengan kerja gravitasi, menurunkan janin ke panggul dan terus ke dasar panggul 2. Lebih mudah bagi bidan untuk membimbing kelahiran kepala bayi dan mengamati/ mensupport perineum. Kekurangan : Posisi ini bisa menyebabkan keluhan pegal di punggung dan kelelahan, apalagi kalau proses persalinannya lama

2.4 Posisi Berdiri Salah satu contoh proses persalinan dengan posisi berdiri atau setengah jongkok berada di daerah Timor- timur. Proses kelahiran di daeran Timor Timur. Sang suami yang istrinya akan melahirkan membakar kayu hingga menjadi bubuk abu, lalu abu itu ditabur di atas lantai rumah. Kemudian dua buah kain digantungkan di atas rumah, tepat di atas abu yang ditebar tadi. Si ibu berpegangan pada kain, dan tak perlu menunggu lama, si bayi langsung lahir dan mendarat di atas abu hangat yang steril. Sebuah cara lokal yang membuat kita geleng-geleng kepala. Tak hanya di Timor, beberapa suku di China pun ternyata mempunyai kebiasaan yang sama, yakni melahirkan dengan berdiri. Keuntungan : Posisi ini selaras dengan gaya gravitasi bumi. Sehingga, kekuatan mengejan ibu jauh lebih kuat. Memang, pada posisi berdiri jalan lahir langsung lurus dengan tanah. Seolah-olah ibu menekan tanah dengan kekuatan seluruh tubuhnya. Sehingga dibutuhkan kesiapan semua pihak yang membantu persalinan, jangan sampai bayi meluncur terlalu cepat hingga cedera. Supaya hal ini tidak terjadi, biasanya sudah disiapkan bantalan yang empuk dan steril untuk menahan kepala dan tubuh bayi. Selain itu, pasien bisa lebih mudah mengosongkan kandung kemihnya, dan kandung kemih yang kosong akan mempermudah penurunan kepala, dan juga memperbesar ukuran panggul, menambah 28% ruang outletnya. Kekurangan : Dokter atau bidan sedikit kesulitan bila harus membantu persalinan melalui episiotomi atau memantau perkembangan pembukaan. 2.5 Posisi Merangkak Merangkak seringkali merupakan posisi yang baik bagi Ibu yang mengalami nyeri punggung saat persalinan. Selain itu posisi ini dapat membantu bayi melakukan rotasi dan peregangan minimal pada perineum. Keuntungan :

1. Membantu kesehatan janin dalam penurunan lebih ke dalam panggul 2. Baik untuk persalinan dengan punggung yang sakit 3. Membantu janin dalam melakukan rotasi 4. Pergangan minimal pada perineum 2.6 Posisi Miring atau Lateral

Posisi ini mengharuskan ibu berbaring miring ke kiri atau ke kanan. Salah satu kaki diangkat sedangkan kaki lainnya dalam keadaan lurus. Biasa dilakukan bila posisi kepala bayi belum tepat. Normalnya posisi ubun-ubun bayi berada di depan jalan lahir, menjadi tidak normal bila posisi ubun-ubun berada di belakang atau samping. Miring ke kiri atau ke kanan tergantung posisi ubun-ubun bayi. Jika di kanan, ibu diminta miring ke kanan dengan harapan bayinya akan memutar. Posisi ini juga bisa digunakan bila persalinan berlangsung lama dan ibu sudah kelelahan dengan posisi lainnya. Keuntungan: 1. Oksigenasi janin maksimal karena dengan miring kiri, sirkulasi darah ibu ke janin lebih lancar 2. Memberi rasa santai bagi ibu yang letih 3. Mencegah terjadinya laserasi Kekurangan: Posisi ini membuat dokter atau bidan sedikit kesulitan membantu proses persalinan. Kepala bayi lebih sulit dipegang atau diarahkan.Bila harus melakukan episiotomi pun posisinya lebih sulit. 2.7 Waterbirthing Waterbirthing adalah cara persalinan di dalam air hangat. Pasien yang hendak melahirkan berada dalam sebuah kolam bersalin khusu berisi air hangat yang kira- kira berdiameter 2 meter. Di dalam kolam itulah terjadi proses

persalinan yang dibantu oleh paramedis dari tepi kolam. Bahkan dalam beberapa kasus, sang suami ikut masuk ke dalam kolam dan mendampingi istrinya ketika melahirkan. Secara teknis, melahirkan di air sama saja dengan melahirkan secara normal, yang membedakan hanya tempatnya saja. Di dalam tub (kolam) spesial tersebut terdapat benjolan- benjolan yang berfungsi untuk menahan posisi pasien saat melahirkan agar tidak terperosok. Pasien juga dapat mengatur posisinya sendiri saat melahirkan, misalnya sambil duduk, tidur, maupun berdiri tergantung dari bagaiman posisi nyaman pasien. Selain kolam yang didesain secara spesial, fasilitas pendukung lainnya adalah pompa pengatur yang berfungsi agar air tetap bersirkulasi, water heater (penghangat air) agar air tetap hangat, dan termometer untuk mengukur suhu kolam. Pasien akan masuk ke dalam kolam ketika sudah mencapai pembukaan 7 cm. Proses melahirkan ini biasanya berlangsung lebih cepat yaitu sekitar 1,5- 2 jam. Kolam tempat melahirkan harus berada dalam keadaan steril. Air yang dialirkan harus hangat dan juga steril, selain untuk menciptakan lingkungan yang sama dengan lingkungan di dalam rahim, air hangat juga dapat membunuh bakteri dan virus. Air yang dialirkan biasanya sebatas payudar pasien, hal ini dimaksudkan agar penolong persalinan dapat tetap mengawasi kontraksi uterus. Suhunya juga disesuaikan dengan suhu tubuh. Besarnya angka derajat itu memiliki kesamaan dengan air ketuban. Hal ini juga sangat baik untuk bayi agar tidak merasakan perbedaan suhu yang eksterm antara di dalam perut ibu dengan di luar dan mencegah agar bayi tidak mengalami hipotermia atau hipertermia. Airnya menggunakan air suling, sehingga pasien tidak perlu takut jika terminum. Selain itu disajikan aromaterapi serta musik relaksasi. Air hangat dapat membuat vagina menjadi elastis sehingga proses kelahiran lebih mudah dan cepat. Kolam berisi air hangat itu juga memberikan rasa nyaman, tenang, rileks. Jangan panik ketika bayi beberapa saat berada dalam air, tidak menangis ketika telah keluar dari rahim. Bayi akan bernapas selama tali pusat masih tersambung dengan

perut pasien. Tali pusat akan segera dipotong oleh penolong persalinan setelah bayi tidak berada di dalam air, dan ketika bayi berada di permukaan maka bayi baru mulai bernapas dan menangis. Setelah bayi lahir, pastikan pasien mengangkat dan menggendong bayi agar tercipta kontak antara ibu dan bayi, kemudian lanjutkan dengan proses Inisiasi Menyusu Dini. Manfaat Melahirkan di dalam air membantu ibu hamil merasa lebih rileks sehingga dapat mengurangi rasa sakit saat persalinan. Dalam rendaman air, kulit akan memiliki elastisitas lebih besar, sehingga memperkecil risiko robek pada jalan lahir bayi. Melahirkan dalam air juga bermanfaat untuk bayi. Medium air memudahkan transisi bayi dari rahim, berisi cairan ketuban, ke dunia luar. Pendukung teknik ini mengatakan bahwa persalinan dalam air tak berbahaya. Bayi akan bernapas dalam air, karena dia tidak akan mulai menggunakan paru-parunya sampai dia dibawa ke udara dalam 10 detik pertama setelah lahir. Bagi ibu

Ibu akan merasa lebih relaks karena semua otot yang berkaitan dengan proses persalinan menjadi elastis.

Metode ini juga akan mempermudah proses mengejan. Sehingga rasa nyeri selama persalinan tidak terlalu dirasakan.

Di dalam air proses pembukaan jalan lahir akan berjalan lebih cepat

Bagi bayi

Menurunkan risiko cedera kepala bayi. Meskipun belum dilakukan penelitian mendalam, namun pakar kesehatan meyakini bahwa lahir dengan metode ini memungkinkan IQ bayi menjadi lebih tinggi dibandingkan bayi yang lahir dengan metode lain.

Peredaran darah bayi akan lebih baik, sehingga tubuh bayi akan cepat memerah setelah dilahirkan.

Resiko dan prasyarat

Kemungkinan air kolam tertelan oleh bayi sangat besar. Kondisi ini menyebabkan proses membutuhkan bantuan dokter kebidanan dan kandungan, juga spesialis anak yang akan melakukan pengecekan langsung saat bayi lahir. Sehingga jika ada gangguan bisa langsung terdeteksi dan diatasi.

Hipotermia atau suhu tubuh terlalu rendah akan dialami ibu jika proses melahirkan berlangsung lebih lama dari perperkiraan.

Bayi berisiko mengalami temperature shock jika suhu air tidak sama dengan suhu si ibu saat melahirkan yaitu 37 derajat celcius.

Tidak dapat dilakukan oleh ibu yang memiliki panggul kecil , sehingga harus melahirkan dengan bedah caesar.

Bila bayi beresiko sungsang lebih baik hindari melakukan persalinan di air.

Bila si ibu memiliki penyakit herpes, bisa beresiko menularkan penyakit tersebut melalui mata, selaput lendir dan tenggorokan bayi, karena kuman herpes dapat bertahan diair.

Kolam plastik yang digunakan harus benar benar steril agar tidak rentan terinfeksi kuman dan virus lainnya.

2.8 Hypno- birthing Sejarah Hypno-birthing Dalam perkembangan sejarah ilmu hipnosis dunia kesehatan, sejak tahun 1980 Dr.Gantley Dick Read mengembangkan dan menerapkan ilmu hipnosis ke dalam ilmu kebidanan dengan program yang disebut childbirth without fear.

10

Penemuan ini kemudian dilanjutkan oleh Marie F. Mongan sejak tahun 1959 dengan program Hypno-birthing. Di Indonesia, program ini dikembangkan oleh ibu Lanny Kuswandi, seorang perawat dan bidan yang juga menjadi clinical hypnotherapist sejak tahun 2002. Ia menjadi pakar hypno-birthing di Indonesia bersama dr. Tb. Erwin Kusuma SpKJ (K), seorang psikiater anak dan pakar medical hypnotherapy, yang mempunyai visi : Lets change the next generation, started from the pregnant women. Saat ini di Indonesia, Lanny Kuswandi sudah mulai mengembangkan dan

memperkenalkan ilmu hipnostetri kepada para bidan dan dokter dengan mengadakan pelatihan-pelatihan. Lebih Mengenal Hypno-Birthing Wanita hamil, apalagi seorang primigravida (pertama kali hamil), hampir semuanya mengalami kekhawatiran, kecemasan, dan ketakutan baik selama hamil, saat menghadapai persalinan, maupun setelah persalinan. Kecemasan yang mereka rasakan umumnya berkisar mulai dari khawatir tidak bisa menjaga kehamilan sehingga janin tidak bisa tumbuh sempurna, khawatir keguguran, takut sakit saat melahirkan, takut bila nanti dijahit, bahkan lebih ekstrim lagi mereka takut terjadi komplikasi pada saat persalinan sehingga dapat menimbulkan kematian. Bagi sebagian wanita, proses melahirkan indentik dengan peristiwa yang menyakitkan. Dan itu adalah tugas kita sebagai bidan/dokter untuk mengatasi dan mengurangi ketakutan yang dirasakan klien. Pada dasarnya, hypno-birthing merupakan teknik lama yang dulu sering diajarkan dan dilakukan oleh orang tua kita. Metode hypno-birthing merupakan salah satu teknik outohipnosis (selfhypnosis) dalam mengahadapi dan menjalani kehamilan serta pesiapan persalinan, sehingga para wanita mampu melaluinya dengan cara alami, lancar, dan nyaman (tanpa rasa sakit). Dan yang lebih penting lagi adalah hypno-birthing berguna untuk kesehatan jiwa janin dalam kandungan. Metode hypno-birthing dikembangkan berdasarkan keyakinan bahwa dengan persalinan holistic/menyeluruh (body, mind, and spirit), klien dan

11

pendamping dapat melalui pengalaman persalinan yang aman, nyaman, tenang dan memuaskan, serta jauh dari rasa takut yang menimbulkan ketegangan dan rasa sakit. Metode hypno-birthing ini dikembangkan berdasarkan adanya keyakinan bahwa dengan persiapan melahirkan yang cukup, calon ibu akan dapat melalui pengalaman persalinan yang aman, tenang, nyaman, dan memuaskan, jauh dari rasa takut dan cemas yang menimbulkan ketegangan dan rasa sakit. Melalui latihan-latihan yang diberikan oleh bidan, ibu akan belajar memasuki kondisi relaksasi yang dalam, sehingga wanita hamil akan mampu menetralisir rekaman negatif yang ada di alam bawah sadarnya serta

menggantinya dengan memasukan program positif. Dalam latihan hypno-birthing, wanita hamil juga akan lebih peka terhadap janinnya sehingga mampu berkomunikasi dengan si janin, bahkan bekerja sama ketika persalinan. Hypno-birthing bekerja berdasarkan kekuatan sugesti. Proses ini menggunakan afirmasi positif, sugesti, dan visualisasi untuk menenangkan tubuh, memandu pikiran, serta mengendalikan napas klien. Ibu hamil dapat melakukan proses ini sendiri (self hypnosis) atau dengan bantuan bidan. Prosesnya bisa dilakukan dengan memberikan afirmasi verbal yang membantu klien memasuki kondisi tenang (calm state) dari hipnosis, melalui visualisasi (membayangkan sesuatu yang indah) atau menggunakan gerakan idiomotor untuk mencapai relaksasi. Teknin hypno-birthing sangat sederhana dan mudah. Kuncinya adalah praktik, baik di kelas antenatal (persiapan kelahiran) maupun di rumah sehingga teknikteknik dalam hypno-birthing dapat menjadi kebiasaan bagi calon ibu untuk mencapai dan menciptakan kondisi relaksasi selama kehamilan dan menghadapi persalinan. Hal-hal yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Melakukan Teknik HypnoBirthing Dalam Hypnobirthing akan dipelajari teknik-teknik relaksasi dan visualisasi yang akan membantu ibu selama bersalin dan dengan cepat memulihkan tingkat energi setelah persalinan. Agar dapat mengkondisi diri sendiri untuk masuk

12

dengan cepat ke dalam relaksasi dan visualisasi. Berikut hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk melatih teknik HypnoBirthing : a. Waktu Memilih waktu untuk relaksasi di mana tidak terdapat gangguan. Menyisihkan waktu yang sama setiap hari. Bisa pagi, siang, atau malam hari. b. Tempat Memilih tempat latihan yang nyaman, tenang, bersuhu sejuk, dan dengan pencahayaan lembut temaram dan menjadikan tempat itu sebagai tempat latihan sehari-hari. c. Alat Menggunakan kaset dan CD musik atau lagu kesayangan yang memiliki nada atau irama berulang-ulang, tenang, serta lembut untuk menimbulkan respon tubuh terbaik. d. Yang berlatih Memastikan kandung kemih kosong sehingga tidak perlu bolak-balik ke toilet dan menggunakan busana yang longgar dan mengenakan kain lembut untuk menutupi tubuh sehingga akan terasa nyaman. e. Yang melatih/Terapis Ibu akan dilatih oleh terapis baik bidan ataupun yang lain yang telah mendalami ilmu hipnoterapi spesifik pada bidang kehamilan. f. Posisi Relaksasi Memilih posisi yang dianggap paling nyaman dengan mencoba sesantai mungkin. Bisa dalam posisi duduk atau berbaring sambil memejamkan mata. (Payne, 2000; Morgan, 2007; Andriana, 2007).

13

Berikut adalah macam-macam posis yang nyaman bagi ibu hamil: 1. 2. Posisi berbaring terlentan Posisi menyamping Posisi menyamping (lateral) terutama dipilih oleh ibu hamil saat menjalani persalinan tahap akhir dan sering kali untuk mengeluarkan bayi mereka. Ini juga merupakan posisi tidur bagi ibu yang sedang hamil. 3. Posisi duduk

Empat Langkah Sebelum Melakukan Hypno-birthing 1. Memutar kepala dengan posisi miring ke atas bahu sebanyak 8 kali

hitungan. Meletakkan jari-jemari kiri dan kanan di atas bahu, lalu memutar ke belakang sebanyak 8 kali dan ke depan 8 kali. 2. Untuk merelaksasi otot, berbaring santai. Meluruskan lengan kanan dan kiri sejajar tubuh. Memposisikan telapak kanan menghadap ke atas.

Menegangkan telapak kaki hingga merambat ke betis, paha, pinggul, dan dada. Menarik pundak ditarik ke atas dan kedua telapak tangan dikepal kuat-kuat. Mengerutkan dahi, tarik lidah ke arah langit-langit. 3. Selanjutnya relaksasi pernapasan. Ketika berbaring, napas akan terdorong ke arah perut. Menarik napas panjang lewat hidung sambil hitung sampai 10. Menghembuskan perlahan-lahan lewat mulut. Lakukan 10 kali. 4. Merelaksasi pikiran. Memejamkan mata sejenak lalu buka perlahan-lahan sambil memandang ke satu titik yang tepat di atas mata, makin lama kelopak mata makin relaks, berkedip, dan pada hitungan ke-5, mata akan menutup. Ketika kondisi sudah nyaman, masukkan pikiran positif yang akan terekam dalam alam bawah sadar. Contoh program positif, Saya dan janin di dalam kandungan akan tumbuh sehat. Dan saat persalinan akan menghadapinya dengan tenang.

14

Teknik Dasar HypnoBirthing

HypnoBirthing akan mengajarkan teknik-teknik yang dibutuhkan untuk membantu ibu tetap tenang dan bahagia selama kehamilan dan untuk menciptakan kegembiraan, hal-hal positif tentang kelahiran, dan membuat suatu perbedaan besar terhadap kesehatan emosi dan fisik bayi. Ada empat teknik dasar hypnobirthing, yaitu pernapasan, relaksasi, visualisasi, dan pendalaman. Setiap teknik memiliki beberapa alternatif di mana dapat dipilih salah satunya atau lebih yang dianggap paling efektif dan paling disukai. Belajar menggunakan keempat teknik ini, sehingga keempatnya menjadi sebuah kebiasaan, dan akan membantu mempersiapkan tubuh dan pikiran bagi proses persalinan. Teknik ini dapat dipelajari di kelas HypnoBirthing, dan melalui kaset atau CD yang diberikan oleh instruktur sehingga dapat berlatih setiap hari di rumah. Pendamping persalinan juga akan mendapatkan naskah untuk digunakan saat ibu dan pendamping persalinan berlatih bersama dua atau tiga kali seminggu (Morgan, 2007). Teknik dasar HypnoBirthing merupakan kombinasi dari beberapa metode. Menurut Davis et al (Dalam Payne, 2000) tenaga kesehatan profesional dapat menggunakan metode yang dianggap baik. Dapat menggunakan lebih dari satu metode yang dimunculkan pada satu periode waktu dengan mengkombinasikan beberapa teknik akan lebih efektif dibandingkan hanya menggunakan satu teknik.

a. Teknik Pernapasan 1) Pernapasan Tidur

15

Pernapasan tidur mudah dikuasai, dapat digunakan secara teratur di kelas ibu hamil dan sewaktu berlatih di rumah. Akan dirasakan bahwa relaksasi datang lebih mudah dan lebih cepat setiap kali melakukannya. Setelah beberapa kali dilakukan, tubuh akan terbawa ke dalam keadaan relaksasi sebagai persiapan bagi upaya pendalaman selanjutnya. 2) Pernapasan Lambat Pernapasan lambat terdiri dari penghirupan udara secara perlahan, tenang, dan lama dari perut yang mengarahkan kembali fokus pada apa yang sedang terjadi di sekitar bayi dan membantu menghadapi setiap kontraksi rahim. Teknik ini akan dibutuhkan selama persalinan untuk mengimbangi setiap kontraksi rahim. Saat berkontraksi, rahim akan terangkat. Pernapasan lambat membantu ibu untuk bekerja sama dengan gerakan ke atas rahim sewaktu menghirup hingga perut naik setinggi mungkin, seperti mengisi balon di dalam perut. Hal ini memaksimalkan gelombang otot-otot vertikal, menyebabkan otototot ini bekerja lebih efisien dalam menarik ke atas otot-otot melingkar di bagian bawah, serta menipiskan dan membuka leher rahim. Bantuan yang diberikan kepada kedua kelompok otot ini akan memperpendek durasi gelombang, serta durasi persalinan. 3) Pernapasan Persalinan Pernapasan persalinan digunakan saat mengembuskan bayi agar keluar pada fase persalinan. Bernapas ini ditujukan untuk membantu Refleks Mendorong Alami (Natural Expulsive Reflex/NER) dari tubuh untuk secara lembut menggerakkan bayi ke arah luar.

b. Teknik Relaksasi 1) Relaksasi Progresif

16

Bayangkan setiap bagian tubuh, dari ubun-ubun hingga ujung kaki, diberi angka yang sesuai dengan ilustrasi berikut.

Menarik napas dalam, ketika menghembuskan napas, membiarkan napas secara alami mengalir turun, menyebabkan otot-otot melemas secara total. Menarik napas dalam dan dengan cepat menghitung angka-angka sambil mengembuskan napas, dengan segera membawa bagian-bagian tubuh ke keadaan lemas. Makin cepat memikirkan angka-angka tersebut, makin cepat akan merasakan efeknya. Biarkan tubuh lemas secara total dari ubun-ubun hingga ujung kaki. Biarkan kepala menggantung lemas dan condong ke depan. Biarkan lengan dan tangan terkulai di sisi tubuh. 2) Huruf yang Menghilang Teknik serupa untuk membawa diri ke tingkat relaksasi yang dalam yaitu dengan menggunakan latihan huruf yang menghilang. Ini mungkin merupakan teknik relaksasi yang tidak terlalu sulit. Latihan ini adalah salah satu cara tercepat untuk membawa diri ke keadaan yang nyaman setiap saat. Dianjurkan khusus untuk mempertahankan perasaan tenang selama masa penyesuaian setelah bayi lahir. Langkah pertama adalah menutup mata, setelah itu menarik napas dalam, lalu berhenti. Dengan cepat dan tenang, menghembuskan napas seraya mengatakan pada diri sendiri: AAA-BBB-CCC-D. Dengan latihan, calon ibu akan menemukan bahwa saat mencapai D pertama, huruf dalam alphabet akan terhapus dari pikiran. Latihan ini adalah salah satu cara tercepat untuk membawa calon ibu menuju relaksasi yang dalam. 3) Pijat Sentuhan Ringan

17

Pendamping persalinan biasanya diajarkan tentang seni pijat sentuhan ringan, suatu teknik yang dikembangkan oleh Constance Palinsky dari Michigan yang meneliti mengenai manajemen nyeri dan pengeluaran endorfin (Chopra, 2007).

4) Jangkar Dalam praktik hipnosis, jangkar berarti menciptakan jejak atau sinyal yang menetap melalui asosiasi dengan sikap tubuh, suara, bayangan, atau sentuhan. Pikiran atau sugesti itu dijangkarkan dalam ingatan bawah sadar. Pada Hypnobirthing, pendamping persalinan akan menanam sebuah jangkar yang merupakan sinyal untuk masuk lebih jauh ke dalam relaksasi, dengan cara meletakkan tangannya di bahu ibu selama sesi latihan. Pendamping persalinan akan memberi instruksi kepada sang ibu, bila merasakan ada tangan diletakkan di bahu, dengan tekanan lembut ke bawah, segera melemas dua kali lebih dalam dibandingkan saat itu. Disarankan agar menjadikan metode ini sebagai bagian reguler dari latihan bersama. c. Teknik Visualisasi Latihan visualisasi hanyalah alat untuk membantu selama persalinan. Mungkin akan ditemukan bahwa satu atau semua latihan ini bermanfaat untuk menenangkan pikiran dan melemaskan tubuh. Visualisasi dapat dilakukan dengan membayangkan tempat yang kaya akan sensori imajinasi seperti cahaya, suara, bau, rasa, bentuk, dan suhu yang dapat memberikan rasa tenang dan aman. Tempat tersebut bisa berupa laut, padang rumput, danau atau hutan (Walsh, 2001). Terkadang diperlukan mendekorasi tempat agar dapat membantu visualisasi. Sebagai contoh, mengambar permanen matahari terbenam di dinding,

18

lukisan pemandangan hutan atau bola kaca di sebuah gunung saat musim semi (Swanson, 2007). 1) Relaksasi Pelangi Relaksasi Pelangi adalah teknik visualisasi dasar pada Hypnobirthing. Dianjurkan mendengarkan seluruh CD Hypnobirthing Rainbow Relaxation (tersedia melalui HypnoBirthing Institute). Jika mengikuti kelas HypnoBirthing, instruktur akan memberikan CD tersebut untuk latihan pribadi setiap hari. Pengulangan kata secara khusus dirancang untuk membantu melepaskan diri dari dunia sekitar dan membawa ke tingkat relaksasi yang ingin dicapai secepatnya. Pendamping persalinan akan mengiringi menuju keadaan relaks, atau dengan mendengarkan CD. Pendamping persalinan adalah peserta aktif di sepanjang proses persalinan. Dalam Hypnobirthing, pendamping persalinan bukanlah penonton yang tidak berdaya atau tidak tahu apa-apa. Sebaliknya, ia adalah fasilitator terlatih dan pendukung utama bagi ibu yang akan melahirkan. Ikatan yang terjadi antara ibu, bayi, dan pendamping persalinan selama masa penantian yang indah ini, dikombinasikan dengan relaksasi terkondisi dari sang ibu, merupakan kunci utama bagi persalinan yang memuaskan ibu dan pasangan. Pendamping persalinan seharusnya sesering mungkin berlatih relaksasi bersama ibu. Latihan ini penting agar dapat beralih ke tingkat relaksasi yang lebih dalam saat mendengar suara pendamping. Latihan ini juga akan memperkuat ikatan batin di antara ibu dan pendamping persalinan seiring makin mendekatnya saat persalinan. Sambil mengulang-ulang rangkaian warna, pendamping persalinan sebaiknya mengusapkan tangan dan lengan ibu dalam gerakan lembut ke atas, menstimulasi aliran relaksasi alami yang akan menyebar ke seluruh tubuh selagi ibu berada dalam fase penipisan dan pembukaan. 2) Mawar yang Merekah

19

Salah satu visualisasi yang paling sederhana dan efektif adalah mawar yang sedang merekah. Gunakan teknik pernapasan untuk membawa diri ke dalam relaksasi, kemudian tutuplah mata dan bayangkan bayi bergerak dengan lembut ke pintu keluar rahim. Membayangkan pembukaan perineum secara bertahap seperti merekahnya helai-helai kuntum mawar yang lembut. Visualisasi ini sebaiknya dilakukan selama hari-hari terakhir kehamilan untuk mencapai awitan (onset) persalinan dan selama fase pembukaan dan keluarnya bayi. 3) Pita Satin Biru Pejamkan mata dan bayangkan otot, bukan sebagai serat tetapi sebagai pita satin biru yang secara lembut dan mudah melonggar karena tarikan berirama dari otot-otot vertikal, yang berputar ke atas dan belakang, ibu dapat melatih visualisasi ini sampai usia akhir kehamilan sehingga visualisasi itu muncul saat fase penipisan dan pembukaan pada persalinan. 4) Teknik Pendalaman Teknik-teknik ini merupakan teknik yang dapat memperdalam relaksasi ke suatu titik dimana tubuh akan lemas total, dan berada dalam keadaan hampir amnesia. Latihan-latihan yang akan dilakukan bersama terapis yang akan membantu mencapai tingkat relaksasi mendalam menjelang selesainya masa kehamilan dan mulainya penggunaan pernapasan persalinan. Relaksasi total ini memungkinkan ibu masuk ke dalam tubuhnya dan bayinya. Seorang ibu sering kali tetap berada dalam situasi mendalam ini selagi menghembuskan bayi ke dalam melalui jalan lahir hingga si bayi muncul. Untuk melatih kombinasi teknik ini, bernapaslah hingga masuk ke dalam relaksasi. Setelah dengan nyaman merasakan tubuh lemas, itu berarti ibu siap untuk melangkah maju. Sugesti Hypno-Birthing saat Persalinan Sugesti ini diberikan oleh terapis seperi bidan atau dokter.

20

1.

Sugesti untuk rasa nyaman, kontrol terhadap sensasi nyeri dan relaksasi. Atur posisi Anda senyaman mungkin, tarik napas panjang dan dalam, tahan selama 2-3 detik, lalu hembuskan secara perlahan. Rasakan udara mengalir melalui saluran napas Anda, dan rasakan udara tersebut membawa rasa nyaman saat Anda merasakan gelombang rahim yang semakin kuat. Rasakan seluruh otot tubuh Anda semakin rileks di setiap hembusan napas. Dan setiap kali Anda mendengar kata rileks, Anda merasa semakin nyaman.

2.

Gunakan trance logic Gelombang rahim yang semakin kuat menjadi lebih efektif dan membuat Anda semakin dekat dengan persalinan Anda. Anda akan segera melihat bayi Anda yang sehat dan Anda nantikan.

3.

Dissociation Saat calon ibu fokus pada pola napasnya, mereka sering kali merasakan melihat diri mereka sendiri melalui cermin bersamaan dengan terjadinya kontraksi.

4.

Time distortion suggestion Anda semakin tahu bahwa setiap kontraksi atau gelombang rahim yang Anda rasakan membuat Anda merasa nyaman. Dan setiap Anda merasakannya, Anda fokus pada rasa nyaman tersebut.

5.

Imagery to facilitate cerevical dilatation/visualisasi untuk pembukaan serviks Bayangkan kepala janin Anda turun, memutar dan menyelaraskan posisinya dengan tulang panggul Anda. Setiap kali Anda merasakan kontraksi atau gelombang rahim, kepala dan tubuh janin semakin turun sehingga pintu bawah rahim Anda semakin meregang, semakin tipis, dan

21

semakin rileks. Ini memudahkan mulut rahim semakin membuka hingga pembukaan lengkap dan Anda akan segera melihat bayi Anda. 6. Sugesti untuk kala II Setiap kali Anda beristirahat disela-sela kontraksi, energi Anda akan kembali pulih dan Anda mempunyai cukup energi untuk mengejan dengan efektif saat kontraksi berikutnya. Anda pun merasakan persalinan yang lebih mudah dan nyaman untuk Anda dan Janin. 7. Suggestions for crowning Hormon-hormon alami dalam tubuh Anda membuat otot perineum Anda semakin meregang, elastis, lentur, dan rileks. Rasa tekanan pada otot perineum membuat daerah tersebut semakin lentur. Kulit perineum Anda pun semakin lentur dan rileks sehingga Anda merasa semakin nyaman. Dan saat kepala bayi Anda keluar, Anda merasa semakin nyaman, lega, dan rileks. 8. Amnesion suggestion Metode ini dapat digunakan untuk membuat calon ibu lupa akan kontraksi yang akan ia rasakan. Setiap kali Anda merasakan tekanan pada perut Anda, maka lupakan rasa itu. Lupakan dan lupakan. Rasa itu adalah rasa yang nyaman dan membuat Anda semakin dekat dengan calon bayi Anda, yang sebentar lagi akan lahir dalam keadaan sehat dan selamat. Manfaat Hypno-Birthing 1. Untuk Ibu Menjelang Persalinan a. Melatih relaksasi untuk mengurangi kecemasan yang dapat

menyebabkan ketegangan dan nyeri b. Mampu mengontrol rasa sakit saat kontraksi rahim

22

c. Meningkatkan kadar endofrin dalam tubuh untuk mengurangi bahkan menghilangkan rasa sakit saat kontraksi persalinan. (Endofrin adalah neuropeptide yang dihasilkan tubuh saat tenang). Saat Persalinan a. Memperlancar proses persalinan (kala I dan II lebih lancar). b. Mengurangi resiko terjadinya komplikasi dalam persalinan. c. Kondisi yang tenang membuat hormon seimbang. Setelah Persalinan a. Meningkatkan ikatan batin antara bayi, ibu dan ayah. b. Mempercepat pemulihan nifas. c. Memperlancar produksi ASI. 2. Untuk Janin dan Bayi a. Getaran tenang dan damai akan dirasakan janin sebagai dasar dari perkembangan jiwa (SQ). b. Pertumbuhan janin lebih sehat karena keadaan tenang akan memberikan hormon-hormon yang seimbang ke janin melalui plasenta. c. Membantu menjaga suplai oiksigen pada bayi selama proses persalinan. d. Mencegah depresi pasca-persalinan (baby blues).

3.

Untuk Suami/Pendamping Persalinan a. Menjadi lebih tenang dalam mendampingi proses persalinan.

23

b. Emosi suami akan menjadi lebih stabil dalam kehidupan sehari-hari. c. Memperbaiki dan memperkuat hubungan dan ikatan batin antara istri, suami, serta janin yang dikandung.

24

DAFTAR PUSTAKA Sulistyawati, Ari, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta : Salemba Medika Henderson, Christine, dkk. 2006. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC Ayesha Nasir, Razia Korejo, dkk. 2007. Child Birth in Sduating Position. Department of Obstetrics and Ginecology, Jinnah Postgraduate Medical Centre, Karachi

You might also like