Professional Documents
Culture Documents
1. Identitas Klien Nama Umur Jenis kelamin Alamat Agama Status Suku/Bangsa Pekerjaan Diagnosa medis Nomor RM Tanggal masuk : Ny. R : 48 tahun : Perempuan : Gedong Songo Raya, Semarang : Islam : Kawin : Jawa/Indonesia : Swasta : Diabetes Mellitus tipe II : 18.11.59 : 16 Juni 2012
3. Keluhan Utama Klien mengatakan kakinya terasa kesemutan dan terasa berat untuk berjalan.
4. Riwayat Penyakit Sekarang Klien mengatakan dua hari yang lalu kepalanya pusing, rasanya cekot-cekot. Klien mengatakan lemas dan bila berjalan kaki terasa berat. Kaki sering merasa kesemutan. Kemudian diperiksakan di puskesmas wilayah Gedong Songo, nilai GDS adalah 411. Dari pihak puskesmas menganjurkan klien untuk periksa di poliklinik Rumah Sakit. Klien memeriksakan diri di RSUD Tugurejo pada tanggal 16 juni 2012, hasil yang didapat adalah GDS 298, tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 88x/menit. Klien disarankan untuk rawat inap, diagnosanya adalah diabetes mellitus tipe II. Klien dirawat di ruang alamanda, di ruangan klien mendapatkan terapi obat metformin 3 x 500 mg, asam mefenamat 3 x 500 mg, BC 3 x 100 mg , cefotaxim 2 x 2 mg, ranitidine 2 x 2 ml, dan infus Nacl 20 tpm 500 cc.
5. Riwayat Penyakit Dahulu Klien pernah operasi batu ginjal satu tahun yang lalu.
Keluarga tidak mempunyai riwayat diabetes mellitus, hipertensi, jantung, dan lain-lain.
7. Pemeriksaan Fisik a. Tanda-tanda Vital Tanggal 19 Juni 2012 Tekanan darah Denyut nadi Pernafasan Suhu b. Kulit Warna kulit sawo matang, bengkak di kaki kanan dan kiri, kulit kering, turgor kulit di ekstremitas bawah buruk. c. Kepala dan Leher Bentuk kepala Rambut : mesochepal. : rambut beruban, panjang, ikal, tipis, penyebaran : 120/80 mmHg : 88 kali/menit : 18 kali/menit : 37,5C
merata, tidak ada lesi. Mata : simetris, sklera tidak ikterik, konjungtiva anemis,
palpebra tidak kehitaman, penglihatan baik. Telinga Hidung Mulut gusi berdarah. : simetris, tidak ada keluaran yang abnormal. : tidak ada sekret, tidak ada lesi, tidak ada massa. : Tidak ada sariawan, mukosa bibir kering, tidak ada
Leher d. Jantung Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi gallop. e. Paru-paru Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi f. Abdomen Inspeksi Auskultasi Palpasi Perkusi g. Ekstremitas 1) Look
: IC tampak. : IC teraba di SIC V. : Pekak. : Bunyi jantung I-II murni, tidak ada bising, tidak ada
: simetris, pengembangan dada kurang maksimal. : pengembangan paru kanan dan kiri simetris. : sonor. : tidak ada suara whezzing dan ronkhi.
: tidak ada lesi, warna kulit sawo matang. : bising usus 10 kali/menit. : tidak terdapat massa, tidak ada benjolan. : timpani.
a) Ekstremitas atas
Warna kulit sawo matang dan merata, kulit kering, tidak ada edema di telapak tangan kanan dan kiri, tidak ada fraktur dan deformitas. b) Ekstremitas bawah Warna kulit sawo matang, bengkak dibagian punggung kaki kanan dan kiri, tidak ada fraktur dan deformitas. 2) Feel a) Ekstremitas atas Tidak terdapat nyeri tekan pada ekstremitas atas kanan dan kiri, tidak ada baal, tidak ada kesemutan. b) Ekstremitas bawah Terdapat nyeri tekan pada bagian punggung kaki kanan dan kiri, nyeri terasa cekot-cekot dan terkadang tiba-tiba terasa nyeri seperti disetrum, kadang terasa kesemutan, klien mengatakan skala nyeri 4, frekuensi nyerinya sering dirasakan. c) Move a) Ekstremitas atas : Tangan kanan dan kiri bisa digerakkan. Tangan kanan dan kiri klien mampu menentang gravitasi dan tahanan, mampu melakukan fleksi-ekstensi, pronasi-supinasi, dan rotasi. b) Ekstremitas bawah : Kaki kanan dan kiri bisa digerakkan. Kaki kanan dan kiri mampu menentang gravitasi dan tahanan tetapi kurang maksimal, tidak mampu melakukan fleksi-ekstensi, dorsofleksiplantarfleksi. Terdapat bengkak di punggung kaki kanan dan kiri. d) Kekuatan otot
Kanan 5 5 5 5
Kiri 5 5 5 5
Kanan 4 4 4 4
Kiri 4 4 4 4
h. Genetalia Tidak terkaji. i. Sistem persarafan 1. Status mental Tingkat kesadaran compos mentis, GCS 15 (E4V5M6), gaya bicara pelan dan jelas. 2. Fungsi intelektual Orientasi waktu, orang dan tempat baik. 3. Daya pikir Daya pikir spontan, alamiah dan masuk akal, tidak ada kesulitan berpikir dan tidak ada halusinasi . 4. Status emosional Status emosional pasien alamiah dan datar, tidak pemarah, cemas dan tidak apatis.
j. Sistem Gastrointestinal Klien mengatakan nafsu makan bertambah, banyak minum, dan buang air kecil kurang lebih 7-8 kali per hari. k. Sistem Imunitas Klien mengatakan tidak alergi makanan ataupun obat-obatan.
8. Pengkajian Fungsional a. Persepsi terhadap kesehatan-manajemen kesehatan Klien mengatakan ketika sakit selalu memeriksakan ke Puskesmas atau dokter. Klien mengatakan sehat adalah suatu kondisi tubuh yang bisa melakukan apapun, sedangkan sakit adalah kondisi tubuh yang lemah. Klien tidak minum minuman keras, tidak merokok, tidak memakai narkoba. b. Kebutuhan Oksigenasi Klien tampak tidak mengalami sesak nafas, tidak ada cuping hidung, tidak mengalami sianosis, tidak batuk. Tidak terdengar bunyi whezzing, ronki. c. Kebutuhan Nutrisi dan Cairan Sebelum dirawat di Rumah Sakit klien mengatakan makan 5 kali dalam sehari, nafsu makan bertambah sejak 1 bulan yang lalu. Klien mengatakan tidak begitu suka sayur. Klien mengatakan kurang lebih minum 6-7 gelas perhari. Sebelum sakit tinggi badan klien adalah 155 cm, berat badan 54 kg. Klien mengatakan mengalami penambahan berat badan selama 1 bulan dari 54 kg menjadi 60 kg.
Saat sakit klien mendapatkan diit makanan bubur tanpa sari rendah gula. Hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 16 Juni 2012 Hb 14.10 g/dl (normal 13.2-17.3), hematocrit 42.40% (normal 40-52). Saat masuk di Rumah Sakit BB klien turun menjadi 58 kg, albumin 4.8 (normal 3.25.2). IMT = BB/TB2 = 58/ (1,552) = 58/2,4025 = 24,14 (normal) Keterangan :
1) 2)
d. Kebutuhan Eliminasi Sebelum masuk Rumah Sakit, klien mengatakan melakukan eliminasi urin sebanyak 7-8 kali dalam sehari, eliminasi fekal sebanyak 2 kali selama 1 hari (diare) selama 3 hari. Saat masuk rumah sakit, frekuensi eliminasi urin sedikit berurang menjadi 5-6 kali dalam sehari, eliminasi fekal 1 kali dalam sehari dengan konsistensi lembek.
0 : tidak mampu, 5 : memerlukan 10 bantuan seperti memotong makanan, mengoleskan mentega, atau memerlukan bentuk diet khusus, 10 : mandiri/tanpa bantuan 0 : tergantung, 5 : mandiri 5
Mandi Kerapian/penampilan
0 : memerlukan bantuan untuk 5 menata penampilan diri, 5 : mampu secara mandiri menyikat gigi, mengelap wajah, menata rambut dan bercukur 0 : tergantung/tidak mampu, 5 : perlu 5 dibantu tetapi dapat melakukan sebagian, 10 : mandiri (mampu mengancingkan baju, menutup resleting, merapikan baju) 0 : inkontinensia/tergantung pada 5 enema, 5 : kadang mengalami gangguan, 10 : normal 0 : inkontinensia, harus dipasang 10 kateter atau tidak mampu mengontrol BAK secara mandiri, 5 : kadang mengalami kesulitan, 10 : normal 0 : tergantung, 5 : perlu bantuan 10 tetapi tidak tergantung penuh, 10 : mandiri 0 : tidak mampu, mengalami 15 gangguan keseimbangan, 5 : memerlukan banyak bantuan untuk bisa duduk, 10 : memerluka sedikit bantuan (diarahkan secara verbal), 15 : mandiri 0 : tidak mampu atau berjalan kurang 15 dari 50 yard, 5 : hanya bisa bergerak dengan kursi roda > 50 yard, 10 :
Berpakaian
BAB
BAK
Berpindah tempat
Mobilitas
berjalan dengan bantuan > 50 yard, 15 : mandiri (meski dengan alat bantu) Naik/turun tangga 0 : tidak mampu, 5 : memerlukan 10 bantuan , 10 : mandiri
Total = 90 (mandiri) 80 100 60 79 40 59 20 39 < 20 : mandiri : bantuan minimal dalam ADL : sebagian tergantung : sangat tergantung : tergantung total
f. Kebutuhan Istirahat dan tidur Sebelum sakit, keluarga klien mengatakan frekuensi tidur klien 8 jam/hari, dengan kualitas tidur yang baik dan tidak mengalami gangguan tidur (insomnia, parasomnia). Saat masuk rumah sakit, frekuensi tidur klien bertambah, tidur klien sekitar 10 jam/hari.
g. Kebutuhan Personal Hygiene
Sebelum sakit, klien selalu mandi 2 kali dalam sehari, rajin menggosok gigi, dan toileting secara mandiri. Klien mencuci rambut 1 kali dalam 2 hari. Saat sakit, klien bisa melakukan perawatan diri secara mandiri, seperti mandi, toileting, namun dalam hal berpakaian klien membutuhkan bantuan orang lain. h. Kebutuhan Persepsi Sensori Penglihatan Pendengaran Penciuman Pengecap Perabaan : baik. : tidak menggunakan alat bantu dengar. : baik, mampu mencium aroma. : baik. : mengenali rangsang (benda tumpul, tajam, halus).
i. Kebutuhan Komunikasi dan Mental Klien berbicara jelas. Klien menggunakan bahasa jawa, klien adalah orang yang ekstrovert. j. Kebutuhan Kenyamanan Klien bedrest, ekstremitas bawah terasa nyeri dan berat sehingga malas untuk berjalan, nyeri yang dirasakan seperti disetrum, kadang terasa kesemutan, klien mengatakan skala nyeri 4, frekuensi nyerinya sering dirasakan. Klien merasa lemas. k. Kebutuhan Seksualitas Tidak terkaji. l. Kebutuhan Mekanisme Koping Klien mengatakan koping yang dilakukan klien saat menghadapi tekanan adalah menonton televise dan berkebun.
m. Kebutuhan Konsep diri.
: klien tidak malu dengan penyakit yang dialaminya. : klien ingin cepat sembuh dan melakukan pekerjaan : klien mengakui sebagai perempuan. : klien sebagai ibu rumah tangga. : klien ikhlas dengan penyakit diabetes yang dialami.
n. Kebutuhan Rekreasi dan Spiritual Sebelum masuk rumah sakit, klien mengatakan suka jalan-jalan menonton televisi dan berkebun. Klien rajin sholat 5 waktu. Saat masuk rumah sakit, klien hanya bisa berdoa.
H 247 186
< 125 mg/Dl < 200 mg/Dl : desirabelle 200-239 : borderline high >240 : high
Trigliserida
148
< 150 ug/Dl : borderline high 200-499 : high >500 : very high
3,0 13 12 21 4.8
2.4 5,7 mg/dL 0 35 u/L 0 35 u/L 10,0 50,0 mg/dL 3.2-5.2 g/dL
10. Therapy Nacl 20 tetes per menit (infus) Cefotaxim 2 x 1 gr (intravena) Ranitidin 2 x 2 ml (intravena) Metformin 3 x 500 mg (oral) Asam mefenamat 3 x 500 mg (oral) BC tablet 3 x 100 mg (oral)
No. Terapi Cara Pemberian 1 Dosis Indikasi Kontraindikasi Efek Samping
Nacl
Infus
500 ml
Hipostremia atau sindrom rendah Hipernatremia, garam, NaCl, mengembalikan cairan. terapi untuk pengganti alkalosis cairan keseimbangan cairan tubuh dan metabolic,
retensi Demam, nekrosis, jaringan atau infeksi pada tempat garam suntikan, sindrom pasca operasi. hypervolemia, intoleransi
ekstraseluler, pelarut untuk obat yang diberikan secara infus intra vena drip.
2
Cefotaxim
Intravena
2 x 1 gr
terhadap Reaksi
hipersensitifitas,
bawah, infeksi saluran kemih & Sefalosporin, kelamin, gonore, infeksi kulit & ginjal berat. jaringan lunak, infeksi dalam perut termasuk peritonitis (radang selaput perut), infeksi tulang & sendi, infeksi susunan saraf pusat (meningitis/radang
3
sementara, flebitisefek pada superinfeksi. Peradangan iritatif dan nyeri pada tempat penyuntikan.
Ranitidin
Intravena
2 x 2 ml
jangka
Penderita gangguan Diare, nyeri otot, pusing, fungsi ginjal. timbul ruam kulit, malaise, nausea, konstipasi.
pendek tukak usus 12 jari mengurangi esofagitis. Terapi pemeliharaan setelah penyembuhan tukak usus 12 jari, tukak lambung. Pengobatan keadaan hipersekresi patologis, misal sindroma Zollinger Ellison gejala refluks
Metformin
Per oral
3 x 500 mg
dan mastositosis sistemik. - Pengobatan penderita diabetes Penderita yang baru terdiagnosis setelah gagal dewasa, diet dengan tidak atau tanpa dehidrasi
samping
bersifat
ginjal,
peminum termasuk anoreksia, gangguan diabetik, perut, mual, muntah, rasa infark logam pada mulut dan diare. keadaan Dapat menyebabkan asidosis
kelebihan berat badan dan bila alkohol, berhasil. - Sebagai kombinasi terapi pada miokardial, therhadap sekunder. terapi
ketoasidosis,
penderita yang tidak responsif penyakit kronik akut yang laktat tetapi kematian akibat tunggal berkaitan dengan hipoksia insiden ini lebih rendah 10 keadaan yang 15 kali dari fenformin dan dengan lebih pulmonar, oleh glibenklamid/sulfonilurea. Kasus asidosis laktat dapat diobati dengan anemia dengan metformin natrium adalah bikorbonat. Kasus individual megaloblastik, rendah dari kasus berhubungan sulfonilurea baik primer ataupun jaringan,
- Sebagai obat pembantu untuk asidosis laktat seperti syok, hipoglikemia yang disebabkan mengurangi dosis insulin apabila insufisiensi dibutuhkan. riwayat asidosis laktat.
pneumonitis, vaskulitis.
5
Asam mefenamat
Per oral
3 x 500 mg
Untuk
menghilangkan
muntah,
diare,
macam nyeri dan ringan sampai lambung / usus. pendenta agranulositosis dan hemolitik sedang dalam kondisi akut dan asma.penderita ginjal dan anemia. kronis. termasuk nyeri karena penderita trauma, nyeri sendi, nyeri otot, hipersensitif. sakit sehabis operasi dan melahirkan, nyeri sewaktu haid. sakit kepala dan sakit gigi. yang
BC
Per oral
1 x 5 mg
Menjaga kesehatan system saraf, Hipersensitif. kulit, system pencernaan, energy dan meningkatkan
Sedasi.
stamina serta imunitas, anti stress dan depresi, mengatasi kelelahan, melancarkan sirkulasi darah, pembentukan sel darah merah yang sehat, antioksidan dalam menangkal serangan radikal
bebas.
B. ANALISA DATA 1. DS :
-
aktivitas
untuk beraktivitas karena merasa cepat lelah. - Klien mengatakan jika berjalan kaki terasa berat dan kesemutan. - Klien istirahat. DO :
-
mengatakan
lebih
suka
- Kekuatan otot : Tangan kanan 5 Tangan kiri 5 Kaki kanan 4 Kaki kiri 4
-
3.
jaringan berhubungan
punggung kaki kanan dan kiri. bahwa klien punya penyakit DM.
kiri.
120/80
suhu 37,5C
C. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan gaya hidup kurang gerak dan kelelahan. 2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan diabetes mellitus. 3. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan poliuri dan dehidrasi.
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
No 1
Dx. Kep
Intoleransi
dilakukan bertoleransi
tindakan terhadap
berhubungan dengan gaya keperawatan selama 3x24 jam maka hidup kurang gerak dan klien kelelahan. aktivitas dengan kriteria hasil :
1. Berpartisipasi dalam aktivitas
melakukan aktivitas.
2. Kaji
kelelahan.
3. Monitor nutrisi dan sumber energi yang
adekuat.
4. Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik
sehari mandiri.
hari
respon
kardivaskuler
terhadap
aktivitas (takikardi, disritmia, sesak nafas, aktivitas diaporesis, pucat, perubahan hemodinamik).
6. Monitor
3. Keseimbangan
istirahat.
pola
tidur
dan
lamanya
tidur/istirahat pasien. 7. Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik dalam merencanakan progran terapi yang
tepat.
8. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas
untuk
mengidentifikasi
dan
untuk
mendpatkan
alat
bantuan
disukai.
13. Bantu klien untuk membuat jadwal latihan
diwaktu luang.
14. Bantu
pasien/keluarga
untuk
beraktivitas.
16. Bantu
pasien
untuk
mengembangkan
perfusi Setelah
dilakukan perfusi
status
hidrasi TD Ureum,
mukosa, HMT,
teratasi dengan kriteria hasil: Tekanan Tidak systole diastole dalam batas normal.
2.
tanda-tanda
berlebih/
ada
gangguan
5. Monitor TTV 6. Monitor adanya tanda-tanda infeksi. 7. Kompres dengan air hangat bagian yang bengkak.
leher.
5.
6.
Tidak
ada
oedem
E. IMPLEMENTASI Dx. Kep 1 Tanggal Waktu 19 Juni 2012 08.00 WIB 08.05 WIB
Merapikan tempat tidur dan menciptakan Memberikan injeksi cefotaxim dan ranitidin S : klien menanyakan fungsi obat cefotaxim dan ranitidin O : Klien kooperatif. S : klien mengatakan terimakasih O : klien kooperatif, tempat tidur bersih. S : klien mengatakan cepat lelah jika beraktivitas dan pusing. O : klien kooperatif, ada bengkak di punggung kaki kanan dan kiri
Implementasi
Respon
TTD
08.00 WIB
08.10 WIB
S : Klien mengatakan tidur kurang lebih 8 jam per hari, saat di rumah sakit
frekuensi tidur bertambah menjadi 10 jam per hari. O : palpebral tidak kehitaman,
- Membantu klien untuk menentukan jadwal menyapu, mencuci piring. aktivitas sehari-hari. 12.00 WIB
Mengukur tanda-tanda vital O : klien kooperatif. S : klien mengatakan pusing O : TD 120/90 mmHg, nadi 96 kali per menit, suhu 37,5 C, pernafasan 20 kali per menit.
12.10 WIB
S:O : ekstremitas atas kanan dan kiri 5, ekstremitas bawah kanan dan kiri 4.
12.15 WIB
- Memberikan cefotaxim
injeksi
ranitidine
- Mengajarkan teknik ROM pada keluarga S : klien. O : Klien kooperatif. jadwal yang sudah S : klien mengatakan kemarin jalanjalan sampai depan ruangan ditemani keluarga. O : klien kooperatif.
09.30 WIB
- Mengklarifikasi
12.00 WIB
- Mengukur TTV
S : klien mengatakan pusing sudah berkurang. O : Klien kooperatif, TD 110/80 mmHg, nadi 86 kali per menit, suhu 37
08.00 WIB
- Memberikan
penguatan
positif
untuk S : klien mengatakan akan melakukan aktivitas ringan, jika sudah terasa lelah akan beristirahat O : klien kooperatif
- Mengobservasi
tanda-tanda
berlebih/ retensi (CVP meningkat, oedem, distensi vena leher dan asites)
10.00 WIB
- Mengompres bagian bengkak dengan air S : klien mengucapkan terimakasih hangat. O : Klien kooperatif.
S : klien mengatakan pusing O : TD 120/90 mmHg, nadi 96 kali per menit, suhu 37,5 C, pernafasan 20 kali per menit.
12.00 WIB
12.10 WIB
dan cepat lelah. O : kekuatan otot ekstremitas atas 5, kekuatan otot ekstremitas bawah 4. 20 Juni 2012 08.30 WIB - Mengajarkan pada keluarga untuk S : O : bengkak berkurang.
mengompres hangat. - Melakukan kompres hangat pada daerah bengkak. - Monitor tanda-tanda infeksi
09.00 WIB
12.00 WIB
- Mengukur TTV
S : klien mengatakan pusing sudah berkurang. O : Klien kooperatif, TD 110/80 mmHg, nadi 86 kali per menit, suhu 37
C, pernafasan 19 kali per menit.
F. EVALUASI
No. Dx. 1
Diagnosa Keperawatan Intoleransi aktivitas berhubungan dengan gaya hidup kurang gerak dan kelelahan. S: -
Evaluasi
TTD
melakukan aktivitas yang ringan terlebih dahulu, jika merasa lelah klien akan beristirahat, klien mengatakan akan menggunakan jadwal harian sebagai acuan untuk latihan beraktivitas. Klien mengatakan sudah mencoba
Klien tampak bersemangat. Klien membuat jadwal untuk beraktivitas. Klien mengalami kemajuan dalam
A : Masalah teratasi sebagian. P : Lanjutkan intervensi. 2 Ketidakefektifan mellitus. perfusi Lanjutkan jadwal aktivitas.
- Berikan penguatan positif terhadap klien. jaringan S : klien mengatakan nyeri di bagian yang bengkak O:
-
perifer berhubungan dengan diabetes sudah sedikit berkurang. Kekuatan otot klien untuk ekstremitas atas 5, Bengkak sudah tidak ada.
ekstremitas bawah 5. A : Masalah teratasi sebagian. P : Lanjutkan intervensi Kompres air hangat jika terjadi bengkak kembali.
ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES MELLITUS TIPE II PADA Ny. R DI BANGSAL ALAMANDA RSUD TUGUREJO SEMARANG Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktik Keperawatan Dewasa I (Keperawatan Medikal Bedah)