Professional Documents
Culture Documents
L DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA PPOK DI RUANG HCU RSUD KOTA SEMARANG 4 AGUSTUS 2012
I.
PENGKAJIAN a. Data Demografi 1. Data Klien Nama Umur Jenis kelamin Agama Suku Bangsa Pekerjaan Pendidikan Alamat No. RM Diagnosa Medis Tgl. MRS 2. Data Penanggung Jawab Nama Umur Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Hub, dengan klien Alamat b. Riwayat Kesehatan Klien 1. Keluhan Utama Batuk disertai sesak nafas 2. Kesehatan Sekarang Keluarga mengatakan 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, klien batuk-batuk dan disertai sesak nafas, jika batuk mau mengeluarkan dahak sulit.menurut istrinya untuk mengatasi sakitnya tersebut, klien biasanya minum bodrex, karena tidak ada perbaikan dan bertambah parah, kemudian klien dibawa ke RS pantiwilasa, karena ruangan penuh, kemudian klien di rujuk ke RSUD Kota Semarang. : Ny.T : 61 Tahun : Perempuan : SLTP : Ibu rumah tangga : Istri : Jl.Dr.Cipto 11A -Semarang : TN.L : 62 th : Laki-laki : budha : cina : bengkel : SLTP : Dr.Cipto 11A-Semarang : 231113 : PPOK : 3-9-2012
Setelah di RSUD Kota Semarang, klien di rawat inap di Ruang Bima, karena kondisi menurun, klien dipindah ke HCU tgl 4 Agustus 2012 jam 12.00. saat ini klien tampak sesak nafas, kadang batuk-batuk tidak produktif, dan gelisah. 3. Riwayat penyakit dahulu Menurut keluarga, klien sudah lama sakit batuk-batuk dan kadang disertai sesak nafas, jika kambuh sakitnya, klien tidak mau dibawa periksa, klien hanya berusaha mengobati dirinya sendiri dengan minum bodrek 3 tablet sehari. 4. Riwayat penyakit keluarga Menurut suami klien, dalam keluarga klien, orang tuanya menderita darah tinggi dan sesak nafas, namun hal ini di sangkal oleh keluarga yang lain. Penyakit lain seperti DM, jantung juga disangkal. c. Pengkajian fokus 1. Primary survey a) Penampilan Umum klien tidak sadar, tidak berespon terhadap nyeri klien tampak lemah, ngorok klien terpasang oksigen nasal 3 L/menit terpasang infus Ringer laktat 20 tt /menit
b) Airway Terpasang OPHA, NGT dan Nasal oksigen, terdengar suara ngorok, tak tampak adanya skret di jalan nafas c) Breathing Pengembangan dada simetris, terdapat penggunaan otot bantu nafas, tampak adanya bekas kerokan pada dada klien, pola nafas cepat dan dalam, suara nafas vesikuler, RR 30 x/mnt, terpasang oksigen nasal 3 L/mnt. d) Circulation Akral teraba hangat dan lembab, hiperhidrosis, denyut nadi kuat dan teratur, suara jantung S1-2 reguler, tidak terdengar suara tambahan, tidak terlihat adanya perdarahan luar TD.179/99 mmHg, HR. 85 x/mnt, Suhu.40 oC, SPO2 100 %. e) Disability Klien tidak sadar, tidak berespon terhadap rangsang nyeri, GCS 3 (E.1, M.1, V.1) Pupil anisokor (kanan pupil > 3 mm, kiri pupil < 3 mm), tidak bereaksi terhadap cahaya f) Exposure Pada wajah tampak tidak simetris, tampak mencong ke kiri, Terdapat tanda-tanda kekas kerokan pada daerah punggung, dada dan leher, serta ke dua lengan klien, tidak ditemukan bekas trauma yang lain, tidak ditemukan adanya sumber
perdarahan dari luar, klien telah terpasang infuse RL pada lengan kanan, terpasang oksigen nasal, terpasang NGT, terpasang OPHA dan terpasang DC 2. Sekundery survey Meliputi anamnesa riwayat kesehatan klien (sebagian telah terdokumentasi di awal) serta pemeriksaan fisik yang diperlukan a) Pengkajian pola No 1 Pola Kebiasaan Pola Nutrisi a. Makan Frekuensi Porsi Menu Pantangan b. Minum Frekuensi Jenis Jumlah 2. Pola Eliminasi a. Bak Frekuensi Warna Volume b. Bab Frekuensi Konsistensi Warna 3 1 x sehari Lembek Kuning Belum Bab 4-6 x sehari Kuning Jernih. Tidak tahu Urine 2000 cc pada bag 6-8 gelas/hari Kpi, teh, air putih + 2 liter Pola eliminasi di bantu, terpasang kateter. 3 x Sehari 1 piring Nasi, lauk, Sayur, Tidak ada Baru minum 1x di rumah, saat masih sadar + 200 cc Air putih Pola nutrisi dibantu. Sebelum Sakit Saat Sakit Keluhan dan Tingkat Kemandirian
Terpasang NGT.
Pola Istirahat dan kecoklatan Tidur a. Tidur siang Lamanya Kualitas Tidak tentu 1-2 jam Nyenyak b. Tidur Malam Lamanya Kualitas 6-8 jam /hari Nyenyak Tidak sadar Klien tidak sadar,
4.
Personal Hygienis a. Mandi b. Gosok gigi c. Keramas d. Gunting kuku 2 x sehari 2 x sehari 2 hari sekali Jika panjang Belum mandi Pola personal hygiene di bantu.
5.
Pola Aktivitas
Semua dibantu
dan keluarga
b) Data psikologis Stressor : Menurut suaminya, klien tidak memiliki masalah, tapi tidak tahu
kalau memikirkan apa, keluarga merasa sedih melihat klien sakit seperti ini Koping mekanisme : Keluarga Klien mengatakan hanya bisa pasrah dan berdoa Harapan dan pemahaman klien tentang kondisi kesehatan sekarang/pola pikir : Keluarga sering meminta penjelasan tentang penyakitnya. Menanyakan kemungkinan bisa kembali normal, Keluarga tampak gelisah dan khawatir terhadap penyakit yang diderita oleh klien, terbukti dari ekspresi wajah klien dan keluarga tampak tegang dan ketakutan terhadap penyakit klien c) Data spiritual : Sejak sakit ini, sejak dari rumah, klien sudah dibisikan istiqfar oleh keluarganya. Keluarga pasrah dengan banyak berdoa memohon kesembuhan untuk klien d) Pemeriksaan Fisik Sistem Integumen 1) Kulit: warna coklat bersih, tampak bekas kerokan pada dada dan punggung serta leher, tak tampak adanya lesi, kulit teraba hangat dan lembab, suhu tubuh 40 oC, tercium bau keringat apek. 2) Rambut : hitam beruban, tampak bersih System Muskuloskletal 1) Ekstremitas Atas : bentuk tangan kiri dan kanan simetris, jumlah jari lengkap,Tangan kanan terpasang infus, tidak bereaksi terhadap rangsangan nyeri, kekuatan otot 1-1, tidak dapat bergerak aktif, tidak ada edema, teraba hangat dan lembab 2) Ekstermitas Bawah : Bentuk kaki kiri dan kanan simetris, jumlah jari lengkap, tidak berespon terhadap rangsangan nyeri, kekuatan otot 1-1, teraba hangat dan lembab - Sistem persyarafan
tidak dikaji tidak dikaji : klien terpejam, reflek pupil tidak ada.
tidak dikaji tidak dikaji tidak dikaji wajah tidak simetris, mencong ke kiri
8) NVIII (akustikus) : klien tak sadar, tak bereaksi terhadap rangsangan 9) NIX (glosofaringeal) 10) NX (vagus) 11) NXI (asesoris) 12) NXII (hipoglosus) : : : klien tidak sadar, reflek batuk ada
- Sistem endokrin : Tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid. - Sistem perkemihan : Saat di palpasi tidak terdapat distensi kandung kemih. BAK di bantu menggunakan kateter.Volume urine 2000 cc - Sistem pencernaan : Mulut terpasang OPHA, warna bibir merah muda, mukosa bibir merah muda, Warna permukaan abdomen sama dengan seluruh tubuh, bising usus 12X/menit. Pada perkusi abdomen terdengar bunyi timpani pada daerah lambung dan usus. Saat di palpasi tidak terdapat distensi abdomen.
e) Data Penunjang Hasil Pemeriksaan laboratorium tanggal 29-8-2012 Pemeriksaan HB Hematokrit Leukosit Trombosit GDS Ureum Kreatinin Kolesterol total Trigliserida Natrium Kalium Kalcium 12.4 g/dl 38.00 % 16.000 /ul 403.000/ul 156 mg/dl 24.8 mg/dl 0.6 mg/dl 206 mg/dl 79 mg/dl 141.0 mmol/L 4.30 mmol/L 1.01 mmol/L Hasil Nilai Normal 11-16 g/dl
RNF
4.8-10.8 / ul RNF 70-115 mg/dl 15.0-43.0 mg/dl 0.6-0.9 mg/dl < 200 mg/dl 50-200 mg/dl 134.0-147.0 mmol/L 3.50-5.20 mmol/L 1.12-1.32 mmol/L
Pemeriksaan Radiologi Usulan CT Scan polos belum terlaksana (kondisi tidak memungkinkan)
Data therapy medik Nama Obat Piracetam 3 gr Lancolin 250 mg Kalnex 1 gr Ceftriaxon 2 gr Mannitol 125 cc Gastrofer 40 mg Ranitidine 50 mg Farmadol 1 gr RL Amlodipin 10 mg Captopril 25 mg Inpepsa syr 10 cc Cara pemberian injeksi injeksi injeksi injeksi infuse injeksi injeksi infuse infus oral oral oral 3 x3 gr 2 x250 mg 4 x 1 gr 2 x 2 gr 4 x 125 cc 1x40 mg 6x50 mg Kp 20 tt/mnt 1x10 mg 3x25 mg 3x10 cc Dosis
II.
Analisa Data Data DS : Keluarga mengeluh klien kepalanya Stroke Hemorrgik Etiologi Hipertensi Masalah Penurunan perfusi cerebral
pusing, kemudian tidak sadarkan diri Keluarga mengatakan sebelumnya klien klien telah
menderita darah tinggi DO : Klien tidak sadar Tidak bereaksi terhadap rangsangan nyeri GCS 3 (E.1, M.1, V.1) Klien nasal terpasang O2 penurunan/kehilangan kesadaran aliran /sirkulasi cerebral terganggu
Stroke SH
pusing, kemudian tidak sadarkan diri Keluarga mengatakan seperti ngorok DO : Klien tidak sadar Klien terpasang OPHA Posisi OPHA sedikit klien klien
fungsi fisiologis menurun, kelemahan dan kehilangan kemampuan menelan, kelemahan lidah
tertarik keluar Tidak tampak adanya skret di jalan nafas Terdengar suara ngorok Klien nasal terpasang O2
Stroke SH
Risiko cedera
kurang tenaga Menurut perawat IGD, transmisi impuls terganggu badan panas sejak di IGD
Do : Klien tidak sadar, tidak bereaksi rangsang nyeri Kekuatan otot klien 1-11-1 Badan teraba panas dan kulit hiperhidrosis Posisi tubuh stagnan lembab, terhadap
Badrest lama
risiko cedera DS : Menurut perawat IGD sejak sampai di IGD Sudah diberikan Stress hormone (katekolamin) Lesi /injuri SH Hipertermia
Badan kulit
teraba
panas, lembab,
Hiperkatabolisme
hiperhidosis
-
Suhu 40 oC
Hipertermia
III.
Diagnosa Keperawatan a. Penurunan perfusi cerebral berhubungan dengan interrupsi aliran darah, vasospasme cerebral, edema cerebral, yang ditandai dengan penurunan kesadaran b. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b d menurunnya fungsi fisiologis saluran
pernafasan, ketidakmampuan menelan dan kelemahan lidah sekunder terhadap stroke hemorragik c. Hipertermia berhubungan dengan hiperkatabolisme, proses infeksi sekunder terhadap stroke hemoragik
d.
IV.
Intervensi
Rasional
Penurunan perfusi
Tupan :
1. Atur posisi tidur 1. Mengurangi dengan 15-30 o bagian tekanan dengan meningkatkan drainage vena dan memperbaiki sirkulasi cerebral arteri
berhubungan
dengan interrupsi keperawatan aliran darah, selama 3x24 jam terjadi peningkatan
edema perfusi cerebral dg yang criteria : dengan Terjadi peningkatan kesadaran Terjadi peningkatan GCS 15. Tidak keluhan kepala TD dalam ada sakit 3. Lakukan monitoring terhadap tanda vital tandadan menjadi
2. Berikan penjelasan 2. Keluarga pada tentang terjadinya peningkatan dan akibatnya 3. Mengetahui TIK keluarga sebab lebih
dapat
penyembuhan
tingkat kesadaran
aktivitas meningkat
yang dapat
mengunrangi edema cerebral 6. Usulkan pemeriksaan penunjang laboratorium 6. Mengetahui tingkat keparahan, prognosis dan
maupun radiologi
Tujuan :
1. Kaji
kepatenan 1. Memastikan patensi nafas letak 2. Posisi opha yang bergeser, nafas jalan menjadi jalan
jalan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam tidakefektifan jalan
tidak efektif
saluran pernafasan,
ketidakmampuan menelan
secara periodic, dan catat kelainan nafas 4. Pertahankan pemasangan pada klien 5. Observasi O2 adanya suara
dan -
sumbatan pada jalan nafas Tidak ada suara tambahan pernafasan Pernafasan dalam rentang
yang
produksi skresi
normal 15- 20 x / menit 6. Lakukan jika perlu Libatkan dalam tindakan klien keluarga setiap kepada suction
1. Kaji kemungkinan 1. Menentukan penyebab demam 2. Lakukan lingkungan control intervensi tepat 2. Control lingkungan dapat membantu mengurangi 3. Lakukan penetralan suhu
terjadi
yg
keperawatanm1x24 klien
tidak
dengan
kecukupan cairan tubuh 4 Risiko cedera Tujuan : Setelah tirah 3x24 terjadi tindakan jam, tidak cedera,
1. Observasi TTV klien setiap 15 menit, 30 menit dan setiap jam sekali 2. Ganti pakaian yang basah dengan yang kering 3. Lakukan program alih baring tiap 2 jam 4. Lakukan perawatan 1. Mengetahui keadaan umum klien dan
menentukan intervensi yang tepat 2. Mencegah terjadinya hipotermia meningkatkan nyaman 3. Meningkatkan perfusi jaringan dan mencegah terjadinya dekubitus 4. Mencegah kornea abrasi dan rasa
dengan criteria:
- Tidak terjadi lesi pada kulit
V.
Implementasi Keperawatan No Dx I Penurunan cerebral berhubungan dengan aliran vasospasme cerebral, cerebral, ditandai penurunan kesadaran edema yang dengan interrupsi darah, perfusi
Implementasi
Paraf
1. Mengatur
o
posisi
tidur
tidak sadarnya klien dan kemungkinan akibat yang terburuk 3. Memasang monitot tandatanda vital dan melakukan setting waktu monitor tiap 15 menit, serta melakukan monitoring kesadaran (GCS) tingkat
keluarga membatasi
konsultasi
mannitol
memberikan obat injeksi Piracetam 3 gr, lancolin 250 mg, serta anti
perdarahan kalnex 1 gr. 2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan menurunnya fungsi fisiologis 14 : 00 1. Memeriksa patensi jalan nafas dengan merasakan hembusan udara dari
saluran pernafasan, , ketidakmampuan dan lidah terhadap 2. Memeriksa letak OPHA dan memposisikan posisi kepala sedikit ekstensi,
dengan menyokong daerah bahu klien. 3. Melakukan dengan auskultasi pernafasan 4. Memberikan oksigen pemeriksaan melakukan suara
stroke hemorragik
mendengar
tiap 15 menit bersamaan dengan monitoring TTV 6. Meminta bantuan keluarga dan melibatkan keluarga
untuk
melaporkan
jika
menjumpai adanya tetesan infuse yang macet, terlalu cepat, berkurang. 14.10 3 Hipertermia berhubungan dengan hiperkatabolisme, proses sekunder infeksi terhadap
1. Melakukan
air
oksigen
pengkajian
penunjang laboratorium
2. Melakukan
stroke hemoragik
control dengan
lingkungan
mengganti pakaian klien dengan pakaian ruangan, mengurangi selimut, dan mengatur suhu ruangan dengan mengatur suhu AC
3. Melakukan
kolaborasi memberikan
dengan
pemberian antiiotik
5. Melakukan
monitoring
Risiko berhubungan
cedera 14.15
1. Melakukan
monitoring
pakaian
ruangan
VI.
Evaluasi No Nomor Dx I 1
Evaluasi S: keluarga menanyakan kok belum sadar juga O: belum sadar, terdapat respon nyeri, GCS 4 (E1,M2,V1), TD 202/120 mmHg, pupil anisokor, tak ada respon terhadap cahaya A: masalah perfusi cerebral belum teratasi P: pertahankan intervensi
Paraf
NGT,
pernafasan
cepat, tidak ada suara nafas tambahan A: risiko bersihan jalan nafas tak efektif masih mengancam P: lanjutkan intervensi
S :_ O : badan masih terasa panas, hiperhidrosis, Suhu 38.6 oC A : masalah hipertermia belum teatasi P : lanjutkan intervensi