Professional Documents
Culture Documents
Dimana, U = energi regangan
2. Teori Kedua Castigliano
Teori ini digunakan untuk menghitung perpindahan, yang
menyatakan:
DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2012
Jika energi regangan dari suatu struktur elastis dinyatakan sebagai
fungsi persamaan gaya Qi , maka turunan parsial dari energi regangan
terhadap persamaan gaya memberikan persamaan perpindahan qi ,
searah Qi.
Dirumuskan dengan,
Sebagai contoh, untuk beam kantilever lurus dan tipis dengan beban P
di ujung, dan perpindahan pada ujungnya dapat ditemukan dengan teori
kedua Castigliano:
Dimana, E adalah Modulus Young dan I adalah momen inersia
penampang dan M(L) = PL adalah pernyataan untuk momen pada titik
berjarak L dari ujung, maka:
(sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Castiglianos_method)
4.1.5 Momen
Penyebab terjadinya gerak translasi adalah gaya. Sedangkan pada gerak
rotasi, penyebab berputarnya benda dinamakan momen gaya ( = torsi). Momen
Gaya ( ) adalah gaya kali jarak/lengan. Arah gaya dan arah jarak harus tegak
lurus.
Untuk benda panjang:
Untuk benda berjari jari:
Momen inersia (Satuan SI: kg.m
2
) adalah ukuran kelembaman suatu benda
untuk berotasi terhadap porosnya. Besaran ini adalah analog rotasi daripada
massa. Momen inersia berperan dalam dinamika rotasi seperti massa dalam
dinamika dasar, dan menentukan hubungan antara momentum sudut dan
DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2012
kecepatan sudut, momen gaya dan percepatan sudut, dan beberapa besaran lain.
Lambang I dan kadang-kadang juga J biasanya digunakan untuk merujuk kepada
momen inersia.
Definisi sederhana momen inersia (terhadap sumbu rotasi tertentu) dari
sembarang objek, baik massa titik atau struktur tiga dimensi, diberikan oleh
rumus:
Dimana, m adalah massa dan r adalah jarak tegak lurus terhadap sumbu
rotasi.
Tabel 4.1 Momen Inersia Benda
DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2012
Sumber: http://ejurnal.unud.ac.id
Untuk menentukan besarnya defleksi dari suatu struktur, dapat digunakan
metode luas momen. Metode luas momen diperkenalkan oleh Saint Venant dan
dikembangkan oleh Mohr dan Greene.
Gambar 4.12 Prinsip metode momen area
Sumber : http://tazziemania.wordpress.com/link-tazzie/
Gambar 4.13 Defleksi balok kantilever dengan diagram luas momen
Sumber : http://tazziemania.wordpress.com/link-tazzie/
DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2012
1. Teori Momen Luas Pertama
Sudut antara tangen A dan tangen B sama dengan luasan diagram
antara kedua titik dibagi EI.
Keterangan: = sudut kemiringan
M = momen lentur dengan jarak x dari titik B
E = modulus elastisitas balok
I = momen-area kedua
Teori Momen Luas Pertama ini dipergunakan untuk:
- Menghitung lendutan
- Menghubungkan putaran sudut antara titik-titik yang dipilih sepanjang
sumbu balok
2. Teori Momen Luas Kedua
Jarak vertikal B pada kurva defleksi dan tangen A sama dengan
momen dikali jarak (centroid area) dibagi EI.
Dengan, = defleksi
Teori momen luasan kedua berguna untuk mendapatkan lendutan,
karena memberikan posisi dari suatu titik pada balok terhadap garis
singgung disuatu titik lainnya.
4.2 Tujuan Pengujian
1. Untuk mengetahui defleksi vertikal dari bermacam-macam batang lengkung
ketika mendapatkan sebuah pembebanan
2. Untuk mengetahui defleksi horizontal dari bermacam-macam batang lengkung
ketika mendapatkan sebuah pembebanan
3. Untuk mengetahui pengaruh penambahan beban terhadap defleksi yang terjadi
DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2012
4.3 Spesifikasi Alat
1. Deflection of Bars Curved Apparatus
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah Devlection of Curved Bars
Apparatus.
Gambar 4.14 Deflection of Bars Curved Apparatus
Sumber: Laboratorium Fenomena Dasar Mesin Fakultas Teknik UB
2. Dial Indicator
Alat ini digunakan untuk menentukan besarnya pergerakan secara vertikal
dan horisontal pada ujung bebas dari bermacam-macam batang lengkung yang
tipis ketika mendapat beban tunggal.
Gambar 4.15 Dial Indicator
Sumber: Laboratorium Fenomena Dasar Mesin Fakultas Teknik UB
Spesimen :
Bahan : Baja 25,4 x 3,2 mm
E = 2 x 10
7
gr/mm
Spesimen 1: a = 75 mm R = 75 mm b = 75 mm
Spesimen 2 : a = 0 R = 150 mm b = 0
Spesimen 3 : a = 0 R = 75 mm b = 75 mm
Spesimen 4 : a = 150 mm R = 0 b = 150 mm
Beban tergantung = 0,16 kg
Beban awal = 50 gram
Penambahan beban = 50 gram
DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2012
(1) (2)
(3) (4)
Gambar 4.16 Berbagai Jenis Spesimen Pengujian
Sumber: Laboratorium Fenomena Dasar Mesin Fakultas Teknik UB
a = 75 mm
R = 75 mm
b = 75 mm
Sehingga perpanjangan EE + FF = (Ra-r)d
Dan regangannya adalah
(
Sesuai sifat elastisitas karena beban
u
u
c o
r
d r r E
E
A
) (
= =
Untuk gaya tangensial yang bekerja (normal terhadap benda)
F
t
= 0
Atau
(
DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2012
Luluh yang terjadi pada sumbu normal
Karena lokasi dari sumbu normal sudah ditentukan distribusi beban dangan
mempertimbangkan momen dari sumbu z
Dari persamaan di atas diperoleh
Dari persamaan di atas diperoleh
)
Dengan defleksi horizontal ke persamaan di atas maka luluhnya diperoleh sebagai
berikut :
Sesuai persamaan di atas dapat ditulis :
EI
d
P
U
p
4
Pr cos Pr
3
0
2
0
2 3
2
t
u
u
t
= =
c
c
= A
}
Untuk defleksi horizontal kita perkenalkan gaya H.
Persamaan untuk momen menjadi :
) sin 1 ( cos Pr u u + =
c c
Hr M dan ) sin 1 ( u =
c
c
c
r
H
M
Jika
u u cos ) sin 1 ( Pr
3
0
=
c
c
H
M
M
DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2012
Maka diperoleh :
EI EI
d
H
U
c
k
2
Pr cos ) sin 1 ( Pr
3 2
0
3
2
=
=
c
c
= A
}
t
u u u
| |
2 2 2
2 2 2
2 2
4 2 3
bR ab b a
EI
W
aR
R a
EI
WR
EI
Wa
w
+ + +
(
+ + + = A
t t
Dan
(
+ + + +
(
+ = A
2 2 2
1
2
(
2 2
2
2
R b ab
bR abR
EI
W R
a
EI
WR
p
t
4.4 Cara Pengambilan Data
1. Pasang specimen (2) pada klem (1)
2. Kendorkan blok (3) dan tempatkan ulang jika perlu untuk menempatkan
specimen. Kunci pada posisi yang tersedia.
3. Pasang beban (4) pada specimen. Tempatkan dial indicator (5) dan (6)
berhubungan dengan beban (4).
4. Indikator harus menunjukkan angka nol. Pembebanan dilakukan dengan
memberikan beban pada beban tergantung (4)
5. Kemudian catat perubahan yang terjadi. Tambahkan beban dan catat perubahan
yang terjadi.
DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2012
Contoh perhitungan statistik:
a. Regresi Linear ( )
()(
)()()
)
()()()()
()()
()()()
)
()()()
()()
() (
(()
)(()
)
(()
b. Regresi Polinomial (
(i)
(ii)
(iii)
Dari persamaan i, ii, dan iii diperoleh harga:
i = -0,05514965 ; j = 1,52681836
; k = -3,788058
( ) (
) (
(()
)((
)
(()
DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2012
Contoh perhitungan statistik:
a. Regresi Linear ( )
()(
)()()
)
()()()()
()()
()()()
)
()()()
()()
() (
(()
)(()
)
(()
b. Regresi Polinomial (
(i)
(ii)
(iii)
Dari persamaan i, ii, dan iii diperoleh harga:
i = -0,13659726; j = 0,0033724417 ; k = -4,5447228
() ( ) (
(()
)((
)
(()
DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2012
Contoh perhitungan statistik:
a. Regresi Linear ( )
()(
)()()
)
()()()()
()()
()()()
)
()()()
()()
( ) (
(()
)(()
)
(()
b. Regresi Polinomial (
(i)
(ii)
(iii)
Dari persamaan i, ii, dan iii diperoleh harga:
i = 0,069442152478; j = 0,001405216457391 ; k = 2,8419906
() () (
(()
)((
)
(()
DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2012
Contoh perhitungan statistik:
a. Regresi Linear ( )
()(
)()()
)
()()()()
()()
()()()
)
()()()
()()
) (
(()
)(()
)
(()
b. Regresi Polinomial (
(i)
(ii)
(iii)
Dari persamaan i, ii, dan iii diperoleh harga:
i = 0,011224920257072; j = 2,067788807149
; k = 1,00393011
() (
) (
(()
)((
)
(()
DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2012
Contoh perhitungan statistik:
a. Regresi Linear ( )
()(
)()()
)
()()()()
()()
()()()
)
()()()
()()
) (
(()
)(()
)
(()
b. Regresi Polinomial (
(i)
(ii)
(iii)
Dari persamaan i, ii, dan iii diperoleh harga:
i = 0,0229559581 ; j = 5,9704267
; k = 5,8714901
() (
) (
(()
)((
)
(()
DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2012
Contoh perhitungan statistik:
a. Regresi Linear ( )
()(
)()()
)
()()()()
()()
()()()
)
()()()
()()
) (
(()
)(()
)
(()
b. Regresi Polinomial (
(i)
(ii)
(iii)
Dari persamaan i, ii, dan iii diperoleh harga:
i = 6,7974386
; j = 6,801521
; k =
) (
) (
(()
)((
)
(()
DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2012
Contoh perhitungan statistik:
a. Regresi Linear ( )
()(
)()()
)
()()()()
()()
()()()
)
()()()
()()
) (
(()
)(()
)
(()
b. Regresi Polinomial (
(i)
(ii)
(iii)
Dari persamaan i, ii, dan iii diperoleh harga:
i = 1,71057
; j = 1,228023
; k =
) (
) (
(()
)((
)
(()
DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2012
Contoh perhitungan statistik:
a. Regresi Linear ( )
()(
)()()
)
()()()()
()()
()()()
)
()()()
()()
) (
(()
)(()
)
(()
b. Regresi Polinomial (
(i)
(ii)
(iii)
Dari persamaan i, ii, dan iii diperoleh harga:
i = ; j = 3,0133104
; k =
() (
) (
(()
)((
)
(()
DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2012
4.5 Hasil Pengujian
4.5.1 Contoh Perhitungan
1. Untuk spesimen 1 (a = 75 mm, R = 75 mm, b = 75 mm) dengan W = 150
gram
- Defleksi vertikal ()
()
()
()
]
- Defleksi horizontal ()
* (
()
* (
()
+
2. Untuk spesimen 2 (a = 0, R = 150 mm, b = 0) dengan W = 150 gram
- Defleksi vertikal ()
()
- Defleksi horizontal ()
()
DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2012
3. Untuk spesimen 3 (a = 0, R = 75 mm, b = 75 mm) dengan W = 150 gram
- Defleksi vertikal ()
()
()
- Defleksi horizontal ()
()
()
)
4. Untuk spesimen 4 (a = 150 mm, R = 0, b = 150 mm) dengan W = 150 gram
- Defleksi vertikal ()
()
)
- Defleksi horizontal ()
()
DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2012
4.5.3 Grafik dan Pembahasan
1. Grafik Hubungan antara Beban dengan Defleksi Horizontal (p) dan
Vertikal (w) Spesimen 1 (a = 75 mm, R = 75 mm, b = 75 mm)
Gambar 4.17 Grafik Hubungan antara Beban dengan Defleksi Horizontal (p) dan
Vertikal (w) Spesimen 1
Analisa grafik:
Grafik di atas menunjukkan hubungan antara defleksi horizontal dan
defleksi vertikal yang terjadi (aktual dan teoritis) akibat pembebanan yang
diberikan pada Curved Bars Apparatus dengan dimensi spesimen 1 (a = 75
mm, R = 75 mm, b = 75 mm), dimana semakin besar beban yang diberikan
maka defleksi horizontal dan defleksi vertikal yang terjadi juga semakin
besar.
Pada setiap bahan mempunyai modulus elastisitas yang merupakan
perbandingan antara tegangan yang diperlukan untuk menghasilkan suatu
regangan pada bahan yang bersangkutan. Selama masih dalam batas
proporsional (batas elastisitas bahan) tegangan memanjang menimbulkan
regangan yang besarnya sama dimana modulus young dirumuskan dengan :
y = -4E-09x
2
+ 0.0015x - 0.0551
R = 0.9992
y = -7E-21x
2
+ 0.0012x + 2E-15
R = 1
y = -5E-08x
2
+ 0.0034x - 0.1366
R = 0.9976
y = 0.0025x + 4E-15
R = 1
0.000
0.500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
3.500
0 200 400 600 800 1000
D
e
f
l
e
k
s
i
(
m
m
)
Beban (gram)
Grafik Hubungan antara Beban dengan Defleksi
Horizontal (p) dan Vertikal (w) Spesimen 1
defleksi horizontal
aktual
defleksi horizontal
teoritis
defleksi vertikal
aktual
defleksi vertikal
teoritis
Poly. (defleksi
horizontal aktual)
Poly. (defleksi
horizontal teoritis)
Poly. (defleksi
vertikal aktual)
Poly. (defleksi
vertikal teoritis)
DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2012
Y =
=
Ket : = Tegangan
= Regangan
Jika batas proporsional belum terlampaui,perbandingan tegangan
tegangan terhadap regangan konstan dan karena itu hukum Hooke sama
maknanya dengan ungkapan bahwa dalam proporsional, modulus elastisitas
bahan adalah konstan bergantung hanya pada sifat bahan.
Pada proses defleksi, salah satu faktor penting yang juga
mempengaruhi nilai dari defleksi spesimen adalah inersia penampang bahan
itu sendiri. Inersia bisa diartikan juga sebagai kecenderungan suatu material
untuk mempertahankan kondisi awalnya ketika dilakukan pembebanan.
Inersia suatu bahan dapat diketahui dari dimensi luasan penampangnya,
misalkan untuk penampang berikut:
h
b
Maka, inersia spesimen tersebut adalah
. b.
[ (
]
Dan untuk defleksi vertikal,
]
Dari rumus diatas dapat diketahui bahwa defleksi horizontal ()
dan defleksi vertikal (w) berbanding lurus dengan pembebanan yang
diberikan (W). Pada grafik ini juga menunjukan bahwa nilai defleksi
horizontal dan vertikal aktual yang lebih besar daripada teoritisnya, dimana
garis defleksi aktual berada di atas defleksi teoritis. Hal ini disebabkan
karena:
a. Perubahan Modulus Young pada spesimen yang sering dipakai
sehingga menyebabkan spesimen lebih mudah terdefleksi
DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2012
b. Perubahan inersia penampang spesimen yang disebabkan adanya
perubahan dimensi benda karena pembebanan statis, sedangkan dalam
perhitungan teoritis E dan I bernilai konstan
DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2012
2. Grafik Hubungan antara Beban dengan Defleksi Horizontal (p) dan
Vertikal (w) Spesimen 2 (a = 0, R = 150 mm, b = 0)
Gambar 4.18 Grafik Hubungan antara Beban dengan Defleksi Horizontal (p) dan
Vertikal (w) Spesimen 2
Analisa grafik:
Grafik hubungan antara beban dengan defleksi horizontal (p) dan
vertikal (w) spesimen 2 menunjukkan hubungan antara defleksi horizontal
dan defleksi vertikal yang terjadi (aktual dan teoritis) akibat pembebanan
yang diberikan pada Curved Bars Apparatus dengan dimensi spesimen 2 (a
= 0, R = 150 mm, b = 0), dimana semakin besar beban yang diberikan maka
defleksi horizontal dan defleksi vertikal yang terjadi juga semakin besar.
Pada setiap bahan mempunyai modulus elastisitas yang merupakan
perbandingan antara tegangan yang diperlukan untuk menghasilkan suatu
regangan pada bahan yang bersangkutan. Selama masih dalam batas
proporsional (batas elastisitas bahan) tegangan memanjang menimbulkan
regangan yang besarnya sama dimana modulus young dirumuskan dengan :
Y =
=
y = 3E-08x
2
+ 0.0014x + 0.0694
y = 7E-21x
2
+ 0.0012x + 2E-15
y = 1E-07x
2
+ 0.0021x + 0.0112
y = 0.0019x + 4E-15
0.000
0.500
1.000
1.500
2.000
2.500
0 200 400 600 800 1000
D
e
f
l
e
k
s
i
(
m
m
)
Beban (gram)
Grafik Hubungan antara Beban dengan Defleksi
Horizontal (p) dan Vertikal (w) Spesimen 2
defleksi horizontal
aktual
defleksi horizontal
teoritis
defleksi vertikal
aktual
defleksi vertikal
teoritis
Poly. (defleksi
horizontal aktual)
Poly. (defleksi
horizontal teoritis)
Poly. (defleksi
vertikal aktual)
Poly. (defleksi
vertikal teoritis)
DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2012
Ket : = Tegangan
= Regangan
Jika batas proporsional belum terlampaui,perbandingan tegangan
tegangan terhadap regangan konstan dan karena itu hukum Hooke sama
maknanya dengan ungkapan bahwa dalam proporsional, modulus elastisitas
bahan adalah konstan bergantung hanya pada sifat bahan.
Pada proses defleksi, salah satu faktor penting yang juga
mempengaruhi nilai dari defleksi spesimen adalah inersia penampang bahan
itu sendiri. Inersia bisa diartikan juga sebagai kecenderungan suatu material
untuk mempertahankan kondisi awalnya ketika dilakukan pembebanan.
Inersia suatu bahan dapat diketahui dari dimensi luasan penampangnya,
misalkan untuk penampang berikut:
h
b
Maka, inersia spesimen tersebut adalah
. b.
Dan untuk defleksi vertikal,
Dari rumus diatas dapat diketahui bahwa defleksi horizontal ()
dan defleksi vertikal (w) berbanding lurus dengan pembebanan yang
diberikan (W). Pada grafik ini juga menunjukan bahwa nilai defleksi
horizontal dan vertikal aktual yang lebih besar daripada teoritisnya, dimana
garis defleksi aktual berada di atas defleksi teoritis. Hal ini disebabkan
karena:
a. Perubahan Modulus Young pada spesimen yang sering dipakai sehingga
menyebabkan spesimen lebih mudah terdefleksi
DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2012
b. Perubahan inersia penampang spesimen yang disebabkan adanya
perubahan dimensi benda karena pembebanan statis, sedangkan dalam
perhitungan teoritis E dan I bernilai konstan
DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2012
3. Grafik Hubungan antara Beban dengan Defleksi Horizontal (p) dan
Vertikal (w) Spesimen 3 (a = 0, R = 75 mm, b = 75 mm)
Gambar 4.19 Grafik Hubungan antara Beban dengan Defleksi Horizontal (p) dan
Vertikal (w) Spesimen 3
Analisa grafik:
Grafik di atas menunjukkan hubungan antara defleksi horizontal dan
defleksi vertikal yang terjadi (aktual dan teoritis) akibat pembebanan yang
diberikan pada Curved Bars Apparatus dengan dimensi spesimen 3 (a = 0, R
= 75 mm, b = 75 mm), dimana semakin besar beban yang diberikan maka
defleksi horizontal dan defleksi vertikal yang terjadi juga semakin besar.
Pada setiap bahan mempunyai modulus elastisitas yang merupakan
perbandingan antara tegangan yang diperlukan untuk menghasilkan suatu
regangan pada bahan yang bersangkutan. Selama masih dalam batas
proporsional (batas elastisitas bahan) tegangan memanjang menimbulkan
regangan yang besarnya sama dimana modulus young dirumuskan dengan :
Y =
=
Ket : = Tegangan
= Regangan
y = 6E-08x
2
+ 0.0006x + 0.023
R = 0.9812
y = 0.0006x + 1E-17
R = 1
y = -1E-08x
2
+ 0.0007x - 0.0068
R = 0.9931
y = 0.0005x + 6E-16
R = 1
0.000
0.100
0.200
0.300
0.400
0.500
0.600
0.700
0.800
0 200 400 600 800 1000
D
e
f
l
e
k
s
i
(
m
m
)
Beban (gram)
Grafik Hubungan antara Beban dengan Defleksi
Horizontal (p) dan Vertikal (w) Spesimen 3
defleksi horizontal
aktual
defleksi horizontal
teoritis
defleksi vertikal
aktual
defleksi vertikal
teoritis
Poly. (defleksi
horizontal aktual)
Poly. (defleksi
horizontal teoritis)
Poly. (defleksi
vertikal aktual)
Poly. (defleksi
vertikal teoritis)
DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2012
Jika batas proporsional belum terlampaui,perbandingan tegangan
tegangan terhadap regangan konstan dan karena itu hukum Hooke sama
maknanya dengan ungkapan bahwa dalam proporsional, modulus elastisitas
bahan adalah konstan bergantung hanya pada sifat bahan.
Pada proses defleksi, salah satu faktor penting yang juga
mempengaruhi nilai dari defleksi spesimen adalah inersia penampang bahan
itu sendiri. Inersia bisa diartikan juga sebagai kecenderungan suatu material
untuk mempertahankan kondisi awalnya ketika dilakukan pembebanan.
Inersia suatu bahan dapat diketahui dari dimensi luasan penampangnya,
misalkan untuk penampang berikut:
h
b
Maka, inersia spesimen tersebut adalah
. b.
)
Dan untuk defleksi vertikal,
Dari rumus diatas dapat diketahui bahwa defleksi horizontal ()
dan defleksi vertikal (w) berbanding lurus dengan pembebanan yang
diberikan (W). Pada grafik ini juga menunjukan bahwa nilai defleksi
horizontal dan vertikal aktual yang lebih besar daripada teoritisnya, dimana
garis defleksi aktual berada di atas defleksi teoritis. Hal ini disebabkan
karena:
a. Perubahan Modulus Young pada spesimen yang sering dipakai sehingga
menyebabkan spesimen lebih mudah terdefleksi
b.Perubahan inersia penampang spesimen yang disebabkan adanya
perubahan dimensi benda karena pembebanan statis, sedangkan dalam
perhitungan teoritis E dan I bernilai konstan
DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2012
4. Grafik Hubungan antara Beban dengan Defleksi Horizontal (p) dan
Vertikal (w) Spesimen 4 (a = 150 mm, R = 0, b = 150 mm)
Gambar 4.20 Grafik Hubungan antara Beban dengan Defleksi Horizontal (p) dan
Vertikal (w) Spesimen 4
Analisa grafik:
Grafik di atas menunjukkan hubungan antara defleksi horizontal dan
defleksi vertikal yang terjadi (aktual dan teoritis) akibat pembebanan yang
diberikan pada Curved Bars Apparatus dengan dimensi spesimen 4 (a =150
mm, R = 0, b = 150 mm), dimana semakin besar beban yang diberikan maka
defleksi horizontal dan defleksi vertikal yang terjadi juga semakin besar.
Pada setiap bahan mempunyai modulus elastisitas yang merupakan
perbandingan antara tegangan yang diperlukan untuk menghasilkan suatu
regangan pada bahan yang bersangkutan. Selama masih dalam batas
proporsional (batas elastisitas bahan) tegangan memanjang menimbulkan
regangan yang besarnya sama dimana modulus young dirumuskan dengan :
Y =
=
Ket : = Tegangan
= Regangan
y = 2E-07x
2
+ 0.0012x - 0.0002
R = 0.9994
y = 7E-21x
2
+ 0.0012x + 2E-15
R = 1
y = 5E-07x
2
+ 0.003x - 0.0529
R = 0.9996
y = 0.0032x + 5E-15
R = 1
0.000
0.500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
3.500
0 200 400 600 800 1000
D
e
f
l
e
k
s
i
(
m
m
)
Beban (gram)
Grafik Hubungan antara Beban dengan Defleksi
Horizontal (p) dan Vertikal (w) Spesimen 4
defleksi horizontal
aktual
defleksi horizontal
teoritis
defleksi vertikal
aktual
defleksi vertikal
teoritis
Poly. (defleksi
horizontal aktual)
Poly. (defleksi
horizontal teoritis)
Poly. (defleksi
vertikal aktual)
Poly. (defleksi
vertikal teoritis)
DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2012
Jika batas proporsional belum terlampaui,perbandingan tegangan
tegangan terhadap regangan konstan dan karena itu hukum Hooke sama
maknanya dengan ungkapan bahwa dalam proporsional, modulus elastisitas
bahan adalah konstan bergantung hanya pada sifat bahan.
Pada proses defleksi, salah satu faktor penting yang juga
mempengaruhi nilai dari defleksi spesimen adalah inersia penampang bahan
itu sendiri. Inersia bisa diartikan juga sebagai kecenderungan suatu material
untuk mempertahankan kondisi awalnya ketika dilakukan pembebanan.
Inersia suatu bahan dapat diketahui dari dimensi luasan penampangnya,
misalkan untuk penampang berikut:
h
b
Maka, inersia spesimen tersebut adalah
. b.
Dan untuk defleksi vertikal,
)
Dari rumus diatas dapat diketahui bahwa defleksi horizontal ()
dan defleksi vertikal (w) berbanding lurus dengan pembebanan yang
diberikan (W). Pada grafik ini juga menunjukan bahwa nilai defleksi
horizontal dan vertikal aktual yang lebih besar daripada teoritisnya, dimana
garis defleksi aktual berada di atas defleksi teoritis. Hal ini disebabkan
karena:
a. Perubahan Modulus Young pada spesimen yang sering dipakai sehingga
menyebabkan spesimen lebih mudah terdefleksi
b. Perubahan inersia penampang spesimen yang disebabkan adanya
perubahan dimensi benda karena pembebanan statis, sedangkan dalam
perhitungan teoritis E dan I bernilai konstan
DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2012
5. Grafik Hubungan antara Beban dengan Defleksi Horizontal (p) Berbagai
Spesimen
Gambar 4.21 Grafik Hubungan antara Beban dengan Defleksi Horizontal (p) Berbagai
Spesimen
Analisa grafik:
Pada grafik hubungan antara pembebanan dengan defleksi horizontal
dari berbagai spesimen, menunjukkan bahwa semakin besar beban yang
diberikan maka defleksi yang terjadi semakin besar.
Pada grafik tersebut, defleksi horizontal spesimen 1 lebih besar
daripada spesimen 2, 3, dan 4. Hal ini disebabkan karena pada spesimen 1
memiliki lengan a dan b serta kelengkungan jari-jari (R) yang masing-
masing 75 mm, sehingga memiliki daerah lengan penampang horizontal
yang paling panjang. Akibatnya pada spesimen 1 beban yang diberikan
lebih terdistribusi ke daerah lengan dan jari-jarinya. Kemudian diikuti oleh
spesimen 2 (a = 0, R = 150 mm, b = 0) dan 4 (a = 150 mm, R = 0, b = 150
mm) yang memiliki nilai defleksi yang sama, terletak dalam satu garis
dalam grafik. Defleksi yang terjadi pada spesimen 2 dan 4 ini sedikit lebih
rendah dari spesimen 1, hal ini disebabkan karena pada spesimen 2 dan 4
daerah lengan horizontal yang menerima beban lebih pendek dibanding
y = 2E-11x
2
+ 0.0012x + 4E-06
R = 1
y = 7E-21x
2
+ 0.0012x - 5E-06
R = 1
y = 3E-21x
2
+ 0.0006x - 8E-07
R = 1
y = 7E-21x
2
+ 0.0012x - 5E-06
R = 1
0.00000
0.20000
0.40000
0.60000
0.80000
1.00000
1.20000
1.40000
0 200 400 600 800 1000
D
e
f
l
e
k
s
i
(
m
m
)
Beban (gram)
Grafik Hubungan antara Beban dengan Defleksi
Horizontal (p) berbagai Spesimen
spesimen 1
spesimen 2
spesimen 3
spesimen 4
Poly. (spesimen 1)
Poly. (spesimen 2)
Poly. (spesimen 3)
Poly. (spesimen 4)
DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2012
spesimen 1 dan pada spesimen 4 defleksi yang terjadi akan cenderung
vertikal (searah dengan pembebanan). Kemudian defleksi horizontal yang
paling rendah dialami oleh spesimen 3. Hal ini disebabkan karena pada
spesimen 3 (a = 0, R = 75 mm, b = 75 mm) memiliki panjang lengan sama
dengan nol, sehingga jarak antara lengan pembebanan menjadi lebih kecil
sehingga defleksinya pun mengecil.
Hubungan antara pembebanan dengan dimensi spesimen terhadap
defleksi horizontal yang terjadi dirumuskan dengan:
[ (
]
Dengan rumus di atas diperoleh nilai defleksi horizontal (p) untuk
W maksimum 950 gram, pada spesimen 1 yaitu sebesar 1,17590 mm, pada
spesimen 2 dan 4 sebesar 1,15567 mm, dan pada spesimen 3 sebesar
0,57784 mm yang merupakan p terkecil.
DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2012
6. Grafik Hubungan antara Beban dengan Defleksi Vertikal (w) Berbagai
Spesimen
Gambar 4.22 Grafik Hubungan antara Beban dengan Defleksi Vertikal (w) Berbagai
Spesimen
Analisa grafik:
Pada grafik hubungan antara pembebanan dengan defleksi vertikal
dari berbagai spesimen, menunjukkan bahwa semakin besar beban yang
diberikan maka defleksi yang terjadi semakin besar.
Pada grafik tersebut, defleksi vertikal spesimen 4 lebih besar
daripada spesimen 1, 2, dan 3. Hal ini disebabkan karena pada spesimen 4
memiliki kelengkungan jari-jari (R) sama dengan nol dan lengan a dan b
sama dengan 150 mm, sehingga beban hanya terdistribusi pada lengan a
tanpa adanya penahanan pada daerah kelengkungan (R) seperti pada
spesimen lainnya. Akibatnya defleksi yang ditimbulkan cenderung searah
dengan pembebanan yang diberikan, yaitu vertikal. Kemudian diikuti oleh
spesimen 1 (a = 75 mm, R = 75 mm, b = 75 mm), 2 (a = 0, R = 150 mm, b =
0) dan 3 (a = 0, R = 75 mm, b = 75 mm) yang memiliki nilai defleksi
vertikal yang semakin rendah. Pada spesimen 1 dan 2 memiliki
kelengkungan (R) sehingga beban yang diterima juga didistribusikan pada
y = 2E-11x
2
+ 0.0025x + 7E-06
R = 1
y = 0.0019x + 5E-06
R = 1
y = -4E-12x
2
+ 0.0005x - 8E-07
R = 1
y = -2E-11x
2
+ 0.0032x - 2E-06
R = 1
0.00000
0.50000
1.00000
1.50000
2.00000
2.50000
3.00000
3.50000
0 200 400 600 800 1000
D
e
f
l
e
k
s
i
(
m
m
)
Beban (gram)
Grafik Hubungan antara Beban dengan Defleksi
Vertikal (w) berbagai Spesimen
spesimen 1
spesimen 2
spesimen 3
spesimen 4
Poly. (spesimen 1)
Poly. (spesimen 2)
Poly. (spesimen 3)
Poly. (spesimen 4)
DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2012
daerah ini yang menyebabkan defleksi vertikalnya masih lebih rendah dari
spesimen 4. Sedangkan pada spesimen 3 tidak memiliki lengan a dan
memiliki kelengkungan (R) sehingga defleksi vertikal yang terjadi lebih
rendah, karena jarak pembebanan pada lengan lebih pendek.
Hubungan antara pembebanan dengan dimensi spesimen terhadap
defleksi vertikal yang terjadi dirumuskan dengan:
]
Dengan rumus di atas diperoleh nilai defleksi vertikal (w) untuk W
maksimum 950 gram, pada spesimen 1 yaitu sebesar 2,41520 mm, pada
spesimen 2 sebesar 1,81441 mm, pada spesimen 3 sebesar 0,51572 mm, dan
pada spesimen 4 sebesar 3,08179 mm yang merupakan w terbesar.
4.6 Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Dari pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa semakin besar
pembebanan yang diberikan pada spesimen, maka defleksi horizontal maupun
vertikalnya juga akan semakin besar karena defleksi berbanding lurus dengan
beban yang diberikan (W). Hal ini sesuai dengan persamaan umum defleksi
horizontal:
[ (
]
Dan untuk defleksi vertikal,
]
Defleksi horizontal yang terjadi pada spesimen 1 adalah yang paling
besar karena memiliki jarak antara lengan pembebanan yang paling panjang.
Kemudian diikuti spesimen 2 dan 4 yang mengalami defleksi yang sama besar,
dan defleksi horizontal pada spesimen 3 adalah yang paling kecil karena
memiliki panjang lengan sama dengan nol, sehingga jarak antara lengan
pembebanan menjadi lebih kecil sehingga defleksinya pun mengecil.
Defleksi vertikal yang terjadi pada spesimen 4 adalah yang paling besar
karena beban hanya terdistribusi pada lengan a tanpa adanya penahanan pada
DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2012
daerah kelengkungan (R) seperti pada spesimen lainnya. Akibatnya defleksi
yang ditimbulkan cenderung searah dengan pembebanan yang diberikan, yaitu
vertikal. Kemudian diikuti spesimen 1, 2, dan 3 yang mengalami defleksi yang
paling kecil.
2. Saran
- Lakukan pengujian sesuai dengan prosedur yang disarankan
- Dalam pengambilan dan pengolahan data praktikum harus dilakukan
dengan cermat agar data yang dihasilkan lebih akurat
- Saat praktikum sebaiknya pergunakan spesimen yang masih baru dan
belum pernah dilakukan pembebanan