You are on page 1of 11

Gen Ganda

Tujuan 1. Mengetahui pola sulur jari tangan 2. Menguji perbandingan genetik pola sulur dari populasi mahasiswa dalam satu kelas (dengan menggunakan chi-square) 3. Untuk mengetahui jumlah rigi pada setiap mahasiswa 4. Untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan dengan frekuensi pada populasi pada umumnya (dengan Chi-square) Landasan Teori Pada pewarisan sifat, kita dapat menemukan adanya variasi sifat yang diturunkan. Hal ini disebabkan oleh gen ganda (multiple gen / poligen). Poligen merupakan suatu seri gen ganda yang menentukan sifat secara kuantitatif. Dalam hal ini, pewarisan sifat dikendalikan oleh lebih dari satu gen pada lokus yang berbeda dalam kromosom yang sama atau berlainan. Pewarisan sifat yang dikendalikan oleh poligen tersebut pertama kali ditemukan pada tanaman tembakau (Nicotiana tabacum) oleh J. Kolreuter (1760). Saat menyilangkan tanaman dengan dua sifat beda, keturunan yang didapat pada F1 adalah intermediet, sedangkan F2 terdapat banyak variasi antara kedua tanaman induknya. Sifat keturunan terlihat berderajat berdasarkan intensitas dari ekspresi sifat itu. Pewarisan sifat yang dikendalikan oleh poligen dapat terjadi baik pada tumbuhan, hewan, maupun manusia. Contoh poligen pada tumbuhan adalah warna biji pada tanaman gandum,panjang bunga tembakau serta berat buah tomat. Beberapa sifat keturunan pada manusia pun seperti warna kulit, warna mata, pola pinggiran jari (sidik jari) dan tinggi badan dikendalikan oleh banyak gen atau poligen. Ketika menganalisa jejak poligen dalam sebuah populasi, 2 hal yang menjadi jelas: (1) sifat ini tidak dapat dikategorikan menurut sistem Mendel, dan (2) menunjukan variasi yang berkelanjutan. Sifat ini dapat dianalisa dengan metode statistik: ratarata aritmatik, simpangan baku, variasi dan kesalahan baku. Pewarisan sifat poligen didasarkan pada asumsi-asumsi berikut:

1. Tiap gen memiliki 2 alel, satu berkontribusi dan satu tidak berkontribusi. Tiap allel yang berkontribusi akan menyumbangkan sifatnya tanpa memperdulikan asal gennya. 2. Tidak ada dominansi 3. Tautan dan epistasis tidak ada 4. Efek dari tiap alel kontributor bersifat adiktif. Susunan rigi pada epidermis merupakan salah satu sifat yang dikendalikan oleh poligen dan dapat digunakan untuk mengidentifikasi seseorang karena polanya tidak akan berubah seumur hidup. Dermatoglifik/sidik jari terbentuk pada tonjolan-tonjolan (volar pad) kulit telapak tangan, telapak kaki, jari tangan, dan jari kaki (Schaumann dan Alter, 1976). Pembentukan dermatoglifik dimulai dengan proliferasi sel epitel basal epidermis volar pad sekitar minggu ke10 sampai minggu ke-11 kehamilan (Babler, 1978). Sel-sel yang mengalami proliferasi ini kemudian membentuk lipatan-lipatan. Lipatan-lipatan ini kemudian menjadi rigi epidermis (epidermal ridge). Periode kritis pembentukan rigi epidermis ini terjadi pada kehamilan berumur tiga bulan. Pada bulan ke-enam kehamilan pembentukan dermatoglifik berakhir sepenuhnya (Schaumann dan Alter, 1976). Proses pembentukan dermatoglifik pada kaki terjadi dua sampai tiga minggu setelah proses pembentukan dermatoglifik pada tangan dimulai (Schaumann dan Alter, 1976). Pada beruk (Macaca nemestrina) masa pembentukan dermatoglifik berkisar antara hari ke-55 sampai hari ke-70 kebuntingan (Okajima dan Newell-Morris, 1988). Dermatoglifik diturunkan secara poligenik (Schaumann dan Alter, 1976; Slatis et al., 1976; Jubergh et al., 1980). Sekali suatu pola dermatoglifik telah terbentuk, maka pola itu akan tetap selamanya, tidak dipengaruhi oleh umur, pertumbuhan dan perubahan lingkungan (Okajima, 1977; Loesch, 1979). Menurut Slatis et al. (1976), pola dasar dermatoglifik manusia semuanya berpola loop ulnar. Namun ada tujuh gen lain yang turut berperan, sehingga terjadi variasi pola dermatoglifik. Walaupun dermatoglifik sangat kuat ditentukan secara genetik tapi selama periode kritis, dermatoglifik dapat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan prenatal (Hall dan Kimura, 1994). Variasi pola dermatoglifik suatu spesies berbeda dengan spesies yang lain dan menunjukkan kekhasan pada spesies tersebut. Pada manusia bahkan ditemukan adanya perbedaan variasi pola dermatoglifik antar etnis atau trah. Variasi pola dermatoglifik merupakan hasil gabungan antara pengaruh genetik dan lingkungan prenatal (Schaumann dan Alter, 1976;

Arrieta, et al 1991). Gangguan proliferasi sel epitel epidermis, tekanan pada kulit, gangguan pertumbuhan pembuluh darah perifer dan saraf perifer, kekurangan pasokan oksigen, dan gangguan proses keratinisasi saat pertumbuhan embrio dapat mempengaruhi variasi dermatoglifik. Gangguan-gangguan tersebut akan sangat nyata pengaruhnya bila terjadi pada kehamilan sebelum berumur 19 minggu (Schaumann dan Alter, 1976; Cheryl et al., 1994). Kelainan-kelainan yang dapat mempengaruhi dermatoglifik antara lain trisomi 13, trisomi 18, trisomi 21 (Dawn syndrome), monosomi kromosom X (Turner syndrome), Klinefelter, polisomi kromosom X , polisomi kromosom Y, cri-du-chart syndrome (Schauman dan Alter, 1976; Thompson dan Thompson, 1991). Infeksi cytomegalovirus (Wright et al., 1972), penyakit rubella prenatal (Purvis dan Menser, 1973; Soekarto, 1978) dikatakan dapat mempengaruhi dermatoglifik. Quazi et al.,(1980) menyatakan alkohol yang dikonsumsi seorang ibu yang sedang mengandung dapat mempengaruhi dermatoglifik anaknya. Cekaman prenatal ternyata dapat meningkatkan asimetri dermatoglifik pada monyet (Macaca nemestrina) (Newell-Morris, 1982; Newell-Morris et al., 1989). Rafiah (1990) mendapatkan adanya perbedaan jumlah sulur dermatoglifik yang lebah banyak pada kelompok sarjana dengan yang bukan sarjana. Penelitian yang dilakukan oleh Daniela et al.,(1991) memperlihatkan adanya perbedaan karakteristik dermatoglifik yang menciri pada remaja yang menderita hipertensi dibandingkan dengan normal. Berdasarkan keterkaitan ini, Daniela et al.,(1991) mengatakan dermatoglifik nantinya dapat dipakai sebagai penanda resiko kecenderungan terjadinya hipertensi dengan cara yang lebih murah, mudah (non invasiv) dan lebih cepat dibandingkan metode lain yang telah berkembang saat ini. Pemberian testosteron prenatal mempengaruhi dermatoglifik monyet maupun manusia (Meier et al., 1993; Cheryl et al., 1994). Makol et al.,(1994) menemukan frekeuensi pola dermatoglifik yang berbeda nyata antara pria infertil dengan pria normal. Tingkat asimetri dermatoglifik anak-anak yang mengalami keterbelakangan perkembangan mental secara statistika berbeda nyata dengan dermatoglifik anak-anak normal (Naugler dan Ludman, 1996).Berdasarkan hal tersebut Naugler dan Ludman (1996) mengatakan fluktuasi asimetri dermatoglifik mempunyai potensi sebagai penanda terjadinya resiko gangguan perkembangan mental. Orang yang menderita cystic fibrosis juga dikatakan mempunyai karakter dermatoglifik yang khas dan berbeda dengan orang normal (Kobyliansky et al., 1999). Garis tangan (crease) yang merupakan unsur dermatoglifik juga dapat dipakai sebagai penanda bagaimana seseorang mengolah informasi yang terkait dengan karakter emosionalnya (Holtzman, 2000).

Galton (1892) mengklasifikasikan pola sulur rigi menjadi 3 kelompok berdasarkan jumlah triradius yang terdapat pada ujung jari yaitu: 1. Arch, tidak ada triradius. Pola ini paling sedikit ditemukan, paling banyak ditemukan pada populasi Bushman. Pada pola Arch, jumlah rigi adalah nol. 2. Loop, terdapat satu triradius. Merupakan pola yang paling banyak ditemukan baik pada populasi orang kulit putih maupun kulit hitam. Loop dibedakan menjadi dua yaitu, Loop radial, jika pola sulurnya terbuka ke arah ujung jari atau ke atas. Loop ulnar, jika pola sulurnya terbuka ke arah pangkal jari atau ke bawah. 3. Wohrl, terdapat dua triradius. Banyak ditemukan pada populasi Mongoloid, penduduk asli Australia, dan Melanesia di Pasifik.

Gambar pola sulur rigi Frekuensi pola-pola tersebut di atas berbeda untuk setiap bangsa, juga berbeda untuk lakilaki dan perempuan. Pada populasi orang kulit putih dan kulit hitam banyak di jumpai yang memiliki pola loops. Sedangkan pola whorl banyak dijumpai pada populasi bangsa mongoloid, populasi penduduk asli Australia dan populasi Malenasia di pasifik. Pola Arch banyak dijumpai paling sedikit ditemukan untuk semua populasi bangsa, biasanya jumlahnya kurang dari 10%. Hannya pada populasi Bushman (Bangsa negroid yang hidup di Afrika Selatan) pola Arch dijumpai lebih dari 10%. Dalam populasi rata-rata pola Arch dijumpai 5% pola loop 65-70% sedang pola whorl 25-30%. Jumlah sulur atau rigi-rigi jari tangan berbeda untuk laki-laki dan perempuan. Jumlah rigi dihitung mulai dari triradius sampai pusat dari pola sulur jari. Triradius yaitu titik-titik dari mana rigi-rigi menuju ke tiga arah dengan sudut kira-kira 120. Pola Arch tidak memiliki triradius sehingga perhitungan rigi tidak dilakukan. Jika ada dua atau lebih triradius maka yang diambil

adalah hasil perhitungan sulur terbanyak. Untuk mendapatkan jumlah perhitungan rigi maka rigi dari semua jari dijumlahkan: hal ini disebut dengan total finger ridge count. pada perempuan jumlah rigi rata-rata 127 sedang pada laki-laki 144 (suryo,genetika manusia,1986)

Alat dan Bahan 1. Tinta stampel 2. Kertas tulis 3. Keca pembesar loop 4. Bantal stampel 5. Kertas stempel Cara kerja Percobaan 1 1. Kenakan 10 jari tangan saudara pada bantal stampel 2. Tempelkan masing-masing jari tangan pada kertas yang tersedia 3. Amati berkas sidik jari saudara pada kertas dengan menggunakan kaca pembesar 4. Tentukan tipe/pola sulur kesepuluh jari tangan saudara 5. Hitung frekuensi masing-masing pola pada seluruh kelas dan masukkan dalam tabel kolom O (observed value) kemudian uji dengan statistic chi-square (pergunakan taraf signifikansi 5%) Percobaan 2 1. Kenakan 10 ujung jari tangan saudara pada tinta stempel dan tempelkan kertas yang tersedia (dapat menggunakan hasil cap jari pada praktikum penentuan pola sulur)

2. Hitung jumlah rigi-rigi dari kesepuluh jari tangan saudara 3. Masukkan rata-rata jumlah rigi pada mahasiswa putra dan putri 4. Uji perbandingan genetic dengan menggunakan chi-square dengan taraf signifikasi 5%

Hasil pengamatan Tabel 1 Nama: Ibu jari Tangan kanan Telunjuk Jr. tengah Jr. manis Kelingking

Tangan kiri

Nama: Ibu jari Tangan kanan Telunjuk Jr. tengah Jr. manis Kelingking

Tangan kiri

Nama: Ibu jari Tangan kanan Telunjuk Jr. tengah Jr. manis Kelingking

Tangan kiri

Tabel 2: Jari tangan pada kelompok kelas No. 1 2 3 4 5 6 7 8 Nama jumlah tiap jenis pola sulur Arch 1 1 0 0 1 0 0 0 jari Loop 8 8 6 0 6 10 10 5 Whorl 1 1 4 10 3 0 0 5 Jumlah 10 10 10 10 10 10 10 10 Jumlah rigi 159 147 125 161 161 111 154 137

Maulidia A.R. Debi Tri T. Dian W. Dini tahyatul Vita Eci Ranni

9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

Rancil Ao Hafi Yono Nissa Rere Adhila Yuni Shanty Anni Oci Upi Ade mulyati Riri Septiani Devi Esihana Firly fitri Annisa Rima Jumlah

0 0 0 0 0 0 1 0 1 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 15

6 6 5 10 10 7 2 5 6 0 10 2 7 3 10 1 0 8 10 8 2 171

4 4 5 0 0 3 7 5 3 0 0 8 3 7 0 9 10 2 0 2 8 104

10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 290

196 129 160 144 61 176 135 173 140 0 131 136 101 190 221 154 163 134 102 204 217 4121

Tabel 3: Perhitungan Chi-square Arch Loop Whorl Jumlah rigi L O 15 171 104 141.44 P 151.1

E D d2/e

14.5 0.5 0.0172

203 -32 5.044

72.5 31.5 13.68

127 14.44 1.641

144 7.5 0.39

Pembahasan Setelah dilakukan pengamatan terhadap pola sidik jari terhadap 29 sampel mahasiswa dan mahasiswi Biologi UNJ diperoleh 6 orang yang memiliki pola Arch dengan jumlah total 15, 26 orang yang memiliki pola Loop dengan jumlah total 171, dan 21 orang yang memiliki pola whorl dengan jumlah total 104. Dari keseluruhan populasi kelas berarti orang yang memiliki pola Arch sebanyak 5%, Loop 59%, dan Whorl 36% , tetapi menurut literatur: Dalam populasi rata-rata pola
arch dijumpai sebanyak 5%, pola loop 65-70% dan pola whorl 25-30%.(Suryo, 1994). Walaupun pola arch sudah sesuai tetapi masih sedikit selisih perbedaan pada pola loop dan whorl. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan teknik Chi-square hasil X2 hitung untuk pola Arch

sebesar 0.00172 dengan besar X2 tabel yang sebesar 7.82 berarti X2 hitung lebih kecil dari X2 tabel dengan demikian terima H0 yang berarti tidak ada perbedaan signifikan antara hasil yang diperoleh dengan teori yang menyatakan bahwa jumlah individu yang memiliki pola arch dalam sebuah populasi berkisar 5%. Untuk pola Loop setelah dilakukan perhitungan hasil X2 hitung sebesar 5.004 berarti X2 hitung lebih kecil dari X2 tabel dengan demikian terima H0 yang berarti juga tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil yang diperoleh dengan teori yang menyatakan jumlah individu yang memiliki pola whorl dalam suatu populasi berkisar 70%. Sedangkan untuk pola whorl besar X2 hitung 13.68 berarti X2 hitung lebih besar dari X2 tabel, dengan kata lain tolak H0 yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil yang diperoleh dengan teori yang menyatakan bahwa dalam sebuah populasi setidaknya ada 25% individu yang memiliki pola whorl. Pada pengamatan mengenai jumlah rata- rata rigi pada mahasiswa dan mahasiswi didapatkan hasil sebagai berikut Jumlah rigi rata- rata pada mahasiswa adalah sebesar 151, 1 dan Jumlah rigi rata- rata pada mahasiswi yang ada dikelas didapatkan hasil sebesar 141,44 . Berdasarkan teori jumlah perhitungan rigi dari semua jari dijumlahkan disebut Total Finger Ridge Count. Pada perempuan jumlah rigi rata- rata 127 sedang pada laki- laki 144 (Suryo, genetika manusia, 1986). Hasil di atas menunjukkan bahwa jumlah rigi rata-rata laki-laki lebih

banyak dibandingkan jumlah rigi perempuan, tetapi jika dibandingkan dengan teori terdapat selisih jumlah rigi walau tidak terlalu signifikan. Berdasarkan hasil perhitungan statistik dengan uji Chi Square hasil X2 hitung untuk jumlah rigi pada perempuan sebesar 1.641 dan hasil X2 hitung pada laki-laki sebesar 0.39. X2 tabel adalah sebesar 3.84 . Berdasarkan hal tersebut maka hasil X2 hitung baik pada laki- laki dan perempuan lebih kecil daripada X2 tabel yang menandakan terima H0 yaitu tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil yang diperoleh dengan teori yang menyatakan bahwa jumlah rigi rata-rata pada perempuan 127 dan pada laki-laki 144.

Pertanyaan 1. Samakah pola dari kesepuluh jari tangan saudara. Jika tidak sama pola mana yang terbanyak? 2. Pola apa yang terbanyak dari kelas saudara? 3. Jika ada penyimpangan, apakah penyimpangan itu terjadi secara kebetulan? Penyimpangan itu dapat kita terima atau tidak? Diskusikan dengan kelompok saudara 1. Tidak sama, pola loop yang terbanyak 2. Pola loop 3. Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada sidik jari pastinya berlangsung pada masa prenatal dan hal tersebut terjadi begitu saja, yaitu dari pengaruh gen ganda itu sendiri atau mungkin pengaruh lingkungan yang dapat mengganggu proses terbentuknya sidik jari sehingga orang terlahir ada yang tidak memiliki sidik jari kelainan ini disebut adermatoglifia

Pertanyaan 1. Berapa jumlah sulur saudara? (Total finger ridge count)

2. Berapa rata-rata sulur pada mahasiswa laki-laki dan perempuan di kelas saudara? 3. Setelah diuji dengan chi square kesimpulan apa yang saudara dapatkan? 1. Maul: 159, Debi:147, Dian:125 2. Jumlah sulur rata-rata mahasiswa di kelas = 151.1 Jumlah sulur rata- rata mahasiswi di kelas =141.44 3. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil yang diperoleh dengan teori yang menyatakan bahwa jumlah rigi rata-rata pada perempuan 127 dan pada laki-laki 144.

Kesimpulan 1. Jumlah pola sidik jari terbanyak adalah pola loop yaitu sebanyak 26 orang dan berjumlah 171, diikuti pola whorl sebanyak 21 orang dan berjumlah 104, serta pola arch sebanyak 6 orang dan berjumlah 15 2. Berdasarkan hasil perhitungan chi-square, hasil yang di peroleh untuk pola Arch dan loop tidak ada perbedaan yang signifikan dengan teori (terima H0) sedangkan untuk pola whorl terdapat perbedaan yang signifikan dengan teori (tolak H0). 3. Rata-rata jumlah sulur pada laki-laki 151.1 dan perempuan 141.44 4. Rata-rata jumlah sulur pada laki-laki jauh lebih banyak dibandingkan perempuan 5. Berdasarkan hasil perhitungan chi-square, hasil yang diperoleh pada percobaan jumlah sulur tidak ada perbedaan yang signifikan dengan teori ( terima H0)

You might also like