You are on page 1of 1

KOMUNITAS TERAPI MERUBAH PERILAKU INTERNAL PECANDU NARKOTIKA GOLONGAN OPIAT DI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI JAWA BARAT

James Bertinus Sembiring Apoteker Madya Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat HP: 0816 421 6738 E-mail: jamessembiring@yahoo.com

ABSTRAK Angka resmi korban penyalahgunaan napza bersumber dari Badan Narkotika Nasional (BNN) sampai dengan akhir tahun 2009 adalah 3,2 juta orang dari 220 juta penduduk Indonesia. Pemilihan program yang tepat dalam rehabilitasi pecandu opiat (morfin, heroin dan putaw) sangat penting mengingat maraknya berbagai program-program rehabilitasi yang ditawarkan kepada masyarakat dimana pembuktian secara ilmiah masih sangat diragukan, akibatnya pengeluaran biaya yang ditanggung keluarga tidak seimbang dengan hasil yang didapat (faktor kemungkinan besar terjadi relaps sangat besar). Pecandu dibagi dalam dua kelompok yaitu: pecandu yang murni mengikuti program komunitas terapi tingkat primary dan pecandu yang mengikuti program relegi saja sebagai pembanding. Dilakukan analisa perubahan perilaku internal pecandu terhadap dua kelompok tersebut pada bulan I, II, III, IV, V dan VI. Penelitian ini menggunakan variabel-variabel kemajuan perilaku pecandu tingkat primary ( dalam perubahan internal) di Rumah Palma Unit Napza Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat .Variabel penelitian ini terdiri dari: penerimaan , rasa tanggung jawab, integrasi program, orientasi rumah dan kondisi fisik pecandu. Diakukan juga uji t untuk membedakan secara statistik apakah ada perbedaan secara signifikan antara program komunitas terapi dengan program relegi dalam hal perubahan perilaku internal pecandu pada hari terakhir pecandu mengikuti rehabilitasi tingkat primary (Bulan ke-VI) di Rumah Palma. Pengolahan data statistik dlakukan dengan menggunakan software Statistical Product and Service Solutions ( SPSS ) versi 15.0 Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok pecandu yang mengikuti program komunitas terapi menghasilkan perubahan perilaku internal jauh lebih baik dari kelompok relegi karena sistem komunitas terapi lebih sistematis dan terstruktur dibandingkan dengan program relegi. Terdapat perbedaan secara signifikan dengan tingkat kepercayaan 95% antara program komunitas terapi dengan program relegi terhadap perubahan perilaku internal pecandu. Perlu dilakukan pemeriksaan terhadap otak yang dihubungkan dengan perubahan perilaku internal pecandu baik sebelum atau sesudah mengikuti rehabilitasi program komunitas terapi dengan menggunakan instrument Magnetic Resonance Imaging ( MRI)

You might also like