You are on page 1of 5

Misteri yang terpecahkan

Suara azdan berkumandang, membangunkan seorang anak perempuan yang berparas cantik, dari tidurnya yang kurang nyenyak semalaman. Salma namanya, ia beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu lalu menunaikan sholat shubuh. Seusai sholat ia membangunkan kedua orang tuanya yang masih menikmati tidur di kamar tengah, Bapak... ibu... bangun, sholat shubuh! ucap salma sambil mengetok pintu kamar, Ia bentar sahut ibunya, salma pun meninggalkan kamar kedua orang tuanya, ia mengambil al-quran lalu menuju ke kamar yang paling pojok, ia duduk didepan kamar itu dan melantunkan sebagian ayat suci alquran, tak lama kemudian ibunya memberi peringatan, Jangan mengaji disitu, kalau mengaji dikamar mu sendiri saja, tapi ingat jangan keras-keras. Salma pun merasa keheranan, kenapa ibunya selalu melarangnya untuk mengaji didepan kamar itu?. Shubuh berlalu, matahari menunjukkan diri, tepat pukul 06.00 salma membangunkan adik kecilnya yang masih berumur 2 tahun, Dik... bangun! ayo mandi yuk sama mbak salma, adiknya pun terbangun dengan senyuman yang terukir di bibir mungilnya. Setelah memandikan adiknya, salma menuju ke dapur untuk membantu ibunya, dalam hati kecilnya ia ingin sekali bertanya kepada ibunya, terkait kamar yang paling pojok, yang selalu terkunci, dan tidak ada yang boleh masuk ke dalam kamar tersebut kecuali ibu dan bapaknya. Akhirnya salma pun mulai memberanikan diri, Bu... salma

boleh tanya? ucap salma, Tanya apa?, jawab ibunya, Kenapa sih kamar paling pojok itu selalu dikunci?, trus kenapa salma tidak boleh tau isi kamar itu?, ucapnya dengan hati yang sangat penasaran, Tidak perlu tau, gak penting, kamar itu peninggalan mendiang nenek mu, cuma bapak sama ibu saja yang boleh membersihkan kamar itu, kalau sudah tiba giliran mu nanti kamu tau sendiri, jawab ibunya dengan muka yang agak kebingungan, Giliran?, giliran apa?, tanya salma untuk yang kedua kalinya, ibunya pun meninggalkan salma tanpa memberikan jawaban apapun, salma pun kecewa dengan sikap dan jawaban ibunya yang tidak memuaskan. Setelah sarapan pagi, gadis yang masih duduk dikelas 3 SMA itu berpamitan kepada kedua orang tuanya untuk berangkat sekolah, Pak, bu... salma berangkat, iya hati-hati, ini uang sakunya, jawab bapaknya, Gak usah pak, sisa uang saku kemaren masih banyak, ucap salma, Gak apa-apa bawa saja, barangkali nanti dibutuhkan, ujar bapaknya, akhirnya selembar uang 50.000,- itu diterima oleh salma, dalam perjalanan menuju sekolah salma berfikir dalam benaknya, Bapak tiap hari dapat gaji berapa ya?, padahal bapak kan cuma kuli lempar kelapa di perkebunan sawit, tapi ko bisa ya tiap hari ngasi uang saku 50.000,-, teman ku yang putrinya pegawai negeri saja uang sakunya cuma 10.000,-, aneh! tapi ... sudahlah disyukuri saja, akhirnya salma pun memutuskan untuk tidak memikirkan hal itu lagi. Siang memancarkan dipermukaan, beranjak dari datang perlahan, matahari sinar, rasa hangat menyebar tepat pukul 13.00 salma kelasnya, dalam perjalanan

pulang, langkahnya dihentikan oleh zulfia, putri seorang kyai yang terkenal ditempatnya, Salma...!!!, teriak zulfia, salma pun berhenti dan menolah ke belakang, Ada apa?, tanya salma, Aku boleh main ke rumah kamu? sekalian mau pinjam buku catatan bahasa inggris, kemaren aku sakit jadi gak bisa masuk sekolah, besok pagi catatannya aku kembalikan, jawab zulfia, Iya gak apaapa, kata salma. Sesampainya dirumah, salma mempersilahkan zulfia untuk masuk ke dalam, saat zulfia beranjak masuk, tibatiba langkahnya berhenti, dan wajahnya memerah, salma aku tunggu diluar saja ya, maaf aku gak bisa lama takut dicariin ummi, pintanya, salma merasa keheranan dengan sikap temannya itu, salma pun masuk ke dalam untuk mengambil buku catatan, serta beberapa makanan dan segelas air minum untuk disugukan, saat salma mempersilahkan untuk mencicipi makanan dan minuman yang disugukan olehnya, zulfia tidak menyentuhnya sedikitpun, ia bergegas pamit, seakan-akan terburu-buru karena dikejar sesuatu. Malam dihiasi bulan dan bintang, sinarnya cukup memberikan penerangan, semua lampu dinyalakan, agar rasa gelap berganti terang, tetapi beda dengan gadis yang satu ini, meski lampu dirumahnya dinyalakan semua, meski cahaya terang nampak di penglihatan mata, tapi kegelapan, dan ketidak tenangan, sering kali ia rasakan dalam batinnya, ia masih belum bisa melupakan sikap aneh yang ditunjukkan oleh temannya tadi siang, ketidak nyamanan ia rasakan di rumahnya, tiba-tiba lamunannya pun sirna saat mendengar seruan ibunya, Salma.... makan malam dulu nak!, salma berdiri

dari tempat duduknya, lalu menuju ke ruang makan, untuk makan malam bersama keluarganya, ia pun tersenyum saat memandang wajah imut adiknya, mulutnya yang mungil bergerak mengunyah makanan membuat salma semakin gemas dengan adik kecilnya itu. Setelah makan malam, salma meninggalkan tempat duduknya, tapi tibatiba bapaknya meminta untuk duduk kembali, Salma, duduk dulu nak! Bapak mau bicara, ia pun kembali duduk, Ada apa?, tanya salma, Tahun depan bapak mau berangkat haji, kata bapaknya, salma merasa terkejut dan keheranan, Berangkat haji?, tapi... uang dari mana pak?, bapak hanya seorang kuli di perkebunan kelapa sawit, ibu seorang pedagang es dawet di pasar, penghasilannya tidak sebegitu banyak, sehingga tidak mungkin bisa secepat ini dapat menunaikan ibadah haji, ucapnya, Kalau Allah sudah memanggil tidak ada yang tidak mungkin, jawab bapaknya sambil meninggalkan meja makan. Salma merasa aneh dengan semua hal yang ada di rumahnya, ia hanya duduk termenung sambil memutar-mutar fikirannya, tak lama kemudian ia di kagetkan dengan teriakan dan tangisan adiknya, Cakit... cakit pelut... teriak adiknya, salma langsung lari dari tempat duduknya dan menuju ke kamar dimana adiknya berbaring, Adik kenapa bu? tidak biasanya adik menangis seperti ini, tanya salma, ibunya tidak memberikan jawaban, ia di bingungkan dengan tingkah anaknya yang memegang perut karena kesakitan, saat salma keluar dari kamar untuk mengambil minyak kayu putih, salma mendengar ucapan ibunya, Pak cepat bertindak, jangan diam saja, ini anak kita jangan jadikan dia korban, mendengar ucapan ibunya salma merasa aneh, tak

lama kemudian bapaknya keluar, entah kemana, 1 jam kemudian bapaknya kembali ke rumah dengan membawa botol bening yang berisikan air putih dan selembar daun didalamnya, salma tidak tahu air apa itu, ia hanya terdiam dan melihat bapaknya membantu adiknya untuk meminum air itu, tak lama kemudian adiknya merasa tenang, rasa sakitnya berkurang, dan akhirnya ia pun tertidur, salma merasa lega, tapi ia tidak berani bertanya apapun, karena ia tahu kalaupun bertanya orang tuanya tidak akan menjawab. Malam semakin larut, seperti biasa salma tidak bisa tidur dengan nyenyak, ia berdiri dari tempat tidurnya, lalu menuju ke kamar mandi, saat langkahnya sampai di kamar yang paling pojok, ia mendengar suara aneh di dalam kamar tersebut, seperti suara bayi yang sedang menyusu dengan lahapnya, salma merasa ketakutan, ia pun kembali ke kamarnya dan menyelimuti seluruh tubuhnya dengan selimut yang tebal. Keesokan harinya ia menceritakan hal itu kepada bapak dan ibunya, tapi... ibunya justru mengelak cerita tersebut, Paling itu cuma perasaanmu saja, lawong semalam ibu tidur di situ gak ada apa-apa, kata ibunya, Kenapa ibu tidur di situ? Kenapa tidak tidur sama bapak dan adik di kamar tengah?, tanya salma, ibu dan bapaknya saling memandang, lalu terdiam, kemudian salma berpamitan untuk berangkat ke sekolah. Sepulang dari sekolah, salma terkejut melihat ibunya terbaring lemas di kamar tengah sambil di periksa oleh pak mantri, ibu kenapa pak?, tanya salma ke bapaknya, tadi tiba-tiba pingsan, sepertinya kekurangan darah, jawab bapaknya, ternyata benar, kata pak mantri

ibu memang kekurangan darah, salma merasa heran, setiap kali ibunya jatuh sakit mesti disebabkan karena kekurangan darah, padahal setiap hari ibunya mengkonsumsi makanan dan suplemen penambah darah, tapi kenapa masih saja kekurangan darah. Sore harinya salma duduk disamping ibunya yang masih berbaring di ranjang, ia memandang ibunya dengan pandangan yang penuh dengan kasih sayang, tak lama kemudian ibunya merintih kesakitan dengan memegangi perutnya, salma pun berteriak memanggil bapaknya, saat bapaknya masuk ke kamar ibunya semakin merintih kesakitan, Pak, sakiiit.... cepat bertindak, jangan sampai aku yang jadi korban, ucap ibunya sambil merintih kesakitan, Korban apa?, salma pun bertanya-tanya dalam hatinya, bapaknya pun kebingungan, tiba-tiba tubuh ibunya menjadi kejang, matanya semakin lama semakin terbelalak lebar, mulutnya seakan-akan ingin mengucapkan sesuatu tapi tak mampu, Pak cepat bawa ibu ke rumah sakit, pinta salma sambil menangis, Ibu... ingat Allah, sebut Allah... Allah..., salma menuntun ibunya untuk menyebut nama Allah, seketika itu tubuh ibunya tidak lagi mengejang, gerakan tubuhnya perlahan mulai berhenti, tapi matanya tetep terbelalak, Nauzdu Billahi Min Zdalik, salma ketakutan, Pak ibu kenapa?, salma bertanya dengan perasaan yang tegang, saat denyut nadinya diperiksa oleh bapaknya, ternyata ibunya telah tiada, Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun, salma menangis sambil menutup kedua mata ibunya, tak lama kemudian banyak warga yang berkerumunan datang untuk bertaziyah, sanak saudaranya saling bergantian untuk menenangkan salma,

salma berusaha untuk tegar, untuk tetap tabah dan sabar, bada sholat isya ibunya disholatkan, setelah itu langsung dikebumikan, salma berdoa kepada Allah agar diampuni segala dosa ibunya dan diterima segala amal baiknya. Keesokan harinya, salma melihat bapaknya duduk di ruang depan sambil menangis, salma mendekati bapaknya, Pak! sudah jangan menangis, ikhlaskan semuanya, kita doakan saja ibu, ibu tidak butuh tangisan dari kita, tapi ibu butuh doa, ucap salma mencoba menenangkan bapaknya, Salma, bapak ingin membuka semua rahasia ini, rahasia yang selama ini bapak dan ibu simpan, bapak tidak mau akhir hayat bapak seperti ibumu nak, ucap ayahnya, Maksud bapak apa? Rahasia apa?, salma semakin bertanyatanya dan penasaran dengan ucapan bapaknya, Nak, bapak harap kamu bisa tenang mendengar rahasia ini, selama ini bapak dan ibu memelihara pesugihan peninggalan nenek mu, makhluk itu di tempatkan di kamar pojok, bapak sebenarnya tidak mau menanggung semua ini, tapi ibumu memaksa, akhirnya terpaksa bapak lakukan karena masalah ekonomi, agar hidup kita sejahtera, dan kamu bisa sekolah, tidak terfikir oleh bapak kalau resikonya sangat besar, maafkan bapak nak... maafkan bapak... jelas bapaknya dengan penyesalan yang mendalam, salma tertegun mendengarkan penjelasan ayahnya, ia menangis, ia merasa ingin memuntahkan semua makanan yang ada di perutnya, Jadi selama ini biaya hidup, biaya sekolah salma adalah uang haram, tidak sadarkah bapak kalau semua itu syirik?, salma tidak mau menanggung semua ini, salma tidak mau menggantikan tugas ibu pak, jauhkan makhluk itu, jauhkan!, ucap salma sambil

memberontak, Bapak ingin nak, tapi bapak tidak tau caranya, jawab bapaknya. Setelah mendengar semua itu, salma langsung keluar, ia lari menuju ke rumah pakleknya sambil menangis, sampai disana salma menceritakan semua kepada paklek dan buleknya, pakleknya terkejut mendengar cerita tersebut, akhirnya pakleknya memutuskan untuk membawa salma ke rumah kyai mansur, abinya zulfia teman sekelas salma. Saat bertemu dengan kyai mansur salma menceritakan semuanya, kyai mansur hanya mengucapkan istighfar, salma meminta kyia mansur untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut. Tepat bada dhuhur salma beserta pakleknya dan kyai mansur menuju ke rumah salma, sesampainya disana salma mempersilahkan kyai mansur untuk masuk kedalam, bapaknya salma terkejut melihat kyai mansur datang ke rumahnya, Ada apa ini salma, kenapa pakai bawa-bawa kyai mansur? tanya bapaknya, Bapak tenang saja, salma sudah ceritakan semuanya ke paklek dan kyai mansur, kyai mau membantu kita pak, demi kebaikan kita semua, demi kebaikan salma, bapak, dan adik terang salma kepada bapaknya, Insya Allah saya bisa menjaga semua rahasia ini, ucap kyai mansur, akhirnya bapaknya salma mempersilahkan kyai mansur untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut, lalu menunjukkan kamar yang ada di pojok. Perlahan, kyai mansur membuka kamar tersebut dengan membaca basmallah, saat kamar terbuka kyai mulai meruqyah, membacakan ayat-ayat suci Allah, suasana yang cukup menegangkan, salma menggendong sambil memeluk erat adiknya, semuanya berdoa dan berharap

kepada Allah agar diberikan pertolongan, kurang lebih 60 menit kyai mansur meruqyah rumah tersebut, tak lama kemudian salma beserta bapak dan pekleknya mencium sesuatu yang terbakar, Alhamdulillah... atas izin Allah makhluk itu dapat dimusnahkan. Pagi yang cerah secerah wajah dan hati salma, ia mulai merasakan ketenangan, kenyamanan, dan rasa damai di rumahnya, semenjak itu ia mulai merasakan nimatnya tidur dengan nyenyak, kini salma sekeluarga semakin mendekatkan diri kepada Allah, tak pernah meninggalkan kewajiban untuk menunaikan sholat 5 waktu, mulai membiasakan untuk melaksanakan sholat tahajud dan dhuha, selalu berzdikir kepada Allah dan selalu terdengar lantunan ayatayat suci al-quran di rumahnya, salma meminta izin kepada bapaknya untuk menjadikan rumahnya sebagai tempat pembelajaran alquran, bapaknya pun mengizinkan, rumah yang dulu terasa suram, gelap, angker, dan mengerikan, kini berubah menjadi rumah yang menyenangkan, dan terasa terang dengan lantunan ayat-ayat suciNya serta nimat cahaya yang diberikan oleh Allah. Alhamdulillah wa syukurillah. Faza Ar-Rosyid (Ana. Ks) 082140984525

You might also like