You are on page 1of 37

Pengaruh Penerapan Pola Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP) Dalam Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray

(TSTS) Terhadap Kemampuan Berpikir dan Pemahaman Konsep Biologi Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Singosari.
SKRIPSI Oleh Wahyu Kurniasari

Untuk memenuhi Tugas Matakuliah Statistika Inferensial yang dibina oleh Prof. Dr. A.D. Corebima, M.Pd.

Oleh: Endik Deni Nugroho 120341540933/Kelas C

UNIVERSITAS NEGERI MALANG PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI Oktober 2012

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kualitas pendidikan yang tinggi merupakan hal yang penting untuk menciptakan sumber daya manusia yang tinggi sebagai subyek pembangunan. Sebab, pada dasarnya pendidikan merupakan kunci penting dalam proses pembangunan. Melalui pendidikan diharapkan dapat menciptakan manusia yang cerdas, damai, terbuka dan demokratis sehingga tujuan dari pembangunan nasional dapat tercapai. Dalam kenyataanya, kualitas pendidikan bangsa Indonesia saat ini sangat rendah. Berdasarkan Human Development Index (HDI) dalam Nurhadi dkk (2004) di abad ke-21, kualitas sumber daya manusia Indonesia berada di urutan ke-112. data tersebut menunjukkan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional yaitu dengan menyempurnakan kurikulum. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (BSNP, 2006). Berdasarkan pengertian tersebut kurikulum disusun sebagai acuan bagi para pendidik dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran di kelas. Ini menunjukkan bahwa kurikulum memang sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu kegiatan pembelajaran. Meskipun kurikulum di Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan bangsa, akan tetapi pada pelaksanaannya pembelajaran masih banyak yang dilakukan secara konvensional yang tentunya kurang mampu mengakomodasi peningkatan kualitas pendidikan yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman

tenaga pendidik tentang penyusunan dan pelaksanaan kurikulum yang baru (KTSP) baik secara konten maupun konteksnya (Susanti, 2009). Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, dijelaskan bahwa mata pelajaran biologi dikembangkan melalui kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar. Dalam kurikulum tersebut juga dinyatakan bahwa mata pelajaran biologi bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan-kemampuan khusus di antaranya yaitu memupuk sikap ilmiah yang jujur, objekif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain (BSNP, 2006). Untuk dapat memupuk sikap ilmiah para peserta didik tersebut, maka perlu diterapkan suatu pembelajaran Biologi yang mampu memfasilitasi adanya kegiatan yang bersifat kelompok. Pembelajaran yang bersifat kelompok mampu menjembatani adanya suatu komunikasi antar sesama anggota kelompok sehingga pada akhirnya siswa mampu bersikap jujur, objektif, terbuka, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain dalam hal ini adalah teman anggota kelompoknya. Dalam KTSP juga disebutkan bahwa pembelajaran biologi diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berpikir analitis, induktif dan deduktif. Dengan kata lain, pembelajaran Biologi menuntut peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Oleh karena itu diperlukan suatu model pembelajaran yang dalam pelaksanaannya dapat merealisasikan tuntutan-tuntutan yang tercantum dalam KTSP tersebut. Salah satu sekolah yang belum menghadirkan pembelajaran yang ideal di sekolah adalah SMA Negeri 1 Singosari. Berdasarkan hasil observasi dengan cara wawancara dengan guru mata pelajaran biologi di SMA Negeri 1 Singosari, didapatkan keterangan bahwa pengajaran biologi di sekolah tersebut masih menggunakan strategi yang bertipe teacher centered. Kondisi siswa dalam kelas memang sudah heterogen yakni terdapat siswa berkemampuan akademik rendah maupun tinggi, namun dengan tipe pembelajaran teacher centered perbedaan ini akan terabaikan sehingga besar kemungkinan siswa berkemampuan akademik rendah tidak mampu mengembangkan dirinya untuk mencapai prestasi belajar yang setara dengan siswa berkemampuan akademik tinggi.

Model kooperatif ini sangat beragam jenisnya, salah satunya adalah model TSTS (Two Stay Two Stray). Model TSTS merupakan model yang dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992) dan biasa digunakan bersama dengan model Kepala Bernomor (Numbered Heads). Model pembelajaran ini dilakukan dengan membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 4 orang, 2 orang bertugas sebagai tamu untuk mencari informasi di kelompok lain secara terpisah sedangkan 2 orang anggota yang lain tetap di kelompoknya dan bertugas membagikan hasil kerja dan informasi kepada 2 siswa yang bertamu ke kelompok tersebut (Lie, 2004 dalam Susanti, 2009). Kelebihan dari model Two Stay Two Stray (TSTS) ini adalah dapat diterapkan pada semua kelas atau tingkatan, kecenderungan belajar siswa menjadi lebih bermakna, lebih berorientasi pada keaktifan siswa, dan membantu meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa. Salah satu usaha meningkatkan kemampuan berpikir siswa adalah pembelajaran dengan menggunakan pola PBMP. PBMP merupakan pola pembelajaran yang dilaksanakan dengan tidak ada proses pembelajaran yang berlangsung secara informatif, seluruhnya dilakukan melalui rangkaian atau jalinan pertanyaan yang telah dirancang secara tertulis dalam Lembar-lembar PBMP (Zubaidah, 2007 dalam Suyanik 2010). Karena pembelajaran berlangsung melalui jalinan pertanyaan dan perintah, disinilah letak kunci pendorong keaktifan siswa. Keaktifan siswa diwujudkan dalam bentuk proses berpikir, yaitu adanya aktivitas bertanya, menjawab, berpendapat atau berbagi informasi, tanggungjawab individu dan tanggung jawab sosial. Meningkatnya aktivitas belajar siswa pada akhirnya dapat memicu meningkatnya kemampuan berpikir dan pemahaman konsep siswa. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengadakan penelitian dengan judul Pengaruh Penerapan Pola Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP) Dalam Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) Terhadap Kemampuan Berpikir dan Pemahaman Konsep Biologi Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Singosari.

B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut : Apakah ada pengaruh penerapan pola Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP) dalam pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) terhadap kemampuan berpikir biologi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Singosari?

C. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian adalah sebagai berikut : Mengetahui pengaruh penerapan pola Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP) dalam pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray terhadap kemampuan berpikir biologi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Singosari.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama (Eggen and Keuchak dalam Trianto, 2007). Nurhadi (2004) mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah, silih asih, dan silih asuh antar sesama siswa sebagai latihan hidup di dalam masyarakat nyata. Menurut Barba (dalam Purwitaningrum, 2010) pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran kemlompok kecil yang digunakan untuk

meningkatkan kemampuan akademik melalui kolaborasi kelompok, memperbaiki hubungan antar siswa yang berbeda latar belakang dan kemampuan, mengenbangkan ketrampilan untuk memecahkan masalah melalui kelompok, dan mendorong proses demokrasi di kelas. Menurut Arends (dalam Trianto, 2007:47) pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajar. 2. kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan tingkat tinggi, sedang, dan rendah. 3. bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang beragam. 4. penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok daripada individu. Jadi dalam pembelajaran kooperatif dituntut adanya kerjasama antar siswa dalam kelompoknya, dengan keberagaman latar belakang suku, agama, ras, strata sosial dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas guna mencapai tujuan bersama. Dalam metode pembelajaran kooperatif, para siswa akan duduk bersama dalam kelompoknya yang beranggotakan empat orang untuk menguasai materi yang disampaikan oleh guru (Slavin, 2008).

B. Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah model Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray). Model pembelajaran ini dikembangkan oleh Spencer Kagan pada tahun 1992 dan biasa digunakan bersama dengan model Kepala Bernomor (numbered Head). Model pembelajaran Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagi hasil dan informasi dengan kelompok lain. Hal ini dilakukan karena banyak kegiatan belajar mengajar yang diwarnai dengan kegiatan-kegiatan individu. Siswa bekerja sendiri dan tidak diperbolehkan melihat perkerjaan siswa yang lain. Padahal dalam kenyataan di luar sekolah, kehidupan dan kerja manusia saling bergantung satu sama lainnya (Susanti, 2009). Model belajar mengajar Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) biasa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik (Lie, 2002 dalam Susanti, 2009). Penerapan model pembelajaran Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) dimana dalam satu kelompok terdiri dari siswa yang memiliki karakteristik yang berbeda (heterogen) baik tingkat kemampuan akademik, gender, dan suku. Siswa secara bergotong royong menyelesaikan lembar kegiatan untuk mencapai tujuan individu maupun kelompok (Nurita, 2007). Menurut Suyatno (2008) pembelajaran model ini adalah dengan cara siswa berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan kelompok lain. Sintak pembelajaran model Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) adalah kerja kelompok, dua siswa bertamu ke kelompok lain dan dua siswa lainnya tetap di kelompoknya untuk menerima dua orang dari kelompok lain, kerja kelompok, kembali ke kelompok asal, kerja kelompok, dan laporan kelompok. Adapun langkah-langkah model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) (Lie, 2002 dalam Susanti, 2009) adalah sebagai berikut. 1. Siswa bekerjasama dalam kelompok berempat seperti biasa. 2. Setelah selesai dua siswa dari masing-masing kelompok akan meninggallkan kelompoknya dan masing-masing bertamu ke kelompok lain.

3. Dua siswa yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi ke tamu mereka 4. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain 5. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka

C. Pola Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP) Menurut Corebima (2000a dalam Wijayanti 2010), PBMP atau TEQ merupakan pola pembelajaran yang dilaksanakan dengan tidak ada proses pembelajaran yang berlangsung secara informatif; seluruhnya dilakukan melalui rangkaian atau jalinan pertanyaan yang telah dirancang secara tertulis dalam lembar-lembar PBMP. Penciptaan pertanyaan dapat dilakukan dengan bersama-sama siswa dan guru. Hal tersebut tidak dapat terjadi secara otomatis. Guru harus

mempersiapkannya, baik dirinya sendiri maupun untuk siswanya. Guru harus menjadi katalisator dalam penciptaan pertanyaan-pertanyaan. Pertanyaanpertanyaan yang bersifat terbuka dan divergen akan menimbulkan respon dari siswa dan dapat menunjang perkembangan berpikir kritis (Zubaidah, 2001 dalam Suyanik, 2009). Pertanyaan-pertanyaan tersebut digunakan untuk membantu siswa dalam membangun pemahaman dan pengetahuannya. Seperti diketahui bahwa

pengetahuan konseptual merupakan akibat dari suatu konstruktif. Dengan adanya pertanyaan-pertanyaan tersebut, siswa diminta untuk mencari jawabannya. Jawaban dari pertanyaan tersebut nantinya akan membentuk suatu konsep yang akan dimiliki oleh siswa. Berikut ini dikemukakan beberapa karakteristik lembar PBMP yag harus selalu diperhatikan pada pengembangan lembar PBMP.

D. Sintaks Gabungan Pola PBMP dalam Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) Untuk mengetahui gambaran dari sintaks gabungan pola PBMP dalam Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray, disajikan sebuah skema yang dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut. Pembagian lembar PBMP, pemberian tugas menuliskan 5 pertanyaan sulit dan pemberian informasi kerjasama dalam kelompok.

Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan melakukan tanya jawab sehingga siswa dapat melakukan perenungan individu terhadap hasil pengamatan (pencatatan data) Diskusi kelompok bertamu dan menerima tamu untuk berbagi informasi dan memfasilitasi siswa dalam menarik suatu kesimpulan dari hasil perenungan individu

Salah satu kelompok awal memepresentasikan hasil diskusi kelompok. Kegiatan diskusi kelas bertujuan untuk merangsang siswa menganalisis lebih lanjut konsep-konsep yang telah siswa diskusikan pada tahap kegiatan kelompok. Guru memberikan arahan untuk menjawab semua pertanyaan pada lembar PBMP lalu dilakukan evaluasi pada siswa berupa tes tulis.
Gambar 2.3 Sintaks Gabungan Pola PBMP dalam Pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) (Modifikasi dari Susanti, 2009)

E. Pembelajaran Konvensional Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran tradisional yang biasa dilakukan oleh guru seperti metode ceramah, tanya jawab dan latihan soal. Metode konvensional adalah cara menyampaikan pembelajaran dari seorang guru kepada siswa didalam kelas dengan cara berbicara diawal pembelajaran, menerangkan materi dan contoh soal (Suyitno, 2004). Metode konvensional hampir sama dengan metode ceramah dalam hal terputusnya kegiatan pada guru sebagai informasi (bahan pelajaran). Seorang guru

dalam menerapkan metode konvensional telah menyusun bahan pelajaran secara hierarkis dan sistematis, sehingga dalam pembelajaran yang terjadi adalah guru menerangkan dan siswa menerima. Perbedaan antara konvensional dan metode ceramah adalah berkurangnya dominasi guru karena tidak terus-menerus bicara. Guru berbicara pada awal pelajaran, menerangkan materi dan contoh soal, dan pada waktu-waktu yang diperlukan saja. Guru dapat memerikasa pekerjaan siswa secara individual, menerangkan lagi pada siswa apabila dirasakan banyak siswa yang belum paham mengenai materi. Kegiatan siswa ini tidak hanya mendengar dan mencatat. Siswa dalam metode konvensional menyelesaikan soal latihan dan bertanya bila belum mengerti. Selain itu dalam pembelajaran guru sering membiarkan adanya siswa yang mendominasi kelompok atau menggantungkan diri pada kelompok. F. Kemampuan Berpikir Ada beberapa macam definisi mengenai berpikir. Menurut Purwanto (1990, dalam Yulianto 2009) berpikir adalah suatu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan yang terarah kepada suatu tujuan. Seseorang berpikir untuk menemukan pemahaman atau pengertian yang dikehendaki. Ciriciri yang utama dari berpikir adalah adanya abstraksi. Abstraksi dalam hal ini berarti anggapan lepasnya kualitas atau relasi dari benda-benda, kejadian-kejadian dan situasi-situasi yang mula-mula dihadapi sebagai kenyataan. Menurut Nurhadi,dkk beberapa definisi mengenai berpikir antara lain adalah sebagai berikut. 1. Berpikir adalah proses yang melibatkan operasi mental seperti induksi, deduksi, klasifikasi, dan penalaran. 2. Berpikir adalah proses secara simbolik menyatakan (melalui bahasa) objek nyata dan kejadian-kejadian dan penggunaan pernyataan simbolik itu untuk menemukan prinsip-prinsip esensial tentang objek dan kejadian itu, pernyataan simbolik (abstrak) seperti itu biasanya berbeda dengan operasi mental yang didasarkan pada tingkat konkret dari fakta dan kasus khusus.

3. Berpikir adalah kemampuan untuk menganalisis, mengkritik, dan mencapai kesimpulan berdasarkan pada inferensi atau pertimbangan yang seksama.

G. Pemahaman Konsep Hasil yang ingin dicapai dalam kegiatan belajar mengajar khususnya dalam bidang biologi adalah meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami konsep-komsep biologi dan saling ketrekaitanya serta mampu menggunakan metode ilmiah yang dilandasi sikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dan mampu menumbuhkan kembangkan sikap dan keterampilan berpikir (Susanto, 1999 dalam Prasetyawati 2009). Jadi hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa adalah berupa pemahaman terhadap konsep yang telah dipelajari. Pemahaman merupakan suatu proses mental berupa akomodasi dan transformasi pengetahuan. Artinya bahwa pemahaman adalah rekonstruksi makna dan hubungan-hubungan, bukan hanya sekedar proses asimilasi dari pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya. Pemahaman menduduki posisi yang sangat strategis dalam aktivitas belajar. Pemahaman merupakan prasyarat untuk mencapai pengetahuan atau ketrampilan pada tingkatan yang lebih tinggi, baik pada konteks yang sama maupun yang berberda. Oleh sebab itu pengemasan pembelajaran seharusnya diorientaskan pada aktivitas-aktivitas yang mendukung terjadinya pemahaman terhadap konten materi pelajaran dan keterkaitannya dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari di luar sekolah (Andayani, 2008). Sehingga dapat dikatakan bahwa pemahaman konsep merupakan kemampuan untuk menangkap konsep (konten) materi pelajaran yang dapat diaplikasikan pada lingkungan (konteks) sehari-hari siswa.

H. Hubungan antara Pembelajaran Pola Pemberdayaan Berpikir Dalam Pertanyaan (PBMP) dengan Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) PBMP merupakan pola pembelajaran yang dilaksanakan dengan

rangkaian pertanyaan mulai tingkat rendah sampai tingkat tinggi yang sudah

dirancang secara tertulis. Pertanyaan-pertanyaan tersebut terdapat dalam lembr kerja siswa. PBMP dikenalkan oleh Corebima pada tahun 1999 dimana beliau menemukan cara yang terbukti sangat membantu mengembangkan penalaran siswa. Beberapa peneliti juga membuktikan demikian, antara lain hasil penelitian Sutikno (2000), selanjutnya Zubaidah (2001) menyatakan bahwa pola pembelajaran ini membantu mengembangkan penalaran siswa dan mahasiswa (Suyanik, 2010). Thoe (1998) dalam Corebima (2004) menjelaskan bahwa pertanyaan merupakan alat yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa dan dapat dicapai melalui rangsangan berbagai pertanyaan. Siswa yang memiliki kemampuan kognitif tinggi akan menjawab pertanyaan dengan menggunakan penalaran siswa. Corebima (1999) mengemukakan bahwa siswa yang memiliki kemampuan berpikir berdampak positif terhadap penguasaan pengetahuan IPA-nya. Dari hal ini dapat dikatakan bahwa pembelajaran berpola PBMP dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan hasil belajar siswa. Penerapan pembelajaran berpola PBMP yang digunakan dalam penelitian ini digabungkan dengan model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) karena pada pembelajaran kooperatif terdapat keunggulan-keunggulan dibandingkan dengan pembelajaran individual atau kompetitif. Keunggulankeunggulan tersebut antara lain meningkatkan hasil belajar siswa, tugas-tugas belajar yang kompleks seperti pemecahan masalah, berpikir kritis, dan pembelajaran konseptual meningkat secara nyata serta siswa lebih memiliki kemungkinan menggunakan tingkat berpikir yang lebih tinggi selama dan setelah diskusi dalam kelompok kooperatif sehingga materi yang dipelajari siswa akan melekat dalam periode waktu yang lama. Pembelajaran berpola PBMP ini dalam penerapannya dengan model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan suatu aktivitas untuk mendapatkan suatu konsep. Aktivitas-aktivitas tersebut berupa aktivitas bertanya, menjawab, berpendapat, atau berbagi informasi, tanggung jawab individu dan tanggung jawab sosial. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berpola PBMP melalui

pembelajaran kooperatif TSTS berpengaruh terhadap kemampuan berpikir dan hasil belajar siswa.

I. Hipotesis Penelitian Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Penerapan pola Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP) dalam pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray berpengaruh terhadap kemampuan berpikir biologi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Singosari.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian Rancangan penelitian menggunakan rancangan penelitian eksperimen semu (quasy experiment). Pada penelitian ini digunakan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Desain penelitian yang digunakan adalah control group pre-test post-test. Bentuk desain penelitian ini adalah seperti dalam Tabel 3.1 berikut ini. Tabel 3.1. Desain Penelitian Kelompok Eksperimen Kontrol Pre Tes O1 O3 Perlakuan X Post tes O2 O4

(sumber: Moehnilabib, 2003 dalam Yulianto, 2009) Keterangan: O1 O2 O3 O4 X : pelaksanaan tes awal pada kelas eksperimen : pelaksanaan tes akhir pada kelas eksperimen : pelaksanaan tes awal pada kelas kontrol : pelaksanaan tes akhir pada kelas kontrol : perlakuan eksperimen (Pola PBMP melalui TSTS) : tanpa perlakuan

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Singosari Tahun Ajaran 2010/2011. 2. Sampel Penelitian Sampel dalam penelitian adalah siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2. Kelas XI IPA 1 merupakan kelas yang dipakai sebagai kelas kontrol sementara kelas XI IPA 2 dipakai sebagai kelas eksperimen. Penentuan kelas yang dipakai untuk diteliti dilakukan secara acak yaitu pada kelas-kelas yang memiliki siswa dengan kemampuan akademik yang heterogen. 3. Variabel penelitian a. Variabel bebas: pola PBMP melalui TSTS b. Variabel terikat: kemampuan berpikir dan pemahaman konsep

Pengumpulan Data Pada penelitian ini dibutuhkan dua macam data. Data-data tersebut adalah data mengenai kemampuan berpikir dan data pemahaman konsep. Data diperoleh dengan menggunakan instrumen-instrumen yang telah disiapkan. Berikut ini adalah cara pengumpulan data dan pengelompokannya. 1. Pada kelas eksperimen dan kontrol keduanya diberikan pre tes diawal pembelajaran. 2. Pada kelas eksperimen kemudian diberi perlakuan berupa pola pembelajaran PBMP dalam TSTS sementara pada kelas kontrol tidak. 3. Pada akhir pembelajaran kedua kelas diberikan post tes. Hasil dari kedua tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir dan pemahaman konsep siswa. Untuk menilai kemampuan berpikir siswa digunakan rumus X = 2Y1Y2. Dengan Y1 adalah penilaian rubrik, Y2 adalah penilaian tanpa rubrik, dan X adalah kemampuan berpikir.

E. Analisis Data Data hasil penelitian dianalisis dengan statistik deskriptif untuk menggambarkan hasil penelitian secara umum dan statistik parametrik untuk menguji hipotesis. Analisis statistik parametrik untuk menguji hipotesis. Uji hipotesis untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran terhadap kemampuan berpikir dan pemahaman konsep siswa. Semua data yang telah diperoleh, baik data kemampuan berpikir maupun pemahaman konsep yang meliputi hasil penilaian awal maupun akhir sebelum dilakukan analisis maka dilakukan dulu uji prasyarat. Uji ini dilakukan untuk melihat distribusi dari data yang telah diperoleh yakni terdistribusi secara normal dan homogen atau tidak. Setelah dilakukan uji homogenitas dan normalitas data maka dilakukan analisis data dengan teknik analisis Anakova. Teknik analisis Anakova dilakukan pada data kemampuan berpikir dan pemahaman konsep dengan hasil tes awal sebagai kovariat. Dengan demikian pada tahap analisis data, hasil pre tes yang berlaku sebagai kovariat dimasukkan pada lajur X pada tabel data analisis dan hasil post tes dimasukkan pada lajur Y. Hubungan antara kemampuan berpikir terhadap pemahaman konsep siswa dapat diketahui dengan melakukan analisis membuat persamaan regresi. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan penelitian berlangsung secara konsisten dari awal hingga akhir dapat digunakan uji konsistensi. Signifikansi data yang dianalisis didasarkan pada hal-hal berikut ini. 1. jika nilai probabilitas > 0,05 maka hipotesis nol diterima, dan hipotesis penelitian ditolak 2. jika nilai probabilitas < 0,05 maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis penelitian diterima.

BAB IV HASIL ANALISIS

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Pada penelitian ini digunakan dua kelas penelitian yaitu kelas XI IPA 1 dan kelas XI IPA 2. Kelas eksperimen adalah kelas XI IPA 2, yaitu kelas yang belajar dengan menggunakan pola PBMP dalam pembelajaran kooperatif TSTS. Sementara kelas kontrol adalah kelas XI IPA 1, yaitu kelas yang belajar dengan menggunakan metode konvensional. Hasil penelitian ini berupa data kemampuan berpikir dan pemahaman konsep. Data yang didapatkan yaitu data hasil tes berupa hasil pre tes dan post tes. Data pre tes maupun post tes didapatkan melalui soal-soal tes yang sama. Kedua macam data ini kemudian dipakai untuk menentukan kemampuan berpikir dan pemahaman konsep siswa. Tes yang digunakan telah memenuhi validitas dan reliabilitas yang tinggi dengan nilai 0,74. Uji validitas isi dilakukan dengan mensejajarkan antara isi butir soal dengan materi yang diajarkan. Tabel. 4.1 Data Kemampuan Berpikir Kelas Eksperimen
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. Nama ALDI NAZAR BASUKI ANDINA AMELIA ANGGA YOGI LAKSMANA ANGGESTY DESSY LINTANG SARI ASRI RAMASARI BAGUS YANE DEWATA CHOIRIYATUL LATIFAH CITRA SOLIKHATUN NISA DONY PRASETYA DWI KARTIKA AYU CAHYONO DYAH SARTIKA HANNA ALDIATRI HUUDA SATRIO UTOMO INNA LUK LUK IZZUROIDAH KUKUH NOFYAN ALAMSYAHFRIAN MAULINDA EKA AYU FARADIBA MAYA PURWANINGTYAS MEIRICA RACHMAWATI MOCHAMAD ARIF MAHARDIKA Kemampuan berpikir pretes postes 62.94 89.76 37.60 81.88 40.78 86.66 28.10 81.10 36.02 77.92 36.02 83.50 31.24 88.26 36.04 70.82 37.62 90.68 31.30 78.82 34.46 80.36 33.66 85.90 28.08 72.42 33.58 86.64 28.10 83.50 37.64 73.20 33.60 95.40 19.44 83.48 34.44 90.60

20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32.

MOCHAMAD FA'IZ HERYOTO MOHAMAD SHOLEH MAULANA NING ANDRIANI NUR AFIDAH RISKI AMALIA NUR CAHYATI PUTRI MEGA PRASWATI RAHMA AINUL FADHILA RESITA ALIA ROBBY CAHAYADI SHERLY ANNISA APRILIA SHINTA SURYANING DEWI TEDDY WAHYUDI WAHYU TRIANDIARI

34.46 30.50 34.42 23.46 37.58 37.56 20.96 43.18 32.84 32.04 47.06 32.06 36.78

76.38 78.02 90.64 90.60 81.94 91.36 83.48 81.18 77.20 89.04 79.50 79.56 81.14

Tabel. 4.2 Data Kemampuan Berpikir Kelas Kontrol


No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. Nama AFRIDA RAHMANAZILA ALDIS NURUDIN ISLAMI ANDY PRASETYO ARIZZA PRATAMA PUTRA BRYAN FATKHURROZY DINI AYU NURISTIA DION SOHIBUL FAHMI EKA ATA PEBRIANAWATI ERNITA DESI PRATIWI ERVINDA MEGA SILVIA FIFI INDAH ISLAMIATI IFA NURMALA SAFITRI KHOIRUNNISAK SRI W KIKI KURNIA DEWI LESTARI RANI BAKTI LORENSA IKA FATMALA MAULIDINA ISNAINI MEIDHITA CATUR REKARDHIA MUHAMMAD IDRIS FANANI NOVITA ARDIANA NUR FITRIATUL MAGHFIROH NUR INDAH SARASWATI POPY PUTERI KUSUMANING AYU RANTI NURBAYANTI RIKHO KARTIKA WIRATAMA RISKA DWI AMELIA ROYAN FELICH IMANI SETIAWAN PUJI RAHARJO SURYA FIRMANSYAH WAHYU NUR SYARIFUDIN WENNY AYU MARINDA WISNU YULISTIA Kemampuan berpikir pretes postes 30.50 85.84 14.70 57.38 25.70 80.28 20.96 77.12 26.50 89.00 44.72 77.92 43.94 76.34 43.18 85.02 24.92 76.32 27.32 87.42 41.56 79.50 44.74 73.98 28.88 79.52 43.10 88.20 37.58 73.96 31.24 68.44 29.66 81.12 44.78 75.54 31.28 77.92 47.12 74.76 36.78 73.18 29.70 73.98 35.18 77.14 35.22 82.66 29.66 86.62 24.12 68.44 35.98 80.30 36.80 68.44 26.50 84.28 60.56 86.62 20.20 70.04 36.80 85.08

Keterangan: X = nilai pretes (kovariat) Y = nilai postes Sebelum dilakukan uji hipotesis, dilakukan uji prasyarat yaitu uji homogenitas dan uji normalitas. Uji homogenitas menggunakan rumus uji Barlett, disajikan sebagai berikut. Mencari varians
i

2 ) ( n ) n

(Sulisetijono, 2006) Tabel 4.3 Uji Homogenitas Data Pretes Hasil Kemampuan Berfikir
Perlakuan kontrol eksperimen Si 9,569245 7,7267102 Si 91,57045 59,70205
2

(ni-1) 31 31 62

log Si 1,961755 1,775989 3,737745

(ni-1)Si 2838,684 1850,764 4689,448

(ni2 1)logSi 60,81442 55,05567 115,8701

Keterangan : Si = varians ni = jumlah ulangan Perhitungan Uji homogenitas Barlett menggunakan rumus yang dikutip dari Sulisetijono (2006), yaitu.
p 2

(ni ) i 2 (ni )
p 2

B (log
2 hit 2

) [(ni )]
i 2

ln 0 [B (ni ) log 2 2 ( 2

75,63625

B ( log 7 , ( , 2

)( 2

hit

ln 0 [B (ni ) log [ , 2 (

(2, 02 , 072 dk 2

, 70 ]

(jumlah perlakuan )

Kesimpulan:
2 hit

(1,40728689) <

tab(0,05;1)

(3,841459)

maka, Ho diterima dan H1 ditolak, artinya data pretes kemampuan berfikir berasal dari populasi yang sama/ homogen Tabel 4.3 Uji Homogenitas Data Postes kemampuan berfikir
Perlakuan kontrol eksperimen Si 7,1078928 6,0835775 Si 50,5221403 37,0099157
2

(ni-1) 31 31 62

log Si 1,703482 1,568318 3,2718

(ni-1)Si 1566,186 1147,307 2713,494

(ni2 1)logSi 52,80793 48,61786 101,4258

Keterangan : Si = varians ni = jumlah ulangan


2

2 ,7 7 02 ( 2

43,766028

B ( log ( 0 ,7 0
2 hit

)( 2

ln 0 [B (ni ) log [ 0 7 0

] ]

(2, 02 0,7 7 dk 2

( 0 , 2

(jumlah perlakuan )

Kesimpulan:
2 hit

(0,7476663 <

tab(0,05;1)

(3,841459)

maka, Ho diterima dan H1 ditolak, artinya data postes hasil belajar kognitif berasal dari populasi yang sama/homogen Pada pengujian Normalitas untuk data Pretes, didapatkan
61,7290182,
2

hit

sebesar

sehingga didapatkan kesimpulan

hit

>

2 tab(0,05;33)

(44,9853432),
2

sehingga Ho ditolak dan H1 diterima, maka data pretes hasil kemampuan berfikir terdistribusi secara tidak normal. Untuk data Postes, didapatkan 15,357224, sehingga didapatkan kesimpulan
2 hit hit

sebesar

<

2 tab(0,05;33)

(44,985432),

sehingga Ho diterima dan H1 ditolak, maka data prostes kemampuan berfikir terdistribusi secara normal. Perhitungan uji normalitas disajikan dalam lampiran. Setelah data dinyatakan terdistribusi normal dan homogen, maka langkah selanjutnya, data penelitian dianalisis menggunakan uji analisis kovarian satu jalur dengan nilai pretes (X) sebagai kovariat, dengan rumus dan langkah-langkah analisis yang bersumber dari Sastrosupadi (1995), yaitu sebagai berikut.

Tabel 4.4 Uji Anakova Data kemampuan berfikir


no 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 eksperimen X Y 62,94 37,6 40,78 28,1 36,02 36,02 31,24 36,04 37,62 31,3 34,46 33,66 28,08 33,58 89,76 81,88 86,66 81,1 77,92 83,5 88,26 70,82 90,68 78,82 80,36 85,9 72,42 86,64 kontrol X 30,5 14,7 25,7 20,96 26,5 44,72 43,94 43,18 24,92 27,32 41,56 44,74 28,88 43,1 Y 85,84 57,38 80,28 77,12 89 77,92 76,34 85,02 76,32 87,42 79,5 73,98 79,52 88,2 X 93,44 52,3 66,48 49,06 62,52 80,74 75,18 79,22 62,54 58,62 76,02 78,4 56,96 76,68 Y 175,6 139,26 166,94 158,22 166,92 161,42 164,6 155,84 167 166,24 159,86 159,88 151,94 174,84 ( X)(Y) 16408,064 7283,298 11098,1712 7762,2732 10435,8384 13033,0508 12374,628 12345,6448 10444,18 9744,9888 12152,5572 12534,592 8654,5024 13406,7312 K XY 5649,494 3078,688 3533,995 2278,91 2806,678 3007,67 2757,242 2552,353 3411,382 2467,066 2769,206 2891,394 2033,554 2909,371 E XY 2618,12 843,486 2063,196 1616,4352 2358,5 3484,5824 3354,3796 3671,1636 1901,8944 2388,3144 3304,02 3309,8652 2296,5376 3801,42

15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 jumlah

28,1 37,64 33,6 19,44 34,44 34,46 30,5 34,42 23,46 37,58 37,56 20,96 43,18 32,84 32,04 47,06 32,06 36,78 1103,56

83,5 73,2 95,4 83,48 90,6 76,38 78,02 90,64 90,6 81,94 91,36 83,48 81,18 77,2 89,04 79,5 79,56 81,14 2660,94

37,58 31,24 29,66 44,78 31,28 47,12 36,78 29,7 35,18 35,22 29,66 24,12 35,98 36,8 26,5 60,56 20,2 36,8 1089,88

73,96 68,44 81,12 75,54 77,92 74,76 73,18 73,98 77,14 82,66 86,62 68,44 80,3 68,44 84,28 86,62 70,04 85,08 2502,36

65,68 68,88 63,26 64,22 65,72 81,58 67,28 64,12 58,64 72,8 67,22 45,08 79,16 69,64 58,54 107,62 52,26 73,58 2193,44

157,46 141,64 176,52 159,02 168,52 151,14 151,2 164,62 167,74 164,6 177,98 151,92 161,48 145,64 173,32 166,12 149,6 166,22 5163,3

10341,9728 9756,1632 11166,6552 10212,2644 11075,1344 12330,0012 10172,736 10555,4344 9836,2736 11982,88 11963,8156 6848,5536 12782,7568 10142,3696 10146,1528 17877,8344 7818,096 12230,4676 354918,0816

2346,35 2755,248 3205,44 1622,851 3120,264 2632,055 2379,61 3119,829 2125,476 3079,305 3431,482 1749,741 3505,352 2535,248 2852,842 3741,27 2550,694 2984,329 91884,39

2779,4168 2138,0656 2406,0192 3382,6812 2437,3376 3522,6912 2691,5604 2197,206 2713,7852 2911,2852 2569,1492 1650,7728 2889,194 2518,592 2233,42 5245,7072 1414,808 3130,944 85844,55

1. Mencari Faktor Koreksi dan Jumlah Hasil Kali (JHK) N (2 7 , ,2 ) , )

total (

( 7 ,7 7 ((

,2

perlakuan , galat 7 ,7

0 ,

0,

) 2

( 0

2 02,

)2 )

,2

total , 7

perlakuan , 2

2. Analisis Anova Satu Jalur untuk Data Pretes (X) FK = 75174,67 JK total = 4692,372 JK perlakuan = 2,9241 JK galat = 4689,448
Tabel 4.5 Tabel Ringkasan Anova untuk Pretes (X) SK db JK KT Fhit Ftab5% ulangan perlakuan 1 2,9241 2,9241 0,03866 4,149097 galat 62 4689,4475 75,63625 total 63 4692,3716

(tabel data postes terlampir) Kesimpulan Anova : Fhit (0,03866) > Ftab5% (4,149097), maka hasil analisis untuk data pretes signifikan

3. Analisis Anova Satu Jalur untuk Data Postes (Y) FK = 416557,3 JK total = 3106,4252 JK perlakuan = 392,932 JK galat = 2713,4937
SK ulangan perlakuan galat total Tabel 4.6 Ringkasan Anova untuk Postes (Y) db JK KT Fhit Ftab5% 1 62 63 392,93151 2713,4937 3106,4252 392,9315 43,76603 8,978002 4,149097

(tabel data postes terlampir) Kesimpulan Anova : Fhit < Ftab5%, maka hasil analisis untuk data postes Tidak signifikan

4. Analisis Kovarian Satu Jalur Menghitung nilai regresi galat egresi galat ( galat)2 galat

(7 ,

, ,

2)2

Menghitung nilai regresi perlakuan+galat egresi perlakuan galat ( , (2, 2 2 ,2 Menghitung JK Galat Regresi Terkoreksi regresi terkoreksi galat 27 2 , ,02 0 , 2 2 0, reg terkoreksi per gal 2 reg terkoreksi galat 2 ( per gal) (regresi per gal 2 ,2 , galat regresi galat 7 , 2)2 , ) ( ( per per gal)2 gal)

regresi terkoreksi per galat

Menguji Perlakuan Terkoreksi menguji perlakuan terkoreksi 2 2, 27 2 regresi terkoreksi db 2 ,02

Menghitung nilai KT galat murni murni 2 ,02 2

41,9037
SK total db 63 JKX 4692,372 JHK 769,7387 Tabel Anakova JKY Regresi 3106,425 db JKG regresi terkoreksi db KTG murni

perlakuan 1 galat 62 per+galat 63

2,9241 33,89647 392,9315 4689,448 735,8423 2713,494 4692,372 769,7387 3106,425 menguji perlakuan terkoreksi

115,4643 126,2683

1 1

2598,02942 2980,156953 382,1275323

62 41,9037003 63 1 382,127532

5. Mencari Koefisien Regresi Kriterium uji: hit


0,05,

maka Ho diterima dan H1 ditolak, berarti pengamatan awal (X) tidak

berpengaruh, sehingga menyimpulkan hasil analisis dari angka Y atau dari hasil analisis varian untuk nilai Y Fhit > F0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima, berarti pengamatan awal (X) berpengaruh terhadap Y, kita membandingkan perlakuan Y yang harus dikoreksi terhadap X hit , , 0 7 2,7 Ftab5%(1;62) = 3,995887 Kesimpulan: Fhit < Ftab5% Maka, kesimpulan hasil analisis varian Y signifikan, maka Ho ditolak, dan H1 diterima, maka ada pengaruh Pengaruh Penerapan Pola Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP) Dalam Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) Terhadap Kemampuan Berpikir Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Singosari. regresi alat

BAB V PEMBAHASAN

Berdasarkan pada analisis data yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa metode pembelajaran pola PBMP dalam TSTS berpengaruh terhadap kemampuan berpikir siswa dengan Fhit (2,7 menunjukkan bahwa < Ftab5% (3,995887). Hasil uji lanjut

siswa yang diajar dengan menggunakan metode

pembelajaran pola PBMP dalam TSTS memiliki kemampuan berpikir yang lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan metode pembelajaran konvensional. Kemampuan berpikir siswa memiliki peran besar terhadap peningkatan hasil belajar siswa, karena menurut Suryabrata dalam Nugroho (tanpa tahun), berpikir merupakan proses aktif dinamis yang bersifat ideasional dalam rangka pembentukan pengertian, pembentukan pendapat, dan penarikan kesimpulan. Dengan tingkat kemampuan berpikir siswa yang tinggi maka siswa akan mampu membentuk pengertian, pendapat, serta mampu menarik kesimpulan dengan baik. Sejalan dengan hal tersebut, dalam penelitiannya masing-masing, Yuanita (2005) dan Indrawati (2005) menemukan adanya korelasi antara kemampuan berpikir dengan hasil belajar siswa. Oleh karena itu secara umum hasil belajar siswa akan meningkat seiring dengan peningkatan kemampuan berpikir siswa. Selain itu dalam penelitian yang dilakukan oleh Habibah (2006) dan Widyawati (2006) dalam Habibah (2006) juga menemukan bahwa ada pengaruh pembelajaran pola PBMP yang diterapkannya terhadap kemampuan berpikir siswa. Dari pernyataan tersebut diatas dapat diketahui bahwa pembelajaran dengan pola PBMP memiliki peranan penting dalam peningkatan dan pemberdayaan kemampuan berpikir siswa. Hal ini tidak lepas dari karakteristik pembelajaran pola PBMP yang terdiri dari jalinan pertanyaan yang tersusun secara logis dan sistematis. Selain itu, Corebima (2004), dalam pengembangan lembar siswa harus memperhatikan hal-hal berikut: (1) gramatikal bahasa Indonesia harus selalu dipakai dan digunakan dengan benar, (2) pertanyaan dapat diupayakan agar dimulai dari konsep besar ke yang kecil, (3) jalinan antara pertanyaan disusun secara logis, (4) pertanyaan tentang hal yang sama dapat

diulang dan dirumuskan dari sudut pandang berbeda-beda, (5) Satu konsep dan subkonsep dikaji sebanyak-banyaknya sesuai tingkat perkembangan, (6) pertanyaan lain terkait dikembangkan dan diutamakan yang terkait dengan pengalaman dan kehidupan sehari-hari, (7) Pertanyaan bagian awal tidak perlu harus langsung dijawab, maksudnya yaitu jika siswa tidak dapat menjawab pertanyaan nomer 1, maka dilanjutkan menjawab pertanyaan berikutnya, jika pertanyaan berikutnya dapat terjawab maka sebenarnya pertanyaan sebelumnya dapat terjawab dengan sendirinya.

BAB VI KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data dan hasil pembahasan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1. Penerapan pola Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP) dalam pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) berpengaruh terhadap kemampuan berpikir pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Singosari. Metode pembelajaran PBMP+TSTS mampu meningkatkan kemampuan berpikir siswa sebesar 10,8% lebih tinggi dari metode pembelajaran konvensional. 2. Bahwa metode pembelajaran pola PBMP dalam TSTS berpengaruh terhadap kemampuan berpikir siswa dengan Fhit (2,7 < Ftab5% (3,995887).

DAFTAR RUJUKAN

Kurniasari, Wahyu. 2011. Pengaruh Penerapan Pola Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP) Dalam Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) Terhadap Kemampuan Berpikir dan Pemahaman Konsep Biologi Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Singosari. Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Biologi, Universitas Negeri Malang. Riduwan, Sunarto. 2011. Pengantar Statistik untuk Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis. Bandung: Alfabeta. Sastrosupadi, Adji. 1995. Rancangan Percobaan Praktis untuk Bidang Pertanian. Malang: Penerbit Kanisius. Sulisetijono. 2006. Statistika untuk Bidang Biologi. Malang: Jurusan Biologi Universitas Negeri Malang.

Lampiran 1 Data Perhitungan Normalitas Pretes


Fo 30,5 14,7 25,7 20,96 26,5 44,72 43,94 43,18 24,92 27,32 41,56 44,74 28,88 43,1 37,58 31,24 Kontrol 29,66 44,78 31,28 47,12 36,78 29,7 35,18 35,22 29,66 24,12 35,98 36,8 26,5 60,56 20,2 36,8 Fe 46,42862 25,98691 33,03269 24,37701 31,06504 40,11822 37,35556 39,36296 31,07498 29,1272 37,77294 38,95552 28,30238 38,10088 32,63518 34,22521 31,43273 31,90974 32,65506 40,5356 33,43019 31,86005 29,13714 36,17298 33,40038 22,39942 39,33315 34,60284 29,08745 53,4744 25,96703 36,56055 Fo-Fe -15,9286 -11,2869 -7,33269 -3,41701 -4,56504 4,601779 6,584441 3,817039 -6,15498 -1,8072 3,78706 5,784482 0,577623 4,999118 4,944816 -2,98521 -1,77273 12,87026 -1,37506 6,584398 3,349805 -2,16005 6,042862 -0,95298 -3,74038 1,720577 -3,35315 2,197165 -2,58745 7,085601 -5,76703 0,239451 (Fo-Fe)2 253,7209 127,3943 53,76833 11,67597 20,83957 21,17637 43,35486 14,56979 37,88373 3,265972 14,34182 33,46023 0,333649 24,99118 24,4512 8,911451 3,142574 165,6437 1,890788 43,3543 11,2212 4,665811 36,51619 0,908173 13,99046 2,960385 11,2436 4,827532 6,694895 50,20574 33,25867 0,057337 (Fo-Fe) /Fe 5,46475158 4,9022491 1,62773107 0,47897461 0,67083692 0,52784912 1,16059985 0,37013946 1,21910726 0,1121279 0,37968512 0,85893425 0,01178872 0,65592135 0,7492283 0,26037684 0,09997776 5,19100702 0,05790185 1,06953635 0,33566048 0,14644708 1,25325232 0,0251064 0,41887115 0,13216346 0,28585567 0,13951263 0,23016438 0,93887437 1,2808036 0,00156827
2

Eksperimen

62,94 37,6 40,78 28,1

47,01138 26,31309 33,44731 24,68299

15,92862 11,28691 7,332689 3,417012

253,7209 127,3943 53,76833 11,67597

5,39700918 4,84147962 1,60755332 0,47303712

36,02 36,02 31,24 36,04 37,62 31,3 34,46 33,66 28,08 33,58 28,1 37,64 33,6 19,44 34,44 34,46 30,5 34,42 23,46 37,58 37,56 20,96 43,18 32,84 32,04 47,06 32,06 36,78

31,45496 40,62178 37,82444 39,85704 31,46502 29,4928 38,24706 39,44448 28,65762 38,57912 33,04482 34,65479 31,82727 32,31026 33,06494 41,0444 33,84981 32,25995 29,50286 36,62702 33,81962 22,68058 39,82685 35,03716 29,45255 54,1456 26,29297 37,01945

4,565038 -4,60178 -6,58444 -3,81704 6,154976 1,8072 -3,78706 -5,78448 -0,57762 -4,99912 -4,94482 2,985205 1,772731 -12,8703 1,375059 -6,5844 -3,34981 2,160049 -6,04286 0,952981 3,740382 -1,72058 3,353148 -2,19716 2,587449 -7,0856 5,767033 -0,23945

20,83957 21,17637 43,35486 14,56979 37,88373 3,265972 14,34182 33,46023 0,333649 24,99118 24,4512 8,911451 3,142574 165,6437 1,890788 43,3543 11,2212 4,665811 36,51619 0,908173 13,99046 2,960385 11,2436 4,827532 6,694895 50,20574 33,25867 0,057337

0,66252106 0,52130577 1,14621277 0,36555112 1,20399491 0,11073794 0,37497845 0,84828669 0,01164259 0,64779038 0,73994068 0,25714915 0,09873841 5,12665802 0,05718409 1,05627812 0,33149955 0,14463169 1,2377167 0,02479517 0,41367872 0,13052513 0,28231213 0,13778319 0,22731121 0,92723585 1,26492644 0,00154883

F HIT F TAB

61,7290182 44,9853432

Lampiran 2. Data perhitungan Normalitas Postes


Fo 85,84 57,38 80,28 77,12 89 77,92 76,34 85,02 76,32 87,42 79,5 73,98 79,52 88,2 73,96 68,44 Kontrol 81,12 75,54 77,92 74,76 73,18 73,98 77,14 82,66 86,62 68,44 80,3 68,44 84,28 86,62 70,04 85,08 Fe 85,10341 67,49146 80,90639 76,6803 80,8967 78,23116 79,77233 75,52685 80,93547 80,56714 77,47512 77,48481 73,63674 84,73508 76,31197 68,64491 85,54928 77,06802 81,67213 73,24902 73,2781 79,78202 81,29411 79,77233 86,25686 73,62705 78,26024 70,58349 83,99842 80,50899 72,50267 80,55745 Fo-Fe 0,736594 -10,1115 -0,62639 0,439699 8,1033 -0,31116 -3,43233 9,49315 -4,61547 6,852858 2,024883 -3,50481 5,88326 3,464923 -2,35197 -0,20491 -4,42928 -1,52802 -3,75213 1,510975 -0,0981 -5,80202 -4,15411 2,887673 0,363142 -5,18705 2,039761 -2,14349 0,281581 6,111015 -2,46267 4,52255 (Fo-Fe)2 0,542571 102,2416 0,392368 0,193335 65,66347 0,096821 11,78087 90,11991 21,30258 46,96166 4,100153 12,28369 34,61275 12,00569 5,531773 0,041989 19,6185 2,334833 14,07848 2,283046 0,009624 33,66343 17,25661 8,338655 0,131872 26,90546 4,160624 4,59453 0,079288 37,3445 6,064763 20,45346 (Fo-Fe) /Fe 0,00637543 1,51488228 0,00484965 0,00252131 0,81169529 0,00123763 0,14768115 1,19321679 0,26320446 0,58288846 0,05292219 0,15853029 0,4700473 0,14168503 0,07248892 0,00061168 0,22932401 0,03029575 0,17237799 0,03116827 0,00013134 0,42194262 0,21227382 0,10453068 0,00152883 0,36542896 0,05316396 0,06509355 0,00094392 0,46385508 0,08364881 0,25389908
2

Eksperimen

89,76 81,88 86,66 81,1 77,92

90,49659 71,76854 86,03361 81,5397 86,0233

-0,73659 10,11146 0,626393 -0,4397 -8,1033

0,542571 102,2416 0,392368 0,193335 65,66347

0,00599548 1,42460214 0,00456064 0,00237105 0,76332192

83,5 88,26 70,82 90,68 78,82 80,36 85,9 72,42 86,64 83,5 73,2 95,4 83,48 90,6 76,38 78,02 90,64 90,6 81,94 91,36 83,48 81,18 77,2 89,04 79,5 79,56 81,14

83,18884 84,82767 80,31315 86,06453 85,67286 82,38488 82,39519 78,30326 90,10492 81,14803 72,99509 90,97072 81,95198 86,84787 77,89098 77,9219 84,83798 86,44589 84,82767 91,72314 78,29295 83,21976 75,05651 89,32158 85,61101 77,09733 85,66255

0,311161 3,432327 -9,49315 4,615472 -6,85286 -2,02488 3,504809 -5,88326 -3,46492 2,351972 0,204911 4,429278 1,528016 3,75213 -1,51098 0,098104 5,80202 4,154108 -2,88767 -0,36314 5,187047 -2,03976 2,143485 -0,28158 -6,11101 2,462674 -4,52255

0,096821 11,78087 90,11991 21,30258 46,96166 4,100153 12,28369 34,61275 12,00569 5,531773 0,041989 19,6185 2,334833 14,07848 2,283046 0,009624 33,66343 17,25661 8,338655 0,131872 26,90546 4,160624 4,59453 0,079288 37,3445 6,064763 20,45346

0,00116387 0,13888002 1,12210646 0,24751866 0,54815094 0,04976827 0,1490826 0,44203461 0,13324125 0,06816891 0,00057523 0,21565734 0,02849026 0,16210504 0,02931079 0,00012351 0,39679675 0,19962326 0,09830112 0,00143772 0,34365105 0,04999563 0,06121427 0,00088767 0,43621142 0,07866372 0,23876785

X HIT X TAB

15,357224 44,9853432

Lampiran 3. Tabel data Pretes

Absen 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

Kontrol
30,5 14,7 25,7 20,96 26,5 44,72 43,94 43,18 24,92 27,32 41,56 44,74 28,88 43,1 37,58 31,24 29,66 44,78 31,28 47,12 36,78 29,7 35,18 35,22 29,66 24,12 35,98 36,8 26,5 60,56 20,2 36,8

Eksperimen
62,94 37,6 40,78 28,1 36,02 36,02 31,24 36,04 37,62 31,3 34,46 33,66 28,08 33,58 28,1 37,64 33,6 19,44 34,44 34,46 30,5 34,42 23,46 37,58 37,56 20,96 43,18 32,84 32,04 47,06 32,06 36,78

93,44 52,3 66,48 49,06 62,52 80,74 75,18 79,22 62,54 58,62 76,02 78,4 56,96 76,68 65,68 68,88 63,26 64,22 65,72 81,58 67,28 64,12 58,64 72,8 67,22 45,08 79,16 69,64 58,54 107,62 52,26 73,58

(X)2 8731,034 2735,29 4419,59 2406,884 3908,75 6518,948 5652,032 6275,808 3911,252 3436,304 5779,04 6146,56 3244,442 5879,822 4313,862 4744,454 4001,828 4124,208 4319,118 6655,296 4526,598 4111,374 3438,65 5299,84 4518,528 2032,206 6266,306 4849,73 3426,932 11582,06 2731,108 5414,016

1089,88

1103,56

2193,44 155401,9

Lampiran 4. Tabel kuadrat pretes


Absen 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 Kontrol
930,25 216,09 660,49 439,3216 702,25 1999,8784 1930,7236 1864,5124 621,0064 746,3824 1727,2336 2001,6676 834,0544 1857,61 1412,2564 975,9376 879,7156 2005,2484 978,4384 2220,2944 1352,7684 882,09 1237,6324 1240,4484 879,7156 581,7744 1294,5604 1354,24 702,25 3667,5136 408,04 1354,24

Eksperimen
3961,4436 1413,76 1663,0084 789,61 1297,4404 1297,4404 975,9376 1298,8816 1415,2644 979,69 1187,4916 1132,9956 788,4864 1127,6164 789,61 1416,7696 1128,96 377,9136 1186,1136 1187,4916 930,25 1184,7364 550,3716 1412,2564 1410,7536 439,3216 1864,5124 1078,4656 1026,5616 2214,6436 1027,8436 1352,7684

4891,694 1629,85 2323,498 1228,932 1999,69 3297,319 2906,661 3163,394 2036,271 1726,072 2914,725 3134,663 1622,541 2985,226 2201,866 2392,707 2008,676 2383,162 2164,552 3407,786 2283,018 2066,826 1788,004 2652,705 2290,469 1021,096 3159,073 2432,706 1728,812 5882,157 1435,884 2707,008

39958,634

39908,4096

79867,044

Lampiran 5. Tabel data Postes


Absen 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 Kontrol
85,84 57,38 80,28 77,12 89 77,92 76,34 85,02 76,32 87,42 79,5 73,98 79,52 88,2 73,96 68,44 81,12 75,54 77,92 74,76 73,18 73,98 77,14 82,66 86,62 68,44 80,3 68,44 84,28 86,62 70,04 85,08

Eksperimen
89,76 81,88 86,66 81,1 77,92 83,5 88,26 70,82 90,68 78,82 80,36 85,9 72,42 86,64 83,5 73,2 95,4 83,48 90,6 76,38 78,02 90,64 90,6 81,94 91,36 83,48 81,18 77,2 89,04 79,5 79,56 81,14

175,6 139,26 166,94 158,22 166,92 161,42 164,6 155,84 167 166,24 159,86 159,88 151,94 174,84 157,46 141,64 176,52 159,02 168,52 151,14 151,2 164,62 167,74 164,6 177,98 151,92 161,48 145,64 173,32 166,12 149,6 166,22

(X)2 30835,36 19393,35 27868,96 25033,57 27862,29 26056,42 27093,16 24286,11 27889 27635,74 25555,22 25561,61 23085,76 30569,03 24793,65 20061,89 31159,31 25287,36 28398,99 22843,3 22861,44 27099,74 28136,71 27093,16 31676,88 23079,69 26075,79 21211,01 30039,82 27595,85 22380,16 27629,09

2502,36

2660,94

5163,3 836149,4

Lampiran 6. Tabel kuadrat data postes


Absen 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 Kontrol
7368,5056 3292,4644 6444,8784 5947,4944 7921 6071,5264 5827,7956 7228,4004 5824,7424 7642,2564 6320,25 5473,0404 6323,4304 7779,24 5470,0816 4684,0336 6580,4544 5706,2916 6071,5264 5589,0576 5355,3124 5473,0404 5950,5796 6832,6756 7503,0244 4684,0336 6448,09 4684,0336 7103,1184 7503,0244 4905,6016 7238,6064

Eksperimen
8056,8576 6704,3344 7509,9556 6577,21 6071,5264 6972,25 7789,8276 5015,4724 8222,8624 6212,5924 6457,7296 7378,81 5244,6564 7506,4896 6972,25 5358,24 9101,16 6968,9104 8208,36 5833,9044 6087,1204 8215,6096 8208,36 6714,1636 8346,6496 6968,9104 6590,1924 5959,84 7928,1216 6320,25 6329,7936 6583,6996

15425,363 9996,7988 13954,834 12524,704 13992,526 13043,776 13617,623 12243,873 14047,605 13854,849 12777,98 12851,85 11568,087 15285,73 12442,332 10042,274 15681,614 12675,202 14279,886 11422,962 11442,433 13688,65 14158,94 13546,839 15849,674 11652,944 13038,282 10643,874 15031,24 13823,274 11235,395 13822,306

197247,6104

222416,11

419663,72

You might also like