You are on page 1of 9

AKADEMI FARMASI YPF YAYASAN PENDIDIKAN FARMASI

CAESAR ISAI B. S 12.545.1.025

TUGAS PENGANTAR ILMU FARMASI MAKALAH MONOGRAFI RANITIDIN

MONOGRAFI RANITIDINI HYDROCHLORIDI Tablet Ranitidin Hydroklorida mengandung Ranitidin Hidroklorida C13H22N4O3S, setara dengan ranitidin C H N O S tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Baku pembanding Ranitidin Hydroklorida BPFI; lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60, selama 3 jam sebelum digunakan. Senyawa sejenis A Ranitidin BPFI; simpan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya, tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. Senyawa sejenis C Ranitidin BPFI; simpan dalam wadah yang tidak tembus cahaya, tertutup rapat. Tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. Identifikasi A. Harga R bercak utama pada kromatogram larutan uji yang diperoleh pada Kemurnian kromatografi sama dengan yang diperoleh dari larutan baku. B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan uji sama dengan puncak utama Larutan baku yang diperoleh pada penetapan kadar. C. Kocok sejumlah serbuk tablet setara lebih kurang 100 mg ranitidin, dengan 2 ml air, dan saring filtrate menunjukkan reaksi klorida cara A, B dan C seperti yang tertera pada uji Identifikasi Umum. Disolusi Media disolusi Alat tipe 2 Waktu : 900 ml air. : 50 rpm. : 45 menit.

Prosedur. Lakukan penetapan jumlah C13H22N4O3S yang terlarut dengan mengukur filtrat larutan uji, jika perlu diencerkan dengan air dan serapan larutan baku Ranitidin Hidroklorida BPFI dalam media yang sama pada panjang gelombang serapan maksimun lebih kurang 314 nm. Toleransi dalam waktu 45 menit harus larut tidak kurang dari 80% (Q) C13H22N4O3S dari jumlah yang tertera pada etiket. Kemurnian Kromatografi Larutan uji kocok sejumlah tablet dengan sejumlah methanol P hingga larut sempurna dan saring, hingga diperoleh larutan yang mengandung ranitidin 20 mg per ml (setara dengan ranitidin hidroklorida 22,4 mg per ml). Larutan baku timbang saksama sejumlah ranitidin hidroklorid BPFI larutkan dalam methanol P hingga kadar 0,22 per ml. Encerkan larutan baku. Buat seri pengenceran larutan baku dalam methanol masing-masing hingga kadar 110 ug (Enceran larutan baku C); 11 ug (Enceran larutan baku A) per ml.

Larutan resolusi timbang saksama sejumlah senyawa sejenis A ranitidine BPFI (5-[[2-amino-etil) tiometi]-N, N-dimetil-2-furanmetanamina, garam hemifumarat), larutkan dalam methanol P hingga kadar 1,27 mg per ml. Prosedur lakukan kromatografi lapis tipis seperti yang tertera pada kromatografi. Totolkan secara terpisah masing-masing 10 um larutan uji, larutan baku dan enceran larutan baku A, B, C dan D pada lempeng kromatografi silica gel setebal 0,25 mm. Totolkan terpisah 10 um larutan uji dan tambahkan 10 ul larutan resoluso di atas totolan tersebut. Biarkan kering dan masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi y6ang telah dijenuhkan dengan fase gerak etil asetat P-isopropil alcohol P-amonium hidroksidaair (25:15:5:1), hingga merambat tidak kurang dari 15 cm di atas garis penotolan. Angkat lempeng, biarkan fase gerak menguap. Paparkan uap iodum hingga bercak tampak. Amati lempeng, bandingkan intensitas bercak lain larutan uji dengan larutan baku dan en=ceran larutan baku A, B, C dan D. Persyaratan kesesuaian system dipenuhi, jika terjadi pemisahan sempurna antara bercak utama pada kromatogram campuran larutan uji dan larutan resolusi dan jika bercak dapat diamati pada enceran larutan baku A (0,5%), dan tidak ada bercak lain yang menunjukkan intensitas lebih besar dari dari enceran larutaqn baku B (0,3%). Jumlah intensitas seluruh bercak lain larutan uji menunjukkan tidak lebih dari 1,2%/ Penjelasan Kromatografi yang tertera pada Kromatografi Kromatografi Lapis Tipis Pada kromatografi lapis tipis, zat penjerap merupakan lapisan tipis serbuk halus yang dilapiskan pada lempeng kaca, plastik atau logam secara merata, umumnya digunakan lempeng kaca. Lempeng yang dilapisi dapat dianggap sebagai kolom kromatografi terbuka dan pemisahan yang tercapai dapat didasarkan pada adsorpsi, partisi, atau kombinasi kedua efek, tergantung dari jenis zat penyangga, cara pembuatan, dan jenis pelarut yang digunakan. Kromatografi lapis tipis dengan pelapis tipis penukar ion dapat digunakan untuk pemisahan senyawa polar. Perkiraan identifikasi diperoleh dengan pengamatan bercak dengan harga Rf yang identik dan ukuran yang hampir sama, dengan menotolkan zat uji dan baku pembanding pada lempeng yang sama. Pembandingan visual ukuran bercak dapat digunakan untuk memperkirakan kadar secra semi kuantitatif. Pengukuran kuantitatif dimungkinkan, bila digunakan densitometri, fluoresensi atau pemadaman fluoresensi; atau bercak dapat dikerok dari lempeng, kemudian diekstraksi dengan pelarut yang sesuai dan diukur secara spektrofotometri. Pada kromatografi lapis tipis dua dimensi, lempeng yang telah dieluasi diputar 90 dan dieluasi lagi, umumnya menggunakan bejana lain yang dijenuhkan dengan sistem pelarut yang berbeda. Alat Alat dan bahan untuk kromatografi lapis tipis adalah sebagai berikut:

Lempeng kaca, dengan tebal serba rata dan ukuran yang sesuai, umumnya 20 cm x 20 cm. Lempeng siap pakai boleh dipakai sebagai pengganti lempeng yang pembuatannya diuraikan disini. Baki lempeng, dengan permukaan yang datar, digunakan untuk meletakkan dan mengatur lempeng kaca pada waktu membuat lapisan zat penjerap. Rak penyimpanan, digunakan untuk menempatkan lempeng yang telah dilapisi zat penjerap selama pengeringan atau untuk membawa lempeng. Rak berisi lempeng harus disimpan dalam suatu desikator atau dapat ditutup kedap untuk melindungi lempeng terhadap pengaruh lingkungan, setelah diangkat dari lemari pengering. Zat penjerap, terdiri dari bahan penjerap yang halus, umumnya berdiameter 5 g hingga 40 g yang sesuai untuk kromatografi. Zat penjerap dapat dilapiskan langsung pada lempeng kaca atau dengan menggunakan perekat Paris (kalsium slfat terhidrasi 5% hingga 15%), pasta kanji atau perekat lain. Perekat Paris tidak dapat memberikan permukaan yang keras seperti pada pasta kanji, tetapi penyemprot yang bersifat oksidator kuat zat penjerap dapat mengandung bahan berfluoresensi yang menyerap cahaya ultraviolet untuk membantu penampakan bercak. Alat pembuat lapisan, yang jika digerakkan di atas lempeng kaca, akan menghasilkan lapisan zat penjerap serba rata, dengan ketebalan yang dikehendaki, pada seluruh permukaan lempeng. Bejana kromatografi, yang dapat membuat satu atau lebih lempeng kaca dan dapat ditutup kedap seperti yang tertera pada kromatografi menaik. Bejana dilengkapi dengan rak penyangga, yang dapat menyangga lempeng kaca yang saling membelakangi, dengan tutup bejana pada tempatnya. Alat sablon, umumnya terbuat dari plastik, digunakan sebagai alat bantu untuk menempatkan bercak uji pada jarak seperti yang dibutuhkan, serta untuk membantu penandaan lempeng. Pipet mikro berskala, yang dapat mengeluarkan cairan sejumlah 10 l. Jumlah total Larutan uji dan larutan baku yang harus ditotolkan, tertera pada masing-masing monografi. Alat penyemprot pereaksi, yang dapat menyemprotkan butir-butir halus serta tahan terhadap pereaksi. Lampu ultraviolet, yang sesuai untuk pengamatan dengan panjang gelombang pendek (254 nm) dan dengan panjang gelombang panjang (366 nm). Prosedur [Catatan Pada percobaan harus digunakan air suling]. Bersihkan lempeng kaca sebaik-baiknya, misalnya dengan mencelupkan dalam campuran asam kromat, bilas dengan air secukupnya, hingga air yang mengalir melalui lempeng kaca tidak meninggalkan bercak air atau minyak, kemudian keringkan. Lempeng harus bebas serat dan debu pada waktu melapiskan zat penjerap. Atur lempeng kaca di atas baki lempeng, letakkan lempeng tepi berukuran 5 cm x 20 cm pada ujung dan pangkal baki dan usahakan agar pada waktu melapisi tidak ada lempeng yang tergeser. Letakkan alat pembuat lapisan pada ujung baki. Kecuali dinyatakan lain, campur 1 bagian zat penjerap dengan 2 bagian volume air, (atau dalam perbandingan seperti yang dianjurkan oleh produsen) dengan mengocok kuat-kuat dalam

labu Erlenmeyer bersumbat kaca selama 30 detik. Tuangkan bubur tersebut ke dalam alat pembuat lapisan. Umumnya 30 gram zat penjerap dan 60 ml air cukup untuk 5 lempeng berukuran 20 cm x 20 cm. Pelapisan yang menggunakan perekat Paris harus selesai dalam waktu 2 menit setelah penambahan air, karena setelah itu campuran akan menjadi mengeras. Geser hati-hati alat pembuat lapisan di atas lempeng kaca ke arah sisi pendek baki yang berbingkai. Jika telah sampai pada lempeng tepi yang terakhir, angkat alat pembuat lapisan. (Cuci segera alat pembuat lapisan hingga bebas dari sisa-sisa zat penjerap). Biarkan lempeng selama 5 menit, kemudian pindahkan lempeng pada rak penyimpan dengan lapisan menghadap ke atas, dan keringkan pada suhu 105 selama 30 menit. Sebaiknya rak ditempatkan pada lemari pengering dengan posisi miring, untuk menghindarkan terjadinya kondensasi pada bagian belakang lempeng dalam rak. Setelah lempeng kering, biarkan dingin hingga suhu kamar, serta amati keseragaman distribusi dan susunan lapisan penjerap. Cahaya yang ditransmisikan akan menunjukkan keseragaman distribusi, dan cahaya yang dipantulkan akan menunjukkan keseragaman susunan partikel. Simpan lempeng yang baik di atas silika gel dalam bejana yang sesuai. Tempatkan pada 2 sisi di sebelah dalam bejana kromatografi, 2 helai kertas saring, tinggi 18 cm, lebar sama dengan panjang bejana. Masukkan lebih kurang 100 ml pelarut ke dalam bejana kromatografi, (hingga tinggi pelarut 0,5 cm sampai 1 cm dari dasar bejana), tutup kedap dan biarkan sistem mencapai keseimbangan; kertas saring harus basah seluruhnya. Dapat jugaseluruh sisi bejana dengan kertas saring. Dalam kedua hal itu, kertas saring harus selalu tercelup ke dalam pelarut pada dasar bejana. Bila penjenuhan dalam bejana dengan cara tersebut di atas tidak dikehendaki, maka hal ini akan dinyatakan dalam masing-masing monografi. Totolkan Larutan uji dan larutan baku, menurut cara yang tertera pada masingmasing monografi dengan jarak antara lebih kurang 1,5 cm dan lebih kurang 2 cm dari tepi bawah lempeng, dan biarkan mengering. (Tepi bawah lempeng adalah bagian lempeng yang pertama kali dilalui oleh alat pembuat lapisan pada waktu melapiskan zat penjerap). Hindarkan gangguan fisik terhadap zat penjerap pada waktu penotolan (dengan pipet atau penotol lainnya) atau selama bekerja dengan lempeng. Alat sablon menentukan titik tempat penotolan dan jarak 10 cm hingga 15 cm yang harus dilalui pelarut. Beri tanda pada jarak 10 cm hingga 15 cm di atas titik penotolan. Tempatkan lempeng pada rak penyangga, hingga tempat penotolan terletak di sebelah bawah, dan masukkan rak ke dalam bejana kromatografi. Pelarut dalam bejana harus mencapai tepi bawah lapisan penjerap, tetapi titik penotolan jangan sampai terendam. Letakkan tutup bejana pada tempatnya, dan biarkan sistem hingga pelarut merambat 10 cm hingga 15 cm di atas titik penotolan, umumnya diperlukan waktu lebih kurang 15 menit hingga 1 jam. Keluarkan lempeng dari bejana, buat tanda batas rambat pelarut, keringkan lempeng di udara, dan amati bercak mla-mla dengan cahaya ultraviolet gelombang pendek (254 nm) dan kemudian dengan cahaya ultraviolet gelombang panjang (366 nm). Ukur dan catat jarak tiap bercak dari titik penotolan serta catat panjang gelombang untuk tiap bercak yang diamati. Tentukan harga Rf untuk bercak utama (lihat Daftar Simbol). Jika diperlukan, semprot bercak dengan pereaksi yang ditentukan, amati dan bandingkan kromatogram zat uji dengan kromatogram baku pembanding.

Kromatogram Lapis Tipis Pengembang Sinambung Berbeda dengan kromatografi lapis tipis konvensional, yang dilakukan dalam bejana tertutup, pengembangan sinambung atau teknik aliran sinambung membiarkan bagian atas lempeng menjulur keluar melalui sebelah celah pada tutup bejana kromatografi. Bila fase gerak mencapai celah itu, terjadi penguapan secara sinambung, mengakibatkan aliran pelarut yang tetap pada lempeng. Pada kromatografi lapis tipis konvensional, migrasi bercak berakhir bila pelaru mencapai tepi atas lempeng, setelah itu, bercak akan membesar disebabkan oleh difusi. Pada proses aliran sinambung, migrasi bercak berlanjut selama lempeng berada dalam bejana dan fase gerak belum habis. Kromatografi dapat dilanjutkan beberapa jam setelah pelarut mencapai tepi atas lempeng, agar terjadi migrasi bercak yang memadai. Umumnya bercak larutan baku, Larutan uji dan campuran dalam jumlah yang sama Larutan uji dan larutan baku ditotolkan pada jarak tertentu dari dasar lempeng. Identitas baku pembanding dan zat uji, diketahui dari jarak migrasi yang sama dari titik penotolan dan melaui pengamatan, terhadap bercak baku dan zat uji yang ditotolkan sebagai campuran tidak menunjukkan kecenderungan untuk memisah. Keuntungan utama kromatografi lapis tipis pengembangan sinambung adalah selektivitas pelarut yang lebih besar untuk pelarut yang daya melarutkannya rendah. Kekuatan pelarut berkaitan dengan sifat fase gerak yang menyebabkan zat pelarut bermigrasi, dan sifat tersebut sangat dipengaruhi oleh polaritas pelarut. Kekuatan pelarut dapat ditingkatkan dengan cara menambahkan pelaru yang lebih polar, hal ini menyebabkan harga Rf bertambah. Selektivitas pelarut mengacu kepada kemampuan suatu sistem pelarut untuk menghasilkan harga Rf yang berbeda untuk zat yang sejenis. Pada kromatografi lapis tipis konvensional, umumnya dipilih sistem pelarut yang memberikan harga Rf antara 0,3 dan 0,7 tetapi dengan selektivitas yang cukup agar didapatkan pemisahan untuk zat yang diuji. Adalah lebih mudah mendapatkan sistem pelarut yang menghasilkan migrasi yang memadai daripada mendapatkan sistem pelarut yang menghasilkan selektivitas yang memadai. Sistem pelarut dengan kekuatan yang lebih rendah umumnya memberikan selektivitas yang lebih tinggi, tetapi sukar dimanfaatkan pada kromatografi lapis tipis konvensional, karena menghasilkan migrasi yang sangat sedikit sebelum pelarut mencapai tepi atas lempeng. Migrasi dapat ditingkatkan, melalui pengeringan dan eluasi berulang dari lempeng, atau lebih mudah bila dilakukan dengan cara penguapan pelaru pada tepi atas lempeng, yang memungkinkan eluasi sinambung. Ada dua teknik yang digunakan : kromatografi lapis tipis pengembangan sinambung dan kromatografi lapis tipis pengembangan sinambung bejana rendah. Pada kromatografi lapis tipis pengembangan sinambung harga Rf tidak dapat diukur. Zat-zat dapat dibandingkan jarak tempuh migrasinya selama suatu periode waktu tertentu atau dibandingkan dengan migrasi zat baku yang ditotolkan pada lempeng yang sama. Pembandingan tersebut dapat dinyatakan sebagai retensi relatif Rr . Pengembangan sinambung Alat

Alat dan bahan yang dapat dipakai untuk kromatografi lapis tipis pengembangan sinambung sama seperti yang telah diuraikan pada kromatografi lapis tipis konvensional, kecuali : Bejana kromatografi, yang digunakan terdiri dari sebuah bejana kromatografi persegi panjang, berukuran kurang lebih 23 cm x 23 cm x 9 cm, dilengkapi dengan sebuah bak kaca untuk pelarut serta sebuah penyangga untuk menahan bak pelaru setinggi lebih kurang 3,75 cm dari dasar bejana. Bejana mempunyai tutup dengan celah berukuran 2 cm x 6 cm pada tepi bagian depan. Prosedur Totolkan larutan baku, Larutan uji dan campuran dalam jumlah sama Larutan baku dan Larutan uji pada satu garis lebih kurang 2 cm dari tepi bawah lempeng. Tempatkan lempeng dalam bak pelarut pada posisi miring dengan zat penjerap menghadap ke bawah. Zat penjerap bertumpu pada sehelai kertas saring, setebal kira-kira 1 mm dengan ukuran 20 cm x 3 cm, yang dilipat memanjang dan ditempatkan pada tepi bagian atas bejana. Masukkan fase gerak dalam bak, tutup bejana, serta tutup semua celah, kecuali pada tempat zat penjerap bersandar pada kertas. Lempeng menjulur keluar lebih kurang 1 cm dari tepi atas bejana. Setelah pelarut mencapai tepi atas lempeng, biarkan kromatografi berlangsung selama waktu yang sesuai. Kemudian angkat dan keringkan lempeng, serta amati bercak dengan cara yang sesuai. Kromatografi pengembangan sinambung dengan bejana rendah Keunggulan utama teknik ini berasal pada kenyataan, bahwa laju pelarut berbanding terbalik dengan panjang bejana. Oleh karena migrasi bercak tergantung dari jumlah total pelarut yang lewat di atas lempeng, bejana rendah memungkinkan terjadinya migrasi yang bermanfaat dalam waktu yang sesuai, memakai pelarut dengan kekuatan yang sangat rendah. Difusi yang lebih lambat dalam pelarut berkekuatan rendah menghasilkan bercak yang lebih kecil dan lebih pekat, yang meningkatkan kemampuan deteksi serta ketajaman melihat perbedaan kecil dalam jarak migrasi. Alat Alat dan bahan yang dapat dipakai untuk kromatografi lapis tipis pengembangan sinambung bejana rendah adalah sama seperti yang tertera pada Kromatografi lapis tipis konvensional, kecuali : Digunakan sebuah bejana kromatografi dangkal, berukuran lebih kurang 22 cm x 9 cm x 3 cm, dilengkapi dengan lempeng penutup yang dapat menutup dengan kedap dan terbuat dari bahan politef. Pada dasar bejana sebelah dalam terdapat bubungan yang dapat menyangga lempeng serta memungkinkan penyisipan lempeng dengan sudut yang berbeda, sehingga panjang lempeng yang ada pada bejana dapat diubah. Prosedur Totolkan larutan baku, Larutan uji dan campuran dalam jumlah yang sama Larutan baku dan Larutan uji pada satu garis lebih kurang 2 cm dari tepi bawah lempeng. Tempatkan lempeng dalam bejana kromatografi (sisi zat penjerap menghadap ke atas) dan masukkan pelarut ke dalam bejana. Tidak digunakan kertas saring. Setelah pelarut mencapai tepi

atas lempeng, biarkan kromatografi berlangsung selama waktu yang sesuai. Kemudian angkat dan keringkan lempeng, serta amati bercak dengan cara yang sesuai. Totolkan secara terpisah masing-masing 10 l Larutan uji, Larutan baku I, Larutan baku II dan Larutan baku III pada lempeng kromatografi silika gel GF254. Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang berisi fase gerak campuran kloroform P-sikloheksana P-etanol P-asam asetat glacial P (45:45:5:5) hingga merambat 15 cm dari garis penotolan. Angkat lempeng dan biarkan mengering di udara, amati di bawah cahaya ultraviolet 254 nm. Tiap bercak yang sesuai dengan 4-[2-(5-Kloro-2-metoksibenzamido)etil] benzenasulfonamida dan metil N-4-[2-(5-kloro-2-metoksibenzamido)etil] benzenasulfonilkarbamat dari Larutan uji tidak lebih intensif dari masing-masing bercak yang diperoleh dari Larutan baku I dan Larutan baku II. Penetapan Kadar Lakukan kromatrografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada kromatografi. Fase gerak, larutan baku, larutan kesesuaian sistem dan sistem kromatografi. Lakukan seperti yang tertera pada penetapan kadar dalam ranitidin hidroklorida. Larutan uji timbang seksama 10 tablet, larutkan dengan 250 ml fase gerak. Kocok dan campur hingga tablet hancur sempurna dan saring. Encerkan larutan secara bertahap dan kuantitatif dengan fase gerak hingga diperoleh larutan dengan kadar yang sama dengan larutan baku. Prosedur suntikan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 10 ul) larutan baku dan larutan uji ke dalam kromatrogram, ukur respon puncak utama. Hitung jumlah dalam mg C13H22N4O3S dalam tablet yang digunakan dengan rumus : 314,40 350,86 L D r r

314,40 dan 350,86 berturut-turut adalah bobot molekul ranitidin dan ranitidin hidroklorida; L adalah jumlah ranitidine dalam mg yang tertera pada etiket; D adalah kadar ranitidine dalam mg per ml larutan uji (berdasarkan jumlah yang tertera pada etiket per tablet dan factor pengenceran; C adalah kadar ranitidin hidroklorida BPFI dalam mg per ml larutan baku, r dan r berturut-turut adalah respon puncak larutan uji dan larutan baku. Penjelasan Kromatografi yang tertera pada Kromatografi Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Kromatografi ini Alat Prosedur Wadah dan Penyimpanan

Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya.

You might also like