Professional Documents
Culture Documents
BUDAYA
infrastruktur, dan kebebasan pers (TIM ICCE UIN Jakarta, 2003: 117-119).
terhadap HAM, (2) pemisahan dan pembagian kekuasaan pada lembaga negara
peradilan administrasi. Adapun the rule of law dicirikan oleh adanya: (1)
masyarakat yang bebas dari pengaruh kekuasaan dan tekanan dari negara,
demokrasi. Sebab salah satu syarat penting bagi demokrasi adalah terciptanya
Partai politik memiliki fungsi sebagai sarana: (1) komunikasi politik; (2)
sosialisasi politik; (3) rekruetmen kader dan anggota politik; (4) pengatur konflik.
yang sama untuk melakukan hal yang sama. Namun sekali lagi mereka juga gagal.
Permasalahan ini dapat dianalisis dari berbagai aspek. Aspek pendidikan politik di
masyarakat yang belum memiliki kesadaran politik, orientasi pola pikir mereka
lebih terpaku pada kehidupan ekonomi. Bagi mereka, ikut terlibat dalam wacana
publik tentang hak-hak dan kewajiban warga negara, hak-hak asasi manusia dan
sejenisnya, bukanlah skala prioritas. Oleh karena itu, tingkat sosialisasi politik
masih pada tahap yang bersifat kognitif, bukan menyangkut dimensi-dimensi yang
bersifat evaluatif.
akan berimplikasi pada level persekolahan. Di level persekolahan jika kita amati,
pendidikan politik yang pernah berjalan tidak lebih merupakan sebuah proses
penanaman nilai-nilai dan keyakinan yang diyakini oleh penguasa negara seperti
sekarang belum ada penggantinya terutama untuk jalur luar sekolah. Bukan
pekerjaan yang mudah memang untuk melakukan pendidikan politik bagi anak
bangsa, namun bukan berarti dibiarkan matang alamiah tanpa upaya serius,
keberhasilannya.
Sebelum menganalisis masalah di atas terlebih dahulu kita memahami apa
itu konsep pendidikan politik dan apa itu budaya demokrasi. Pendidikan politik
adalah proses sosialisasi politik dalam sebuah masyarakat dengan out put budaya
politik. Dengan sosialisasi politik, individu dalam negara akan menerima norma,
keluarga, teman bermain, sekolah, lingkungan pekerjaan dan tentu saja media
massa, seperti radio, TV, surat kabar, majalah, juga internet. Proses sosialisasi atau
pendidikan politik akan memberikan ruang yang cukup untuk memunculkan civil
society, yaitu masyarakat yang mandiri, yang mampu mengisi ruang publik
a. Budaya Politik
Teori tentang budaya politik merupakan salah satu bentuk teori yang
dikembangkan dalam memahami sistem politik. Teori tentang sistem politik yang
Almond, ini mewarnai kajian ilmu politik tahun 1950-1970. Dari kalangan mereka
ada yang mengembangkan teori kebudayaan politik adalah Gabriel Almond dan
Sydney Verba, ketika keduanya melakukan kajian di lima negara yang kemudian
melahirkan buku The Civic Culture. Civic Culture inilah yang menurut Almond
dan Verba merupakan Basis Budaya Politik yang membentuk demokrasi (Afan
dimainkan dalam sebuah sistem politik. Juga dikatakan bahwa budaya politik
adalah orientasi psikologis terhadap objek sosial sistem politik yang mengalami
proses internalisasi kedalam bentuk orientasi yang bersifat cognitive, affective dan
individu terhadap sistem politik dan atribut. Orientasi yang bersifat affektive
rangka memberikan penilaian terhadap sistem politik yang sedang berjalan dan
Sikap dan orientasi seperti itu, akan membentuk budaya politik yang
didominasi oleh karakteristik yang bersifat kognitif akan terbentuk budaya politik
Pada titik puncak yaitu masyarakat yang memiliki kompetensi politik yang tinggi,
berjalan, akan terbentuk sebuah budaya politik yang bersifat partisipatif. Budaya
Undang Dasar RI Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, mandiri, dan menjadi warga negara yang
building yang meliputi: aspek mental dan moral yang meliputi: budi pekerti,
disiplin, dan demokratis dan aspek intelektual yang meliputi: ketrampilan berpikir
kreativitas.
Disamping itu pendidikan politik di sekolah yang dalam hal ini PKn
bertujuan mendidik warga negara yang baik, yakni: (1) peka terhadap informasi
baru yang dijadikan pengetahuan dalam kehidupannya; (2) warga negara yang
berketrampilan; (a) peka dalam menyerap informasi; (b) mengorganisasi dan
sosial; (3) warga negara yang memiliki komitmen terhadap nilai-nilai demokrasi
dan memiliki karakteristik warga negara yang demokrat yang diisyaratkan dalam
Parker dan John Jarollimek dalam Nadiroh, 1998: 32) Adapun karakter atau jiwa
Rasa hormat dan tanggung jawab terhadap sesama warga negara terutama
dalam konteks adanya pluralitas masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai
etnis, suku, ras, keyakinan agama, dan idiologi politik. Selain itu, sebagai warga
negara yang demokrat, seorang warga negara juga dituntut untuk turut
dan ketertiban negara yang berdiri di atas pluralitas tersebut. Bersikap kritis
terhadap kenyataan empiris (realitas sosial, budaya, dan politik) maupun terhadap
ditunjukkan pada diri sendiri. Sikap kritis pada diri sendiri itu tentu disertai sikap
kritis terhadap pendapat yang berbeda. Tentu saja sikap kritis ini harus didukung
oleh sikap yang bertanggung jawab terhadap apa yang dikritik. Membuka diskusi
dan dialog yakni perbedaan dan pandangan serta perilaku merupakan realitas
empirik yang pasti terjadi di tengah komunitas warga negara, apalagi di tengah
komunitas masyarakat yang plural dan multi etnik. Untuk meminimalisasi konflik
yang ditimbulkan dari perbedaan tersebut, maka membuka ruang untuk berdiskusi
dan berdialog merupakan salah satu solusi yang bisa digunakan. Oleh karenanya,
sikap membuka diri untuk dialog dan diskusi merupakan salah satu ciri sikap
mungkin asing. Sikap terbuka yang didasarkan atas kesadaran akan pluralisme
dan keterbatasan diri akan melahirkan kemampuan untuk menahan diri dan tidak
bebas dan rasional adalah sesuatu hal yang harus dilakukan. Keputusan-keputusan
yang diambil secara rasional akan mengantarkan sikap yang logis yang
ditampilkan oleh warga negara, sementara sikap dan keputusan yang diambil
secara tidak rasional akan membawa implikasi emosional dan cenderung egois.
yang rasional.
baik yang patut diwujudkan dengan cara-cara yang tidak adil. Penggunaan cara-
cara yang tidak adil adalah bentuk pelanggaran hak asasi dari orang yang
keharmonisan hubungan antar warga negara. Sikap jujur bisa diterapkan disegala
sektor, baik politik, sosial dan sebagainya. Kejujuran politik adalah bahwa
kesejahteraan warga negara merupakan tujuan yang ingin dicapai, yaitu
sekolah dari TK sampai Perguruan Tinggi dapat direalisasikan sesuai dengan arah
bangsa akan secara berangsur terselesaikan paling tidak bagi generasi ke depan
pendidikan nasional. Dari isi undang-undang Sisdiknas jelas eksistensi PKn dalam
kurikulum persekolahan adalah berdiri sendiri sebagai mata pelajaran. Istilah yang
sering digunakan selain PKn adalah civics. Henry Randall Waite (1886)
man, the individual, to man in organized collections, the individual in his relation
organisasi politik), (b) individu dengan negara. (Sumantri, 2001: 281 dalam Dede
keilmuan PKn memiliki ontology pokok ilmu politik khususnya konsep political
epistemologis, PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan salah satu dari
lima tradisi social studies yakni citizenship transmission, saat ini sudah
yang didalamnya terdapat tiga domain citizen education, yakni domain akademis,
sebagai landasan epistemology intinya yang dipercaya dengan disiplin ilmu lain
Menurut Malik Fajar (2004: 6-8) bahwa PKn sebagai wahana untuk
dan bertanggung jawab, PKn memiliki peranan yang amat penting. Mengingat
banyak permasalahan mengenai pelaksanaan PKn sampai saat ini, maka arah baru
PKn perlu segera dikembangkan dan dituangkan dalam bentuk standar nasional,
tujuannya. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai arah baru yaitu:
disiplin ilmu yang relevan, yaitu: ilmu politik, hukum, sosiologi, antropologi,
psikologi, dan disiplin ilmu lainnya, yang digunakan sebagai landasan untuk
PKn mengembangkan daya nalar (state of mind) bagi para peserta didik.
yang cerdas dan berdaya nalar tinggi. PKn memusatkan perhatinnya pada
pengembangan nilai dan perilaku demokrasi. Ketiga, PKn sebagai suatu proses
dan penalaran.
belajar interaktif yang dikemas dalam berbagai bentuk paket seperti bahan belajar
tercetak, terekam, tersiar, elektronik, dan bahan belajar yang digali dari
disamping itu upaya peningkatan kualifikasi dan mutu guru PKn perlu dilakukan
tetapi juga sebagai alat untuk memberikan bantuan belajar bagi siswa sehingga
termasuk portofolio siswa dan evaluasi diri yang lebih berbasis kelas.
Dari arah baru PKn yang diharapkan terealisasikan dalam kehidupan nyata
pembentukan kepribadian siswa menjadi pribadi yang utuh, dan insan kamil yang
menjadi tumpuan harapan kita bersama. Tidak mudah memang, namun bukan
berarti tidak bisa dilakukan, semua sangat bergantung pada niat, dan dorongan
kita bersama untuk memberikan dukungan, sehingga apa yang terjadi yang
perenung, serta yang memiliki kebijakan saja, akhirnya perubahan arah baru PKn
pilar belajar. Berdasarkan empat pilar belajar yang diperkenalkan oleh UNESCO
dalam Soedijarto, 2004: 10-18 yaitu Learning to Know, seperti telah dikemukakan
oleh Philip Phoenix, yaitu proses pembelajaran yang mengutamakan penguasaan
ways of knowing atau Mode of Inquire telah memungkinkan peserta didik untuk
terus belajar dan mampu memperoleh pengetahuan baru dan tidak hanya
memperoleh pengetahuan hasil penelitian orang lain. Karena itu, hakekat dari
mengkaji.
bersama dengan orang lain yang berbeda dengan penuh toleransi, saling
pengertian dan tanpa prasangka. Dalam hubungan ini, prinsip relevansi sosial dan
moral yang disarankan Israel Scheffler sangat memadai. Suatu prinsip yang
Learning to be, yaitu: tiga pilar yaitu learning to know, learning to do, dan
learning to live together ditujukan bagi lahirnya peserta didik yang mampu
masalah, dan mampu bekerja sama, bertenggang rasa, dan toleran terhadap
perbedaan. Bila ketiganya berhasil dengan memuaskan akan menumbuhkan rasa
percaya diri pada peserta didik, sehingga menjadi manusia yang mampu mengenal
dirinya, yakni manusia yang berkepribadian yang mantap dan mandiri. Manusia
yang utuh yang memiliki kemantapan emosional dan intelektual, yang mengenal
dirinya, yang dapat mengendalikan dirinya dengan konsisten dan yang memiliki
prinsip-prinsip demokrasi.
Dahl dalam tulisan yang sama, bahwa prinsip yang harus ada dalam sistem
demokrasi yaitu: (1) kontrol atas keputusan pemerintah, (2) pemilihan yang teliti
dan jujur, (3) hak memilih dan dipilih, (4) kebebasan menyatakan pendapat tanpa
kriteria lain dari parameter demokrasi adalah: (1) adanya partisipasi dalam
pembuatan keputusan; (2) distribusi pendapatan secara riil; (30 pendidikan masa
depan di tangan kita semua, karena kita secara bersama-sama sebagai penentu
masa depan.
b. Budaya Demokrasi
GEOGRAFI
Pembagian budaya berdasar
wilayah
Dll.
SOSIOLOGI/ANTROPOLOGI POLITIK
Interaksi antar budaya Budaya Politik
Dll. Dll.
BUDAYA
(Core)
IPS
AGAMA SEJARAH
Budaya dalam konsep Islam Asal mula budaya
Dll. Dll.
PKN
Budaya demokrasi
Konflik dan konsensus
Dll.
Budaya Warga Negara
negara yang demokratis. Budaya dalam pengertian ini, menurut Diane Ravitch
(1991: 18), tidak merujuk pada seni, sastra atau musik, tapi pada “perilaku,
pasif dan apatis. Rezim berusaha membentuk suatu warga negara yang patuh
dibentuk oleh aktivitas yang dipilih secara bebas oleh individu atau kelompok.
akan bekerja, apa jenis pekerjaan yang akan mereka lakukan, di mana mereka
akan tinggal, apakah akan ikut partai politik, apa yang akan dibaca, dan
Masyarakat Demokratis
Demokrasi lebih dari sekadar seperangkat aturan dan prosedur
mereka.
untuk menjalankan hak dan tanggung jawab mereka sebagai warga negara
demokrasi.
dengan jelas dan dibatasi secara tajam. Akibatnya, organisasi swasta bebas
bangsa ingin bodoh dan bebas, dalam suatu negara beradab, bangsa itu
mengharapkan apa yang tidak pernah ada dan yang tidak akan pernah ada.”
warga negara yang bebas, mau bertanya dan analitis dalam pandangan mereka,
tapi memahami ajaran dan praktek demokrasi. Guru besar dari Universitas
pribadi, tapi mereka tidak lahir disertai pengetahuan tentang tata sosial dan
politik yang membuat kebebasan itu mungkin pada saatnya bagi mereka
sendiri dan anak-anak mereka. Hal itu harus diperoleh. Harus dipelajari.
bertanya. Semangat ini sendiri merupakan nilai demokratis. Pada waktu yang
sistem pendidikan yang mereka lalui. Dalam demokrasi, dapat pula dikatakan
waktunya.
Demokrasi dalam banyak hal tidak lebih dari sekadar perangkat peraturan
untuk mengelola konflik. Pada waktu yang sama, konflik ini harus dikelola
Suatu tekanan berlebihan pada salah satu sisi keseimbangan itu akan
demokrasi sebagai tidak lebih dari suatu forum di mana mereka dapat
Jawabannya ialah tidak ada jawaban tunggal atau mudah. Demokrasi bukanlah
mesin yang berjalan sendiri begitu prinsip-prinsip dan prosedurnya yang tepat
atau “salah”, tapi antara berbagai penafsiran yang berbeda atas hak-hak
perbedaan satu sama lain, mengakui bahwa pihak lain mempunyai hak yang
sah dan sudut pandang yang sah pula. Berbagai pihak dalam suatu perdebatan,
entah dalam lingkungan lokal atau parlemen nasional, dengan demikian dapat
antara gagasan, individu dan institusi. Demokrasi itu pragmatis. Gagasan dan
dicobakan dalam dunia nyata di mana hal-hal itu dapat diperdebatkan dan
• Kedaulatan Rakyat
• Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang
diperintah
• Kekuasaan mayoritas
• Hak-hak minoritas
• Jaminan hak-hak asasi manusia
• Pemilihan yang bebas dan jujur
• Persamaan di depan hukum
• Proses hukum yang wajar
• Pembatasan pemerintah secara konstitusional
• Pluralisme sosial, ekonomi dan politik
• Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama dan
mufakat
B. Tugas Kelompok
kelompok1
1
Diadaptasi dari Stahl; 1994
KEGIATAN BELAJAR MAHASISWA DALAM KELOMPOK
4. Kemampuan menyampaikan
ide/saran
Hari/Tgl. : ………………………………
Pokok Bahasan : ………………………………
Kelas : ………………………………
04. Reaksi mahasiswa pada a. Mahasiswa secara verbal atau non verbal,
saat salah seorang atau menganggap hal itu adalah bagi semua
kelompok lainnya kelompok yang ada
mendapat pujian atau ……………………………………………….
teguran dari dosen b. Mahasiswa secara verbal dan non verbal
menganggap pujian atau kritikan dosen
berlaku terhadap semua aktivitas/hasil kerja
kelompok yang ada
……………………………………………….
c. Perilaku mahasiswa baik verbal maupun non
verbal, menganggap pujian dosen terhadap
kelompok lainnya berarti apa yang
dikerjakannya masih jelek, dan kritikan
dosen terhadap kelompok lainnya berarti apa
yang dikerjakannya lebih baik dari
kelompok lain.
……………………………………………….
kelompok saudara di depan kelas, tanggapi, kemudian buat laporan hasil kerja
C. Tugas Individual
Soeharto?
1. Pilih buku sumber tentang HAM dan buat laporan tentang isi buku tersebut!
yang memadai tentang materi yang diajarkan. Pada saat dosen selesai
Pada saat diskusi kelas ini, dosen bertindak sebagai moderator. Hal ini
HASIL KERJA
PROSES KERJA KELOMPOK
KELOMPOK
DEBRIEFING
Refleksi dan Internalisasi
LANGKAH PERTAMA
2. Berikan penekanan pada beberapa hal atau aspek yang akan diukur maupun
3. Jelaskan secara perlahan dan jelas tentang pentingnya materi, sikap maupun
kehidupan bermasyarakat.
LANGKAH KEDUA
dan memahaminya.
LANGKAH KETIGA
3. Menjelaskan cara kerja dan hal-hal yang harus dilakukan oleh mahasiswa
mengajar.
5. Menjelaskan hal-hal atau aspek yang akan diamati dan dinilai selama kerja
kelompok.
LANGKAH KEEMPAT
kelompok.
kelompok.
baik dan mengarahkan mahasiswa atau kelompok yang menganggu atau main-
LANGKAH KELIMA
2. Melakukan evaluasi terhadap materi atau pokok bahasan yang telah dipelajari
LANGKAH KEENAM
baik.
baik.
beberapa sikap dan perilaku mahasiswa yang perlu dikoreksi dan diperbaiki.
selama kerja kelompok. Mengingatkan hal atau aspek yang belum dikembangkan
kelompok yang telah bekerja dengan baik. Berikanlah kritik yang konstruktif dan
atau aspek yang belum tampak dan dikembangkan mahasiswa pada kerja
LEARNING
Nama : (kode)
NO. PERNYATAAN S TT TS
1. Materi pelajaran IPS dapat saudara pelajari dan dipahami
dengan lebih mudah melalui belajar dengan model
cooperative learning
2. Saya lebih senang belajar dengan menggunakan model
cooperative learning dibandingkan dengan cara belajar yang
lainnya
3. Dengan menggunakan model belajar cooperative learning,
saya lebih bersemangat dalam mempelajari IPS
4. Belajar dengan menggunakan model cooperative learning,
ternyata belajar IPS itu menyenangkan
5. Model cooperative learning yang diterapkan dosen selama ini
membuat saya lebih akrab dan dekat dengan teman-teman di
ruang kuliah (kelas)
6. Dengan model cooperative learning, saya dapat belajar dan
mengerjakan tugas secara berkelompok, dapat membantu
untuk mengerti pelajaran IPS dengan lebih baik
7. Model cooperative learning, memberikan kesempatan pada
mahasiswa untuk belajar mandiri.
NO. PERNYATAAN S TT TS
8. Kesempatan untuk berdiskusi dan saling tukar pendapat
dengan teman lebih banyak dengan menggunakan model
cooperative learning
9. Model cooperative learning yang digunakan dosen dalam
mengajar sangat membantu saya dalam meningkatkan prestasi
belajar
10. Belajar dengan menggunakan model cooperative learning,
memberikan kesempatan yang banyak pada saya untuk saling
membantu dalam mengerjakan tugas dengan teman
11. Dengan menggunakan model cooperative learning, saya dapat
belajar cara menyampaikan pendapat dan mendengarkan
pendapat orang lain
12. Model cooperative learning yang diterapkan dosen selama ini
membuat saya lebih giat belajar, agar dapat menyumbangkan
pikiran dalam kerja kelompok
13. Saya ingin dalam setiap mengajar dosen menggunakan model
cooperative learning
14. Dengan menggunakan model cooperative learning sangat
membantu dalam meningkatkan kegairahan saya dalam
belajar IPS
15. Model cooperative learning mengkondisikan tumbuhnya sikap
ketergantungan yang positif diantara mahasiswa
16. Saya lebih bergairah dan antusias dalam belajar dengan
menggunakan model cooperative learning
17. Dengan menggunakan model cooperative learning
memungkinkan saya untuk belajar bukan saja dari dosen,
tetapi juga dari mahasiswa yang lainnya.
NO. PERNYATAAN S TT TS
18. Saya merasa senang bila dalam setiap mengajar dosen
memberikan pekerjaan secara berkelompok dalam
mengerjakan tugas
19. Model cooperative learning memberikan kesempatan yang
lebih banyak kepada siswa untuk belajar
Keterangan:
S = Setuju
TT = Tidak Tahu
TS = Tidak Setuju
PEDOMAN WAWANCARA MAHASISWA
MENGENAI PENGEMBANGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING
DALAM PEMBELAJARAN IPS
Hari/Tanggal :