You are on page 1of 48

MAJELIS PERMUSYAWARATAN

RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
---------
KATA PENGANTAR
Tim Kerja Sosialisasi Putusan MPR yang bertugas memasyarakatkan putusan MPR yaitu Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah membuat bahan tayangan yang
merupakan penyempurnaan dari bahan tayangan sebelumnya yang diterbitkan oleh Sekretariat
Jenderal MPR tahun 2005.
Bahan tayangan ini merupakan alat bantu dalam rangka memasyarakatkan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 untuk memudahkan pemahaman masyarakat
terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Oleh karena itu,
penggunaan bahan tayangan ini haruslah mengacu kepada Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, sebab bahan tayangan ini bukanlah merupakan Undang-Undang Dasar.
Adapun susunan gambar pada bahan tayangan ini terdiri dari Pendahuluan, Pembukaan, Bab,
Pasal, dan Ayat sesuai dengan urutan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Semoga penerbitan buku yang merupakan hasil kerjasama seluruh anggota Sub Tim Kerja I ini,
dapat mendukung terwujudnya pemahaman yang utuh dan lengkap mengenai Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
PIMPINAN SUB TIM KERJA I
SOSIALISASI PUTUSAN MPR RI
Ketua,

Pataniari Siahaan

Wakil Ketua, Wakil Ketua, Wakil Ketua,

Marwan Batubara Patrialis Akbar Lukman Hakim Saifuddin


MAJELIS PERMUSYAWARATAN
RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
---------
SAMBUTAN PIMPINAN MPR RI

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (selanjutnya disebut Undang-Undang Dasar
1945) merupakan hukum dasar yang bukan hanya merupakan dokumen hukum tetapi juga mengandung
aspek lain seperti pandangan hidup, cita-cita, dan falsafah yang merupakan nilai-nilai luhur bangsa dan
menjadi landasan dalam penyelenggaraan negara. Oleh karena itu seluruh komponen bangsa, baik
penyelenggara negara maupun masyarakat harus memahami secara utuh dan menyeluruh terhadap Undang-
Undang Dasar tersebut. Untuk memperoleh pemahaman tersebut, kegiatan pemasyarakatan (sosialisasi)
Undang-Undang Dasar 1945 menjadi suatu kebutuhan dan keniscayaan.
Mengingat pentingnya peranan sosialisasi dalam meningkatkan pemahaman secara utuh dan menyeluruh
terhadap Undang-Undang Dasar 1945 serta dalam rangka pelaksanaan salah satu tugas Pimpinan MPR yang
diamanatkan Pasal 8 ayat (1) huruf d Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan
MPR, DPR, DPD, dan DPRD, yakni melaksanakan dan memasyarakatkan putusan MPR, Pimpinan MPR telah
membentuk Tim Kerja Sosialisasi Putusan MPR yang ditugasi untuk menyusun materi dan metode, serta
melaksanakan sosialisasi putusan MPR.
Salah satu materi pemasyarakatan yang disusun oleh Tim Kerja adalah buku Bahan Tayangan Materi
Sosialisasi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Buku tersebut berisikan mengenai
Gambaran yang memuat tentang latar belakang dan proses perubahan, Pembukaan, Bab, Pasal, dan Ayat
sesuai dengan urutan materi yang terkandung dalam Undang-Undang Dasar 1945.
Akhirnya, semoga penerbitan buku Bahan Tayangan Materi Sosialisasi Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia 1945 dapat mendukung terwujudnya pemahaman yang utuh dan lengkap
mengenai Undang-Undang Dasar 1945 oleh berbagai komponen bangsa. PIMPINAN
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
Ketua,

Dr. H.M. Hidayat Nur Wahid, M.A.


PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1
PROSES PERUBAHAN UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN
1945
Tuntutan Sebelum Latar Belakang Tujuan Perubahan
Reformasi Perubahan Perubahan
• Pembukaan Menyempurnakan
Antara lain: • Kekuasaan tertinggi di aturan dasar,
• Amandemen UUD • Batang Tubuh tangan MPR
• Kekuasaan yang sangat mengenai:
- 16 bab • Tatanan negara
1945 besar pada Presiden
- 37 pasal • Kedaulatan Rakyat
• Penghapusan doktrin • Pasal-pasal yang terlalu
- 49 ayat “luwes” sehingga dapat • HAM
Dwi Fungsi ABRI - 4 pasal Aturan menimbulkan • Pembagian kekuasaan
• Penegakan hukum, Peralihan multitafsir • Kesejahteraan Sosial
HAM, dan - 2 ayat Aturan • Kewenangan pada • Eksistensi negara
Presiden untuk demokrasi dan negara
pemberantasan KKN Tambahan
mengatur hal-hal hukum
• Otonomi Daerah • Penjelasan penting dengan
undang-undang
• Hal-hal lain sesuai
• Kebebasan Pers • Rumusan UUD 1945 dengan perkembangan
• Mewujudkan tentang semangat aspirasi dan kebutuhan
penyelenggara negara bangsa
kehidupan demokrasi
belum cukup didukung
ketentuan konstitusi
Hasil Perubahan Sidang MPR Kesepakatan Dasar Dasar Yuridis

• Pembukaan • Tidak mengubah


• Sidang Umum MPR Pembukaan UUD 1945 • Pasal 3 UUD 1945
• Pasal-pasal:
1999 • Tetap • Pasal 37 UUD 1945
- 21 bab mempertahankan
- 73 pasal Tanggal 14-21 Okt Negara Kesatuan • TAP MPR
- 170 ayat 1999 Republik Indonesia No.IX/MPR/1999
- 3 pasal Aturan • Sidang Tahunan MPR • Mempertegas sistem
Peralihan presidensiil • TAP MPR
2000 • Penjelasan UUD 1945
- 2 pasal Aturan No.IX/MPR/2000
Tambahan Tanggal 7-18 Agt 2000 yang memuat hal-hal
normatif akan • TAP MPR
• Sidang Tahunan MPR dimasukan ke dalam
pasal-pasal No.XI/MPR/2001
2001
• Perubahan dilakukan
Tanggal 1-9 Nov 2001
PENDAHULUAN 2
NASKAH RESMI UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 1945
Naskah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945
dan diberlakukan kembali dengan Dekrit Presiden pada
tanggal 5 Juli 1959 serta dikukuhkan secara aklamasi pada
tanggal 22 Juli 1959 oleh Dewan Perwakilan Rakyat
(sebagaimana tercantum dalam Lembaran Negara Nomor 75
Tahun 1959)
Naskah Perubahan Pertama Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 (hasil Sidang Umum MPR
Tahun 1999)
Naskah Perubahan Kedua Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 (hasil Sidang Tahunan MPR
Tahun 2000)
Naskah Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 (hasil Sidang Tahunan MPR
Tahun 2001)
Naskah Perubahan Keempat Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 (hasil Sidang Tahunan MPR
Tahun 2002)

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun


1945 Dalam Satu Naskah (Risalah Rapat Paripurna ke-5
Sidang Tahunan MPR Tahun 2002 Sebagai Naskah
Perbantuan Dan Kompilasi Tanpa Ada Opini)
3
UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK
INDONESIA
TAHUN 1945
PEMBUKAAN
(Preambule)

Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa


dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus
dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan
peri-keadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah
sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa
mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang
kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat,
adil dan makmur.
Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan
didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan
yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini
kemerdekaannya.
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah
Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah
Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-
Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan
BAB I. BENTUK DAN KEDAULATAN 4

Negara Indonesia ialah Negara


Kesatuan, yang berbentuk
Republik
[Pasal 1 (1)]

Kedaulatan berada
Negara Indonesia di tangan rakyat
adalah negara dan dilaksanakan
hukum menurut Undang-
Undang Dasar
[Pasal 1 (3)***]
[Pasal 1 (2)***]
LEMBAGA-LEMBAGA DALAM SISTEM KETATANEGARAAN 5
menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

PUSAT
UUD 1945

Preside
BPK n DPR MPR DPD MA MK
kpu bank
sentra
kementeria
n negara
badan-badan KY
l dewan lain yang
pertimbanga fungsinya
n
berkaitan
TNI/POLRI dengan
kekuasaan
kehakiman
Lingkungan
Perwakilan Pemerintahan Peradilan
BPK Daerah Provinsi
Provinsi Umum
Lingkungan
Gubernur DPRD
Peradilan
Agama
Lingkungan
Peradilan
Pemerintahan Militer
Daerah
Kabupaten/Kota
Lingkungan
Bupati/ Peradilan TUN
DPRD
Walikota

DAERA
Lembaga-lembaga Negara yang memegang kekuasaan 6
menurut UUD

DPR Presiden MA MK

Pasal 24 (1)***
Pasal 4 (1) Kekuasaan kehakiman
Pasal 20 (1)*
Memegang merupakan kekuasaan
Memegang
kekuasaan yang merdeka untuk
kekuasaan
pemerintahan menyelenggarakan
membentuk UU
peradilan guna
menegakkan
hukum dan keadilan
BAB II. MAJELIS PERMUSYAWARATAN 7
RAKYAT

ANGGOTA ANGGOTA
DPR
dipilih
MPR DPD
dipilih
melalui Pasal 2 (1)**** melalui
pemilu pemilu

Wewenang
 Mengubah dan menetapkan Undang-  Memilih Wakil Presiden dari dua calon yang
Undang Dasar [Pasal 3 ayat (1)*** dan diusulkan oleh Presiden dalam hal terjadi
Pasal 37**** ]; kekosongan Wakil Presiden [Pasal 8 ayat
 Melantik Presiden dan/atau Wakil (2)***];
Presiden [Pasal 3 ayat (2)***/**** ];  Memilih Presiden dan Wakil Presiden dari
 Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil dua pasangan calon Presiden dan Wakil
Presiden dalam masa jabatannya menurut Presiden yang diusulkan oleh partai politik
Undang-Undang Dasar atau gabungan partai politik yang
[Pasal 3 ayat (3)***/****]; pasangan calon Presiden dan Wakil
Presidennya meraih suara terbanyak
pertama dan kedua dalam pemilihan umum
sebelumnya sampai berakhir masa
jabatannya, jika Presiden dan Wakil
Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan,
atau tidak dapat melakukan kewajibannya
BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Syarat, Masa Jabatan, dan Wewenang Presiden/Wakil Presiden 8
Presiden dan Wakil
Calon Presiden dan calon Presiden dipilih dalam satu
Wakil Presiden harus pasangan secara langsung
seorang warga negara oleh rakyat [Pasal 6A
Indonesia sejak (1)***]
kelahirannya dan tidak
pernah menerima Presiden/ Presiden dan Wakil
kewarganegaraan lain Presiden memegang
karena kehendaknya Wakil jabatan selama lima
sendiri, tidak pernah tahun, dan sesudahnya
mengkhianati negara, Presiden dapat dipilih kembali
serta mampu secara dalam jabatan yang sama,
rohani dan jasmani untuk hanya untuk satu kali
melaksanakan tugas dan masa jabatan.
kewajiban sebagai (Pasal 7 *)
Presiden dan Wakil
Presiden. [Pasal 6 (1)***] Wewenang, Kewajiban, dan
Antara lain tentang: Hak
 memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD [Pasal 4 (1)];
 berhak mengajukan RUU kepada DPR [Pasal 5 (1)*];
 menetapkan peraturan pemerintah [Pasal 5 (2)*];
 memegang teguh UUD dan menjalankan segala UU dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa
[Pasal 9 (1)*];
 memegang kekuasaan yang tertinggi atas AD, AL, dan AU (Pasal 10);
 menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan DPR [Pasal 11 (1)****];
 membuat perjanjian internasional lainnya… dengan persetujuan DPR [Pasal 11 (2)***];
 menyatakan keadaan bahaya (Pasal 12);
 mengangkat duta dan konsul [Pasal 13 (1)]. Dalam mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan DPR [Pasal 13 (2)*];
 menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR [Pasal 13 (3)*];
 memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan MA [Pasal 14 (1)*];
 memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR [Pasal 14 (2)*];
 memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan UU (Pasal 15)*;
 membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden (Pasal 16)****;
 pengangkatan dan pemberhentian menteri-menteri [Pasal 17 (2)*];
 pembahasan dan pemberian persetujuan atas RUU bersama DPR [Pasal 20 (2)*] serta pengesahan RUU [Pasal 20 (4)*];
 hak menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti UU dalam kegentingan yang memaksa [Pasal 22 (1)];
 pengajuan RUU APBN untuk dibahas bersama DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD [Pasal 23 (2)***];
 peresmian keanggotaan BPK yang dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD [Pasal 23F (1)***];
 penetapan hakim agung dari calon yang diusulkan oleh KY dan disetujui DPR [Pasal 24A (3)***];
 pengangkatan dan pemberhentian anggota KY dengan persetujuan DPR [Pasal 24B (3)***];
 pengajuan tiga orang calon hakim konstitusi dan penetapan sembilan orang anggota hakim konstitusi [Pasal 24C (3)***].
BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA 9
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden

Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam


satu pasangan secara langsung oleh rakyat
[Pasal 6A (1)***]

diusulkan partai politik atau gabungan partai


politik peserta pemilu sebelum pemilu
[Pasal 6A (2) ***]

mendapatkan suara
>50% jumlah suara Presiden
dalam pemilu dengan
Pemilu sedikitnya 20% di setiap dan
provinsi yang tersebar Wapres
di lebih dari 1/2 jumlah
provinsi
[Pasal 6A (3)***]
Dalam hal tidak ada pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden
terpilih
pasangan calon yang
memperoleh suara
terbanyak pertama dalam pasangan
pemilu Pemilu yang
pasangan calon yang memperoleh
memperoleh suara suara
terbanyak kedua dalam terbanyak
pemilu [Pasal 6A (4)****]
BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA 10
Pengusulan Pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden

Presiden
DPR MPR dan/atau
Wakil
Pendapat DPR bahwa DPR Presiden
wajib menyelenggarakan
Presiden dan/atau Wakil menyelenggaraka
sidang untuk terus
Presiden telah melakukan n sidang
pelanggaran hukum paripurna untuk
memutuskan usul DPR menjabat
paling lambat 30 hari usul DPR
ataupun telah tidak lagi meneruskan usul tidak
sejak usul diterima
memenuhi syarat pemberhentian diterima
[Pasal 7B (6)***]
[Pasal 7B (2)***] kepada MPR
[Pasal 7B (5)***] Keputusan diambil dalam
Pengajuan permintaan DPR
sidang paripurna,
kepada MK hanya dapat
dihadiri sekurang-
dilakukan dengan
kurangnya 3/4 jumlah usul DPR
dukungan sekurang-
anggota, disetujui diterima
kurangnya 2/3 dari jumlah
sekurang-kurangnya 2/3
anggota yang hadir dalam
jumlah yang hadir, Presiden
sidang paripurna yang
setelah Presiden dan/atau Wakil
dihadiri oleh sekurang-
dan/atau wakil presiden
kurangnya 2/3 dari jumlah Presiden
diberi kesempatan
anggota diberhentikan
menyampaikan
[Pasal 7B (3)***]
penjelasan
[Pasal 7B (7)***]

MK terbukt
i
wajib memeriksa,
mengadili, dan memutus tidak
paling lama 90 hari setelah terbukti
permintaan diterima
[Pasal 7B (4)***]
BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA 11
Pemilihan Wakil Presiden Dalam Hal Terjadi Kekosongan Wakil Presiden
[Pasal 8 (2)***]

MPR
selambat-
mengajuka lambatnya dalam
Preside n dua calon waktu 60 hari Wapres
n Wapres menyelenggarakan terpilih
sidang MPR untuk
memilih Wapres
BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA 12
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Dalam Hal Keduanya
Berhalangan Tetap Secara Bersamaan [Pasal 8 (3)****]

Presiden
dan
Wapres
parpol atau
gabungan parpol
mengusulkan
yang pasangan calon
pasangan
Presiden dan
calon MPR
Wapresnya meraih
Presiden dan selambat-
suara terbanyak
Wapres lambatnya dalam
pertama dalam
pemilu sebelumnya waktu 30 hari
parpol atau menyelenggarakan
gabungan parpol sidang MPR untuk
mengusulkan memilih
yang pasangan calon
pasangan
Presiden dan
calon
Wapresnya meraih
Presiden dan
suara terbanyak
Wapres
kedua dalam pemilu
sebelumnya
BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA 13

DPR Presiden MA

dengan menyatakan perang, membuat


persetujuan perdamaian dan perjanjian dengan
negara lain dan internasional lainnya
[Pasal 11 (1)**** dan (2)***]

menyatakan keadaan bahaya


(Pasal 12)
dengan
pertimbangan mengangkat dan menerima Duta
[Pasal 13 (2)* dan (3)*]
dengan
memberi grasi dan rehabilitasi pertimbangan
[Pasal 14 (1)*]
dengan
pertimbangan memberi amnesti dan abolisi
[Pasal 14 (2)*]

memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain


tanda kehormatan yang diatur dengan
undang-undang
(Pasal 15 *)
BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA 14
Kementerian Negara dan Dewan Pertimbangan

Presiden

dibantu
menteri-menteri negara Pembentukan,
membentuk suatu [Pasal 17 (1)] pengubahan, dan
dewan pertimbangan pembubaran
yang bertugas yang diangkat dan
diberhentikan oleh kementerian
memberikan nasihat Presiden negara diatur
dan pertimbangan [Pasal 17 (2)*] dalam undang-
kepada Presiden undang
(Pasal 16) **** membidangi urusan
[Pasal 17 (4) ***]
tertentu dalam
pemerintahan
[Pasal 17 (3)*]
BAB VI. PEMERINTAHAN 15
DAERAH
Negara Kesatuan Republik Indonesia
dibagi atas daerah-daerah provinsi dan
daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten
dan kota, yang tiap-tiap provinsi,
kabupaten, dan kota itu mempunyai
pemerintahan daerah, yang diatur dengan
undang-undang
Gubernur, [Pasal 18 (1)**]
anggota
Bupati, PEMERINTAHAN DAERAH DPRD
Walikota dipilih
KEPALA
dipilih PEMERINTAH
DPRD melalui
secara DAERAH pemilu
mengatur dan mengurus sendiri [Pasal 18 (3)
demokratis
urusan pemerintahan menurut asas **]
[Pasal 18 (4)**]
otonomi dan tugas pembantuan [Pasal
18 (2)**]
menjalankan otonomi seluas-
luasnya, kecuali urusan
pemerintahan yang oleh UU
ditentukan sebagai urusan
Pemerintah Pusat [Pasal 18 (5) **]
berhak menetapkan peraturan
daerah dan peraturan-peraturan lain
untuk melaksanakan otonomi dan
tugas pembantuan [Pasal 18 (6)**]
BAB VI. PEMERINTAHAN DAERAH 16
Hubungan Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah

Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan


pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota, atau antara
provinsi dan kabupaten dan kota, diatur dengan undang-undang
dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah
[Pasal 18 A (1)**]

Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber


daya alam dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat
dan pemerintahan daerah diatur dan dilaksanakan secara adil
dan selaras berdasarkan undang-undang
[Pasal 18 A (2)**]

Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan


pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat
istimewa yang diatur dengan undang-undang
[Pasal 18 B (1)**]

Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan


masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya
sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan
masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia,
yang diatur dalam undang-undang
[Pasal 18 B (2)**]
BAB VII. DEWAN PERWAKILAN 17
RAKYAT
anggota DPR
dapat
diberhentikan
anggota DPR
dipilih melalui DPR dari
jabatannya,
pemilihan memegang yang syarat-
kekuasaan syarat dan tata
umum
membentuk UU caranya
[Pasal 19 (1)**] [Pasal 20 (1)*] diatur dalam
undang-undang
(Pasal 22B**)

Fungsi, Wewenang, dan Hak


Antara lain tentang:
 memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan  pemberian pertimbangan kepada Presiden
fungsi pengawasan [Pasal 20A (1)**] ; dalam pemberian amnesti dan abolisi [Pasal 14
 mempunyai hak interpelasi, hak angket, dan (2)*] ;
hak menyatakan pendapat [Pasal 20A (2)**] ;  persetujuan atas perpu [Pasal 22 (2)] ;
 pengajuan usul pemberhentian Presiden  pembahasan dan persetujuan atas RAPBN yang
dan/atau Wakil Presiden [Pasal 7B (1)***] ;
diajukan oleh Presiden [Pasal 23 (2) dan (3)***] ;
 persetujuan dalam menyatakan perang,
membuat perdamaian dan perjanjian  pemilihan anggota BPK dengan memperhatikan
[Pasal 11 (1) dan (2)****] ; pertimbangan DPD [Pasal 23F (1)***] ;
 pemberian pertimbangan kepada Presiden  persetujuan calon hakim agung yang diusulkan
dalam pengangkatan duta [Pasal 13 (2)*] ; oleh KY [Pasal 24A (3)***] ;
 pemberian pertimbangan kepada Presiden  persetujuan pengangkatan dan pemberhentian
dalam menerima penempatan duta negara anggota KY [Pasal 24B (3)***] ;
lain [Pasal 13 (3)*] ;
 pengajuan tiga orang calon anggota hakim
BAB VII. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT 18
Pembentukan Undang-Undang

Dalam hal RUU


tidak disahkan
dalam waktu 30
hari, RUU
tersebut sah
menjadi UU dan
mendapat wajib
persetujuan bersama diundangkan
DPR [Pasal 20 (5)**]

RUU dibahas
memegang
oleh DPR dan
Presiden
kekuasaan mengesahkan
membentuk UU Presiden
berhak UU
[Pasal 20 (1)*] untuk
mengajukan [Pasal 20 (4)*]
mendapat
RUU
Anggota persetujuan
[Pasal 5 (1)*]
berhak bersama
mengajukan [Pasal 20 (2)*]
tidak boleh
usul RUU tidak mendapat diajukan lagi
(Pasal 21*) persetujuan bersama dalam
persidangan
masa itu
[Pasal 20 (3)*]
BAB VII. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT 19
Pembentukan UU yang terkait dengan kewenangan DPD

Dalam hal
RUU tidak
disahkan
dalam waktu
30 hari, RUU
tersebut sah
mendapat menjadi UU
DPD
dapat
DPR persetujuan bersama dan wajib
diundangkan
mengajukan memegang [Pasal 20 (5)**]
RUU yang kekuasaan RUU dibahas
sesuai dengan membentuk oleh DPR dan
Presiden
kewenanganny mengesahkan
UU Presiden UU
a berhak
[Pasal 20 (1)*] untuk [Pasal 20 (4)*]
[Pasal 22D mengajuka
ikut membahas
(1)***]
mendapat
n RUU
dan Anggota persetujuan
[Pasal 5
memberikan berhak bersama
(1)*]
pertimbangan mengajukan [Pasal 20 (2)*]
tidak boleh
atas RUU yang usul RUU
sesuai dengan
tidak mendapat diajukan lagi
(Pasal 21*) persetujuan bersama dalam
kewenanganny
a [Pasal 22D persidangan
(2)***] masa itu
[Pasal 20 (3)*]
BAB VIIA. DEWAN PERWAKILAN 20
DAERAH
Kewenangan DPD

KEWENANGAN DPD
memberi dapat
I. RUU yang berkaitan dapat ikut
pertimbanga melakukan
mengajukan membahas
dengan: n pengawasan
•Otonomi daerah ● ● ●
•Hubungan pusat dan ● ● ●
•daerah
Pembentukan dan
pemekaran serta ● ● ●
• penggabungan daerah
Pengelolaan sumber daya
alam dan sumber daya ● ● ●
ekonomi lainnya
• Perimbangan keuangan
pusat dan daerah ● ● ●
• RAPBN ● ●
• Pajak ● ●
• Pendidikan ● ●
• Agama ● ●
II. Pemilihan anggota BPK ●
BAB VII. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT 21
Peraturan Pemerintah Sebagai Pengganti Undang-Undang (Perpu)

setuju menjadi UU

Presiden
Perpu itu
Dalam hal ihwal harus
kegentingan mendapat
yang memaksa,
berhak
persetujuan DPR
DPR
menetapkan [Pasal 22 (2)]
Perpu
[Pasal 22 (1)] harus
tidak
setuju dicabut
[Pasal 22 (3)]
BAB VIIA. DEWAN PERWAKILAN 22
DAERAH

Anggota DPD dipilih dari


setiap provinsi melalui
pemilu [Pasal 22C (1)***] Anggota DPD dapat
diberhentikan dari

DPD
Anggota DPD dari setiap jabatannya, yang
provinsi jumlahnya sama syarat-syarat dan tata
dan jumlah seluruh anggota caranya diatur dalam
DPD itu tidak lebih 1/3 undang-undang
jumlah [Pasal 22D (4)***]
anggota DPR
[Pasal 22C (2)***]
BAB VIIB. PEMILIHAN UMUM 23

Parpol/
Perseoranga
Gabungan Partai Politik
n
Parpol

PEMILIHAN UMUM kpu


“luber jurdil” setiap lima tahun

Presiden anggota anggota anggota


dan Wapres DPR DPRD DPD
BAB VIII. HAL 24
KEUANGAN
Penyusunan APBN
mengajukan
[Pasal 23 (2)***]

RAPBN

memberi
Presiden DPR pertimbangan
[Pasal 23 (2)***]
DPD

TIDAK

membahas Pemerintah Pemerintah


bersama menjalankan menjalankan
[Pasal 23 (2)***] persetujua
n YA
APBN APBN
RAPBN

tahun lalu
[Pasal 23
(3)***]
BAB VIII. HAL KEUANGAN 25
Pajak, Pungutan Lain, Macam dan Harga Mata Uang, dan Hal-Hal Lain
Mengenai Keuangan Negara

Pajak dan pungutan lain yang


bersifat memaksa untuk
keperluan negara
(Pasal 23A***)

diatur dengan

Undang-
Undang
diatur dengan ditetapkan dengan

Hal-hal lain
Macam dan harga
mengenai
mata uang
keuangan negara
(Pasal 23B****)
(Pasal 23C***)
BAB VIII. HAL KEUANGAN 26
bank sentral

bank
sentral
Pasal 23D ****

Tanggungjawa Independens
Susunan Kedudukan Kewenangan
b i

diatur dengan undang-


undang
BAB VIIIA. BADAN PEMERIKSA KEUANGAN 27
Keanggotaan, Tugas, dan Wewenang

Anggota BPK Hasil


dipilih oleh DPR pemeriksaan
dengan keuangan
memperhatikan negara
pertimbangan
DPD dan
BPK diserahkan
kepada DPR,
diresmikan oleh DPD, dan DPRD,
Presiden sesuai dengan
[Pasal 23F (1)***] kewenangannya
[Pasal 23E (2)***]

Untuk memeriksa
pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan negara Hasil pemeriksaan tersebut
diadakan satu Badan ditindaklanjuti oleh lembaga
Pemeriksa Keuangan yang perwakilan dan/atau badan
bebas dan mandiri sesuai dengan undang-
[Pasal 23E (1)***] undang
BPK berkedudukan di ibu [Pasal 23E (3)***]
kota negara, dan memiliki
perwakilan di setiap
provinsi
[Pasal 23G (1)***]
BAB VIIIA. BADAN PEMERIKSA KEUANGAN 28
Pemilihan Anggota BPK [Pasal 23 F (1)***]

Presiden

calon anggot
memilih diresmika
Anggota DPR calon
a BPK
n
BPK terpilih

pertimbanga
n

DPD
BAB IX. KEKUASAAN KEHAKIMAN 29
Mahkamah Agung

Calon hakim agung


Hakim agung harus diusulkan oleh
memiliki integritas Komisi Yudisial
dan kepribadian
yang tidak tercela,
adil, profesional,
MA kepada DPR untuk
mendapat
persetujuan dan
dan berpengalaman Pasal 24A *** ditetapkan sebagai
di bidang hukum hakim agung oleh
[Pasal 24A (2)***] Umum Presiden
Agama [Pasal 24A (3)***]
Militer
TUN

Kewajiban dan Wewenang


• berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan
perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap
undang-undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang
diberikan oleh undang-undang [Pasal 24A (1)***];
• mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi [Pasal 24C
(3)***];
• memberikan pertimbangan dalam hal Presiden memberi grasi
dan rehabilitasi [Pasal 14 (1)*].
BAB IX. KEKUASAAN KEHAKIMAN 30
Rekruitmen Hakim Agung [Pasal 24A (3)***]

Preside
KY calon yang
diusulkan DPR calon yang
disetujui
n

hakim
agung
BAB IX. KEKUASAAN KEHAKIMAN 31
Komisi Yudisial

Anggota Komisi
Yudisial harus Anggota Komisi
mempunyai Yudisial diangkat
pengetahuan dan
pengalaman di
bidang hukum serta KY dan diberhentikan
oleh Presiden
dengan persetujuan
memiliki integritas Pasal 24B ***
dan kepribadian DPR
yang tidak tercela [Pasal 24B (3)***]
[Pasal 24B (2)***]

Wewenang
• mengusulkan pengangkatan hakim agung [Pasal 24B
(1)***];
• mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga
dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat,
serta perilaku hakim [Pasal 24B (1)***].
BAB IX. KEKUASAAN KEHAKIMAN 32
Mahkamah Konstitusi

Hakim konstitusi mempunyai


harus memiliki integritas sembilan orang anggota
dan kepribadian yang hakim konstitusi yang
tidak tercela, adil, ditetapkan oleh
negarawan yang
menguasai konstitusi dan
ketatanegaraan, serta
MK Presiden, yang diajukan
masing-masing tiga
orang oleh MA, tiga
tidak merangkap sebagai orang oleh DPR dan tiga
pejabat negara orang oleh Presiden
[Pasal 24C (5)***] [Pasal 24C (3)***]

Wewenang dan Kewajiban


 berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang
putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap
Undang-Undang Dasar, memutus sengketa kewenangan lembaga
negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang
Dasar, memutus pembubaran partai politik, dan memutus
perselisihan tentang hasil pemilihan umum [Pasal 24C (1)***];
 wajib memberikan putusan atas pendapat Dewan Perwakilan
Rakyat mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau
Wakil Presiden menurut Undang-Undang Dasar [Pasal 24C (2)***].
BAB IX. KEKUASAAN KEHAKIMAN 33
Rekruitmen anggota hakim konstitusi [Pasal 24C (3)***]

MA DPR Presiden
menetapka
n

mengajukan mengajukan mengajukan


9 (sembilan)
3 (tiga) 3 (tiga) 3 (tiga)
orang anggota
orang hakim orang hakim orang hakim
hakim konstitusi
konstitusi konstitusi konstitusi
BAB IXA. WILAYAH NEGARA 34

BATAS WILAYAH

BATAS
ZEE

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara


kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang
batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-
undang
(Pasal 25A) **
BAB X. WARGA NEGARA DAN PENDUDUK 35

warga negara
ialah orang- Penduduk ialah
orang bangsa
Indonesia asli WARGA warga negara
Indonesia dan
dan orang-orang NEGARA orang asing yang
bangsa lain
yang disahkan DAN bertempat
dengan undang- tinggal di
undang sebagai PENDUDUK Indonesia
warga negara [Pasal 26 (2)**]
[Pasal 26 (1)]

Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan


pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu
dengan tidak ada kecualinya [Pasal 27 (1)]

Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang


layak bagi kemanusiaan [Pasal 27 (2)]

Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara [Pasal 27 (3)**]

Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran


dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-
undang (Pasal 28)
BAB XA. HAK ASASI MANUSIA 36

untuk hidup serta membentuk keluarga dan


berkewajiban menghargai hak mempertahankan melanjutkan keturunan, hak anak
orang dan pihak lain serta hidup dan atas kelangsungan hidup,
tunduk kepada pembatasan kehidupan tumbuh, dan berkembang serta
yang ditetapkan UU (Pasal 28A) ** perlindungan dari kekerasan dan
(Pasal 28J) ** diskriminasi
(Pasal 28B) **
perlindungan, pemajuan, mengembangkan diri,
penegakan, dan mendapat pendidikan,
pemenuhan HAM adalah memperoleh manfaat dari
tanggung jawab negara, IPTEK, seni dan budaya,
terutama pemerintah HAK memajukan diri secara kolektif
(Pasal 28I) ** (Pasal 28C) **
hidup sejahtera lahir dan ASASI pengakuan yang sama di
batin, memperoleh pelayanan MANUSIA hadapan hukum, hak untuk
kesehatan, mendapat bekerja dan kesempatan yg
kemudahan dan perlakuan sama dalam pemerintahan,
khusus untuk memperoleh berhak atas status
kesempatan dan manfaat guna kewarganegaraan
mencapai persamaan dan (Pasal 28D) **
keadilan kebebasan memeluk
(Pasal 28H) ** berkomunikasi, agama, meyakini
perlindungan diri pribadi, memperoleh, mencari, kepercayaan, memilih
keluarga, kehormatan, memiliki, menyimpan, kewarganegaraan, memilih
martabat, harta benda, dan mengolah dan tempat tinggal, kebebasan
rasa aman serta untuk bebas menyampaikan berserikat, berkumpul dan
dari penyiksaan informasi, berpendapat
(Pasal 28G) ** (Pasal 28F) ** (Pasal 28E) **
BAB XI. AGAMA 37

AGAMA
Negara berdasar atas Ketuhanan Yang
Maha Esa
[Pasal 29 (1)]
Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat
menurut agamanya dan kepercayaannya
itu
[Pasal 29 (2)]
BAB XII. PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA 38

Pertahanan dan Usaha pertahanan


dan keamanan
Tiap-tiap warga
negara berhak dan
Keamanan Negara negara dilaksanakan
melalui
wajib ikut serta sishankamrata oleh
dalam usaha TNI (AD, AL, POLRI TNI dan POLRI
pertahanan dan AU) sebagai kekuatan
keamanan negara sebagai alat sebagai alat utama, dan rakyat
[Pasal 30 (1)**] negara bertugas negara yang sebagai kekuatan
mempertahankan, menjaga pendukung
keamanan dan [Pasal 30 (2)**]
melindungi, dan ketertiban
memelihara masyarakat
keutuhan dan bertugas
kedaulatan negara melindungi,
[Pasal 30 (3)**] mengayomi,
melayani
masyarakat, serta
menegakkan
Susunan dan kedudukanhukumTNI, POLRI,
hubungan kewenangan TNI dan
[Pasal POLRI,
30 (4)**]
syarat-syarat keikutsertaan warga
negara dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara, serta hal-hal yang
terkait dengan pertahanan dan
keamanan
diatur dengan undang-undang
[Pasal 30 (5)**]
BAB XIII. PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 39
Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan
nasional, yang meningkatkan keimanan dan
ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur
dengan
undang-undang [Pasal 31 (3)****]
Negara memprioritaskan
Setiap warga negara anggaran pendidikan sekurang-
wajib mengikuti kurangnya 20% dari APBN dan
pendidikan dasar dan APBD untuk memenuhi
pemerintah wajib kebutuhan penyelenggaraan
membiayainya pendidikan nasional [Pasal 31
[Pasal 31 (2)****] PENDIDIKAN (4)****]
DAN Pemerintah memajukan ilmu
KEBUDAYAA pengetahuan dan teknologi
N dengan menjunjung tinggi nilai-
Setiap warga
negara berhak nilai agama dan persatuan
mendapatkan bangsa untuk kemajuan
pendidikan peradaban serta kesejahteraan
[Pasal 31 (1)****] umat manusia
[Pasal 31 (5)****]
Negara memajukan kebudayaan
nasional Indonesia di tengah Negara menghormati dan
peradaban dunia dengan memelihara bahasa daerah
menjamin kebebasan masyarakat sebagai kekayaan budaya
dalam memelihara dan
mengembangkan nilai-nilai nasional
budayanya [Pasal 32 (2)****]
[Pasal 32 (1)****]
BAB XIV. PEREKONOMIAN NASIONAL DAN KESEJAHTERAAN 40
SOSIAL
Bumi dan air dan kekayaan alam
Cabang-cabang produksi
yang terkandung di dalamnya
yang penting bagi negara
dikuasai oleh negara dan
dan menguasai hajat hidup
dipergunakan untuk sebesar-
orang banyak dikuasai oleh
besar kemakmuran rakyat
negara [Pasal 33 (2)]
[Pasal 33 (3)]
diselenggarakan berdasar atas
demokrasi ekonomi dengan
prinsip kebersamaan, efisiensi
disusun sebagai usaha berkeadilan, berkelanjutan,
bersama berdasar atas asas PEREKONOMIA berwawasan lingkungan,
kekeluargaan N NASIONAL kemandirian, serta dengan
[Pasal 33 (1)] DAN menjaga keseimbangan
KESEJAHTERAA kemajuan dan kesatuan
N SOSIAL ekonomi nasional [Pasal 33
(4)****]

Negara bertanggung
jawab atas penyediaan
Fakir miskin dan anak-
fasilitas pelayanan
anak yang terlantar Negara mengembangkan sistem kesehatan dan fasilitas
dipelihara oleh negara jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan pelayanan umum
[Pasal 34 (1)****] memberdayakan masyarakat yang yang layak
lemah dan tidak mampu sesuai [Pasal 34 (3)****]
dengan martabat kemanusiaan
[Pasal 34 (2)****]
BAB XV. BENDERA, BAHASA, DAN LAMBANG NEGARA, SERTA LAGU 41
KEBANGSAAN

ATRIBUT KENEGARAAN

 Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah


Putih (Pasal 35)
 Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia (Pasal
36)
 Lambang Negara ialah Garuda Pancasila
dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika (Pasal
36A) **
 Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya (Pasal
36B) **
BAB XVI. PERUBAHAN UNDANG-UNDANG 42
DASAR
Perubahan Pasal-Pasal

Usul perubahan diajukan diajukan secara tertulis


oleh sekurang- dan ditunjukkan dengan
kurangnya 1/3 dari jelas bagian yang
jumlah diusulkan untuk diubah
anggota MPR beserta alasannya
[Pasal 37 (1)****] [Pasal 37 (2)****]

MPR
sidang MPR dihadiri
oleh sekurang-
Khusus mengenai kurangnya 2/3 dari
bentuk Negara jumlah anggota MPR
Kesatuan Republik [Pasal 37 (3)****]
Indonesia tidak dapat Putusan dilakukan
dilakukan perubahan dengan persetujuan
[Pasal 37 (5)****] sekurang-kurangnya
50% + 1 anggota dari
seluruh anggota MPR
[Pasal 37 (4)****]
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA 43
NEGARA KESATUAN REPUBLIK
INDONESIA
Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik
[Pasal 1 (1)]

Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi


dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap
provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang
diatur dengan undang-undang.
[ Pasal 18 (1)**]

Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah


yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-
undang
[Pasal 18B (1)**]
Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat
hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan
sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia,
yang diatur dalam undang-undang
[Pasal 18B (2)**]
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan
yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya
ditetapkan dengan undang-undang.
(Pasal 25A**)

Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak


dapat dilakukan perubahan.
[Pasal 37 (5)****]
ATURAN PERALIHAN 44

ATURAN
PERALIHAN
Pasal I
Segala peraturan perundang-undangan yang ada
masih tetap berlaku selama belum diadakan yang
baru menurut Undang-Undang Dasar ini ****)

Pasal II
Semua lembaga negara yang ada masih tetap
berfungsi sepanjang untuk melaksanakan
ketentuan Undang-Undang Dasar dan belum
diadakan yang baru menurut Undang-Undang
Dasar ini ****)
Pasal III
Mahkamah Konstitusi dibentuk selambat-
lambatnya pada 17 Agustus 2003 dan sebelum
dibentuk segala kewenangannya dilakukan oleh
Mahkamah Agung ****)
ATURAN TAMBAHAN 45

ATURAN TAMBAHAN

Pasal I
Majelis Permusyawaratan Rakyat ditugasi untuk
melakukan peninjauan terhadap materi dan
status hukum Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Sementara dan
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
untuk diambil putusan pada Sidang Majelis
Permusyawaratan Rakyat tahun 2003 ****)
Pasal II
Dengan ditetapkannya perubahan Undang-
Undang Dasar ini, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 terdiri atas
Pembukaan dan pasal-pasal ****)

You might also like