Professional Documents
Culture Documents
RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
---------
KATA PENGANTAR
Tim Kerja Sosialisasi Putusan MPR yang bertugas memasyarakatkan putusan MPR yaitu Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah membuat bahan tayangan yang
merupakan penyempurnaan dari bahan tayangan sebelumnya yang diterbitkan oleh Sekretariat
Jenderal MPR tahun 2005.
Bahan tayangan ini merupakan alat bantu dalam rangka memasyarakatkan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 untuk memudahkan pemahaman masyarakat
terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Oleh karena itu,
penggunaan bahan tayangan ini haruslah mengacu kepada Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, sebab bahan tayangan ini bukanlah merupakan Undang-Undang Dasar.
Adapun susunan gambar pada bahan tayangan ini terdiri dari Pendahuluan, Pembukaan, Bab,
Pasal, dan Ayat sesuai dengan urutan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Semoga penerbitan buku yang merupakan hasil kerjasama seluruh anggota Sub Tim Kerja I ini,
dapat mendukung terwujudnya pemahaman yang utuh dan lengkap mengenai Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
PIMPINAN SUB TIM KERJA I
SOSIALISASI PUTUSAN MPR RI
Ketua,
Pataniari Siahaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (selanjutnya disebut Undang-Undang Dasar
1945) merupakan hukum dasar yang bukan hanya merupakan dokumen hukum tetapi juga mengandung
aspek lain seperti pandangan hidup, cita-cita, dan falsafah yang merupakan nilai-nilai luhur bangsa dan
menjadi landasan dalam penyelenggaraan negara. Oleh karena itu seluruh komponen bangsa, baik
penyelenggara negara maupun masyarakat harus memahami secara utuh dan menyeluruh terhadap Undang-
Undang Dasar tersebut. Untuk memperoleh pemahaman tersebut, kegiatan pemasyarakatan (sosialisasi)
Undang-Undang Dasar 1945 menjadi suatu kebutuhan dan keniscayaan.
Mengingat pentingnya peranan sosialisasi dalam meningkatkan pemahaman secara utuh dan menyeluruh
terhadap Undang-Undang Dasar 1945 serta dalam rangka pelaksanaan salah satu tugas Pimpinan MPR yang
diamanatkan Pasal 8 ayat (1) huruf d Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan
MPR, DPR, DPD, dan DPRD, yakni melaksanakan dan memasyarakatkan putusan MPR, Pimpinan MPR telah
membentuk Tim Kerja Sosialisasi Putusan MPR yang ditugasi untuk menyusun materi dan metode, serta
melaksanakan sosialisasi putusan MPR.
Salah satu materi pemasyarakatan yang disusun oleh Tim Kerja adalah buku Bahan Tayangan Materi
Sosialisasi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Buku tersebut berisikan mengenai
Gambaran yang memuat tentang latar belakang dan proses perubahan, Pembukaan, Bab, Pasal, dan Ayat
sesuai dengan urutan materi yang terkandung dalam Undang-Undang Dasar 1945.
Akhirnya, semoga penerbitan buku Bahan Tayangan Materi Sosialisasi Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia 1945 dapat mendukung terwujudnya pemahaman yang utuh dan lengkap
mengenai Undang-Undang Dasar 1945 oleh berbagai komponen bangsa. PIMPINAN
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
Ketua,
Kedaulatan berada
Negara Indonesia di tangan rakyat
adalah negara dan dilaksanakan
hukum menurut Undang-
Undang Dasar
[Pasal 1 (3)***]
[Pasal 1 (2)***]
LEMBAGA-LEMBAGA DALAM SISTEM KETATANEGARAAN 5
menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
PUSAT
UUD 1945
Preside
BPK n DPR MPR DPD MA MK
kpu bank
sentra
kementeria
n negara
badan-badan KY
l dewan lain yang
pertimbanga fungsinya
n
berkaitan
TNI/POLRI dengan
kekuasaan
kehakiman
Lingkungan
Perwakilan Pemerintahan Peradilan
BPK Daerah Provinsi
Provinsi Umum
Lingkungan
Gubernur DPRD
Peradilan
Agama
Lingkungan
Peradilan
Pemerintahan Militer
Daerah
Kabupaten/Kota
Lingkungan
Bupati/ Peradilan TUN
DPRD
Walikota
DAERA
Lembaga-lembaga Negara yang memegang kekuasaan 6
menurut UUD
DPR Presiden MA MK
Pasal 24 (1)***
Pasal 4 (1) Kekuasaan kehakiman
Pasal 20 (1)*
Memegang merupakan kekuasaan
Memegang
kekuasaan yang merdeka untuk
kekuasaan
pemerintahan menyelenggarakan
membentuk UU
peradilan guna
menegakkan
hukum dan keadilan
BAB II. MAJELIS PERMUSYAWARATAN 7
RAKYAT
ANGGOTA ANGGOTA
DPR
dipilih
MPR DPD
dipilih
melalui Pasal 2 (1)**** melalui
pemilu pemilu
Wewenang
Mengubah dan menetapkan Undang- Memilih Wakil Presiden dari dua calon yang
Undang Dasar [Pasal 3 ayat (1)*** dan diusulkan oleh Presiden dalam hal terjadi
Pasal 37**** ]; kekosongan Wakil Presiden [Pasal 8 ayat
Melantik Presiden dan/atau Wakil (2)***];
Presiden [Pasal 3 ayat (2)***/**** ]; Memilih Presiden dan Wakil Presiden dari
Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil dua pasangan calon Presiden dan Wakil
Presiden dalam masa jabatannya menurut Presiden yang diusulkan oleh partai politik
Undang-Undang Dasar atau gabungan partai politik yang
[Pasal 3 ayat (3)***/****]; pasangan calon Presiden dan Wakil
Presidennya meraih suara terbanyak
pertama dan kedua dalam pemilihan umum
sebelumnya sampai berakhir masa
jabatannya, jika Presiden dan Wakil
Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan,
atau tidak dapat melakukan kewajibannya
BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Syarat, Masa Jabatan, dan Wewenang Presiden/Wakil Presiden 8
Presiden dan Wakil
Calon Presiden dan calon Presiden dipilih dalam satu
Wakil Presiden harus pasangan secara langsung
seorang warga negara oleh rakyat [Pasal 6A
Indonesia sejak (1)***]
kelahirannya dan tidak
pernah menerima Presiden/ Presiden dan Wakil
kewarganegaraan lain Presiden memegang
karena kehendaknya Wakil jabatan selama lima
sendiri, tidak pernah tahun, dan sesudahnya
mengkhianati negara, Presiden dapat dipilih kembali
serta mampu secara dalam jabatan yang sama,
rohani dan jasmani untuk hanya untuk satu kali
melaksanakan tugas dan masa jabatan.
kewajiban sebagai (Pasal 7 *)
Presiden dan Wakil
Presiden. [Pasal 6 (1)***] Wewenang, Kewajiban, dan
Antara lain tentang: Hak
memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD [Pasal 4 (1)];
berhak mengajukan RUU kepada DPR [Pasal 5 (1)*];
menetapkan peraturan pemerintah [Pasal 5 (2)*];
memegang teguh UUD dan menjalankan segala UU dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa
[Pasal 9 (1)*];
memegang kekuasaan yang tertinggi atas AD, AL, dan AU (Pasal 10);
menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan DPR [Pasal 11 (1)****];
membuat perjanjian internasional lainnya… dengan persetujuan DPR [Pasal 11 (2)***];
menyatakan keadaan bahaya (Pasal 12);
mengangkat duta dan konsul [Pasal 13 (1)]. Dalam mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan DPR [Pasal 13 (2)*];
menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR [Pasal 13 (3)*];
memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan MA [Pasal 14 (1)*];
memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR [Pasal 14 (2)*];
memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan UU (Pasal 15)*;
membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden (Pasal 16)****;
pengangkatan dan pemberhentian menteri-menteri [Pasal 17 (2)*];
pembahasan dan pemberian persetujuan atas RUU bersama DPR [Pasal 20 (2)*] serta pengesahan RUU [Pasal 20 (4)*];
hak menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti UU dalam kegentingan yang memaksa [Pasal 22 (1)];
pengajuan RUU APBN untuk dibahas bersama DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD [Pasal 23 (2)***];
peresmian keanggotaan BPK yang dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD [Pasal 23F (1)***];
penetapan hakim agung dari calon yang diusulkan oleh KY dan disetujui DPR [Pasal 24A (3)***];
pengangkatan dan pemberhentian anggota KY dengan persetujuan DPR [Pasal 24B (3)***];
pengajuan tiga orang calon hakim konstitusi dan penetapan sembilan orang anggota hakim konstitusi [Pasal 24C (3)***].
BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA 9
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
mendapatkan suara
>50% jumlah suara Presiden
dalam pemilu dengan
Pemilu sedikitnya 20% di setiap dan
provinsi yang tersebar Wapres
di lebih dari 1/2 jumlah
provinsi
[Pasal 6A (3)***]
Dalam hal tidak ada pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden
terpilih
pasangan calon yang
memperoleh suara
terbanyak pertama dalam pasangan
pemilu Pemilu yang
pasangan calon yang memperoleh
memperoleh suara suara
terbanyak kedua dalam terbanyak
pemilu [Pasal 6A (4)****]
BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA 10
Pengusulan Pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden
Presiden
DPR MPR dan/atau
Wakil
Pendapat DPR bahwa DPR Presiden
wajib menyelenggarakan
Presiden dan/atau Wakil menyelenggaraka
sidang untuk terus
Presiden telah melakukan n sidang
pelanggaran hukum paripurna untuk
memutuskan usul DPR menjabat
paling lambat 30 hari usul DPR
ataupun telah tidak lagi meneruskan usul tidak
sejak usul diterima
memenuhi syarat pemberhentian diterima
[Pasal 7B (6)***]
[Pasal 7B (2)***] kepada MPR
[Pasal 7B (5)***] Keputusan diambil dalam
Pengajuan permintaan DPR
sidang paripurna,
kepada MK hanya dapat
dihadiri sekurang-
dilakukan dengan
kurangnya 3/4 jumlah usul DPR
dukungan sekurang-
anggota, disetujui diterima
kurangnya 2/3 dari jumlah
sekurang-kurangnya 2/3
anggota yang hadir dalam
jumlah yang hadir, Presiden
sidang paripurna yang
setelah Presiden dan/atau Wakil
dihadiri oleh sekurang-
dan/atau wakil presiden
kurangnya 2/3 dari jumlah Presiden
diberi kesempatan
anggota diberhentikan
menyampaikan
[Pasal 7B (3)***]
penjelasan
[Pasal 7B (7)***]
MK terbukt
i
wajib memeriksa,
mengadili, dan memutus tidak
paling lama 90 hari setelah terbukti
permintaan diterima
[Pasal 7B (4)***]
BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA 11
Pemilihan Wakil Presiden Dalam Hal Terjadi Kekosongan Wakil Presiden
[Pasal 8 (2)***]
MPR
selambat-
mengajuka lambatnya dalam
Preside n dua calon waktu 60 hari Wapres
n Wapres menyelenggarakan terpilih
sidang MPR untuk
memilih Wapres
BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA 12
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Dalam Hal Keduanya
Berhalangan Tetap Secara Bersamaan [Pasal 8 (3)****]
Presiden
dan
Wapres
parpol atau
gabungan parpol
mengusulkan
yang pasangan calon
pasangan
Presiden dan
calon MPR
Wapresnya meraih
Presiden dan selambat-
suara terbanyak
Wapres lambatnya dalam
pertama dalam
pemilu sebelumnya waktu 30 hari
parpol atau menyelenggarakan
gabungan parpol sidang MPR untuk
mengusulkan memilih
yang pasangan calon
pasangan
Presiden dan
calon
Wapresnya meraih
Presiden dan
suara terbanyak
Wapres
kedua dalam pemilu
sebelumnya
BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA 13
DPR Presiden MA
Presiden
dibantu
menteri-menteri negara Pembentukan,
membentuk suatu [Pasal 17 (1)] pengubahan, dan
dewan pertimbangan pembubaran
yang bertugas yang diangkat dan
diberhentikan oleh kementerian
memberikan nasihat Presiden negara diatur
dan pertimbangan [Pasal 17 (2)*] dalam undang-
kepada Presiden undang
(Pasal 16) **** membidangi urusan
[Pasal 17 (4) ***]
tertentu dalam
pemerintahan
[Pasal 17 (3)*]
BAB VI. PEMERINTAHAN 15
DAERAH
Negara Kesatuan Republik Indonesia
dibagi atas daerah-daerah provinsi dan
daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten
dan kota, yang tiap-tiap provinsi,
kabupaten, dan kota itu mempunyai
pemerintahan daerah, yang diatur dengan
undang-undang
Gubernur, [Pasal 18 (1)**]
anggota
Bupati, PEMERINTAHAN DAERAH DPRD
Walikota dipilih
KEPALA
dipilih PEMERINTAH
DPRD melalui
secara DAERAH pemilu
mengatur dan mengurus sendiri [Pasal 18 (3)
demokratis
urusan pemerintahan menurut asas **]
[Pasal 18 (4)**]
otonomi dan tugas pembantuan [Pasal
18 (2)**]
menjalankan otonomi seluas-
luasnya, kecuali urusan
pemerintahan yang oleh UU
ditentukan sebagai urusan
Pemerintah Pusat [Pasal 18 (5) **]
berhak menetapkan peraturan
daerah dan peraturan-peraturan lain
untuk melaksanakan otonomi dan
tugas pembantuan [Pasal 18 (6)**]
BAB VI. PEMERINTAHAN DAERAH 16
Hubungan Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
RUU dibahas
memegang
oleh DPR dan
Presiden
kekuasaan mengesahkan
membentuk UU Presiden
berhak UU
[Pasal 20 (1)*] untuk
mengajukan [Pasal 20 (4)*]
mendapat
RUU
Anggota persetujuan
[Pasal 5 (1)*]
berhak bersama
mengajukan [Pasal 20 (2)*]
tidak boleh
usul RUU tidak mendapat diajukan lagi
(Pasal 21*) persetujuan bersama dalam
persidangan
masa itu
[Pasal 20 (3)*]
BAB VII. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT 19
Pembentukan UU yang terkait dengan kewenangan DPD
Dalam hal
RUU tidak
disahkan
dalam waktu
30 hari, RUU
tersebut sah
mendapat menjadi UU
DPD
dapat
DPR persetujuan bersama dan wajib
diundangkan
mengajukan memegang [Pasal 20 (5)**]
RUU yang kekuasaan RUU dibahas
sesuai dengan membentuk oleh DPR dan
Presiden
kewenanganny mengesahkan
UU Presiden UU
a berhak
[Pasal 20 (1)*] untuk [Pasal 20 (4)*]
[Pasal 22D mengajuka
ikut membahas
(1)***]
mendapat
n RUU
dan Anggota persetujuan
[Pasal 5
memberikan berhak bersama
(1)*]
pertimbangan mengajukan [Pasal 20 (2)*]
tidak boleh
atas RUU yang usul RUU
sesuai dengan
tidak mendapat diajukan lagi
(Pasal 21*) persetujuan bersama dalam
kewenanganny
a [Pasal 22D persidangan
(2)***] masa itu
[Pasal 20 (3)*]
BAB VIIA. DEWAN PERWAKILAN 20
DAERAH
Kewenangan DPD
KEWENANGAN DPD
memberi dapat
I. RUU yang berkaitan dapat ikut
pertimbanga melakukan
mengajukan membahas
dengan: n pengawasan
•Otonomi daerah ● ● ●
•Hubungan pusat dan ● ● ●
•daerah
Pembentukan dan
pemekaran serta ● ● ●
• penggabungan daerah
Pengelolaan sumber daya
alam dan sumber daya ● ● ●
ekonomi lainnya
• Perimbangan keuangan
pusat dan daerah ● ● ●
• RAPBN ● ●
• Pajak ● ●
• Pendidikan ● ●
• Agama ● ●
II. Pemilihan anggota BPK ●
BAB VII. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT 21
Peraturan Pemerintah Sebagai Pengganti Undang-Undang (Perpu)
setuju menjadi UU
Presiden
Perpu itu
Dalam hal ihwal harus
kegentingan mendapat
yang memaksa,
berhak
persetujuan DPR
DPR
menetapkan [Pasal 22 (2)]
Perpu
[Pasal 22 (1)] harus
tidak
setuju dicabut
[Pasal 22 (3)]
BAB VIIA. DEWAN PERWAKILAN 22
DAERAH
DPD
Anggota DPD dari setiap jabatannya, yang
provinsi jumlahnya sama syarat-syarat dan tata
dan jumlah seluruh anggota caranya diatur dalam
DPD itu tidak lebih 1/3 undang-undang
jumlah [Pasal 22D (4)***]
anggota DPR
[Pasal 22C (2)***]
BAB VIIB. PEMILIHAN UMUM 23
Parpol/
Perseoranga
Gabungan Partai Politik
n
Parpol
RAPBN
memberi
Presiden DPR pertimbangan
[Pasal 23 (2)***]
DPD
TIDAK
tahun lalu
[Pasal 23
(3)***]
BAB VIII. HAL KEUANGAN 25
Pajak, Pungutan Lain, Macam dan Harga Mata Uang, dan Hal-Hal Lain
Mengenai Keuangan Negara
diatur dengan
Undang-
Undang
diatur dengan ditetapkan dengan
Hal-hal lain
Macam dan harga
mengenai
mata uang
keuangan negara
(Pasal 23B****)
(Pasal 23C***)
BAB VIII. HAL KEUANGAN 26
bank sentral
bank
sentral
Pasal 23D ****
Tanggungjawa Independens
Susunan Kedudukan Kewenangan
b i
Untuk memeriksa
pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan negara Hasil pemeriksaan tersebut
diadakan satu Badan ditindaklanjuti oleh lembaga
Pemeriksa Keuangan yang perwakilan dan/atau badan
bebas dan mandiri sesuai dengan undang-
[Pasal 23E (1)***] undang
BPK berkedudukan di ibu [Pasal 23E (3)***]
kota negara, dan memiliki
perwakilan di setiap
provinsi
[Pasal 23G (1)***]
BAB VIIIA. BADAN PEMERIKSA KEUANGAN 28
Pemilihan Anggota BPK [Pasal 23 F (1)***]
Presiden
calon anggot
memilih diresmika
Anggota DPR calon
a BPK
n
BPK terpilih
pertimbanga
n
DPD
BAB IX. KEKUASAAN KEHAKIMAN 29
Mahkamah Agung
Preside
KY calon yang
diusulkan DPR calon yang
disetujui
n
hakim
agung
BAB IX. KEKUASAAN KEHAKIMAN 31
Komisi Yudisial
Anggota Komisi
Yudisial harus Anggota Komisi
mempunyai Yudisial diangkat
pengetahuan dan
pengalaman di
bidang hukum serta KY dan diberhentikan
oleh Presiden
dengan persetujuan
memiliki integritas Pasal 24B ***
dan kepribadian DPR
yang tidak tercela [Pasal 24B (3)***]
[Pasal 24B (2)***]
Wewenang
• mengusulkan pengangkatan hakim agung [Pasal 24B
(1)***];
• mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga
dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat,
serta perilaku hakim [Pasal 24B (1)***].
BAB IX. KEKUASAAN KEHAKIMAN 32
Mahkamah Konstitusi
MA DPR Presiden
menetapka
n
BATAS WILAYAH
BATAS
ZEE
warga negara
ialah orang- Penduduk ialah
orang bangsa
Indonesia asli WARGA warga negara
Indonesia dan
dan orang-orang NEGARA orang asing yang
bangsa lain
yang disahkan DAN bertempat
dengan undang- tinggal di
undang sebagai PENDUDUK Indonesia
warga negara [Pasal 26 (2)**]
[Pasal 26 (1)]
Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara [Pasal 27 (3)**]
AGAMA
Negara berdasar atas Ketuhanan Yang
Maha Esa
[Pasal 29 (1)]
Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat
menurut agamanya dan kepercayaannya
itu
[Pasal 29 (2)]
BAB XII. PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA 38
Negara bertanggung
jawab atas penyediaan
Fakir miskin dan anak-
fasilitas pelayanan
anak yang terlantar Negara mengembangkan sistem kesehatan dan fasilitas
dipelihara oleh negara jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan pelayanan umum
[Pasal 34 (1)****] memberdayakan masyarakat yang yang layak
lemah dan tidak mampu sesuai [Pasal 34 (3)****]
dengan martabat kemanusiaan
[Pasal 34 (2)****]
BAB XV. BENDERA, BAHASA, DAN LAMBANG NEGARA, SERTA LAGU 41
KEBANGSAAN
ATRIBUT KENEGARAAN
MPR
sidang MPR dihadiri
oleh sekurang-
Khusus mengenai kurangnya 2/3 dari
bentuk Negara jumlah anggota MPR
Kesatuan Republik [Pasal 37 (3)****]
Indonesia tidak dapat Putusan dilakukan
dilakukan perubahan dengan persetujuan
[Pasal 37 (5)****] sekurang-kurangnya
50% + 1 anggota dari
seluruh anggota MPR
[Pasal 37 (4)****]
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA 43
NEGARA KESATUAN REPUBLIK
INDONESIA
Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik
[Pasal 1 (1)]
ATURAN
PERALIHAN
Pasal I
Segala peraturan perundang-undangan yang ada
masih tetap berlaku selama belum diadakan yang
baru menurut Undang-Undang Dasar ini ****)
Pasal II
Semua lembaga negara yang ada masih tetap
berfungsi sepanjang untuk melaksanakan
ketentuan Undang-Undang Dasar dan belum
diadakan yang baru menurut Undang-Undang
Dasar ini ****)
Pasal III
Mahkamah Konstitusi dibentuk selambat-
lambatnya pada 17 Agustus 2003 dan sebelum
dibentuk segala kewenangannya dilakukan oleh
Mahkamah Agung ****)
ATURAN TAMBAHAN 45
ATURAN TAMBAHAN
Pasal I
Majelis Permusyawaratan Rakyat ditugasi untuk
melakukan peninjauan terhadap materi dan
status hukum Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Sementara dan
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
untuk diambil putusan pada Sidang Majelis
Permusyawaratan Rakyat tahun 2003 ****)
Pasal II
Dengan ditetapkannya perubahan Undang-
Undang Dasar ini, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 terdiri atas
Pembukaan dan pasal-pasal ****)