You are on page 1of 14

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN (ANAK SAKIT DIARE)

DI SUSUN OLEH : DESTRI MASNING MUAFA NIM : 1102100096

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES KEMENKES MALANG JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN MALANG 2012

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEBIDANAN ANAK SAKIT DIARE

Pembimbing Institusi,

Mahasiswa,

Destri Masning Muafa NIP : NIM : 110210096

BAB 1 LAPORAN PENDAHULUAN A. Konsep Diare 1. Pengertian Gastroenteritis atau diare adalah buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Neonates dikatakaan diare bila frekuensi buang air besar sudah 4 kali, sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1 bulan dan anak bila frekuensinya lebih dari 3 kali. (FKUI, 2007 : 283) Menurut FK UNAIR / Lab. IKA, gastroenteritis adalah suatu sindroma klinis berupa diare dan atau muntah atau kembung, sering disertai panas, keadaan umum yang terganggu, dan biasanya disebabkan oleh infeksi. (Suharno, Budi, Catatan Kuliah Asuhan Neonatus, Bayi, dan Balita, 2010 : 2)

2.

Etiologi a. Faktor Infeksi 1) Infeksi Enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak. a) Infeksi Bakteri : - Vibrio - E. Coli - Salmonella - Shigella - Aeromonas, dsb. b) Infeksi Virus : - Enterovirus (Virus ECHO, Coxackie, Poliomyelitis) - Adenovirus - Rotavirus - Astrovirus, dll. c) Infeksi Parasit : - Cacing (Ascaris, Trichiuris, Oxyuris, Strongyloides) - Protozoa (Entamoeba Giardia

Histolotyca, lamblia, homonis)

Trichomonas

- Jamur albicans)

(Candida

2) Infeksi Parenteral yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat perencanaan seperti Otits Media Akut (OMA), Tonsilofaringitis, Bronchopneumonia, Ensephalitis, dsb. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun. b. Faktor Malabsorbsi 1) Malabsorbsi karbohidrat Karena disakarida (intoleransi laktosa, mlatosa dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fretosa dan galaktosa). Pada bayi dan anak terpenting dan tersering (intoleransi laktosa). 2) Malabsorbsi lemak 3) Malabsorbsi protein c. Faktor Makanan, makanan basi, makanan beracun, alaergi terhadap makanan. d. Faktor Psikologis, rasa takut dan cemas (jarang terjadi, tetapi dapat terjadi pada anak yang usianya lebih besar). (Ngastiyah, 2005 : 224) Jenis Jenis Diare a. Diare Akut 1) BAB sering, tinja cair, tidak berdarah 2) Berlangsung kurang dari 14 hari, biasanya kurang dari 7 hari 3) Muntah dan panas b. Disentri 1) Diare yang bercampur darah pada tinja 2) Keluarnya sedikit-sedikit tapi sering 3) Mengeluh sakit perut dan sakit waktu BAB c. Diare Persiten 1) Diare yang berakhir 14 hari atau lebih 2) Dapat dimulai dari diare akut atau disentri 3) Kehilangan volum cairan

3.

4.

Patogenesis Mekanisme dasar yang menyebabkan diare adalah : a. Gangguan Osmotik Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga

usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare. b. Gangguan Sekresi Akibat rangsangan tertentu (toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare. c. Gangguan Metilitas Usus Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltic usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya menimbulkan diare. (Suharno, Budi, Catatan Kuliah Asuhan Neonatus, Bayi, dan Balita, 2010 : 4-5) Patogenesis Diare Akut Masuknya jasad renik ka dalam usus halus setelah melewati asam lambung

Jasad renik mengeluarkan racun

Hipersekresi

Diare

Pathogenesis Diare Kronik Infeksi bakteri, parasit, malabsorbsi, malnutrisi, dll

Kerusakan mukosa

Diare

Sebagai akibat diare akut ataupun kronik akan terjadi : a. Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan

terjaddinya gangguan keseimbangan asam basa. b. Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan (masuknya makanan kurang, pengeluaran bertambah). c. d. Hipoglikemia Gangguan sirkulasi darah (Ngastiyah, 2005 : 225)

5.

Gambaran Klinis Mula-mula pada bayi dan anak menjadi cengeng, suhu tubuh biasanya semakin meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada kemungkinan timbul diare. Tinja cair dan mungkin disertai lendir atau darah, warna hijau makin lama berubah menjadi kehijau-hijauan karena tercampur dengan empedu. Anus daerah sekitar lecet karena seringnya defekasi dengan tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin banyaknya asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak bias diabsorbsi oleh usu selama diare. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare yang disebabkan oleh lambung yang turut meradang atau akibat dari gangguan keseimbangan asam-basa elektrolit. Maka gejala dehidrasi mulai tampak. Berat badan turun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun besar cekung, selaput lender bibir dan mulut kering. (Ngastiyah, 2005 : 225) Kriteria penentuan derajat dehidrasi menurut WHO : Gejala Ringan Haus, sadar, gelisah Sedang Haus, gelisah Berat Ngantuk, lemah, koma syok,

Keadaan umum

Nadi

Normal

Cepat, kecil

Cepat,

kecil,

bisa tak teraba Ubun-ubun Turgor Mata Air mata Selaput lender Urin Hilangnya cairan Keterangan : < 1 detik 1-2 detik >2 detik : Turgor baik : Turgor kurang : turgor sangat kurang Normal Segara kembali Normal Ada Basah Normal 40-50 ml/kg BB Cekung Lambat Cekung Berkurang Kering Oliguria 60-90 ml/kg BB Cekung sekali Sangat lambat Sangat cekung Tidak ada Sangat kering Anuria 100-110 ml/kg BB

6.

Komplikasi Sebagai akibat kekurangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat terjadi berbagai macam komplikasi, sebagai berikut :

a. b. c.

Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik, atau hipertonik) Hipovolemik Hipokalemia (dengan gejala-gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, bradikardia, perubahan pada elekrodiogram)

d. e.

Hipoglikemia Intoleransi sekunder sebagai akibat kerusakan vili mukosa, mukosa usus, dan defisiensi enzim lactase.

f. g.

Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik. Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah penderita juga mengalami kelaparan. (Ngastiyah, 2005 : 225)

7.

Penatalaksanaan Medis Dasar pengobatan diare : a. Pemberian Cairan Pada pemberian cairan pasien dengan memperhatikan derajat dehidrasi dan keadaan umum. 1. Cairan Peroral Pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan yang berisikan NaCl dan NaHCO3, KCl dan glukosa. Pada anak di bawah umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan atau sedang, kadar natrium 50-60 mEq/L. 2. Cairan Parenteral Ada beberapa jenis cairan yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan pasien, misalnya untuk bayi atau pasien MEP. Table : kehilangan cairan pada dehidrasi berat menurut BB (berat badan) Berat Badan 0-3 kg 3-10 kg 0-1 bulan 1bulan 2tahun 10-15 kg 15-25 kg 2-5 tahun 5-10 tahun 100 80 80 25 25 25 205 130 150 - 125 125 100 25 25 300 250 Umur PWL NWL CWL Jumlah

Keterangan : PWL(Previous Water Loses (ml/kg BB)) : cairan yang hilang karena muntah NWL(Normal Water Loses (ml/kg BB)) : cairan yang hilang melalui urin, kulit, pernapasan CWL(Concomitan Water Loses (ml/kg BB)) : cairan yang hilang karena muntah hebat

Pemberian cairan tergantung berat ringannya dehidrasi sesuaikan dengan umur dan berat badannya. Cara pemberian cairan : a. Belum ada dehidrasi Per oral sebanyak anak mau minum atau 1 gelas tiap defekasi. b. Dehidrasi ringan 1 jam pertama Selanjutnya c. Dehidrasi sedang 1 jam pertama Selanjutnya d. Dehidrasi berat 1) Untuk bayi baru lahir (neonatus) dengan berat badan (BB) 2-3 kg Kebutuhan cairan : 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml/kg BB/24 jam Jenis cairan : 4:1 (4 bagian glukosa 5% + 1 bagian NaHCO3 1,5%) Kecepatan a) 4 jam pertama BB/menit b) 20 jam berikutnya BB/menit 2) Untuk anak umur 1 bulan-2 tahun berat badan (BB) 3-10 kg 1 jam pertama : 40 ml/kg BB/jam, 10 tetes/kg BB/menit atau 13 tetes/kg BB/menit. 7 jam berikutnya : 12 ml/kg BB/jam, 3 tetes/kg BB/menit atau 4 tetes/kg BB/menit. 16 jam berikutnya : 125 ml/kg BB oralit per oral atau intragastrik. Bila anak tidak mau minum, teruskan D6 aa intravena 2 tetes/kg BB/menit. b. Pengobatan Dietetik 1) Susu (ASI atau susu formula yang mengandung laktosa rendah dan asam lemak tidak jenuh, misalnya LLM, almiron atau lainnya). 2) Makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasi tim), bila anak tidak mau minum susu karena di rumah tidak biasa. 3) Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan, misalnya susu yang tidak mengandung laktosa atau asam lemak yang berantai sedang atau tidak jenuh. c. Obat-obatan Medikasi untuk diare : : 150 ml/kg BB/20 jam atau 2 tetes/kg : : 25 ml/kg BB/jam atau 6 tetes/kg : 50-100 ml/kg BB per oral (intragastrik) : 125 ml/kg BB/hari ad libitum : 25-50 ml/kg BB per oral (intragastrik) : 125 ml/kg BB/hari ad libitum

1) Obat-obatan sekresi Asetosal dosis 25 mg/tahun dengan dosis minimum 30 mg Klorpromazin. Dosis 0,5-1 mg/kg BB/hari. 2) Obat spasmolitik Umumnya obat spasmolitik seperti Papaverin, Ekstrak beladona, opium loperamid tidak digunakan untuk mengatasi diare akut lagi. 3) Antibiotik Umumnya antibiotik tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas. Antibiotic diberikan bila terdapat penyakit penyerta seperti OMA, faringitis, bronchitis, atau bronchopneumonia. (Ngastiyah, 2005 : 227-229)

B. KONSEP MANAJEMEN KEBIDANAN I. Pengkajian Hari....... Tanggal.... Bulan.... Tahun..... A. Data Subyektif 1. Biodata Nama anak Umur Agama Anak ke Jenis kelamin Nama Ayah Umur Agama Pendidikan Penghasilan Alamat 2. Keluhan Utama BAB >3x sehari, konsistensi cair 3. Riwayat Penyakit Sekarang Mula-mula pasien cengeng, suhu badan meningkat, nafsu makan menurun, kemudian timbul diare, tinja cair dengan atau tanpa darah/lendir, warna makin lama berubah menjadi kehijauan. Gejala muntah bisa timbul sebelum atau sesudah diare. 4. Riwayat Kesehatan Yang Lalu Ditanyakan adanya riwayat penyakit apa yang pernah diderita oleh anak. 5. Riwayat Kesehatan Keluarga : : : : : : : : : : : Nama Ibu Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat : : : : : :

Untuk mengetahui gambaran kondisi kesehatan keluarga. 6. Riwayat Imunisasi Imunisasi yang diperole anak serta reaksinya, karena bila anak belum diimunisasi dapat memperburuk kondisi anak. 7. Riwayat Kehamilan dan Persalinan Adanya kehamilan yang dapat mempengaruhi kondisi janin atau persalinan dengan tindakan dan keadaan bayi waktu dilahirkan. 8. Riwayat Tumbuh Kembang Apakah tumbuh kembang anak berjalan normal sesuai dengan tahap yang harus dilalui anak. 9. Riwayat Psikososial Ditanyakan kondisi atau kebiasaan yang dapat merugikan kesehatan anak. 10. Pola kebiasaan/aktivitas sehari-sehari a. Nutrisi Nafsu makan menurun Gizi kurang akibat menurunnya nafsu makan sehingga asupan nutrisi kurang dan gizinya mengikuti penurunan nutrisi. b. Eliminasi BAB cair >4x sehari, BAK seperti biasa. c. Personal Hygene Bagaimana Ibu menjaga kebersihan tubuh anaknya. Berapa kali ganti popok, pakaian, dan bagaimana cara membersihkan dari anak. Berapa kali mandi dan gosok gigi. d. Istirahat Istirahat tyerganggu karena sering terbangun untuk BAB e. Aktivitas Kebiasaan anak setiap hari.

B. Data Obyektif 1. Pemeriksaan Umum KU Kesadaran Nadi Suhu Pernapasan 2. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Anthropometri BB : ......kg TB : ......kg Pemeriksaan Khusus : cemas, rewel : Composmentis : Meningkat (>120x/menit), normalnya 80-120x/menit : Meningkat (300-400C), normalnya 36,50C-37,50C : Meningkat (>40x/menit),normalnya 20-40x/menit

Kepala

: rambut rontok/tidak, warna rambut, ubun-ubun

cekung/tidak Muka Hidung Telinga Mulut Leher : pucat/tidak : bersih/tidak : simetris/tidak, bersih/tidak : selaput lendir mulut dan bibir kering/tidak : ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena

jugularis/tidak Dada Perut Kulit : pernapasann cepat/tidak : bising usus dan peristaltik usus meningkat/tidak : keadaan turgor kulit

Genitalia eksterna :daerah anus dan sekitarnya lecet/tidak 3. Pemeriksaan Penunjang 4. Program Terapi Pemberian cairan Pengobatan dietetik Obat-Obatan

II. Identifikasi Dfiagnosa dan Masalah Dx : Anak .... dengan gastroenteritis tanpa dehidrasi Ds : Ibu mengatakan anaknya mengalami diare .... kali, mulai....hari yang lalu Do : Keadaan Umum : Gelisah, rewel Kesadaran Mata tidak cekung Bibir tidak kering Turgor kulita baik (<1 detik) TTV : N : normal 80-120x/menit S : ada yang normal asda yang meningkat (normal 36,5037,50C) RR : normal (20-4-x/menit) Perut kembung dan BB turun Masalah : : Composmentis/apatis/somnolen/koma

1. Gangguan pola istirahat

Ds : Ibu mengatakan tidur anak terganggu Do : anak rewel 2. Gangguan pola makan dan nutrisi Ds : Ibu mengatakn nafsu makan anak berkurang Do : BB turun III. Intervensi Dx Tujuan KH : : Anak ..... dengan gastroenteritis tanpa dehidrasi : diare dpaat disembuhkan KU Kesadaran Suhu Nadi RR : Baik : Composmentis : 36,50-37,50 C : 80-120x/menit : 20-40x/menit

Konsistensi feses lunak, tidak cair, frekuensi BAB <3x sehari Ubun-ubun besar dan mata tidak cekung Mulut dan bibir lembab Perut tidak kembung Turgor kulit kembali dengan cepat (<1 detik) BB naik/sesuai dengan usia anak Intervensi 1. Observasi tanda-tanda vital dan beritahu keadaan anak pada Ibu R : Tanda-tanda vital merupakan parameter keadaan umum dan seteksi dini adanya kelainan. Memberitahu keadaan anak pada Ibu agar Ibu tidak cemas. 2. Ajarkan Ibu cara membuat oralit dan beritahu Ibu untuk memberikan oralit setiap kali anak selesai BAB. R ; Oralit dapat memenuhi kebutuhan elektrolit yang telah berkurang dan mempertahankan permeabilitas dinding/membran sel tubuh. 3. Berikan nasehat-nasehat tentang kebersihan pasa Ibu R : dengan menjaga kebersihan menghindarkan masuknya kuman ke dalam saluran gastrointestinal 4. Kolaborasi dengan tenaga medis untuk pemberian terapi obat R : Terapi obat dapat mempercepat penyembuhan diare 5. Beritahu Ibu untuk memberikan obat/terapi pada anak sesuai aturan pakai

R : pemberian obat sesuai aturan pakai akan mempercepat proses penyembuhan Masalah 1. Gangguan pola makan dan nutrisi Tujuan KH Intervensi 1. Beritahu Ibu untuk terus memberikan minum agar dapat mengganti cairan yang hilang. R : cairan yang cukup dapat mempertahankan keseimbangan cairan dalam tubuh 2. Beritahu Ibu untuk memberikan makanan lunak R : makanan lunak dapat mempercepat proses absorbsi makana dan mengurangi kerja usus. 3. Jelaskan pada Ibu tentang pembatasan diet R : diet yang tepat dapat mempercepat penyembuhan diare 2. Gangguan pola istirahat Tujuan KH Intervensi 1. Beritahu ibu untuk memberikan obat/terapi sesuai aturan pakai R : pemberian obat/terai sesuai aturan pakai akan mempercepat proses penyembuhan sehingga pola istirahat anak seperti sebelum sekit cepat terpenuhi 2. Beritahu Ibu untuk mendampingi anak terus selama sakit, terutama saat tidur R : Kehadiran orangtua dapat membuat anak merasa lebih nyaman dan tenang 3. Beritahu Ibu untuk membaringkan anak dalam posisi terlentang dengan kompres hangat di atas perut R : kompres hangat dapat merilekskan perut yang mengalami distensi 4. Beritahu Ibu untuk menciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau tidak sedap, tidak ramai atau gaduh R : Lingkungan yang bersih, jauh dari bau tidak sedap, tidak ramai atau gaduh dapat membuat anak bisa istirahat dengan tenang IV. Implementasi Mengacu pada Intervensi V. Evaluasi : kebutuhan istirahat anak terpenuhi : anak tidak rewel : Kebutuhan nutrisi anak terpenuhi : nafsu makan meningkat, BB anak/sesuai umur

Mengacu pada kriteria hasil dengan metode SOAP

You might also like