You are on page 1of 10

STUDI ALIRAN DAYA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK

Pada bab ini akan dipaparkan tentang pemikiran dasar studi aliran daya, yang
akan kemudian dilanjutkan dengan pembahasan mengenai rumus-rumus dasar yang
digunakan dalam perhitungan aliran daya, dan terakhir adalah perhitungan aliran daya
pada suatu model sederhana sistem tenaga listrik.
Studi Aliran Daya
Definisi Studi Aliran Daya
Dalam sustu sistem multi mesin amat banyak data yang dibutuhkan agar
penggunaan sistem dapat dimanfaatkan secara optimal. Pemanfaatan berkaitan dengan
prencanaan sistem, pengoperasian dan juga pengembangan sistem pada masa yang
akan datang.
Hasil yang ingin diketahui dari studi aliran daya adalah data yang mengkaitkan
antara besar daya suplai dari generator dan jumlah beban yang membutuhkan daya
pada kondisi operasi normal. Hal tersebut dibutuhkan apabila pada suatu ketika ada
perubahan kinerja sistem akibat ketidaksengajaan (gangguan, sambaran petir, dan
sebagainya) ataupun yang disengaja (pengoperasian, pengembangan, dan sebagainya).
Perubahan kinerja sistem akibat perubahan pada generator, transmisi, ataupun beban
tsb dapat dianalisis apabila dapat diketahui besarnya tegangan, arus dan daya yang
mengalir pada jaringan tersebut dan disinilah perlunya studi aliran daya.
Kesimpulannya studi aliran daya adalah penentuan atau perhitungan tegangan, arus,
faktor daya, dan daya yang terdapat pada berbagai titik dalam suatu sistem multimesin
dalam kondisi normal.[stevenson].
Nilai-nilai yang diperoleh pada perhitungan aliran daya amatlah penting untuk
mengoptimalkan operasi suatu sistem tenaga listrik.
Model Matriks Admitansi Ybus
Penyusunan matriks Y
bus
amatlah penting dalam pembahasan mengenai studi
aliran daya. Dengan menggunakan model matriks ini, perhitungan-perhitungan dapat
diselesaikan secara simultan. Untuk mempermudah pembahasan mengenai
perhitungan studi aliran daya, disajikan contoh perhitungan pada jaringan dengan tiga
bus sebagai berikut:
Dari gambar di atas ada beberapa hal yang dapat dijelaskan :
Pertama, tegangan bus E adalah tegangan bus ke tanah
Kedua, arus bus p adalah arus yang mengalir ke sistem transmisi dari generator, beban
atau komponen lain (bila ada).
Ketiga, semua arus mempunyai arah positif dengan demikian semua generator
menginjeksikan arus positif, sedangkan beban menginjeksikan arus negatif.
Keempat, Z
pq
adalah impedansi saluran antara bus p dan q
Kelima, yp0 adalah suseptansi kapasitansi total pada bus p
Keenam y
pq
adalah admitansi saluran antara bus p dan q
Gambar 2.1 di atas dapat digambarkan lagi dengan bentuk lebih sederhana sebagai
berikut:
G1
G2
gambar 1. sistem transmisi 3 bus sederhana
Z
12
Z
13
Z
23
1
2
3
y
10
y
20
y
30
Dari gambar 2.1 dan 2.2 dengan mengasumsikan bahwa bus 3 adalah bus referensi,
maka dengan hukum Kirchoff, pada tiap bus diperoleh persamaan:
13 3 1 12 2 1 10 1 1
) ( ) ( y E E y E E y E I + + =
23 3 2 21 1 2 20 2 2
) ( ) ( y E E y E E y E I + + =
32 2 3 31 1 3 30 3 3
) ( ) ( y E E y E E y E I + + = (2.1)
Persamaan (2.2) diatas dapat ditulis ulang sebagai berikut:
) ( ) ( ) (
13 3 12 2 12 13 10 1 1
y E y E y y y E I + + + + =
) ( ) ( ) (
23 3 23 12 20 2 12 1 2
y E y y y E y E I + + + + =
) ( ) ( ) (
13 23 30 3 23 2 13 1 3
y y y E y E y E I + + + + = (2.2)
Dalam bentuk matriks persamaan 2.2 menjadi:
(
(
(

(
(
(

+ +
+ +
+ +
=
(
(
(

3
2
1
23 13 20 32 31
23 23 12 20 21
13 12 13 12 10
3
2
1
E
E
E
y y y y y
y y y y y
y y y y y
I
I
I
(2.3)
(
(
(

(
(
(

=
(
(
(

3
2
1
33 32 31
23 22 21
13 12 11
3
2
1
E
E
E
Y Y Y
Y Y Y
Y Y Y
I
I
I
(2.4)
dimana:
13 12 10 11
y y y Y + + = : self admitance untuk bus 1
12 23 20 22
y y y Y + + = : self admitance untuk bus 2
23 13 30 33
y y y Y + + = : self admitance untuk bus 3
12 21 12
y Y Y = = : mutual admitance antara bus 1 dan 2
13 31 13
y Y Y = = : mutual admitance antara bus 1 dan 3
23 32 23
y Y Y = = : mutual admitance antara bus 2 dan bus 3
Untuk sistem n bus elemen-elemen dari matriks admitansi bus dapat ditulis dalam
bentuk:
Diagonal:

= =
+ =
n
i k k
ik i ii
y y Y
, 1
0
Luar diagonal:
ik ik
y Y =
Dalam bentuk yang umum, persamaan (2.4) dapat disajikan dalam bentuk:
| | | || |
bus bus bus
E Y I =
dengan:
bus
I = vektor arus yang diinjeksikan ke bus
bus
Y = matriks admitansi bus
bus
E = vektor tegangan bus
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat di susun suatu algoritma untuk
memformulasikan matriks Y
bus
sbb:
1. Jika p=q, Y
pp
adalah jumlah keseluruhan admitans yang berhubungan dengan bus
p
2. Jika p=q dan bus p tidak dengan bus q, maka elemen Y
pq
=0
3. Jika p=q dan bus p berhubungan dengan bus q maka elemen Y
pq
=-y
pq
Sebenarnya terdapat pula model Z
bus
, namun model Y
bus
ini lebih disukai karena
dapat menghindari pembagian oleh nol.
2.2. Analisis Studi Aliran Daya
Pada bagian ini akan dipaparkan penjelasan mengenai studi aliran daya
dengan cara prnurunan rumus dari suatu model matematis dan fisik sistem tenaga
listrik seperti pada gambar 2.2. Sebagai permulaan, akan dijelaskan terkebih dahulku
istilah-istilah yang menggambarkan kondisi tiap bus:
1. Ground bus : secara umum adalah bus yang terhubung ke tanah
2. slackbus : Bus sistem yang tidak terhubung ke tanah. Pada bus ini
diketahui nilai dari tegangan real dan imajinernya (dalam gambar di atas adalah
bus 1)
3. P-Q bus : Bus yang hanya diketahui nilai daya aktif dan reaktifnya saja
(dalam gambar dia atas adalah bus 3)
4. P-V bus : Pada bus ini nilai yang diketahui adalah nilai daya reaktif dan
besar tegangannya saja (dalam gambar di atas adalah bus 2)
Pada analisis studi aliran daya, nilai yang dibutuhkan adalah nilai Y
bus
matriks, pembebanan terjadwal dan pembangkitan terjadwal. Sedangkan nilai yang
dicapai adalah nilai tegangan bus yang belum diketahui dan aliran daya pada tiap
saluran. Atau lebih jelasnya, tiap bus yang ada digambarkan dengan parameter yakni
P,Q, E
real
,dan E
imajiner
. Dua parameter tersebut diketahui, sedangkan parameter yang
lain harus dicari.
Generator dan beban yang ada sering diasumsikan sebagai sumber dan beban
tegangan 3 fase seimbang. Dengan demikian aliran daya sistem 3 fase tersebut dapat
dimodelkan dengan aliran daya sistem 1 fase .
Aplikasi utama studi aliran daya pada perencanaan sistem tenaga listrik
multimesin dalah untuk mengetahui apakah desain yang dilakukan terhadap sistem
memungkinkan sistem untuk berkembang lebih lanjut (dikaitkan dengan tegangan
yang ada) atau tidak. Sedangkan aplikasi pada bagian operasi diperlukan terutama
untuk mengatasi masalah optimisasi sistem dan kestabilan sistem.
Model Sistem Untuk Aliran Daya
Dengan memperhatikan gambar 2.2 akan paparkan variabel-variabel dan
parameter-parameter yang berhubungan dengan bus p dan bus q dinyatakan dengan
notasi sebagai berikut:
Tegangan bus
Dalam bentuk polar
) sin (cos ) exp(
p p p p p p
j V j V V + = =
Dalam bentuk rectanguler
p p p
jf e V + =
Admitansi bus
Dalam bentuk polar
) sin (cos ) exp(
pq pq pq pq pq pq
j y j y y + = =
Dalam bentuk rectanguler
pq pq pq
jB G y + =
Daya kompleks
-
= + =
p p p p p
I V jQ P S
Apabila indeks urutan menggunakan i dan indeks jenis bus G untuk pembangkit dan
L untuk beban, maka:
) , Re(
i i Li Gi i
I V P P P = =
) , Im(
i i Li Gi i
I V Q Q Q = =
Arus bus:
BUS BUS BUS
V y I =
Elemen-elemen dari matriks I
bus
adalah arus yang mengalir pada simpul jaringan
dimana unit sumber adalah tegangan antara simpul dengan referensi.
Dari persamaan ( ) dan ( ) untuk sistem n bus, diperoleh:
k
n
i k k
ik i ii
i
i i
i
V y V y
V
Q P
I

= =
-
+ =

=
, 1
Dari persamaan ( ) didapat:
(

=

= =
k
n
i k k
ik
i
i i
ii
i
V y
V
jQ P
y
V
, 1
1
Bentuk persamaan daya

= =
- -
= +
n
i k k
k ik i i i
V y V P
, 1
Dalam bentuk persamaan koordinat polar
) exp(
1
ik k i
n
k
ik k i i i
y V V jQ P = +

=
Sehingga:

=
=
n
k
ik k i ik k i i
y V V P
1
) cos(
Dan

=
=
n
k
ik k i ik k i i
y V V Q
1
) sin(
i= 1,2,,n ; i=slackbus
Penggunaan Metoda Newton Raphson dalam studi aliran daya
Persamaan ( ) dan ( ) adalah tidak linear dan diperlukan untuk
memecahkan 2(n-1) persamaan yang mengandung ,V
i
,, o
i
, P
i
, dan Q
i
pada masing-
masing bus i untuk solusi aliran daya. Khusus untuk slackbus, daya netto pada bus ini
dihitung setelah semua variabel ,V
i
, dan o
i
diketahui. Disamping itu dapat dihitung
daya pembangkitan daya aktif pada slackbus setelah losses semua saluran pada
sistem tenaga listrik dihitung.
Persamaan ( ) dan ( ) menghasilkan satu himpunan persamaan non linear
simultan. Setiap bus mempunyai persamaan non linear dua buah. Pada bus beban,
daya aktif dan daya reaktif (P dan Q) diketahui kemudian dicari besar tegangan dan
sudut fasenya (V dan o ). Pada bus pembangkit, daya aktif dan besar tegangan (P dan
,V, ) diketahui, kemudian dicari sudut fase (o). Setelah proses perhitungan
selesai.,dicari daya aktif pada bus pembangkit . Pada slackbus, besar tegangan dan
sudut fase tertentu dan tetap.
Dalam tulisan ini akan ditinjau metode Newton Raphson yang merupakan
salah satu metoda yang digunakan dalam memecahkan persamaan non linear
simultan. Ide dasar dari metoda ini adalah penggunaan deret Taylor untuk reformulasi
suatu fungsi non linear dengan dua variabel.
2.2.2.1. Dasar Perumusan
Daya aktif dan reaktif dinyatakan dalam dalam koordinat polar

=
=
n
k
ik k i ik k i i
y V V P
1
) cos(

=
=
n
k
ik k i ik k i i
y V V Q
1
) sin(
Dari persamaan tersebut dapat dicari hubungan antara perubahan daya aktif
dan daya reaktif dengan perubahan besar tegangan dan sudut fase.
Persamaan tersebut adalah sebagai berikut:
(
(

A
A
(
(
(

A
A
A
A
A
A
A
A
=
(

A
A
V
V
Q Q
V
P P
Q
P

Dari persamaan ( ), maka metoda Newton Raphson membutuhkan satu himpunan


persamaan differensial yang disusun untuk menggambarkan secara detail hubungan
antara perubahan daya aktif dan reaktif dengan perubahan bedar tegangan dan sudut
fase. Himpunan persamaan tersebut adalah:
(
(
(
(
(
(
(
(
(

c
c
c
c
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(

c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
=
(
(
(
(
(
(
(
(
(

c
c
c
c
n
n
n
n n n n
n
n
n n
n
n n
n n
n
n
V
V
V
Q
V
Q Q Q
V
Q
V
Q Q Q
V
P
V
P P P
V
P
V
P P P
Q
Q
P
P
2
2
2 2 2
2
2
2
2
2
2
2
2 2
2
2
2 2
2
2
2
2
... ...
... ... ... ... ... ...
... ...
... ...
... ... ... ... ... ...
... ...





persamaan ( ) dapat disusun kembali dalam bentuk:
(
(

c
c
(
(
(

c
c
c
c
c
c
c
c
=
(

c
c
V
V
Q Q
V
P P
Q
P

(
(
(

c
c
c
c
c
c
c
c
=
V
Q Q
V
P P
J

Matriks J adalah matriks Jacobian yang merupakan koefisien fungsi perubahan besar
tegangan dan sudut fase terhadap perubahan daya aktif dan daya reaktif.
Pencarian nilai elemen-elemen matriks Jacobian
Persamaan yang digunakan untuk menentukan elemen jacobian dapat
diturunkan dari persamaan daya ( ) dan ( ) . Untuk mempermudah formulasi elemen-
elemen matriks jacobian, matriks jacobian dapat diumpamakan tersusun atas empat
kuadaran, yaitu:
(

=
(
(
(

c
c
c
c
c
c
c
c
=
IV III
II I
V
Q Q
V
P P
J

Formulasi elemen Jacobian untuk kuadran I:


1. Pendifferensialan elemen-elemen off diagonal matriks Jacobian kuadran I
menghasilkan:
) sin(
ij k i ij j i
j
i
Y V V
P
O =
c
c

2. Pendifferensialan elemen-elemen diagonal matriks Jacobian kuadran I


menghasilkan:
) sin(
, 1
ij j i
n
i j j
ij j i
i
i
Y V V
P
O =
c
c

= =

Formulasi elemen Jacobian untuk kuadran II:


1. Pendifferensialan elemen-elemen off diagonal matriks Jacobian kuadran II
meghasilkan:
) cos(
ij k i ij i
j
i
Y V
V
P
O =
c
c

2. Pendiffrensialan elemen-elemen diagonal matriks Jacobian kuadran II
menghasilkan:
) cos( ) cos( 2
, 1
ij j i
n
j i i
ij i ii ii i
i
i
Y V Y V
V
P
O + O =
c
c

= =

Formulasi elemen Jacobian untuk kuadran III:
1. Pendifferensialan elemen-elemen off diagonal matriks Jacobian kuadran III
meghasilkan:
) cos(
ij k i ij j i
j
i
Y V V
Q
O =
c
c

2. Pendiffrensialan elemen-elemen diagonal matriks Jacobian kuadran III


menghasilkan:
) cos(
, 1
ij j i
n
i j j
ij j i
i
i
Y V V
Q
O =
c
c

= =

Formulasi elemen Jacobian untuk kuadran IV


1. Pendifferensialan elemen-elemen off diagonal matriks Jacobian kuadran IV
meghasilkan:
) sin(
ij k i ij i
j
i
Y V
V
Q
O =
c
c

2. Pendiffrensialan elemen-elemen diagonal matriks Jacobian kuadran IV
menghasilkan:
) sin( ) sin( 2
, 1
ij j i
n
j i i
ij i ii ii i
i
i
Y V Y V
V
Q
O + O =
c
c

= =

Dalam sistem tenaga listrik seperti sudah di sebutkan terdapat spesifikasi bus, yaitu
slackbus, bus pembangkit atau PV bus, dan bus beban murni atau PQ bus. Pada
slackbus besar tegangan dan sudut fase sudah tertentu dan tetap, sehingga walaupun
ada perubahan daya aktif dan atau daya reaktif, besar tegangan dan sudut fase pada
slackbus tidak berubah. Oleh karena itu khusus untuk slackbus tidak dimasukkan ke
dalam proses iterasi. Sedangkan pada PV bus atau bus pembangkit, besar tegangan
dan pembangkitan daya aktifnya tertentu dan tetap. Untuk PV bus, proses iterasi
bertujuan mencari nilai sudut fase, baru kemudian setelah proses iterasi konvergen
dapat dicari nilai daya netto reaktifnya.Dengan demikian bisa dianggap tidak ada
perubahan besar tegangan pada PV bus yang diakibatkan perubahan daya reaktif dan
daya aktif di PV bus. Sementara itu perubahan daya reaktif di PV bus kecil sekali
pengaruhnya terhadap perubahan sudut fase di PV bus, sehingga bisa diabaikan.
Atas dasar asumsi di atas maka terjadi penghilangan elemen-elemen jacobian
yang berhubungan PV bus, yaitu elemen jacobian yang menunjukkan nilai perubahan
daya reaktif pada PV bus terhadap perubahan sudut fase setiap bus, nilai perubahan
daya reaktif pada PV bus terhadap perubahan besar tegangan setiap bus, nilai
perubahan daya aktif pada semua bus terhadap perubahan besar tegangan PV bus, dan
nilai perubaham daya reaktif pada semua bus terehadap perubahan besar tegangan PV
bus. Proses penghilangan tersebut dapat dijelaskan dengan menggunakan matriks
sebagai berikut:
Misalnya slackbus dan PV bus berturut-turut adalah bus 1 dan bus 2,
(
(
(
(
(
(
(
(
(

c
c
c
c
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(

c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
=
(
(
(
(
(
(
(
(
(

c
c
c
c
n
n
n
n n n n
n
n n
n
n n
n n
n
n
V
V
V
Q
V
Q Q Q
V
Q
V
Q Q Q
V
P
V
P P P
V
P
V
P P P
Q
Q
P
P
3
2
3 2 2
3
3
3
3
3
3
3
3
3 2
2
3
3 2
2
2
3
2
... ...
... ... ... ... ... ...
... ...
... ...
... ... ... ... ... ...
... ...





Langkah-langkah penyelesaian persamaan aliran daya dengan menggunakan
metoda aliran daya adalah sebagai berikut:
1. Bentuk matriks admitans Ybus berdasarkan nilai impedan dari semua saluran
2. Masukkan pengaruh ratio tap tranformator regulasi, kapasitor, dan admitansi
shunt beberapa saluran, sehingga matriks admitansi terkoreksi.
3. Tentukan nilai awal untuk besar magnitudo tegangan dan sudut faase
4. Bentuk matriks jacobian berdasarkan nilai elemen-elemen matriks admitan dan
magnitudo tegangan, serta sudut fase
5. Hitung daya aktif dan reaktif netto setiap bus (P
i
dan Q
i
). Dengan berdasarkan
data daya pembangkitan dan pembebanan (P
scheduled
dan Q
scheduled
) cari nilai AP
dan AQ dengan persamaan:
AP
i
=P
scheduled(i)
- P
i
AQ
i
=Q
scheduled(i)
- Q
i
6. Cek, apabila max(AP,AQ) lebih kecil dari pada error maka komputasi selesai,
apabila lebih besar dari pada error lanjutkan komputasi ke langkah nomer 7
7. Hitung perubahan sudut fase dan magnitudo tegangan dengan persamaan:
| |
(
(

=
(
(


) (
) (
1
) (
) (
) (
k
k
k
k
k
dQ
dP
J
dV
d
8. Tambahkan perubahan sudut fase dan magnitudo tegangan pada nilai sudut fase
dan magnitudo tegangan sebelumnya agar kedua nilai tersebut terkoreksi.
9. Proses komputasi menuju langkah nomer 4.
Metoda Aliran Daya Fast Decoupled
Dalam tulisan ini akan ditunjau metode fast decoupled yang merupakan
pengembangan dari metode Newton-Raphson. Metode ini diperoleh dari pemanfaatan
sifat-sifat fisik dari sistem. Kecepatan konvergensinya lebih rendah dari pada metode
Newton-Rraphson, namun diimbangi dengan waktu perhitungan yang singkat, metode
ini mempunyai keandalan yang baik paling tidak sama dengan metode Newton-
Raphson
Seperti yang sudah tertulis pada persamaan ( ) , maka diperoleh hubungan
antara perubahan P dan Q dengn perubahan V dan o sebagai berikut:
| |
(

A
A
=
(

A
A
V
A
Q
P
Elemen-elemen matriks Jacobian ini dapat dibuaat mempunyai nilai yang simetris
apabila didefinisikan sebagai berikut:
(

A
A
(

=
(

A
A
V V L M
N H
Q
P
/

Dengan:

= =
O =
c
c
=
n
i k k
ik k i ik k i
i
i
ii
y V V
P
H
, 1
) sin(

i ii i
Q b V =
2
Dengan asumsi bahwa:
1
2
~
i
V
i ii
Q b >>
maka:
ii
i
i
b
P
=
c
c

Persamaan luar diagonal:


) sin(
ik k i ik k i
k
i
y V V
P
O =
c
c

ik k i ik
O ~ O
) sin(
ik ik k i
k
i
y V V
P
O ~
c
c

ik k i
b V V ~
Apabila:
1 ~
k i
V V
Maka:
) sin(
ik k i ik i
k
i
y V
V
Q
O ~
c
c

ik
b ~
Dalam sistem tenaga listrik umumnya terdapat sifat-sifat fisik sebagai berikut:
Perubahan daya riil AP erat hubungannya dengan perubahan sudut fase tegangan
Ao. Dan kecil pengaruhnya terhadap perubahan magnitudo tegangan AV.
Perubahan dari daya reaktif AQ erat hubungaannya dengan perubahan madnitudo
tegangan AV, dan kecil pengaruhnaya pada perubahan sudut fase tegangan Ao.
Dengan pertimbangan sifat-sifat di atas maka sub matriks M dan N dalam persamaan
di atas dapat diabaikan dalam proses iterasi.
Sehingga diperoleh:
(

A
A
(

=
(

A
A
V L
H
V Q
V P
0
0
/
/
Matriks H dan L dalam persamaan diatas mempunyai elemen-elemen yang
harganya negatif pada bagian imajiner dari elemen-elemen matriks admitansi simpul
Y tanpa baris dan kolom dari slackbus.
Pengabaian-pengabaian lebih lanjut dapat dilakukan antara lain dengan
mengabaikan resistansi pada perhitungan H. Dengan pengabaian di atas, matriks H
dan L, merupakan pendekatan dari matriks Jacobian tetapi persamaan selisih saya
simpul yang dipakai tetap eksak sehingga ketelitiannya bisa sama dengan metode
Newton-Raphson.
Diagram alir penyelesaian aliran daya metode Fast decoupled ini antara lain
dapat dilakukan dengan diagram alir seperti pada gambar ( ). Dalam alternatif ini,
koreksi amplirudo tegangan simpul dan sudu t fasenya tidak dilakukan sekaligus. Satu
kali koreksi dari masing-masing variabel dianggap setengah iterasi. Tapi dalam
aplikasi program dapat juga dilakukan dengan cara koreksi amplitudo tegangan dan
sudut sekaligus. Dan jika amplitudo tegangannya konvergen berarti AP dan AQ juga
konvergen. Dengan teknik seperti ini, maka proses perhitungan akan semakin cepat.
Selain dengan memperhatikan teknik-teknik di atas, perlu juga diperhatikan perangkat
lunak dan pernagkat keras yang digunakan dalam melakukan komputasi. Semakin
baik perangkat lunak maupun perangkat keras yang digunakan, maka hasil komputasi
akan semakin baik dan proses komputasi akan semakin cepat.

You might also like