You are on page 1of 11

Majalah Ilmiah Al-Jibra, ISSN 1411-7797, Vol. 12, No.39.

April 2011 STUDI PRE FEASIBILITY STUDI (PFS) FREE INTAKE SUPLESI SADDANG KABUPATEN PINRANG 2400 HA
H. Muh. Natsir, S
Dosen Kopertis Wilayah IX Pada Fakultas Teknik UMI Makassar

Abstrak Studi Prefeasibility Free Intake Suplesi Saddang Kabupaten Pinrang dalam rangka peningkatan produksi tanaman pangan (Padi dan Palawija). Pengembangan sector pertanian mengutamakan program Intensifikasi, ekstensifikasi dan diresifikasi seiring dengan pengembangan teknologi pertanian, maka dengan ini membahas tentang : Studi Free Intake Suplesi Saddang, Latar Belakang, Tujuan, Lingkup Kegiatan, Lokasi Pekerjaan, Kesampaian Daerah, Kondisi Wilayah Studi, Hidrolik Matologi, Pertanian, Survey Topografi, Perhitungan dan Anggaran, Geomorfologi, Strategrafi, Analisa Hidrologi, Debit Banjir, Rencana pengembangan pertanian irigas dan penyempurnaan peta layout serta bangunan pengambilan. Kata Kunci : Intake, Sungai Saddang, Tanaman Pangan PENDAHULUAN Latar Belakang Daerah Irigasi (D Saddang) dengan luas total 64.000 Ha (di Kab. Pinrang, Kab. Sidrap dan Kab. Wajo) telah terbangun dengan bangunan utarna beupa bendung gerak di Kab. Pinrang, sedangkan Sungai Saddang mengalirkan air sepanjang tahun. Adanya pengambilan air Irigasi dengan pompa untuk persawahan di luar rencana Dl Saddang menyebabkan adanya jadwal pertanaman terganggu. Sebagian areal di luar Dl Saddang sebagian masih berupa sawah tadah hujan 4000 Ha. Dalarn rangka rnenyelesaikan masalah tersebut maka direncanakan usaha pengembangan irigasi melau irigasi sistern gravitasi den gan free intake dan dengan rencana sumber - sumber air lainnya di sekitar daerah tersebut. Maksud Dan Tujuan Maksud pekerjaan ini adalah melakukan kajian kelayakan ieigembangan irigasi dengan free intake untuk mengairi areal di sekitar (di luar) Ll Saddang (Sal. Induk kappang) yang selama ini merupakan sawah tadah hujan. Tujuannya agar hasil kajian kelayakan (Feasibility study) ini bersama dengan dokumen tender (KAK-Kerangka Acuan Kerja) dijadikan pedoman untuk kegiatan selanjutnya (Detail Desain Pengembangan Irigasi tersebut). Lingkup Kegiatan Lingkup kegiatan pekerjaan Study Pra Feasibility Study (PF) Free Intake Suplesi Saddang Kab. Pinrang 2.400 Ha adalah sebagai berikut : - Kegiatan A = (Persiapan) Kegiatan Studi dan Pembangunan Terdahulu - Kegiatan B = Survey Topografi - Kegiatan C = Investigasi Geologi dan Mekanika Teknik - Kegiatan D = Analisa Hidrologi, Klimatologi dan Ketersediaan Air - Kegiatan E = Pertemuan Konsultasi Masyarakat (PKM) - Kegiatan F = Pra desain GAMBARAN UMUM DAERAH STUDI Lokasi Pekerjaan a) Lokasi areal layanan irigasi (sawah) terletak di Kec. Patampanua Kab. Pinrang dan sebagian Kec. Kulo Kab. Sidenreng Rappang sampai dengan Saluran Induk Rappang (Dl Saddang). b) Lokasi Bangunan Utama yang diperkirakan berupa Free Intake terletak di Sungai Saddang di Dusun Malaja Desa Karang Kec. Cendana Kab. Enrekang.

Majalah Ilmiah Al-Jibra, ISSN 1411-7797, Vol. 12, No.39. April 2011 Sebelah Timur : Kab. Sidrap Kesampaian Daerah a. Daerah persawahan (areal irigasi Sebelah Selatan : Kec. Watang rencana) terletak di Kec. Patampanua Sawitto dan Kec. Paleteang (Kab. Pinrang) dan Kec. Kulo (Kab. Sebelah Barat : Kec. Cempa Sidrap) dapat ditempuh melalui jalur Ketinggian wilayah antara : + 13 m darat dan Kota Makassar (Ibukota sampai dengan + 86 rn di atas Prov. Sulsel) menuju Kota Pare-pare permukaan laut (d.p.I). kemudian menuju Kota Pinrang (II) Di Kec. Kulo Kab. Sidenreng (Ibukota Kab. Pinrang), lalu menuju Rappaiig areal rencana berada di Kec. Patampanua, jalan beraspal ini Desa Bina Baru, Madenra dan Desa cukup baik. Kulo b. Lokasi Bangunan Utama (Free Lintarig Selatan : 03 42 45 sampai Intake) dapat ditempuh dengan 3 dengan 03 47 25 (tiga) jalur darat. Bujur Timur : 119 39 45 sampai 1. Jalur Timur dengan 119 48 25 Dari Makassar - Pare-pare Luas wilayah administrasi Kab. Rappang (Kab. Sidrap) - Kabere Sidenreng Rappang adalah 1.883,25 (Kab. Enrekang) dan belok kiri km2 terbagi dalam 11 Kecamatan menuju Desa Karang/Jampue. dan 105 Desa/Kelurahan. Di Kab. Jarak tempuh total 225 km. Sidenreng Rappang daerah Kabere - Bonne 5 km jalan bergunung, berbukit terletak di Kec. makadam tidak baik Panca Riatang, TeUu Iimpoe dan 2. Jalur Tengah Watang P!u, dan di Kec. Panca Dari Makassar - Pare-pare Riatana dan Tellu Limpoe memiliki Rappang Mario Karang Jarak daerah danau 3 %. tempuh 215 km. Di Kec. Kulo (daerah Iayanan ingasi) 3. Jalur Barat terdiri atas dataran 90 % dan Dari Makassar - Pare-pare berbukit 5 % serta bergunung 5 Pinrang Patampanua %. Di daerah dataran kemiringan Jampue/Karang Jarak ternpuh lahan antara 02,5 % 227 km. (sumberSidenreng Rappang dalam Kondisi Wilayah Studi angka. 2008). Ketinggian wilayah Geografi antara : 25 m sampai dengan 40 Areal irigasi rencana 2008 Ha yang m di atas permukaan laut (d.p.l). terletak di Kec. Patampanua Kab. Pinrang ( 1278 Ha) dan di Kec. Kulo Kab. Hidrokilmatologi Sidenreng Rappang ( 730 Ha). a. Sumber Air (I) Di Kec. Patampanua, Kab. Pinrang, Sumber air untuk keperluari pertanian arela rencana berada di Desa Sipatuo, adalah air hujan dan aliran air Sungai Kel. Teppo, Tonyamang dan Saddang. Maccirinna, secara geografis Kec. Sungai Saddang mempunyai luas Patampanua berada pada : DAS = 6696 km2. Lintang Selatan : 04 10 30 sampai Panjang sungai = 197,0 km dengan 30 19 13 Kemiringan sungai rata-rata = 0,006 Bujur Timur 119 26 30 sampai Data di Stasiun PDA Kabere dan dengan 119 47 20 pengamatan tahun 1994 sampal Batas wilayah adalah sebagai berikut : dengan 2008 diperoleh debit air rata Sebelah Utara : Kec.BatuLapa dan rata bulanan adalah sebagai berikut : Kec.Duampanua

Majalah Ilmiah Al-Jibra, ISSN 1411-7797, Vol. 12, No.39. April 2011 Tabel 1. Debit Air Rata-rata Bulanan Debit Air Rata-rata Bulanan Bulan (m3 /dt) Januani 296,85 Februari 280,18 Maret 323,71 April 398,62 Mei 343,55 Juni 248,90 Juli 188,38 Agustus 160,76 September 147,27 Oktober 176, 18 Nopember 238,53 Desember 276,15 debit maksimum pada buan April dengan Debit minimum terjadi pada bulan 3 September dengan debit rata - rata deba rata - rata butanan sebesr 398 m /dt. bulanan sebesar 147 m3/dt, sedangkan Tabel 2. Data Curah Hujan Kab. Sidenreng Rappang Curah Hujan Rata-rata No. Bulan Hari Hujan (hari) (mm) 1 Januani 107 9 2 Februari 226 8 3 Maret 89 8 4 April 93 10 5 Mei 162 10 6 Juni 57 6 7 Juli 98 9 8 Agustus 76 5 9 September 56 4 10 Oktober 124 8 11 Nopember 109 8 12 Desember 250 12 Catatan :Data Curah Hujan rata-rata Kab. Sidenrenc Rappung Th 2007, Sidenreng Rappang dalam Angko, 2008 Menurut Shcmidt dan Ferguson pada tahun 2007 iklim di Kab. Sidrap termasuk tahun agak basah sampai basah. Luas wilayah Kec. Patampanua adalah 136,85 km2 atau 6,98 % di Kab. Pinrang. Wilayah Kec. Patampanua ini berada pada ketinggian antara 13,0 m s/d 86,0 m di atas permukaan taut (d.p.l).

PERTANIAN a. Tata Guna Lahan 1) Luas Wilayah Kab. Pinrang adalah 1.961,77 km2 (sumber : Tabel di bawah ini menampilkan tata Kab. Pinrang dalam Angka 2008). guna lahan di Kab. Pinrang dan Kec. Patampanua.

Majalah Ilmiah Al-Jibra, ISSN 1411-7797, Vol. 12, No.39. April 2011

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Tabel 3. Tata Guna Lahan Kab. Pinrang Tata Guna Lahan Luas (Ha) Luas (%) Sawah 46.642 24,74 Bangunan dan halaman sekitar 6.998 3,71 Tegalan, kebun, ladang 25.777 13,67 Tambak 6.727 3,57 Padang rumput 10.691 5,67 Kolam / tebat 339 0,18 Sementara tidak diusahakan 2.085 1,11 Tanah untuk tanam kayu 9.289 4,93 Hutan negara 64.637 34,28 Perkebunan 8.053 4,27 Lain - lain 7.297 3,87 188.535 100,00

Kab. Patampuana Luas (Ha) Luas (%) 4.759 35,47 457 3,41 2.406 17,93 381 2,84 0,00 0,00 31 0,23 2.870 21,39 1.500 11,18 0,00 1.013 7,55 13.417 100,00

Keterangan: Dalam buku TMKabupaten Pinrang dalam Angka 2008, tabel V.8.3 hal 230 dan lanjutannya hal 231, hal 232, dibandigkan dengan tabel 1.1.2 hal 3 (Badan Pertahanan Nasional Kab. Pinrang)

2) Luas wilayah Kab. Sidenreng - Hutan tebat 841,20 ha atau 11,22 % Rappang adalah 1.883,25 km2 b. Kesesuaian Lahan (Sidenreng Rappang dalam Angka, 1) Lahan calon areal layanan ingasi 2008). pada saat ini sebian berupa swah Dan seluruh luasan areal tersebut terdiri tadah hujan dan sebagian berupa atas: tegalan kebun dan sudah - Sawah 46.294,86 ha atau 24,59 % dimanfaatkan bertahun-tahun. Dari - Perkampungan/Perumahan 3.876,41 ha pengamatan tersebut dapat atau 2,05 % disimpulkan Lahan yang ada sebi - Kebuncampuran 21.472,46 ha atau Layak/sesuai untuk pengembangan 11,40% irigasi. - Ladang/Tegalan 20681,06 ha / 10,99 % Jenis tanah yang ada di Kec. - Padang rumput 19.153,66 ha / 10,17 % Patampanua yang meliputi 5 (lima) - Kolam/Tambak/Rawa 765,05 ha atau Desa/Kecamatan (Sumber Kab. 0,41 % Pinrang dalam Angka, 2008) sbb : - Danau 2.896,00 ha atau 1,54 % a) Aluvial kelabu kekuningan - Perkebunan 8.562,00 ha atau 4,54 % b) Regosol kelabu kekuningan - Belukar/Lainnya 22.668.05 ha / 1,20 % c) Aluvial kelabu - Hutan Lebat 60.724,57 ha atau 32,24 % d) Fodsolik coklat kekunigan - Hutan Sejenis 1.632,94 ha atau 0,87 % 2) Jenis tanah yang ada di Kec. Kulo Luas wilayah Kec. Kulo adalah 7500 Ha (Sidenreng Rappang dalam Angka, atau 3,98 % dan Kab. Sidenreng Rappang 2008) adalah: Alluvial Kelabu, yang terdiri atas : Fodsolik Cokiat Kompleks Fodsolik - Sawah 3470,60 ha atau 46,28 % cokiat dan Regosol. - Perkampungan 216,35 ha atau 2,88 8% c. Produksi - Kebun campuran 1073,00 ha / 14,3 1 % 1) Areal di produksi di 5 (lima) desa - Padang rumput 100,00 ha atau 1,33 % Kec. Patampanua yang merupakan - Perkebunan 0,00haatau0,00% sawah tadah hujan adalah 9518,50 - Belukar 1798,S5haatau23,98% Ha (luas panen) dan produksi

Majalah Ilmiah Al-Jibra, ISSN 1411-7797, Vol. 12, No.39. April 2011 627.269 ton atau produksi rata-rata 65,9 kw/ha (GKP) Sedangkan luas panen pada tahun 2007 luas panen di areal study adalah85.259 Ha dengan produksi padi adalah 540.115 ton (sumber: Kab. Pinrang dalam Angka, 2008). SURVEY TOPOGRAFI Survey Lapangan Pekerjaan survey lapangan meliputi : - Pemasangan Bench Mark (butir 3.1 di atas) - Pengukuran memanjang dan melintangsaluran - Pengukuran situasi calon lokasi bangunan khusus - Pengukuran melintang sungai di sekitar bangunan free intake Pengukuran poligon utama dilakukan dengan: - Ketelitian sudut 5 (empat bacaan xhit).. - Kesalahan pen utup sudut maksimtrn 1TN, dimana N banyaknya titik pokgocL - Sudut vertikal dibaca dalam satu i dengan ketelitian sudut lIT (dua kali bacaan). - Ketelitian azimuth 15. - Ketelitian linear poligon 1 : 10.000 Pengukuran poligon cabang: - Ketelitian sudut 20. - Kesalahan penutup sudut maksirn E?t - Ketelitian linear poligon 1 : 5.000 Pengukuran sipat datar: - Bidikan rambu di antara htervd 05 c 275 m - Jarak bidikan alat ke raiu aii 5(L - Jarak jarak rambu muk.a = jarak ribu belakang atau jumlah jarak muka = jumlah jarak belakang - Jumlah jarak (sIag) per seksi selalu genap. - Batas toleransi untuk kesalahan penutup maksimum 1(ND mm, dimana D = jumlah jarak dalam km. Penjelasan lebih lanjut pada Laporan Penunjang Pengukuran dan Deskripsi BM.

Perhitungan dan Penggambaran Perhitungan dilakukan dengan cara sebagai berikut: - Semua pekerjaan pengukuran dihitung sementara dan selesai di lapangan, kalau ada kesalahan dapat segera diulang pengukurannya. - Hitungan poligon dan sipat datar digunakan hitungan perataan. - Stasiun pengamatan matahari harus tercantum dalam sketsa. Pada sketsa kerangka utama dicantumkan hasil hitungan: Salah penutup sudut poligon dan jumlah titiknya Salah linear poligon beserta harga toleransinya Jumlah jarak Penggambaran dilakukan dengan cara sebagai berikut : - Gambar silang untuk grid dibuat setiap 10 cm. - Pada tiap interval 5 (lima) garis kontur dibuat tebal dan ditulis angka elevasinya. Garis sambungari (overlaap) peta sebesar 5 cm. - Peta skala 1 : 500 untuk pemetaan di lokasi bangunan utama, interval konturnya 0,5 m. - Titik poligon utama, poligon cabang dan poligon raai digambar dengan sistem koordinat. Hasil survey topograf. - Peta situasi luas kotor 2.35 1,54 ha, luas bersih 2008 ha. - Saluran induk 16.821,30 m, saluran sekunder 8.695,28 m. IDENTIFIKASI GEOLOGITEKNIK DAN MEKANIKA TANAH Geomorfologi Secara regional geomorfologi lokasi proyek terbagi menjadi 3 satuan bentang alam yaitu pegunungan, perbukitan dan dataran rendah (Simandjuntak, dkk, 1994). Daerah pegunungan terletak pada bagian utara dan timur daerah lembar proyek

Majalah Ilmiah Al-Jibra, ISSN 1411-7797, Vol. 12, No.39. April 2011 dengan beda tinggi berkisar antara 5031323 m dan permukaan air taut, mencakup daerah sekitar Buttu Anging (503 m), Buttu Cannge (507 m), Buttu Tirasa (965 m), Buttu Dalla (1286 m) dan Buttu Wajae (1323 m), disusun oleh jenis batuan vulkanik berupa tufa, breksi dan lava basalt, sebagian pada bagian utara lebih diciomonasi oleh jenis sedimen klastik berupa batupasir, batulempung dan konglomerat. Sungai di daerah ini membentuk banyak percabangan beberapa tempat membentuk pola sejajar, lembahnya banyak yang curam, dan berbentuk V, terdapat pula valley erosion yang mencirikan proses denudasional (Gambar A.1). Daerah perbukitan terletak pada bagian tengah lembar proyek, dengan beda tinggi berkisar antara 75-500 m dari muka taut, dususun oleh jenis batuan epikiastik berupa tufa dan breksi. Sungai umumnya mempunyai dasar lembah yang agak datar, memperlihatkan pengikisan kesamping yang Iebih kuat, pendiri lainnya berupa bentuk puncak dan punggung membulat, lembah-lembahnya dangkal berbentuk huruf V tumpul. Proses geologi yang berkembang adaiah proses denudasi yang didominasi oleh erosi rill dan erosi gully dan membentuk relief sedang (GambarA.1) dengan penomoran Lembar 2012 dan 2112 oleh Djuri, dkk tahun 1998 edisi kedua. Tatanan Stratigrafi regional daerah proyek dan sekitarnya dan basil overlay lembar Lampa terhadap peta geologi regional diketahul bahwa kelompok batuan pada daerah proyek dan sekitarnya jika diurutkan berdasarkan tingkatan umur dan yang tertua hingga yang termuda Formasi Loka (Tml) yang terdiri dan batuan epiklasftik gunung api berupa batupasir andesitan, batulanau, konglomerat dan breksi vulkanik ( Foto B.1) dengan an fisik berlapis hingga masif. Terendapkan pada lingkungan darat, delta hingga laut dangkal, fosil foraminifera menunjukan bahwa formasi ini berumur Miosen Tengah hingga Miosen Akhir dengan ketebalan hingga ratusan meter. Formasi ini tersebar pada bagian timur dan selatan menenggara dan daerah dengan pola sebaran relatih timur barat.

Formasi Walanae (Tpw) disusun oleh konglornerat, sedikit batupasir, glokonit dan serpih mengandung kokuina, moluska dan foramnifera yang menunjukan umur Pliosen, sedangkan Iingkungan pengendapannya darat hingga laut dangkal. Tebal formasi mi kurang Daerah dataran rendah menempati bagian dan 1700m. Pada lokasi proyek terletak timur daerah proyek memanjang dan arah pada arah timur peta memanjang dan arah utara ke selatan lembar peta, berada pada utara-selatan memotong Sungai Saddang. daerah Cempa, Lampa dan Bungi dan sekitarnya, mempunyai beda tinggi Anggota Batugamping Forrnasi Wolanae beranggotakan batugamping hingga 48 meter dan muka air taut (Tpl) ,dicirikan dengan relief yang datar dan terumbu dengan ketebalan Iebih kurang disusun oleh material hasil proses 100 m, ditemukan menumpangi atau denudasional dan sebagian merupakan sebagai lensa pada bagian atas daerah floodplain dan Sungai Saddang Gunungapi Wolimbong (Tmpv), umurnya berkisar Mio-Pliosen, dengan Iingkungan (Gambar A.1) pengendapan laut dangkal. Batuan serupa Stratigrafi dan seumur di Lembar Pangkajene dan Sratigrafi regional pada daerah proyek bagian barat Watampone (Sukamto, termasuk dalam Geologi Regional 1982) disebut Anggota Tacipi Formasi Lembar Majene dan Bagian Barat Walanae, di Lembar Enrekang (Sukido, Lembar Palopo sekala 1: 250.000 1997) disebut Formasi Tacipi. Pada

Majalah Ilmiah Al-Jibra, ISSN 1411-7797, Vol. 12, No.39. April 2011 lokasi proyek terletak pada bagian timur a. Stasiun Pos Duga Air laut dan daerah Padanglolo menyebar dan Data aliran saluran Saddang (sebagai aah utara-selatan sumber air irigasi) di analisa dari pencatatan satasiun Pos Duga Air ANALISA HIDROLOGI (PDA) di Kabere dan Batu-batu Stasiun Pos Duga Air, Pencatatan Iklim sebagai berikut : dan Penakar Hujan Posisi Geografis No Nama
o

1 PDA Saddang Kabere 3 39 16.4 LS 119 47 6.7 BT 2 PDA Saddang Batu-batu 3o 41 38.8 LS 119o 33 17.3 BT Lokasi: - PDA Saddang Kabere berlokasi dihulu calon free intake dan berjarak 8,0 km. - PDA sadang Batu-batu berlokasi di hilir bending banteng. b. Stasiun Klimatologi Kondisi iklim Kab. Pinrang dianalisa dari stasiun klimatologi sebagai berikut: Lama Posisi Geografis No Nama Pencatatan (Tahun) o o 1 Banga-banga 3 49 16.4 LS 119 35 17.5 BT 5 Tahun Lokasi : terletak di Kec. Mattirosompe Kab. Pinrang c. Stasiun Penakar Hujan Kondisi hujan, hujan andalan dan hujan efektif di analisa hidrologi dari stasiun penakar hujan sebagai berikut : Lama Posisi Geografis No Nama Pencatatan (Tahun) o o 1 Sta. Kaballangan 3 41 20.5 LS 119 35 42 BT 13 Tahun 2 Sta. Salokarajae 3o 46 52.9 LS 119o 50 55.3 BT 13 Tahun o o 3 Sta. Marowangin 3 44 1.7 LS 119 51 56.9 BT 13 Tahun Tinggi Aliran dan Debit (Rating - Pada ruas sungai Saddang antara STA PDA kabere dan calon free intake Curve) Bentuk tampang sungai pada Stasiun berjarak pendek. PDA Sadang Kabere dan para calon - Pada ruas tidak dijumpai adanya lokasi free intake hampir sama dan aliran sungai masuk sungai Saddang berbentuk huruf Dan data pengukuran maupun aliran keluar darr sungai debit (langsung) dan pengamatan tinggi Saddang. air di PDA maka kurva tinggi alwan dan - Hujan yang jatuh pada ruas sungai debit diesimasi dengan menggunakan tersebut serta kehilangan air akibat metoda kuadrat terkedi (Hidrologi untuk penguapan dan resapan dapat Pengairan, In. Suyono Sosrodarsono, diabaikan. Kenzaken Takeda, 1976). Debit Banjir Debit banjir Sungai Saddang dianaksa Debit Sungai Saddang Debit aliran Sungat Saddang pada Iokas dengan rnenggunakan pencatatan banjir STA POA Kabere Saddang dan calon maksimum sesaat pada PDA Sadang free intake diasumsikan sama atau hampir Kabere (lama pencatatan 15 tahun). sama dengan pertimbangan sebagai berikut :

Lama Pencatatan (Tahun) 15 Tahun 15 Tahun

Majalah Ilmiah Al-Jibra, ISSN 1411-7797, Vol. 12, No.39. April 2011 Debit banjir Sungai Sad dang di analisa Tipe derigan Metode Gumbel serta Log Person III dan diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4. Debit Banjir Rencana
Kala Ulang Q2 Q5 Q10 Q20 Q25 Q50 Q100 Debit Banjir Rencana 730 m3/dt 1068 m3/dt 1332 m3/dt 1576 m3/dt 1714 m3/dt 2036 m3/dt 2392 m3/dt

Penjelasan lebih lanjut pada Laporan Penunjang Analisa Hidrologi.

dukungan dengan adanya RENCANA PENGEMBANGAN ketersediaan air yang cukup melalui PERTANIAN DAN IRIGASI pengembangan irigasi serta Rencana Pengembangan Pertanian a. Kegiatan Pertanian Saat ini ketersediannya sarana pendukung Kondisi sawah, tegalan di Kec. lainnya. Pengembangan irigasi Patampanua saat ini masih berupa direncanakan dengan pengembangan sawah tadah hujan, sehingga kegiatan Free Intake Suplesi Saddang. pertanian sangat tergantung pada Perubahan pola tanam yang diusulkan hujan (iklim). Di daerah Kab. Pinrang adalah sebagai berikut : memiliki ikhm agak basah dan Padi Padi - Palawija atau sedang. Pertanaman dimulai bulan Padi Padi - Borw Oktober sampai dengan Maret. Pola Dengan adanya pola intensifikasi tanam yang umum dilakukan petani pertanian ini diharapkan dapat adalah Padi-Jagung/Sayuran. meningkatkan ketersediaan pangan Luas penguasaan tanah/pemilikan daerah dan menambah stok pangan antara 15 are - 1 Ha. nasional. Benih digunakan = 50 kg gabah/Ha Pupuk digunakan 3 kali dengan Rencana Pengembangan Irigasi komposisi : (System Planning) Urea = 150 kg a. Areal Pengembangan Irigasi SP 36 = 100kg Areal pengembangan irigasi dibatasi Pengolahan tanah umumnya oleh elevasi muka air di sungai yang dikerjakan sendiri (keluarga) dan diperhitungkan sebagai tinggi elevasi sebagian digunakan tenaga sewa. muka air sungai pada kondisi debit Hasil : 6,0 ton/Ha (GKP) andalan serta elevasi muka air di GKP = Gabah Kering Panen sawah (layanan irigasi) dengan memperhitungkan adanya tinggi Pola tanam yang umum dilakukan hilang pada saluran irigasi dan oteh petani di Kec. Kulo adalah Padibangunan. Palawija/Sayuran. Hasil panen padi b. Suplesi Irigasi Kesaluran Induk rata - rata adalah 60,82 kw/ha. Rappang b. Rencana Pengembangan Pertanian Sesuai dengan tata letak (layout) Karena areal persawahan sulit saluran yang direncanakan serta ditambah/diperluas maka rencana elevasi muka air dan elevasi di Sal. pengembangan pertanian dilakukan Induk Rappang maka suplesi irigasi dengan usaha intensifikasi pertanian. Hal ini dapat dilaksanakan dengan

Majalah Ilmiah Al-Jibra, ISSN 1411-7797, Vol. 12, No.39. April 2011 diberikan pada Sal. Induk Rappang ruas 23 (dua puluh tiga). Suplesi diberikan dengan kapasitas debit maksimum (bulan Maret) sebesar 0,627 m3/dt yang diestimasi dapat melayani areal 392 Ha. Kebutuhan air irigasi di saluran induk secara keseluruhan dengan mernperhitungkan air di sawah dan efisiensi irigasi sesuai dengan pola tanam yang diusulkan serta memperhitungkan kebutuhan air untuk suplesi ke Sal. Induk Rappang rendah). Batas-batas petak tersier yang ideal antara 50 Ha - SO Ha. Bangunan utama : bagi sadap / sadap ditempatkan pada batas petak di saluran lnduk/ sekunder atau ditempatkan pada lokasi yang lebih tinggi. Bangunan khusus seperti talang, siphon, gorong gorong dan lain sebagainya ditempatkan pada lokasi yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi medannya. Nomor kode, nomenklatur dan garis trase saluran harus disesuaikan dengan kriteria perencanaan.

Dengan dibangunnya Free Intake dengan saluran irigasi ini tidak direkomendasikan Peta layout yang telah dibuat sebelumnya menjadi saluran pembuang dengan dicek dan disesuaikan dengan kondsi pertimbangan sebagai berikut : tapangan lalu dilakukan pengukuran trase a) Besarnya kapasitas saluran irigasi saluran, bila terdapat perbedaan atau yang diperhitungkan adalah sebesar permasalahan maka dapat dievaluasi 4,0 m3/dt, terlalu kecil bila kembali dengan tetap memperhatikan dibandingkan dengan banjir periode pertimbangan teknis. Setelah pengukuran ulang 2 th (Q2 = 730 m3/dt) dan jarak trase selesal maka layout yang ada antara calon lokasi free intake dengan dilengkapi dan disempurnakan kembali pertemuan Sungai Mata Allo dan sehingga disebut layout definitip. Sungai Saddang sejauh 22,5 km Untuk lebih sempurnanya peta layout, (dibagian hulu calon free intake) maka sebaiknya dilengkapi dengan skema sehingga pengaruh penurunan muka jaringan dan skema bangunan. Dimana air dipertemuan sungai boleh disebut skema jaringan memuat pembagian petak tidak ada. tersier, nama petak, luas petak, debit b) Secara teknis saluran irigasi tersier, luas petak sekunder/induk, debit dipisahkan (tidak digabung) dengan perruas saluran. Sedang skema bangunan saluran pembuang. memuat : saluran induk / sekunder dan c) Secara oprasional pada saat terjadi semua bangunan utama, bangunan banjir pinto intake pada bangunan pelengkap serta bangunan - bangunan utama irigasi Iainnya. PRA DESAIN Penyempurnaan Peta Layout Peta layout yang ada (draft layout) dibuat dan disesuaikan dengan kriteria perencanaan. Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan peta layout : - Rencana trase saluran pembawa diusahakan berada di bawah punggung medan atau di lereng bukit sedang saluran pembuang diletakkan pada alur lembah (elevasi yang lebih Peta lay out terlampir (Gambar 7.1). Bangunan Pengambilan Bangunan pengambilan berupa bangunan pengambilan bebas (free intake) dan elevasi muka air rencana disesuikan tinggi air pada keadaan debit andalan, seperti yang diuraikan pada butir 6.2.1 pada Bab VI aporan ini. Bangunan free intake ini berlokasi di Dusun Malaga, Desa Karang, Kec. Cendana, Kab. Enrekang.

Majalah Ilmiah Al-Jibra, ISSN 1411-7797, Vol. 12, No.39. April 2011 X Y = 807.457,750 m = 9.592.779,400 m Saluran Irigasi Menentukan dimensi saluran Pengaliran di saluran dianggap aliran tetap sehingga diterapkan rumus: = . 2 3 . 1 2 = = + = + 2 2 + 1 = . , = dimana: = debit = kecepatan aliran = potongan melintang aliran = jari-jari hidrolis = keliling basah = lebar dasar = tinggi air = kemiringan air = keofisien kekasaran stickler = kemiringan talud

Bangunan Free Intake ini dilengkapi ambang, pintu sorong dan pelat banjir. Dimana posisi lubang pengambilan diletakkan tenggelam dan berada di bawah muka air normal sungai. Hal ini untuk mengatasi berfluktuasinya elevasi muka air sungai. Elevasi ambang free intake disesuaikan di samping mempertimbangkan elevasi muka air sungai pada saat debit andalan rencana minimum. Juga diperhitungkan terhadap sedimen yang akan masuk ke dalam saluran. Elevasi top bangunan (deckzerk) diperhitungkan terhadap elevasi muka air banjir 100 tahun ditambah free board (tinggi jagaan).

Rumus : = . . . 2 1 Dimana : = debit = faktor untuk aliran tenggelarn DAFTAR PUSTAKA = koefisien debit = bukaan pintu 1. R.Sarah Reksokusumo, Dasar-Dasar = lebar pintu Untuk Membuat Perencanaan Teknis Jaringan Irigasi = percepatan gravitasi 1 = kedalarnan air di depan pintu di 2. Ahcmadi Partowiyoto, Tata Guna Air Tingkat Usaha Tani Ditgasi I, atas ambang September 1985 3. Binnie & Partner, Deaign Note For Ukuran pokok adalah sebagai berikut : Tertiary Unit Development, Jumlah lobang free intake = 2 bh Desember 1978 Tinggi tiap lobang = 7,83 m 4. DHV/Nedeco, Tertiary Unit Lebar tiap lobang = 2,50 m Development, PLAV Surabaya 1981 Elevasi ambang free intake = + 24.12 5. DPMA, Standar Kotak Bagi Untuk Lebar total (termasuk pilar) = 6.50 m Saluran Tersier dan Kwarter, Maret Elevasi top bangungan free 1973 intake (Dekzerk) =+ 31.95m 6. DPU, Pengelolaan Irigasi Di Tingkat Elevasi muka air rencana Usaha Tani (Tersier), Juli 1976 (di hulu) = 25.27m 7. Hamuji Waluyo, Perencanaan Elevasi muka air rencana Jringan Tersier, Nopember 1979 (di hilir) = + 22.22m Elevasi ambang ukur = + 24.31m 8. PROSIDA, Pedoman Perencanaan Jaringan Tersier, 1980 Elevasi muka air di atas ambang ukur = +25,21 m 9. NEDECO, Some Reflections On The Layout Of The Tertiary System The Elevasi muka air di hihr Area, June 1973 ambang ukur = + 24.77m 10. NEDECO, Manual for Design Of Panjang ambang ukur = 3,0 m Tertiary Unit, Irrigation Lebar ambang ukur = 1,80 m Rehabilitation Project, May 1974

Majalah Ilmiah Al-Jibra, ISSN 1411-7797, Vol. 12, No.39. April 2011 11. DO1. Irrigation Project, Design of Cheeks, Division Boxes and Turnaouts No. 10, 1981

You might also like