You are on page 1of 28

BAB I BIOSTATISTIK KEPERAWATAN A.

Pengertian statistik dalam kesehatan Secara etimologi, statistic berasal dari bahasa romawi states, yang berarti negara, negarawan. Diartikan demikian karena statistic pada waktu itu banyak digunakan untuk urusan negara, seperti biaya pajak dan jumlah penduuduk. Sehingga muncullah berbagai jenis statistic, misalnya : statistic penduduk, statistic kelahiran dan statistic pendidikan. Penggunaan statistic saat ini hanyalah sebagai pendukung pada keseluruhan aktifitas kenegaraan. Pada perkembangannya, statistic merupakan disiplin ilmu yang berdiri sendiri. Di Indonesia ada badan yang mengurusi statistic negara yaitu biro pusat statistic (BPS). Statistic merupakan ilmu yang mempelajari hal hal yang berhubungan dengan data serta sifat sifat data. Adapun kegiatan statistic adalah pengumpulan data, pengolahan data, penyajian data, menganalisa data, penarikan kesimpulan, serta pembuatan keputusan yang didasarkan atas data yang diperoleh. Data diperoleh dari fakta, pengertian fakta adalah kejadian yang benar benar terjadi atau bekas bekasnya ada. Kegunaan data adalah memberikan informasi kepada yang membutuhkan. Informasi inilah yang memberikan perubahan kepada manusia. Secara umum, arti statistic dibedakan menjadi dua bagian besar yaitu arti statistic secara sempit adan arti statistic secara luas. Arti statistic secara sempit merupakan data ringkasan berbentuk angka. Sedangkan dalam arti luas statistic merupakan ilmu yang mempelajari cara pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisa data termasuk cara pengambilan kesimpulan dengan memperhitungkan unsure ketidakpastian berdasarkan konsep probabilitas. Statistic merupakan pengetahuan yang membahas tentang cara pengumpulan data, pengolahan data, analisis suatu data, penyajian data seta penarikan kesimpulan dari kegiatan kegiatan yang berkaitan dengan masalah kesehatan masyarakat. Jadi, statistic

19

adalah ilmu yang mempelajari pengumpulan, pengolahan, penyajian, penganalisasian data, serta penarikan kesimpulan.

Langkah langkah ini merupakan langkah yang berurutan atau berkesinambungan dan tidak dapat ditukar balik. Sesuatu dikatakan statistic apabila :
1. Merupakan agregat. Agregat adalah kumpulan fakta fakta yang diperoleh dari

objek yang kita amati. Cara memperoleh agregat adalah dengan mengamati satu objek atau sekelompok objek berulang ulang.
2. Diperoleh dengan cara menghitung atau mengukur. Perdeaan menghitung dan

mengukur adalah menghitung diperoleh dengan cara menghitung, tidak ada alat ukurnya, bentuk angkanya bulat dan tidak ada satuannya. Sedangkan mengukur diperoleh dengan mengukur, ada alat ukurnya, bentuk angkanya decimal dan ada satuannya. 3. Mempunyai variabilitas

B. Ruang lingkup statistik Ruang lingkup dari statistic meliputi statistic deskriptif dan statistic inferensial.
1. Statistic deskriptif bertujuan menggambarkan suatu cirri penduduk, masyarakat,

organisasi pada situasi tertentu dan berdasarkan data yang diperoleh. Penggunan statistic deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sesuatu yang spesifik saja dan tidak memikirkan mengenai implikasi atau kesimpulan yang mewakili sesuatu yang besar dan umum. Dari pengertian ini dapat dipahami bahwa statistic deskriptif merupakan : a. Peringkasan, pengklasifikasian, dan peyajian data. b. Sebagai langkah awal sebelum analisis statistic inferensial.

19

c. Analisis terhadap data dari seluruh populasi.

Data yang diambil dari sampel, tidak bertujuan generalisasi / inferensi ke populasi, sampel tidak representative (mewakili) populasi (dilihat dari besar / ukuran sampel atau pengambilan sampel dan keterwakilan ciri ciri populasi dalam sampel). Dalam statistic deskriptif kegiatan statistic yang dilakukan meliputi : pengumpulan data, pengolahan data, penyajian data, dan penyimpulan data tanpa disertai tindak lanju. Misalnya statistic kunjungan ke puskesmas.

2.

Statistic inferensial, bertujuan untuk menaksir secara umum suatu populasi

dengan menggunakan hasil sampel, termasuk didalamnya teori penaksiran dan pengujian teori. Dalam statistic ini kegiatan dimulai dari pengumpulan data sampai pada kesimpulan serta ditandai dengan tindak lanjut, sehingga kegiatannya lebih dinamis. Dalam statistic inferensial, penggambaran suatu kesimpulan dari suatu set data yang sedang diteliti hasilnya dapat dibuat suatu generalisasi. Misalnya pengujian penggunaan obat.

C. Tujuan statistik

Berikut ini adalah tujuan statistic. 1. Menyederhanakan data, sehingga data tersebut dapat menghasilkan informasi. 2. Menjawab masalah yang ada dalam masyarakat. 3. Membuktikan suatu dugaan yang belum terjadi melalui penelitian.
4. Membantu seseorang didalam pengembangan daya kritik dalam suatu kegiatan

pengambilan keputusan dengan menggunakan cara cara kuantitatif.

19

D. Manfaat statistik Berikut ini adalah manfaat statistic:


1. Sebagai bahan perencanaan dalam bidang kesehatan masyarakat. Hal ini

dimungkinkan sebab data yang dibutuhkan adalah data yang dapat dipercaya dan tepat sehingga diharapkan pengolahan data akan menghasilkan informasi untuk mengambil keputusan yang tepat dan kemungkinan penyimpangan dapat di eliminasi sekecil mungkin melalui metode yang dikembangkan dalam statistic dan ini akan membantu didalam setiap kegiatan perencanaan program. 2. Menentukan masalah dan penyebab dari suatu masalah kesehatan. 3. Menentukan prioritas dari suatu program kesehataan.
4. Membantu para pengelola dan pelaksana program kesehatan, khususnya dalam

mengambil keputusan. 5. Memberikan gambaran status kesehatan masyarakat. 6. Sebagai perbandingan tingkat kesehatan masyarakat dengan melihat data yang telah ada. 7. Menentukan kebutuhan kebutuhan dalam bidang kesehatan. 8. Sebagai bahan pengawasan, ringkasan data yang berbentuk angka akan sangat membantu dalam memantau seluruh kekuatan dan kelemahan program yang menyangkut berbagai variabel yang berbentuk ringkasan data tersebut. 9. sebagai bahan evaluasi keberhasilan program kesehatan, melalui berbagai data yang dapat dipercaya, maka kita dapat menganalisis dan memutuskan yang baik dan yang buruk. Selain itu melalui data yang ada dapat digunakan perbandingan dalam membuat generalisasi dari sampel yang kecil ke populasi.

19

10. Statistic dasar berguna dalam hal :


Memberikan gambaran tentang suatu objek secara lengkap dan ringkas.

Membandingkan kejadian satu dengan kejadian lainnya dengan beracuan pada waktu atau tempat.
Membuat ramalan pada kejadian yang sama di masa yang akan datang.

E. Aplikasi statistic dalam bidang kesehatan Berikut ini adalah aplikasi statistic dalam bidang kesehatan: 1. Mengukur peristiwa peristiwa yang penting atau vital event yang terjadi dalam masyarakat. 2. Mengukur status kesehatan masyarakat dan mengetahui masalah kesehatan yang terdapat pada berbagai elompok masyarakat. 3. Membandingkan status kesehatan masyarakat di suatu tempat ditempat lain atau status kesehatan masyarakat sekarang dengan masa lampau. 4. Meramalkan status kesehatan masyarakat dimasa yang akan datang. 5. Evaluasi tentang perjalanan, keberhasilan, dan kegagalan dari suatu program keseatan atau pelayanan kesehatan yang sedang dijalankan. 6. Keperluan estimasi kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, serta menentukan secara pasti target pencapaian tujuan. 7. Keperluan penelitian terhadap masalah kesehatan, keluarga berencana, lingkungan hidup dan lain lain. 8. Perencanaan dan system administrasi kesehatan. 9. Keperluan publikasi ilmiah dimedia masa.

19

Data Data adalah kumpulan hasil pegamatan atau pengukuiran terhadap sifat atau karakteristik yang diteliti. Data merupakan konsep jamak dari datum yang berarti suatu himpunan angka yang berasal dari hasil pengukuran individu. Sedangkan kumpulan dari data data disebut agregat. Berikut ini adalapembagian klasifikasi atau jenis data : Data menurut tingkat pengetahuannya. 1. Raw data, merupakan data mentah dan belum diolah. 2. Array data, data yang belum dikelompokkan tetapi sudah disusun besar kecilnya. 3. Ungrouped data, merupakan raw data yang belum dikelompokkan. 4. Grouped data, data yang telah dikelompokkan dalam kelas kelas tertentu misalnya table distribusi frekuensi.

Data menurut bentuk angka 1. Data diskrit, data yang bentuk angkanya bulat. 2. Data kontinu, data yang angkanya pecahan, (desimal).

Data mennurut sifatnya 1. Data kuantitatif, data yang berwujud angka. 2. Data kualitatif, data yang tidak berwujud angka.

19

Data menurut sumbernya :


1. Data primer, data yang didapat langsung dari individu dan masyrakat.

2. Data sekunder, data yang didapat dari orang lain, organisasi tertentu yang sudah diolah.

Data menurut skala pengukurannya: Data yang diperoleh dari mengukur dengan alat ukur perlu dinyatakan dalam ukuran skala. Skala untuk data kualitatif adalah skala nominal atau ordinal, sedangkan untuk data kuantitatif adalah skala interval dan rasio. 1. Sakala nominal : mempunyai beberapa kategori, antarkategori tidak dapat diketahui tingkat perbedaannya. Contoh : jenis kelamin (laki laki, perempuan), golongan pekerjaan (pegawai negeri, ABRI, swasta, buruh).
2. Skala ordinal : mempunyai beberapa kategori, antar kategori dapat diketahui tingkat

perbedaannya, namun tidak dapat diketahui besar tingkat perbedaannya. Contoh : tingkat pendidikan, tingkat sekolah SD, SMP, SMA, perguruan tinggi. 3. Skala interval : mempunyai beberapa kategori, antar beberapa kategori dapat dibedakan dan besarnya perbedaan namun tidak dapat diketahui tingkat kelipatannya, tidak mengakui titik nol absolut.
4. Skala rasio : mempunyai beberapa kategori, antarkategori diketahui tingkat

perbedaannya, tingkat kelipatannya dan mengakui adanya titik nol absolute.

Variable Variable merupakan karakteristik yang diteliti, dapat diukur dan diamati, cenderung bervariasi antar pengamatan. Arti variable adalah suatu sifat atau fenomena yang dapat

19

menunjukkan sesuatu yang dapat diamati dan nilainya berbeda. Sesuatu dikatakan variable apabila : Mempunyai nama Dapat diamati Nilainya berbeda beda Memiliki definisi verbal Ada kelompok penggolongan atau satuan.

Populasi dan sampel Populasi adalah kumpulan individu yang mempunyai karakteristik yang akan dihitung atau diukur. Populasi dapat dibagi menjadi dua yaitu populasi terhingga (finit) dan populasi tak terhingga (infinit). Populasi terhingga adalah populasi yang diketahui jumlah besarnya. Populasi tak terhingga adalah populasi yang setiap kali berubah sehingga tidak diketahui besarnya. Populasi tak terhingga dapat diubah menjadi populasi terhingga dengan cara membatasi wilayah atau membatasi waktu. Sampel adalah perwakilan dari populasi, diharapkan hasil pengumpulan data dari sampel merupakan penggambaran dari populasi. Cara pemilihan sampel dapat dilakukan dengan : Random (acak) yaitu setiap aggota populasi diberi kesempatan untuk menjadi sampel. Non random (terbatas) yaitu hanya anggota anggota tertentu saja yang menjadi anggota sampel.

19

F. Tahap tahap kegiatan statistic

Pengumpulan data (collecting data), pengolahan data (processing data), penyajian data (presentation data) serta analisis dan interpretasi (analysis and interprestation).

Pengumpulan data (collecting data) Pengumpulan data dapat dilakukan bila kita dapat mengetahui jenis data, sifat dan sumber data sehingga memudahkan untuk melakukan langkah langkah berikutnya : Cara pengumpulan data Berikut ini adalah cara pengumpulan data dalam statistic. 1. Mencari data pada setiap anggota yang akan diamati atau diukur (sensus)
2. Mencari data pada sebagian orang yang akan diamati atau diukur dengan teknik

sampel (survei).

Suatu data juga dapat diperoleh dari : 1. Institusi kesehatan : rumah sakit, puskesmas, klinik, rumah bersalin, dan lain lain. 2. Program khusus, seperti pelayanan kesehatan sekolah. 3. Survey epidemiologi : informasi yang diperoleh dari lapangan. 4. Survei kesehatan rumah tangga (household survei), dilaksanakan pada periode waktu tertentu. 5. Institusi yang mengumpulkan data dengan tujuan khusus : perusahaan asuransi, tempat pencatatan kelahiran.

19

Dalam pengumpulan data lebih banyak digunakan survey, karena dengan melakukan pengumpulan data melalui survey biaya murah, waktu dan tenaga sedikit dan data yang diperoleh lebih terpercaya. Sedangkan kelemahan dari survey adalah data yang diperoleh bersifat sesaat sehingga tidak dapat menggambarkan perubahan perubahan yang terjadi dengan berjalannya waktu. Pengumpulan data dapat dilaksanakan dengan pengamatan langsung dilapangan atau mempergunakan hasil alporan yang telah jadi dari orang lain. Teknik pengumpulan data antara lain pengamatan, wawancara, angket dan pengukuran. Sedangkan alat atau instrument pengumpulan data antara lain : formulir isian, check list : kuesioner terbuka atau terturtup dan alat ukur seperti timbangan, thermometer, spigmanometer. Pertimbangan dalam pemilihan teknik pengumpulan data adalah : 1. Pertimbangan praktis : menyangkut aspek tenaga, keterampilan waktu, alat, prosedur dan dana. 2. Pertimbangan ketelitian : menyangkut aspek reabilitas (tetap, stabil) dan validitas (ketetapan).

BAB II EPIDEMIOLOGI A. Konsep dasar epidemiologi

19

Epidemiologi merupakan bagian dari ilmu kesehatan masyarakat (public health) yang menekankan perhatiannya terhadap keberadaan penyakit ataupun masalah kesehatan lainnya dalam masyarakat. Menurut asal katnya secara etimologis, epidemiologi berarti ilmu mengenai kejadian yang menimpa penduduk. Epidemiologi berasal dari yunani yaitu dari kata epi atau upon yang berarti pada atau tentang, demos = people yang berarti penduduk, dan logis = knowledge yang berarti ilmu. Jadi epidemiologi berarti ilmu mengenai kejadian yang menimpa penduduk. Pada awal perkembangannya, epidemiologi mempunyai pengertian yang sempit, dianggap sebatas ilmu tentang epidemic. Dalam perkembangan selanjutnya hingga dewasa ini epidemiologi dapat diartikan sebagai ilmu tentang distribusi (penyebaran) dan determinan (faktor faktor penentu) masalah kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk pembuatan perencanaan dan pengambilan keputusan dalam menanggulangi masalah kesehatan. Dengan demikian, disini tampak bahwa epidemiologi tidak hanya mempelajari penyakit dan epideminya saja tetapi juga menyangkut masalah kersehatan secara keseluruhan. B. Definisi epidemiologi
1. Last (1998) mendefinisikan bahwa epidemiologi is the study of the distribution

and determinants of health related states or events in specified populations and the application of this study to the control of health problems. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang distribusi (penyebaran) dan determinan (faktor penentu) masalah eksehatan atau yang berkaitan dengan status atau kejadian spesifik pada populasi serta ilmu yang menjekaskan kejadian suatu penyakit dimasyarakat.
2. Wade hampion frost (1972) seorang guru besar epidemiologi school of hygiene

mengatakan bahwa epidemiologi adalah pengetahuan tentang fenomena missal (mass phenomena) penyakit infeksi atau sebagai riwayat alamiah (natural history) penyakit menular.

19

3. Greenwood (1934) professor di school of hygiene and tropical medicine London, mengemukakan batasan epidemiologi yang lebih luas dimana dikatakan bahwa epidemiologi mempelajari tentang penyakit dan segala macam kejadian mengenai kelompok penduduk (herd people).
4. Brian mac mahon (1970) pakar epidemiologi di amerika serikat bersama Thomas F.

pugh menulis dalam bukunya epidemiology : principles and methods, epidemiology is the study of the distribution and determinants of disease frequency in man. Epidemiologi adalah studi tentang penyebaran dan penyebab kejadian penyakit pada manusia dan mengapa terjadi distribusi semacam itu. Walaupun definisinya cukup sederhana, disini tampak menekankan epidemiologi pada suatu pendekatan metodologi dalam menentukan distribusi penyakit serta mencari penyebab mengapa terjadi distribusi sedemikian dari suatu penyakit. 5. Omran (1974) merupakan suatu studi mengenai terjadinya dan distibusi keadaan kesehatan, penyakit dan perubahan pada penduduk, begitu juga determinannya dan akibat akibat yang terjadi pada kelompok penduduk dan masyarakat. 6. Hacmohan dan pugh (1970) epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari penyebaran dan faktor faktor yang menentukan terjadinya penyakit pada masyarakat.
7. Fox hall, dan elreback menyatakan bahwa epidemiologi adalah suatu pengetahuan

tentang faktor yang menentukan terjadinya suatu penyakit dalam populasi. 8. Mausner / bahn, epideamiologi adalah pengetahuan tentang penyebaran / distribusi dan faktor penyakit serta kecelakaan dalam suatu populasi.
9. Edwin D. kill bourne, epidemiologi adalah pengetahuan tentang penyebaran dari

penyakit dimasyarakat dan faktor faktor yang mempengaruhi atas penyebaran tersebut.

19

10. WHO (regional committee nacting ke 42 di bandung) mendefinisikan epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan dari peristiwa kesehatan dan peristiwa lainnya yang berhubungan dengan kesehatan yang menimpa sekelompok masyarakat serta menerapkan ilmu tersebut untuk memecahkan masalah masalah tersebut. 11. Garry D. friedman (1974) dalam bukuya : primer of epidemiology, menuliskan bahwa epidemiology is the study of disease occurance in human populations. Dikatakan bahwa epidemiologi adalah ilmu pengetahuan mengenai terjadinya penyakit pada populasi manusia. Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa epidemiologi adalah ilmu mengenai kejadian yang menimpa penduduk. C. Ruang lingkup epidemiologi 1. Epidemiologi penyakit menular Sebagai bentuk dan upaya manusia untuk mengatasi gangguan penyakit menular saat ini hasilnya sudah tampak. 2. Epidemiologi penyakit tidak menular Upaya untuk mencegah penyakit yang tak menular seperti : kanker, penyakit sistemik, penyakit akibat kecelakaan lalu lintas, penyalahgunaan obat, termasuk penyakit akibat gangguan industry.

3. Epidemiologi klinik

19

Bentuk yang saat ini sedang dikembangkan para klinisi yang bertujuan untuk membekali para klinisi atau dokter / paramedic tentang cara pendekatan masalah melalui disiplin ilmu epidemiologi. 4. Epidemiologi kependudukan Cabang epidemiologi yang menggunakan system pendekatan epidemiologi dalam menganalisis berbagai permasalahanm yang berkaitan dengan bidang demografi serta faktor faktor yang mempengaruhi berbagai perubahan demografi yang terjadi di dalam masyarakat. Memberikan analisis tentang sifat karakteristik penduduk secara demografi dalam hubungannya dengan masalah kesehatan dalam masyarakat, juga berperan dalam berbagai aspek kependudukan dan keluarga berencana serta digunakan sebagai dasar dalam mengambil kebijakan dan menyusun perencanaan yang baik. 5. Epidemiologi pengolahan pelayanan kesehatan Salah satu system pendekatan manajemen dalam menganalisis masalah, mencari faktor penyebab timbulnya suatu masalah, serta penyusunan rencana pemecahan masalah tersebut secara menyeluruh dan terpadu. Bentuk pendekatan ini dapat digunakan oleh para perencana pelayanan kesehatan, baik dalam bentuk penilaian hasil suatu kegiatan kesehatan yang bersifat umum maupun dengan sasaran yang khusus. 6. Epidemiologi lingkungan dan kesehatan kerja Occupational and envirounmental epidemiology merupakan salah satu bagian epidemiologi yang mempelajari serta menganalisis keadaan kesehatan tenaga kerja akibat pengaruh keterpaparan pada lingkungan kerja, baik yang bersifat fisik, kimia, biologis, maupun social budaya serta kebiasaan hidup para pekerja. Kegunaannya adalah analisis tingkat kesehatan para pekerja juga untuk menilai keadaan dan lingkungan kerja serta penyakit akibat kerja (PAK)

19

7. Epidemiologi kesehatan jiwa Salah satu pendekatan dan analisis masalah gangguan jiwa dalam masyarakat, baik mengenai keadaan kelainan jiwa kelompok penduduk tertentu maupun analisis berbagai faktor yang mempengaruhi timbulnya gangguan jiwa dalam masyarakat. 8. Epidemiologi gizi Banyak digunakan dalam analisis masalah gizi masyarakat, dimana masalah ini erat hubungannya dengan berbagai faktor yang menyangkut pola hidup masyarakat. Pendekatan ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang berhubungan erat dengan timbulnya masalah gizi masyarakat, baik yang bersifat biologis maupun yang berkaitan dengan masalah social. D. Jenis jenis epidemiologi Epidemiology menekankan upaya yang menjelaskan bagaimana distribusi penyakit dan bagaimana berbagai komponen menjadi factor penyebab penyakit terdebut. Untuk menjelaskan dan menjawab masalah tersebut, epidemiology melakukan berbagai cara yang selanjutnya menjadikan epydemology dalam beberapa jenis. Pada dasarnya epidemiology dapat dibagi menjadi 3 jenis utama yaitu epidemiology deskriptif, epidemiology analitis dan epidemiology eksperimental. 1. Epidemiology deskriptif Epidemiology deskriptif mempelajari frekuensi serta distribusi penyakit atau masalah kesehatan dalam masyarakat. Epidemiology deskriptif diharapkan mampu menjawab pertanyaan mengenai factor who, where, and when. Epidemiology deskriptif merupakan langkah awal untuk mengetahui adanya masalah kesehatan dari segi Epidemiology dengan menjelaskan siapa yang terkena, dimana, dan kapan terjadinya masalah itu. Epidemiology merupakan langkah awal untuk mengetahui adanya masalah kesehatan dengan menjelaskan siapa yang terkena, dimana, dan kapan terjadinya masalah itu.

19

Who (siapa): merupakan pertanyaan tentang factor orang yang akan dijawab dengan mengemukakan perihal mereka yang terkena maslah. Bisa mengenai variable usia, jenis kelamin, suku, agama, pendidkan, pekerjaan dan pendapatan. Faktor yang disebut sebagai variable epidemiology atau demography. Kelompok orang yang potensial atau punya peluang untuk menderita sakit atau mendapat risiko yang disebut population at risk atau population yang berisiko. Where (dimana): pertanyaan mengenai factor tempat dimana masyarakat tinggal atau bekerja atau dimana saja kemungkinan mereka menghadapi masalah kesehatan, variablenya dapat berupa masalah kesehatan. Variablenya dapat berupa urban (kota), rural, (desa), pantai, pegunungan, pertanian, perikanan, perindustrian, pemukiman, tempat kerja, dan sebagainya.

When (kapan): pertanyaan ini berhubungan dengan kejadian penyakit dan waktu dapat berupa jam, hari, minggu, bulan, tahun, dan musim (panas, hujan, kemarau).

Berikut ini adalah contoh sederhana Epidemiology deskriptif Penderita TBC didaerah jawa timur sebanyak 30.000 laki-laki pada tahun 2000. Epidemiology deskriptif sederhana tidaklah berarti, karena tidak member arti yang penting. Deskriptif yang tepat tidak hanya berguna untuk menggambarkan besarnya masalah, tetapi juga aspek-aspek yang berkaitan dengan deskrpsi itu. Vibrio papahaemolyticus, bakteri yang dapat diisolasi dari air laut yang merupakan salah satu penyebab utama keracunan makanan. Distribusi vibrio ternyata banyak ditemukan didaerah pantai, khususnya daerah-daerah terbuka dekat pelabuhan besar, dimana distribusi mereka bergantung pada temperature air, sehingga mereaka banyak ditemukan pada musim panas dan kurang ditemukan pada musim dingin. Berarti kejadian keracunan makanan lebih sering terjadi pada musim panas daripada dingin 2. Epidemiology analitik

19

Epidemiology analitik berkaitan dengan upaya Epidemiology untuk menganalisa factor penyebab masalah kesehatan. Epidemiology ini dharapkan mampu menjawab pertanyaan why atau apa penyebab terjadinya masalah itu. Misalnya secara diskriptif ditemukan bahwa: Kebiasaan mengkonsumsi garam sebagai terjadinya hipertensi Kebiasaan merokok sebagai pemicu terjadinya kanker paru Life style yang salah seperti kebiasaan mengkonsumsi kolesterol menjadi penyebab terjadinya jantung koroner Maka,data ini dianalisis lebih lanjut mengenai apakah memang betul mengsonsumsi garam merupakan faktor penyebab hipertensi.kebiasaan merokok menyebabkan terjadinya kanker paru,dan gaya hidup yang salah seperti kebiasaan makan kolesterol berlebihan menjadi penyebab terjadi penyakit jantung koroner(PJK) 3. Epidemiologi eksperimental Dalam epidemologi eksperimental,yang perlu dilakukan sebagai pembuktian bahwa suatu faktor sebagai penyebab terjadinya faktor luaran (penyakit),maka perlu di uji faktor kebenarannya dengan percobaan atau eksperimental misalnya sesuai dengan contoh di atas.jika konsumsi garam berlebihan di anggap menjadi penyebab hipertensi,kebiasaan merokok di anggap sebagai penyebab kanker paru,dan gaya hidup seperti konsumsi kolesterol berlebihan menjadi penyebab jantung koroner (PJK),maka perlu di lakukan eksperimen.jika konsumsi garam di anggap sebagai penyebab hipertensi,maka seandainya konsumsi garam dikurangi apakah kejadian hipertensi menjadi turun.jika rokok dianggap penyebab kanker paru,kebiaasan meroko dikurangi apakah kejadian kanker paru menjadi turun. Gaya hidup konsumsi kolesterol yang berlebihan dikurangi apakah kejadian penyakit jantung koroner(PJK) akan menurun. Eksperimen epidemiologi dapat dilakukan di laboratorium atau di komunitas melalui tindakan intervensi atau preventif,sebagaimana contoh di atas,pembuktian

19

peran kolesterol terhadap terjadinya penyakit jantung koroner(PJK) dilakukan dengan membiasakan pola makan yang sehat dengan cara mengonsumsi makanan yang seimbang dalam kehidupan masyarakat,apakah memang terjadi penurunan membuktikan bahwa insiden penyakit tersebut.jika hal itu terjadi,maka membuktikan bahwa kolesterol menjadi penyebab penyakit jantung koroner(PJK). Bentuk lain yang dapat dilakukan adalah intervensi penyuluhan kesehatan terhadap perubahan diteliti. Ketiga jenis epidemiologi ini tidak dapat di pisahkan satu dengan lainnya,saling berkaitan,dan mempunyai peranan masing-masing sesuai tingkat kedalaman pendekatan epidemiologi yang di hadapi.umumnya pemecahan masalah dalam epidemiologi di mulai dari epidemiologi deskriptif,lalu di perdalam dengan epidemiologi eksperimental
E. SEJARAH PERKEMBANGAN EPIDEMIOLOGI DAN TOKOH

pengetahuan

tentang

suatu

masalah,selanjutnya

dilihat

apakah

eksperimen intervensi menyebabkan meningkatnya pengetahuan dari subjek yang

analitik,dan

selanjutnya

di

buktikan

melalui

epidemiologi

EPIDEMIOLOGI Pada bahasan ini di jelaskan mengenai sejarah dan tokoh yang memelopori epidemiologi. Sejarah perkembangan epidemiologi Berikut ini faktor yang melatarbelakangi berkembangnya epidemiologi. 1. Tantangan zaman dimana terjadi perubahan masalah dan pola penyakit. Dimasa lalu (zaman john snow) epidemiologi mengerahkan penyakit menular dan wabah . dewasa ini terjadi perubahan pola penyakit kearah penyakit tidak menular, dan epidmiologi tidak hanya dihadapkan masalah penyakit semata, tetapi hal-hal lain yang berkaitan langsung atau tidak langsung dengan penyakit serta masalah kesehatan secara umum

19

2. Perkembangan ilmu pengetahuan lainnya. Perkembangan berbagai ilmu yang pesat akan memberikan angin segar untuk perkembangan epidemiologi. Dengan demikian, terjadilah perubahan dan perkemnangan daya piker para ahlikesehatan masyarakat dari masa ke masa sesuai dengan kondisi zaman dimana mereka berada. Berikut ini beberapa pandangan terhadap terjadinya penyakit.
1. Contagion theory, mengemukakan bahwa untuk menjadi penyakit diperlukan

adanya kontak antara satu orang dengan orang lainnya . teori ini dikembangkan berdasarkan situasi penyakit pada masa itu, dimana penyakit yang melanda kebanyakan adalah penyakit menular yang terjadi karena adanya kontak langsung. Awalnya dikembangkan berdasarkan pengamatan terhadap epidemic dan dan penyakit kusta di mesir.
2. Hippocretic theory, mengarahkan kausa pada suatu factor tertentu. Hippocreatis

mengatakan bahwa penyebab penyakit berasal dari alam, yaitu cuaca dan lingkungan perubahan lingkungan dan cuaca ditunjuk sebagai penyebab terjadinya penyakit. Teori ini mampu menjawab masalah penyakit yang ada ada waktu itu dan dipakai hingga tahun 1800-an. Selanjutnya, teori ini tidak mampu menanjawab tantangan berbagai penyakit infeksi lainnya yang mempunyai rantai penularan yang lebih kompleks.
3. Miastic theory, mengatakan bahwa penyakit diakibatkan oleh gas-gas busuk dari

perut bumi yang menjadi kausa. Teori ini mempunya arah cukup spesifik, namun kurang mampu menjawab pertanyaan tentang berbagai penyakit.
4. Epidemic theory, teori ini mencoba menghubungkan terjadinya penyakit dengan

cuaca dan factor geografis (tempat). Suatu zat organic dari lingkungan dianggap sebagai pembawa penyakit. Misalnya: air tercemar menyebabkan gastroenteritis. Teori ini diterapkan oleh jhon snow dalam menganalisi terjadinya diare di London (inggris).

19

5. Germ theory, suatu kuman (mikro organism) ditunjuk sebagai penyebab penyakit.

Teori ini sejalan dengan kemajuan dibidang tekhnologi kedoktran dan ditemukan nya mikroorganisme. Kuman dianggap sebagai penyebab tunggal penyakit. Namun, ternyata teori mendapat tantangan dari berbagai penyakit kronis, misalnya penyakit jantung dan kangker yang penyebabnya bukan kuman.
6. Thery multikuasa, teori ini menekankan bahwa suatu penyakit terjadi sebagai hasil

dari intraksi berbagai factor. Misalnya intraksi antara lingkungan yang berupa factor biaologis, kimiawi, dan sosial memegang peranan terjadinya suatu penyakit. Misalnya infeksi tuberculosis paru yang disebabkan oleh invasi Micobacterium tuberculosis pada jaringan paru,tidak di anggap sebagai penyebab tunggal terjadinya TBC.TBC tidak hanya terjadi akibat keterpaparan dengan kuman TBC semata,tetapi secara multifaktorial berkaitan dengan faktor genetik,malnutrisi,kepaddatan penduduk,dan derajat kemiskinan. F. Tokoh-tokoh Epidemiologi 1. Antonio van leuwenhouk (1632-1723). Warga belanda,lahir di delf 24 oktober 1632. Di kenal sebagai ilmuan amatir. Sumbangan antonio van leuwenhouk di antaranya adalah sebagai berikut. Menemukan mikroskop Menemukan bakteri dan parasit tahun 1674 Menemukan spermatozoa 1677,penemuannya berguna untuk analisis epidemiologi selanjutnya. 2. Robert koch. Jasanya dalam bidang epidemiologi adalah sebagai berikut Penemu penyakit tuberkulosis tahun 1882 Memperkenalkan tuberkulin tahun 1890 di anggap sebagai cara pengobatan TBC

19

Terkenal dengan Postulat Koch yang mengemukakan konsep tentang cara menentukan kapan mikroorganisme dapat di anggap sebagai ppenyebab penyakit.

Selanjutnya konsep tes tuberkulin di kembangkan Von Pirkuet tahun 1906. PPD di perkenallkan oleh Siebart tahun 1931. Saat ini tes tuberkulis sebagai perangkat diagnosis.

3. Max Van Patternkofer (jerman), jasanya dalam bidang epidemiologi adalah sebagai berikut. Mengidentifikasi penyebab suatu penyakit. Membuktikan penyebab suatu penyakit denggan memakai dirinya sebagai kelinci percobaan dengan menelan 1,00 cm3 kultur vebrio menantang teori yang sedang berkembang saat itu yang menyatakan vebrio adalah penyebab kolera. Dia membuktiskan bahwa vebrio bukan penyebab kolera dengan meminum segelas air berisi basil kolera dan ternyata memang (kebetulan ) dia tak jatuh sakit. Kemungkinan dosis yang di minuum terlalu kecil,mengingat di butuhkan jumlah vebrio yyang banyak untuk seamat dari keasaman lambung.
4. Jhon Snow. Dalam dunia kesehatan masyarakat namanya tidak asing dalam upaya

mengatasi kolera. Dalam menganalisis penyakit kolera anggap sebagai the father of epidemiology.

mempergunakan

pendekatan epidemiologi dengan menganalisis faktor tempat,orag dan waktu. Di

5. Percifal Pott. Seorang ahli bedah menggunakan pendekatan epidemiologi dalam menganalisis tingginya kejadian kanker skrotum di kalangan pekerja pembersih cerobong asap. Dalam analisisnya dia menemukan bahwa zat tar yang terdapat pada

19

cerobong di anggap sebagai penyebab. Dia di anggap sebagai bapak epidemiology modern.
6. James Lind. Menemukan hubungan kekurangan vitamin C dengan Scurvy

(kekurangan vitamin C). Penemuannya sederhana dengan mengamati ada kelompok tertentu dari mereka dalam pelayanan di kapal yang mereka tumpangi dalam suatu pelayaran panjang yang mengalami smacam penyakit kudis (scurvy). Mereka menderita kekurangan vitamin C karena mengonsumsi makanan kaleng dan di kenal sebagai bapak trial klinik. 7. Dool dan Hill. Dua nama yang berkaitan dengan cerita hubungan rokok dan kanker paru. Peneliti pertama yang mendesain penelitian yang melahirkan bukti adanya hubungan antara rokok dan kanker paru. Keduanya pelopor penelitian di bidang epidemiologi klinik.

G. PERANAN EPIDEMIOLOGI Epidemologi di harapkan dapat berperan dalam pembangunan kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Hal ini dapat di lakukan melalui kemampuan epidemologi untuk mengetahui distribusi dan faktor penyebab masalah kesehatan dengan mengarahkan intervensi yang di perlukan. Berikut ini peranan epidemologi. 1. Dalam bidang kesehatan masarakat, epidemologi mempunyai tiga fungsi. Menerapakan besarnya masalah dan gangguan kesehatan (termasuk penyakit) serta penyebarannya pada suatu pendidikan tertentu. Menyiapkan data dan informasi yang esensial untuk keperluan perencanaan, pelaksanaan program, serta evaluasi berbagai pelayanan (kesehatan) pada masarakat, baik yang bersifat pencegahan, penanggulangi penyakit, maupun bentuk lain menentukan skala prioritas terhadap kegiatan. Mengidentifikasi berbagai faktor yang menjadi penyebab masalah atatu faktor yang berhubungan dengan terjadinya masalah tersebut.

19

2. Empat peran utama epidemologi mnurut WHO (1977) adalah sebagai berikut. Mencari kuasa, yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi deerajat kesehatan dan yang menyebabkan terjadinya penyakit.
Riwayat alamiah penyakit, yaitu berlansungnya penyakit, bisa sangat mendadak

(emergency), akut, sub akkut, dan kronis. Deskripsi status kesehatan masyarakat, yaitu menggambarkan proporsi menurut status kesehatan, perubahan menurut waktu, usia dan sebagainya. Evaluasi hasil intervensi, yaitu menilai bagaimana keberhasilan sebagai intervensi seperti promosi kesehatan, upaya pencegahan, dan pelayanan kesehatan.
3. Tujuh peran utama epidemiologi menurut Vanalis B. (1999) dalam bukunya

Epidemiologi In Healt Care. Menginvestigasi penyebab dari suatu penyakit. Mengidentifikasi faktor risiko penyakit. Identifikasi sindrom (kumpulan gejala penyakit) dan klasifikasi penyakit.
Melalukan diagnosis banding (differential diagnosys) dan klasifikasi penyakit.

Kepentingan surveilen status kesehatan penduduk. Sebagai diagnosis komunitas dan perencanaan pelayanaan kesehatan. Evaluasi pelayanan kesetan dan intervesi kesehatan masyarakat. 4. Dari kemampuan epidemiologi Mengetahui distribusi, faktor-faktor penyebab masalah kesehatan, dan mengarahkan intervesi yang diperlukan. Epidemiologi di harapkan mempunyai peranan dalam bidang kesehtan masyarakat di antaranya adalah sebagai berikut. Mengidentifikasi masalah kesehatan kesehaatan utama yang sedang di hadapi oleh masyarakat. Mengidentifikasi faktor-faktor yang berperanan dalam terjadinya penyakit atau masalah kesehatan utama masayrakat.
Menyediakan data untuk keperluanm perencanaan kesehatan dan pengambilan

keputusan ( decisio making).

19

Membantu melakukan evaluasi terhadap programkesehatan yang sedang atau telah di lakukan.
Mengembangkan metode untuk menganalisis keadaan suatu penyakit dalam

upaya untuk mengatasi atau menanggulanginya. Mengarahkan intervensi yang di perlukan untuk menanggulangi masalah yang perlu di pecahkan. 5. Epidemiologi dengan disiplin ilmu lainnya. Dunia ilmu pengetahuan secara garis besar terdiri dari ilmu sosial (sosiologi), ilmu kesehatan (public health), dan ilmu kedokteran (medicine). Masing-masing ilmu berkembang dari waktu ke waktu, sehingga lama kelamaan batas masing-masing ilmu semakin tidak jelas dan sebaliknyahubungan antara satu ilmu dengan ilmu lainnya semakin erat. Epidemiologi pada dasarnya be, rnaung di bawah dubia kesehatan sebagai salah satu cabang ilmu kesehatan masyarakat. Dalam epidemologi di pelajari dirstibusi penyakit dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dalam hal ini, epidemiologi tidak dapt berdiri sendiri karenan timbulnya penyakit berhubungan dengan faktor-faktor yang ada dalam penjamu (host), agent, dan lingkungan (evironment). Sehingga dari uraian ini dpat di pahami bahwa epidemiologi Tidak dapt melepaskan diri dengan bidang ilmu lainnya. Dalam bidang kedokteran, efidemologi berhubungan erat dengan mikrobiologi, parasitologi, patologi, virologi, dan ilmu laboratorium preklinik lainnya. Tidak terkecuali hubungannya dengan ilmu-ilmu penyakit/ klinik seperti ilmu penyakit dalam, ilmu bedah, dan sebagainya. Epidemiologi sebagai suatu metode ilmiah berperan dalam penelitian, sehingga tidak dapat melepaskan diri dalam kaitannya dengan statistik dan matematika. Guna menganalisis masalah-masalah yang berkaitann dengan penerapan strategi pencegahan dan pemberantasan penyakit, epidemiologi memerlukan masukan dari ilmu ilmu sosial, misalnya Antropologi dan ilmu Ekonomi. Dengan demikian

19

tampak sebagai ilmuyang berkembang epidemiologi

sangat terbuka untuk

menerima masukan dari disiplin ilmu lainnya. Bahkan dalam aplikasinya epidemiologi merasa lebih sempurna bila bersama ilmu lainnnya. Sebagai contoh penerapan epidemiologi di klnk di kenal adanya epidemiologi klinik. Dengan epidemiologi klinik, tanpak epidemiologi turut berkembang dunia kedokteran. Sebagai gambarannya dapat di lihat Tabel. 4.1. kemampuan metodeloginya dengan mendapat masukan dari berbagai berbagai ilmu klinik dalam

Tabel 4.1. Perbandingan epidemiologi dengan klinik Epidemiologi target : Populasi


1. Assesment ( Pengkajian) 2. Preventif ( Pencegahan) 3. Planing (Perencanaan) 4. Evaluasi (Penilaian)

Klinik Target : Individu 1. Diagnosis 2. Pengobatan 3. Perawatan

4. Pelayanan Sumber: Vanalis, Beaglehole, Epidemology In health Care WHO,1993

H. MASALAH KESEHATAN Masalah kesehatan yang akan di bahas pada materi ini adalah ruang lingkupnya. Ruang lingkup Luas masalah kesehatan bukanlah seluas suatu bidang yang sederhana dan sempit. Kesehatan dapat mencakup keadaan fisik, mental, dan sosial.
1. WHO (1948) menyatakan bahwa health is a state of complate physical, mental, and

social well-being and not merely the absence of disease or infirmity. Sehat adalah

19

suatu keadaan sejartera sempurna fisik, mental, dan sosial tidak terbatas pada bebas dari penyakitnya atau kelemahan saja. 2. Pasal 2 Undang Undang No. 9 Tahun 1960 tentang pokok-pokok kesehatan, dinyatakan: kesehatan dalam UU ini meliputi kesehatan jasamani, rohani (Mental), sosial, dan bukan hanya keadaan yang bebas dari pen yakit, cacar, dan kelemahan. Pasal 1 Undang Undang RI No.23 Tahun 1992 tentang kesehatan, dikatakan bahwa: kesehatan adalah keadaan sejahtera dari baan, jiwa, dan sosial yang memingkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Degnan demikian, sehat mempunyai pengertian yang luas, yaiut sehat fisik, sehat mental, dan sosial. Secara jelas ruang lingkup sehat dan masalah kesehatan meliputi 6 D
1. Disease ( Penyakit), yaitu kondisi gangguan pada diri seeorang di mana mereka

telah terekpose/terpapar oleh kuman, bakteri, virus, jamur, dan sebagainya, sehinggan mengakibatkan hambatan dalam melakukan aktivitas sebagai dampak langsung pada aspek fisik, sosila, dan mental (psikologis).
2. Destitution (kelemahan/kemeralatan), dalam hal ini mencakup masalah ekonomi,

kemiskinan akan membawa resiko tinggi jatuh sakit, dan selanjutnya orang miskin yang sakit lebih susah berobat dan sembuh karenan keterbatasan kemampuan ekonominya mendapatkan atau memperoleh pelayanan kesehatan.
3. Discomfort (ketidaknyamaan), penyakit dapat berdampak pada diri seorang yang

tidak menyenangkan akibat dari respons yang ditimbulkan, sehingga indivudu sering mengeluh yang di manifestasikan dengan merasa tidak sehat, tidak nyaman, mudah lelah dan sebagainya.
4. Dissatisfaction (kekurang puasan), respon ini dapat berupa kekurangpusan dari

proses penyembuhan pada penyakitnya atau kekurangpuasan akibat dampak pengobatan atau pelayanan kesehatan yang telah di berikan.
5. Diability (kekcacatan), penyakit ini mendapat pengobatan segera dan terdeteksi

secepatnya maka penyakit akan sembuh. Namun, tidak sedikit pula bahwa penyakit menjadi konplikasi bahkan berlanjut, sehingga menimbulkan kecacatan yang bersifat permanen.

19

6. Death (kematian), hal ini terjadi jika penyakit sudah dalam tahap lanjut dan tidak

tertolong lagi, sehingga mengakibatkan kematian. Ruang lingkup epidemiologi dalam kesehatan Ruang lingkup epidemiologi dalam masalah kesehatan dapat meliputi 6E (etiology, efficacy, efficiency, evaluation, and education)
1. Etiologi (penyebab). Etiologi berkaitan dengan lingkup kegiatan epidemiologi

dalam mengidentifikasi penyakit dan masalah kesehatan lainnya. Misalnya etiologi dari malaria adalah penyakit plasmodium.
2. Efficacy ( efikasi), berkaitan dengan efek atau daya optimal yang dapat di peroleh

dari adanya intervensi, misalnya efikasi vaksinasi. Hal ini merupakan kemujaraban teoritis dari suatu obat yang dapat di lakukan dengan melakukan uji klinik, misalnya efikasi pemberian vaksin malaria adalah 60%.
3. Efficiency (efektivitas), yaitu besarnya hasil yang dapat di peroleh dari suatu

tindakan ( pengobatan atau intervensi) dan besarnya perbedaan dari satu tindakan yang satu dengan yang lainnya. Efektivitas ini di tujukan untuk mengetahui efek intervesi atau pelayanan dalam berbagai kondisi di lapangan yang sebenarnya sangat berbeda beda. Untuk pengobatan, maka hal ini berkaitan dengan kemujaraban praktis khasiat obat di klinik.
4. Efficiency (efisiensi). Sebuah konsep ekonomi yang melihat pengaruh yang dapat di

peroleh berdasarkan besarnya biaya yang di berikan. Efisiensi ini di tujukan untuk mengetahui kegunaan dan hasil yang di peroleh berdasarkan besarnya pengeluaran ekonomi/biaya yang di lakukan.
5. Evaluation (evaluasi), penilaian secara keseluruhan keberhasilan suatu pengobatan

atau program kesehatan masyarakat. Evaluasi melihat dan memberi nilai keberhasilan program seutuhnya.
6. Education (edukasi) Intervesi yang berupapeningkatan pengetahuan mengeani

kesehatan masyarakat sebagian dari upaya pencegahan penyakit. Edukasi

19

merupakan salah satu bentuk intervensi kesehatan masyarakat yang perlu di arahakan secara tepat oleh epidemiologi.

DAFTAR PUSTAKA

Iqbal Wahid M, 2009. Ilmu kesehatan masyarakat. Jakarta : salemba medika. Effendi, N. 1998. Dasar dasar keperawatan kesehatan masyarakat. Jakarta : EGC Entjang, I. 1980. Ilmu kesehatan masyarakat. Bandung.

19

You might also like