You are on page 1of 49

Asuhan Kebidanan Pada Ibu Dengan Gangguan Sistem Reproduksi

LASTRI MEI WINARNI

Kasus
Pada tanggal 15 Desember 2012 Ny. X 30 tahun

P3A0 datang ke poliklinik kebidanan mengeluh terdapat benjolan di vulva vagina.

Diketahui riwayat kehamilan dan persalinan yang

lalu dalam batas normal. KU baik, TTV dalam batas normal, payudara dalam batas normal, abdomen dalam batas normal. Dilakukan pemeriksaan anogenital terlihat ada tumor sekitar 3,5 mm

Asuhan Kebidanan yang bisa anda lakukan?

Tumor Jinak
Sifat Tumor dapat dibedakan menjadi neoplasma

jinak dan yang bukan neoplasma


Menurut letak dan konsistensinya maka berturut-

turut akan dibahas mengenai Tumor Jinak pada Vulva, Vagina, Uterus, Tuba & Ovarium

Tumor Jinak Vulva


1.

Tumor Kistik Vulva Kista inklusi epidermis Kista sisa jaringan embrio, kista Gartner, Kista Saluran Nuck Kista Bartholini, Kista Sebasea,hidradenoma, Penyakit Fox-Fordyce, Kista Parauretra (Skene)

2. Tumor Solid Vulva Tumor Epitel : Condyloma akuminata, karunkula uretra, nevus pigmentosus Tumor Jaringan Mesoderm : Fibroma,Limpoma, Leiomioma, Neurofibroma, Hemangioma,Limfangioma, Miksoma

Tumor Jinak Vagina


1.

Tumor Kistik Vagina Kista Inklusi Kista sisa jaringan embrio, kista Gartner, Kista Saluran Muller Tumor Solid Vagina Tumor epitel : Kondiloma akuminata, granuloma Tumor Jaringan Mesoderm : Fibroma, Lipoma, Hermangioma, Miksoma Adenosis Vagina

2.

Tumor Jinak Uterus


1.

Tumor Ektoservik Kista sisa jaringan embrio , kista endometriosis, folikel uterus (Kista Nabothi), Papiloma, Hemangioma

2. Tumor Endoserviks-Endometrium

Adenoma-adenofibroma, mioma submukosum,

polip plasenta

Tumor Jinak Tuba Fallopi & jaringan sekitarnya

Tumor tuba uterina, leiomioma, fibroma, (kista Dermoid), dll 2. Tumor Neoplasma jinak jaringan sekitarnya 3. Tumor nonneoplasma
1.

Tumor Jinak Ovarium


1.

Tumor Non-Neoplasma Tumor radang ovarium Tumor Fungsional : Kista Folikel, kista lutein, kista korpus luteum Tumor lain : tumor inklusi germinal, kista endometriosis, ovarium pada sindrom Stein-Leventhal (Tumor Ovarium Polikista) Tumor Neoplasma Tumor Kista : kista ovarium simpleks, kistadenoma ovarii serosum, kistadenoma ovarii musinosum, kista dermoid Tumor Solid : Fibroma, leiomioma, fibroadenoma, papiloma, hemangioma, limfangioma, tumor brenner, tumor sisa adrenal (maskulinovoblastoma)

2.

Tumor Kistik
1.

Kista Inklusi (Kista Epidermis) : terjadi akibat perlukaan, terutama pada persalinan karena episiotomi atau robekan, dimana suatu segmen epitel terpendam dan kemudian menjadi kitsa.

2. Kista sisa Jaringan Embrio (Kista Gartner) : berasal dari saluran mesnefridikus Wolfii. Dindingnya terdiri dari epitel torak atau kubus berisi cairan jernih tanpa musin. Biasanya berukuran kecil dan multipel namun dapat mencapai ukuran kepala janin dengan konsistensi lunak.

Tumor Kistik
3. Kista/Hidrokele saluran Nuck, berasal dari sisa prosesus vaginalis peritoneum yang terletak dalam saluran inguinale 4. Kista Kelenjar, dibagi menjadi kista Bartholini biasanya terjadi akibat radang, kemudian kista Sebasea >> berasal dari kelenjar sebasea kulit yang terdapat pada labium mayor, labium minor, dan mons veneris, dan terjadi akibat penyumbatan saluran.

4. Kista Kelenjar
Hidradenoma, berasal dari kelenjar keringat, ada referensi

lain yang mengatakan dari sisa saluran Wolfii

Penyakit Fox-Forduce, disebut juga apokrin miliaria, terjadi

akibat sumbatan saluran kelenjar keringat sehingga membentuk banyak kristal kecil dengan diameter 1-3 mm, multipel, dan sangat gatal. Kelainan ini juga bisa terjadi di ketiak dan gelanggang susu, dapat mengalami kekambuhan apabila terjadi gangguan emosi antara lain rangsangan seksual.

Kista Parauretra (Skene), terjadi karena kelenjar ini tertutup

oleh infeksi. Kista ini biasanya menonjol pada dinding depan vaginadan sering mengalami infeksi.

5. Kista Endometriosis
Kasus ini jarang terjadi, dapat tumbuh pada vulva maupun vagina. Kista pada vulva ini umumnya hanya memerlukan pengangkatan kalau mengganggu saja. Dan pada kista yang mengalami infeksi dapat dilakukan insisi.

Tumor Solid
1.

Tumor Epitel a. Kondiloma Akuminatum, penyakit ini disebabkan oleh virus HPV type 6 dan 11, dan akhir-akhir ini dimasukkan ke dalam golongan penyakit yang ditularkan melalui hubungan.

b. Karunkula Uretra, ada 2 macam, yaitu Karunkula uretra neoplasma dan karunkula uretra Granulomatosa
c. Nevus Pigmentosus, Nevus ini tampak sebagai lesi berwarna kehitam-hitaman pada permukaan vulva berdiameter 1-2 mm d. Hiperkeratosis, harus dibedakan dengan leukoderma atau vitiligo dimana pigmentasi tidak terjadi, serta karsinoma vulva insitu maupun invasif

Tumor Solid
2. Tumor Jaringan Mesodermal a. Fibroma : berasal dari jaringan di sekitar labia mayor, dan dapat tumbuh besar dengan konsistensi lunak dan berwarna putih keabu-abuan. b. Limpoma : berasal dari jaringan lemak di sekitar labia mayor dengan konsistensi lunak, dapat bertangkai dan mencapai ukuran besar. c. Leiomioma : berasal dari otot polos ligamentum rotundum dekat dengan labia mayor tersusun seperti pusaran air/konde d. Neurofibroma : berasal dari sarung serabut saraf, biasanya kecil saja,lunak, berbentuk polipoid dan berwarna seperti daging

e. Hemangioma : berasal dari kongenital biasanya menghilang sendiri pada pertumbuhan anak. Pada wanita pascamenopause biasanya terjadi karena adanya varises yang kecil-kecil dan menyebabkan perdarahan
f. Limfangioma : berasal dari jaringan limfe, jarang sekali dijumpai. Mikroskopik tampak seperti limfangioma namun tidak berwarna

Tumor Kistik Vagina


Tumor-tumor di vagina pada umumnya memiliki

sifat yang sama dengan yang didapatkan di Vulva. Tumor vulva dan vagina hendaknya dibedakan dari vaginitis emfisema. Dapat juga kista saluran Muller terjadi di dekat serviks biasanya soliter akan tetapi dapat multipel Kista ini dilapisi epitel seperti endoserviks, berisi cairan musin

Tumor Solid Vagina


Pada umumnya mempunyai sifat yang sama dengan

uretra dan yang terdapat pada vulva, kecuali granuloma, tumor miksoid, serta adenosis vagina. Granuloma : Bukan neoplasma yang sebenarnya. Jaringan merupakan granulasi yang berbatas-batas, seringkali berbentuk polip terutama terjadi pada bekas operasi kolporafi dan histerektomi total dan dapat bertahan sampai bertahun-tahun Tumor Miksoid Vagina : konsistensi lunak seperti kista berisi jaringan miksomatosa, jaringan pengikat dan jaringan lemak seperti biasa terdapat pada daerah glutea, fossa iskhiorektales, serta apabila terdapat di vagina berada pada daerah parakolpos.

Tumor Solid Vagina


Adenosis Vagina ; berasal dari sisa saluran para

mesonefridikus Muller berupa tumor jinak vagina, terutama terletak dekat serviks uteri, terdiri dari epitel torak yang mengeluarkan mukus

Uterus
1.

Ektoserviks a. Kista sisa jaringan embrional : berasal dari saluran mesonefridikus Wolfii, terdapat pada dinding samping ektoserviks. b. Kista Endometriosis : Letaknya Superfisial c. Folikel atau Kista Nabothi : kista retensi kelenjar endoserviks, biasanya terdapat pada wanita multipara, sebagai penampilan servisitis. d. Papiloma : dapat tunggal maupun multipel seperti kondiloma akuminata. e. Hemangioma : jarang, biasanya terletak superfisial, dapat membesar pada waktu kehamilan, dapat menyebabkan metroragi

Uterus
2. Endoserviks a. Polip : sebenarnya adalah adenoma maupun adenofibroma yang berasal dari selaput lendir endoserviks. Tangkainya dapat panjang hingga keluar dari vulva. 3. Endometrium a. Polip Endometrium : sering di dapati terutama dengan pemeriksaan histeroskop.polip berasal dari : adenoma, adenomfibroma, mioma submukusum, dan plasenta

Uterus
3. Endometrium b. Adenoma-adenofibroma : biasanya terdiri dari epitel endometrium dengan stroma yang sesuai dengan daur haid. Adenoma ini biasanya merupakan penampilan hiperplasia endometrium, dengan konsistensi lunak dan berwarna kemerah-merahan. c. Mioma Submukosum : sarang mioma dapat tumbuh bertangkai dan keluar dari uterus menjadi mioma yang dilahirkan (Myom geburt). d. Polip Plasenta : berasal dari plasenta yang tertinggal setelah partus maupun abortus.

Uterus
4. Miometrium Neoplasma jinak ini berasal dari otot dan jaringan ikat yang menumpangnya, sehingga dalam kepustakaan dikenal juga istilah fibromioma, Leimioma, ataupun fibroid.

Tumor Tuba Falopii


Tumor Tuba uterina dapat berupa neoplasma maupun

non neoplasma.

Tumor Tuba Uterina tipe neoplastik jarang ditemukan Tumor neoplasmik jinak dekat tuba : kista parovarium

(adalah sisa dari epoophoron), terletak diantara tuba bagian distal dan ovarium dengan diameter biasanya tidak sampai 4 cm. hidrosalping, piosalping, dan kista tuboovarial.

Tumor non neoplastik tuba uterina, antara lain ;

Ovarium
1.

Tumor Non Neoplastik a. Tumor akibat radang b. Tumor lain : kista folikel kista korpus luteum Kista Lutein Kista Inklusi germinal Kista Endometrium Kista Stein-Leventhal.

Ovarium
2. Tumor Neoplastik Jinak a. Kistik : Kistoma Ovarii simpleks, Kistadenoma ovarii serosum, Kistadenoma ovarii musinosum, kista endometroid, kista dermoid.

b. Solid : Fibroma, Leiomioma, Fibroadenoma, papiloma, angioma, limfangioma, Tumor Brenner, Tumor sisa Adrenal (Maskulinovo-blastoma)

Metode-metode Untuk Diagnosis


Laparoskopi : untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal dari

ovarium atau tidak, dan untuk menentukan sifat-sifat tumor itu

Ultrasonografi : untuk menentukan letak dan batas tumor, apakah

tumor berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid, dan dapat dibedakan pula antara cairan dalam rongga-rongga perut yang bebas dan yang tidak

Foto Roentgen : untuk menentukan adanya hidrotoraks Parasentensis : untuk menentukan sebab asites, tetapi tindakan ini

dapat mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista bila dinding kista tertusuk.

Penanganan
Tumor ovarium neoplastik : operasi, dan tumor nonneoplastik

tidak.

Jika menghadapi tumor ovarium yang tidak memberi

gejala/keluhan pada penderita dan yang besarnya tidak melebihi jeruk nipis dengan diameter kurang dari 5 cm, kemungkinan besar tumor tersebut adalah kista folikel atau kista korpus luteum, jadi tumor nonneoplastik.

Tidak jarang tumor-tumor tersebut mengalami pengecilan

secara spontan dan menghilang, sehingga pada pemeriksaan ulangan setelah beberapaminggu dapat ditemukan ovarium yang kira-kira besarnya normal.

Pengertian
Kista Korpus luteum

dalam keadaan normal korpus luteum akan mengecil dan menjadi korpus albican, tetapi kadang-kadang korpus luteum mempertahankan diri, dan terjadi perdarahan, dan akan menyebabkan menjadi kista.
Kista Teka Lutein

pada molahidatidosa, koriokarsinoma, dan kadang-kadang tanpa adanya kelainan tersebut, ovarium dapat membesar dan menjadi kistik.
Kista Inklusi Germinal

kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari epitel germinativum pada permukaan ovarium. Tumor ini lebih banyak terdapat pada permukaan ovarium. Tumor ini biasanya terdapat pada wanita yang usia lanjut, dan besarnya jarang melebihi 1 cm diameternya.

Pengertian
Kista Endometrium

kista ini berupa endometriosis yang berada di ovarium


Kista Stein Leventhal

gejalanya infertilitas, amenorhea, oligomenorea sekunder, kadang-kadang agak gemuk, sering kali hirsutisme tanpa maskulinisasi, dan dengan kedua ovarium membesar. Ovarium tampak pucat, membesar 2-3 kali, polikistik, dan permukaannya licin

Terapi
Berikan Klomifen yang bertujuan untuk

menyebabkan ovulasi.
Wedge resection perlu dipertimbangkan apabila

terapi dengan Klomifen tidak berhasil menyebabkan ovulasi atau menimbulkan efek samping.

Tumor Ganas Alat Genital


1. 2. 3.

4.
5.

Tumor ganas pada Vulva Tumor ganas pada vagina Tumor ganas pada serviks uteri Tumor ganas pada korpus uteri Tumor ganas pada adneksa

Vulva
1.

Karsinoma Vulva etiologi : tidak dapat diketahui, lebih banyak karakteristik pada wanita yang menarche nya terlambat (15-17 tahun) dan menopause lebih dini (40 tahun) Tingkatan Pra Maligna karsinoma vulva di dahului oleh suatu keadaan seperti distrofia vulva, vulvitis atrofik, vulvitis diabetik, leukoplakia, lichenoid, kraurosis vulva dengan hiperplasi.

Penanganan
Pada tingkatan awal, dilakukan vulvektomi, dengan

mengangkat labia mayor, labia minor, sebagian mons veneris, dn hymen. limfadenektomi bilateral kelenjar inguinal luar dan dalam satu tahap (en block).

Pada tingkat 1 & 2, dilakukan vulvektomi radikal dengan

Pada tingkat 3 & 4, diberikan sitostatika seperti MMC,

5FU, Bleosin, Endoxan, Doxorubisin, secara sistemik baik sebagai obat tunggal atau pun dalam kombinasi (polikemoterapi), intra tumor, atau perfusi jaringan melalui infus saluran getah bening di kaki penderita.

Penanganan
Obat sitostatika sangat toksik sehingga hanya boleh

dilakukan di pusat yang memiliki tim kanker/onkologi.

Radioterapi diberikan pasca bedah sebagai adjuvans, bila

kelenjar inguinal positif mengandung tumor, yang ternyata dapat meningkatkan AKH (Angka ketahanan Hidup) 5-tahun penderita dan menurunkan angka kekambuhan.

Radioterapi primer dengan atau tanpa kemoterapi pada

tingkat klinik 3 & 4, yang dianggap inoperable sedang diteliti di perbagai senter dan hasilnya belum dilaporkan.

2. Melano Vulva
Melanoma Vulva adalah keganasan nomor 2 setelah karsinoma. Tempat prediksi di labia minora, dan klitoris, sering meluas ke

vagina dan uretra berupa benjolan yang berwarna hitam kebiruan. sekeliling tumor primer untuk kemudian bermetastasis ke kelenjar limfa regional ditemukan di paru-paru, otak, hati dan jantung.

Menyebar secara limfogen dengan membentuk nodul satelit

Bila terjadi penyebaran secara hematogen, anak sebar dapat

Penanganannya sama dengan karsinoma vulva, pada tingkatan

selanjutnya dapat dipertimbangkan pemberian DTIC atau MeCCNU yang memberikan respon >20%

3. Adenokarsinoma
Jarang ditemukan pada vulva, dan umumnya berasal

dari kelenjar Bartholini

4. Sarkoma pada Vulva Sangat jarang terjadi, tapi metastasis berjarak jauh. Penyebarannya sangat cepat secara hematogen. Prognosis sangat buruk. Peran radioterapi dan atau kemoterapi sebagai adjuvans perlu dipertimbangkan

Karsinoma Vagina
Kanker vagina jarang terjadi, biasanya terjadi pada wanita yang

berusia 50 tahun ke atas

Biasanya lesi muncul pada 1/3 bagian proksimal dindingbelakang

vagina, yang kemudian akan melibatkan spektrum rektovaginal.

Sebelum menjadi invasif, lesi itu melalui tingkatan pra maligna

yang disebut sebagai NIV (neoplasia intraepitelial vagina) I, II, III dan KIS (Karsinoma In Situ) yang berlangsung beberapa tahun dan dapat dideteksi awal melalui Pap Smear atau bilamana perlu biopsi terarah dengan bimbingan kolposkop terhadap lesi yang mencurigakan. maligna.

Leukoplakia mukosa vagina dapat dianggap sebagai lesi pra

Penanganan
Tingkat klinik 0 : dilakukan vaginektomi,

elektrokoterisasi, penggunaan sitostatika topikal atau sinar laser

Tingkat Klinik I-II : Dilakukan operasi atau penyinaran.


Jika dioperasi perlu dipikirkan kembali sisa hidup

penderita yang tanpa vagina

Radioterapi eksternal dengan Sumber Cobalt-60 atau

Linac dengan dosis total 4000-6000 rad, sedangkan penyinaran internal dengan brakiterapi menggunakan sumber radium atau Cesium-137 intrakaviter/interstitial.

Karsinoma Serviks Uterus


Yang paling penting Deteksi dini Sebab langsung belum diketahui, tapi berhubungan erat

dengan paritas yang tinggi, jarak persalinan terlalu dekat, gol.sosial ekonomi rendah, gonta-ganti pasangan, sering dijumpai pada wanita yang mengalami infeksi HPV tipe 16-18, dan kebiasaan merokok.

Karsinoma serviks timbul di batas epitel yang melapisi

ektoserviks (porsio) dan endoserviks kanalis serviks yang disebut squamo-columnar junction (SCJ)

Penanganan
Terapi karsinoma serviks dilakukan bila diagnosis telah

dipastikan secara histologik dan sudah dikerjakan perencanaan yang matang oleh tim yang sanggup melakukan rehabilitasi dan pengamatan lanjutan.

Pada tingkatan klinik tidak dibenarkan dilakukan

elektrokoagulasi atau elektrofulgerasi, bedah krio, atau dengan sinar laser.

Pada kasus terntentu dimana operasi merupakan suatu

kontraindikasi aplikasi radium dengan dosis 6500-7000 rads/cGydi titik A tanpa penambahan penyinaran luar.

Karsinoma Serviks Uterus Pada Kehamilan


Tumor ganas di serviks tidak menghalangi adanya

kehamilan Penanganan disesuaikan dengan tingkat klinik penyakit dan usia kehamilan. Pada tingkat 0 kehamilan diteruskan sampai partus berlangsung spontan Bila 3 bulan masih ada pasca persalinan masih ada maka ditangani seperti kondisi tidak hamil dengan memperhatikan tingkatan klinik yang ada.

Pada tingkat Klinik I, II, & III


Trimester I dan awal trimester II : Histerektomi radikal

dengan limfadenektomi panggul dan janin in utero

Trimester II lanjut : ditunggu sampai janin viable (dapat

hidup di luar rahim, dibantu dengan SC diteruskan dengan histerektomi radikal dan limfadenektomi panggul.
radikal dan limfadenektomi panggul

Trimester III : SC klasik dilanjutkan dengan histerektomi

Pasca persalinan : histerektomi radikal dengan

limfadenektomi panggul

You might also like