You are on page 1of 14

CONTOH-CONTOH CONGENITAL ANOMALIES Encephalocele Enchepalokel jarang ditemukan, merupakan cacat pada daerah oksipital dimana terjadi penonjolan

n meningen yang mengandung jaringan otak dan cairan liguor. Terapi: eksisi kantong dan menyelamatkan sebanyak mungkin jaringan otak kemudian menutup cacat tersebut Perawatan Pra-Bedah: cegah jaringan saraf terpapar yaitu lesi ditutupi kassa steril atau kassa yang tidak lengket, pertahankan suhu tubuh, catat aktivitas tungkai dan sfingter anal, catat lingkar kepala, foto tulang belakang, foto lesi. Perawatan pasca bedah: jamin intake, rawat luka operasi, posisi bayi di ubah tiap 1 jam, monitor BAK/ BAB, ukur lingkar kepala tiap hari, beri dukungan bagi orang tua/ penjelasan pada orang tua mengenai kelainan ini. 2. Hidrocephalus Definisi: keadaan dimana terjadi penimbunan cairan serebrospinal dalam ventrikel otak, sehingga kepala menjadi besar. Jumlah cairan bisa mencapai 1,5 liter bahkan ada sampai 5 liter, sehingga tekanan intrakranial sangat tinggi. Hidroscephalus ada dua, yaitu: a. Hidrocephalus tak berhubungan (obstruktif) : tekanan CSS meningkat karena aliran CSS dihambat di suatu tempat di dalam sistem ventrikel b. Hidrosefalus berhubungan (komunikans) : tekanan CSS meningkat karena CSS tidak ventrikel di absorbsi dari ruang subarachnoid, tetap tidak terdapat gangguan dalam sistem. Penyebab: Obstruksi sirkulasi likuor (sering terdapat pada bayi) yaitu kelainan bawaan, infeksi, perdarahan, sekres yang berlebihan, gangguan reasorbsi likuor. Gejala klinik: Muntah, Nyeri kepala, kesadaran menurun, kepala besar, sutura tengkorak belum menutup dan teraba melebar, sklera tampak di atas iris (Sunset Sign), ubun-ubun besar melebar atau tidak menutup pada waktunya, dahi tampak melebar dengan kulit kepala yang menipis, tegang dan mengkilat, bola mata terdorong kebawah. Pemeriksaan yang dilakukan: USG, CT Scan, Ventrikulografi Ada tiga prinsip pengobatan hidrosefalus: a. Mengurangi produksi CSS yaitu merusak sebagian fleksus koroidalis dengan pembedahan. Obat diamox mempunyai khasiat inhibisi pembentukan CSS. b. Memperbaiki hubungan antara tempat produksi CSS dengan tempat absorbsi yaitu menghubungkan ventrikel dengan subarachnoid. c. Pengeluaran cairan CSS ke dalam organ ekstrakranial yaitu caara terbaik ke dalam vena jugularis dan jantung melalui kateter yang berventil yang memungkinkan penagliran CSS ke satu arah. Tindakan ini mudah terjadi infeksi sekunder/ sepsis Penatalaksanaannya: a. Kesadaran menurun: pasien diberikan makanan melalui sonde, dan secara bertahap jika kesadaran mulai ada dapat diberikan susu per oral. b. Pasien dipasang infus dengan cairan glukosa (5-10%) dan NaCl 0,9 % c. Monitor tetesan infus agar tidak terlalu cepat karena dapat menampah tekanan pada otak d. Kepala pasien harus di alasi bantal yang lembut. e. Perhatikan agar kulit kepala tetap kering f. Ubah posisi kepala tiap dua jam, jika tampak kulit kemerahan posisi di ubah tiap satu jam. g. Jika terjadi lecet beri salep dan tutup dengan kassa h. Tutup mata dengan kassa steril tiap pasien tidur i. Jelaskan kepada orang tua bahwa penyakit ini berat dan sukar pengobatannya j. Jelaskan tentang penyakit anaknya 3. Labioskizis dan Labiopalatoskizis Celah bibir dan celah langit-langit adalah suatu kelainan bawaan yang terjadi pada bibir bagian atas serta langit-langit lunak dan langit-langit keras mulut. Celah bibir (Labioskizis) adalah suatu ketidaksempurnaan pada penyambungan bibir bagian atas, yang biasanya berlokasi tepat di bawah hidung. Celah langit-langit (palatoskizis) adalah suatu saluran abnormal yang melewati langit-langit mulutdan menuju ke saluran udara di hidung. Etiologi: mungkin mutasi genetik atau teratogen (zat yang dapat menyebabkan kelainan pada janin, contohnya virus atau bahan kimia). Manifestasi klinik: Labioskisis yaitu distorsi pada hidung, tampak sebagian atau keduanya dan adanya celah pada bibir. Palatoskisis yaitu tampak ada celah pada palatum, ada rongga pada hidung, distorsi hidung, teraba ada celah atau terbukanya langit-langit saat diperiksa dengan jari, kesukaran dalam menghisap atau makan. Komplikasi: gangguaan bicara dan pendengaran, terjadinya otitis media, aspirasi, disstress pernapasan. Penatalaksanaan: a. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan posisi kepala bayi sedikit ditegakkan, berikan minum dengan menggunakan sendok atau pipet, cegah bayi tersedak, tepuk punggung bayi setiap 15 mL-30 mL minuman yang diminum, tetapi jangan diangkat dot selama bayi masih mengisap. b. Jelaskan pada orang tua tentang prosedur operasi, puasa enam jam, pemberian infus, perhatikan keadaan umum bayi.

c.

d.

e.

4.

5.

6.

7.

Jelaskan pembedahan pada labio sebelum kecacatan palato, perbaikan dengan pembedahan usia 2-3 hari atau sampai beberapa minggu. Pembedahan pada palato dilakukan pada waktu 6 bulan dan 5 tahun, ada juga antara 6 bulan dan 2 tahun, tergantung pada derajat kecacatan. Untuk menutup celah bibir berdasarkan kriteria rule of ten yaitu umur > 10 minggu (3 bulan), >5 kg, leukosit > 1000/ uL. Cara operasi yang umum dipakai adalah cara mungkin (15-24 bulan) sebelum anak mampu bicara. Awal fasilitas penutupan adalah untuk perkembangan bicara. Prosedur perawatan setelah operasi: rangsangan untuk menelan atau menghisap, dapat menggunakan jari-jari dengan cuci tangan yang bersih atau dot sekitar mulut 7-10 hari, bila sudah toleran berikan minum pada bayi, dan makanan lunak sesuai usia dan dietnya. Peran bidan: memberi dukungan dan keyakinan ibu, menjelaskan pada ibu yang terpenting untuk saat ini, adalah memberi bayi cukup minum untuk memastikan pertumbuhan sampai operasi dapat dilakukan. Apabila hanya labioskiziz dapat menganjurkan ibu untuk tetap menyusui. Apabila kasus labiopalatoskizis pemberian ASI peras untuk memenuhi kevbutuhan nutrisinya. Bila masalah minum teratasi BB naik, rujuk bayi untuk operasi. Atresia esofagus Atresia esofagus yaitu pada ujung esofagus buntu yang biasanya disertai kelainan bawaan lainnya yaitu kelainan jantung bawaan dan kelainan gastrointestinal. Etiologi: Tidak diketahui, kemungkinan terjadi secara multifactor. Faktor genetic, yaitu Sindrom Trisomi 21,13, dan 18. Gambaran klinik : Liur selalu meleleh dari mulut bayi dan berbuih, apabila air liur masuk ke dalam trakea akan terjadi aspirasi Kelainan bawaan ini biasanya terjadi pada bayi yang baru lahir dengan kurang bulan. Bayi tersebut sering mengalami sianosis apabila cairan lambung masuk ke dalam paru-paru. Penatalaksanaan : Dengan operasi, sebelum operasi bayi diletakkan setengah duduk untuk mencegah tregurgitas cairan lambung ke dalam lambung. Lakukan pengisapan cairan lambung untuk mencegah aspirasi bayi dirawat dalam inkubator,ubah posisi lebih sering, lakukan pengisapan lendir, rangsang bayi untuk menangis agar paru-paru berkembang. Atresia Ani dan Recti Definisi : Tidak adanya lubang tetap pada anus atau tidak komplit perkembangan embrionik pada distal usus ( anus ) atau tertutupnya secara abnormal. Penyebab : ketidaksempurnaan proses pemisahan septum anorektal. Gambaran klinik : bayi muntah-muntah pada 24-48 jam setelah lahir dan tidak terdapat defekasi mekonium atau urine bercampur mekonium Atresia Ani terdapat empat golongan yaitu stenisis rektum yang lebih rendah atau pada anus, membran anus menetap, anus inperforata dan ujung rektum yang buntu terletak pada macam-macam jarak dari perinium, lubang anus terpisah dengan ujung rektum yang buntu. Pemeriksaan diagnostik : Yaitu pemeriksaan fisik rektum kepatenan rektum dan dapat dilakukan colok dubur dengan menggunakan jari atau termometer yang dimasukkan sepanjang 2 cm ke dalam anus, kalau ada kelainan termometr dan jari tidak dapat masuk. Bila anus terlihat normal dan terdapat penyumbatan lebih tinggi dari perinium, gejala akan timbul dalam 24-48 jam setelah lahir berupa perut kembung, muntah berwarna hijau. Pemeriksaan radiologi untuk mengetahui sampai dimana terdapat penyumbatan. Penatalaksanaan : Pembedahan yaitu eksisi membran anal, fisula yaitu dengan kolostomi sementara dan setelah umur 3 bulan dilakukan koreksi sekaligus, dengan mempersiapkan operasi dan penjelasan kepada orang tua mengenai kelainan anaknya serta tindakan yang akan dilakukan. Sebelum pembedahan bayi dipasangi infus, sering diisap cairan lambungnya, dilakukan observasi tanda-tanda vital. Operasi dilakukan dua tahap, yaitu tahap pertama hanya dibuatkan anus buatan dan setelah umur 3 bulan atau lebih dilakukan operasi tahapan kedua. Perawatan pasca operasi yaitu pencegahan infeksi, penjelasan kepada orang tua cara merawat anus buatan dan menganjurkan agar konsultasi secara teratur dan menjaga kesehatan bayi agar dapat di lakukan oprasi tahap kedua tepat pada waktunya. Hirschsprung Pengertian : suatu kelainan bawaan tidak terbentuknya sel ganglion para simpatis dari pleksuss messentrikus / aurebach pada kolon bagian distal Hirschsprung erbagi dua yaitu segmen pendek : dari anus sampai sigmoid, segmen panjang : kelainan melebihi sigmoid bahkan dapat mengenai seluruh kolon atau usus halus. Gambaran Klinik : Trias yang sering ditemukan ialah mekonium yang lambat keluar ( lebih dari 24 jam ), perut kembung, dan muntah berwarna hijau. Pemeriksaan colok anus yaitu jari akan merasakan jepitan, dan pada waktu ditarik akan diikuti dengan keluarnya udara dan mekonium atau tinja yang menyemprot. Penatalaksanaan : hanya dengan operasi, atau biasanya pipa rektum (merupakan tindakan sementara) dan dilakukan pembilasan dengan air garam fisiologis (bila ada instruksi dokter), memberikan yang bergizi serta mencegah terjadinya infeksi. Masalah utama yang terjadi gangguan defekasi (obstipasi). Spina Bifida Adalah kelainan bawaan yang terbentuk sejak dalam kandungan. Ada sebagian komponen tulang belakang yang tidak terbentuk. Jadi, tidak ada tulang lamina yang menutupi sumsum atau susunan sistem saraf pusat di tulang belakang. Terjadinya kelainan ini, dimulai sejak dalam masa pembentukan bayi dalam kandungan. Terutama pada usia 3-4 minggu kehamilan. Pada masa ini janin sedang dalam pembentukan lempeng-lempeng saraf. Jika saat itu ada gangguan, tulang

belakang yang seharusnya menutup jadi tidak menutup. Kemungkinan penyebab gangguan ini adalah ibu hamil kekurangan konsumsi asam folat. Pada proses perkembangan tulang belakang dengan sarafnya itu, awalnya tulang belakang dan sumsum tumbuh di tingkat yang sama. Tapi dalam perkembangannya kemudian, Tulang belakang tumbuh lebih cepat dari sumsum tulang. Kalau ada gangguan pembentukan tulang belakang, perkembangannya jadi tertahan. Karena tulang belakangnya tidak terbentuk, maka sumsum tulang jadi tersangkut pada bagian tulang yang berlubang (defect) tadi, sehingga sumsum tulang keluar dan menonjol. Isinya bisa hanya berupa selaput saraf dengan air saja atau saraf-sarafnya pun ikut keluar dan menonjol. Sebetulnya, kelainan ini bisa dideteksi sejak dalam kandungan lewat pemeriksaan USG atau dengan pemeriksaan cairan amnionnya. Bahkan kalau di luar negeri, bila diketahui si bayi terkena kelainan ini bisa langsung dikoreksi sejak dalam kandungan. Gambaran klinis : Gejalanya bervariasi, tergantung kepada beratnya kerusakan pada korda spinalis dan akar saraf yang terkena. Beberapa anak memiliki gejala ringan atau tanpa gejala, sedangkan yang lainnya mengalami kelumpuhan pada daerah yang dipersarafi oleh korda spinalis maupun akar saraf yang terkena. Gejalanya berupa: a. Penonjolan seperti kantung di punggung tengah sampai bawah pada bayi baru lahir. b. Jika disinari, kantung tersebut tidak tembus cahaya c. Kelumpuhan/kelemahan pada pinggul, tungkai atau kaki d. Penurunan sensasi e. Inkontinensia uri (beser) maupun inkontinensia tinja f. Korda spinalis yang terkena rentan terhadap infeksi (meningitis). Gejala pada spina bifida okulta: a. Seberkas rambut pada daerah sakral (panggul bagian belakang) b. Lekukan pada daerah sakrum. Terdapat beberapa jenis spina bifida: a. Spina bifida okulta : merupakan spina bifida yang paling ringan. Satu atau beberapa vertebra tidak terbentuk secara normal, tetapi korda spinalis dan selaputnya (meningens) tidak menonjol. b. Meningokel : meningens menonjol melalui vertebra yang tidak utuh dan teraba sebagai suatu benjolan berisi cairan di bawah kulit. c. Mielokel : jenis spina bifida yang paling berat, dimana korda spinalis menonjol dan kulit diatasnya tampak kasar dan merah. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Pada trimester pertama, wanita hamil menjalani pemeriksaan darah yang disebut triple screen. Tes ini merupakan tes penyaringan untuk spina bifida, sindroma Down dan kelainan bawaan lainnya. 85% wanita yang mengandung bayi dengan spina bifida, akan memiliki kadar serum alfa fetoprotein yang tinggi. Tes ini memiliki angka positif palsu yang tinggi, karena itu jika hasilnya positif, perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk memperkuat diagnosis. Dilakukan USG yang biasanya dapat menemukan adanya spina bifida. Kadang dilakukan amniosentesis (analisa cairan ketuban). Setelah bayi lahir, dilakukan pemeriksaan berikut: a. Rontgen tulang belakang untuk menentukan luas dan lokasi kelainan. b. USG tulang belakang bisa menunjukkan adanya kelainan pda korda spinalis maupun vertebra. c. CT scan atau MRI tulang belakang kadang dilakukan untuk menentukan lokasi dan luasnya kelainan. Penatalaksanaan : a. Resiko terjadinya spina bifida bisa dikurangi dengan mengkonsumsi asam folat. Kekurangan asam folat pada seorang wanita harus dikoreksi sebelum wanita tersebut hamil, karena kelainan ini terjadi sangat dini. Kepada wanita yang berencana untuk hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi asam folat sebanyak 0,4 mg/hari. Kebutuhan asam folat pada wanita hamil adalah 1 mg/hari. b. Biasanya kalau ada kelainan bawaan yang berat dan dapat mengancam nyawa si bayi, maka begitu lahir sudah disiapkan tim dokter untuk menanganinya. Misalnya dari bedah saraf, bedah anak, ortopedi, dan dokter saraf anak. Terlebih bila spina bifidanya terbuka dan terjadi kebocoran, maka harus segera ditutup lewat operasi. Karena bagaimanapun, tidak bisa dibiarkan adanya hubungan dunia luar dengan susunan saraf pusat. Tindakan operasi yang dilakukan pun memiliki beberapa tujuan, yaitu untuk penutupan kalau ada defect atau kalau ada hubungan langsung susunan saraf pusat dengan dunia luar. Selain itu, tujuan utama lainnya adalah operasi untuk membebaskan jaringan saraf bila mungkin ada yang menyangkut di tulang belakang yang defect (berlubang). c. Bila kelainan spina bifidanya terbuka luas, bayi harus dirawat di rumah sakit dan tidak dibolehkan pulang. "Sebab, ia termasuk bayi berisiko tinggi." Sementara pada spina bifida yang dilapisi oleh kulit yang normal, bisa didiamkan saja, tanpa perlu tindakan operasi. "Bisa dibawa pulang dan kontrol 3-5 bulan, asalkan dihindari dari cedera seperti jatuh atau terbentur. d. Bila spina bifida disertai dengan hidrosefalus sebaiknya dilakukan terlebih dulu pemasangan 'selang' atau VP shunt (pintas dari rongga cairan otak ke perut). Kalau tidak, tekanan cairan dari otak akan tinggi terus. Akibatnya, seringkali bocor dan merembes. Dengan pemasangan selang, cairan otak dialirkan ke rongga perut sehingga tekanan cairan pun tidak terlalu tinggi. Kalau tidak dipakaikan selang, lama-lama kepala anak akan terus membesar karena cairan otak akan

bertambah atau berproduksi terus. Pertumbuhan jaringan otak pun akan tertekan dan kalau dibiarkan terus, bisa menjadi tipis. e. Kalaupun ada penundaan operasi, misal karena kondisi si anak tak memungkinkan, untuk sementara waktu diberikan obat-obatan. Terutama untuk mengurangi produksi cairan otaknya. Selain berusaha secepat mungkin melakukan tindakan sampai kondisinya memungkinkan. Kalau tidak, akan mengalami masalah di atas meja operasi atau sesudahnya." Pemberian obat-obatan pun diberikan setelah atau segera sebelum operasi. f. Sebelum melakukan tindakan pun, biasanya kondisi sarafnya dinilai lebih dahulu, apakah masih berfungsi atau tidak. Misalnya, apakah anak mengalami kelumpuhan atau tidak. Lalu, apakah ia bisa menahan pipis atau tidak. Jika ternyata saraf sudah tak berfungsi, Jadi, tindakan operasi dilakukan menurut kaidah-kaidah yang berlaku dalam ilmu bedah anak. Selain itu, dicari waktu yang terbaik untuk melakukan operasi. Kalau pada usia anak yang lebih besar, lebih mudah untuk diambil tindakan karena fungsi organ tubuhnya sudah matang. Sementara pada bayi, sangat riskan. g. Selain pengobatan dengan tindakan operasi, juga dilakukan stimulasi fisioterapi dan rehabilitasi medik untuk melatih motoriknya. Misalnya dengan menggerakan otot-ototnya supaya tidak lemah. Jadi, fungsi-fungsi saraf yang ada harus dilatih semaksimal mungkin. Termasuk melatih BAB dan BAK. Ini amat penting mengingat tidak mungkin untuk membuat saraf baru. 8. Omfalokel (amniokel = Eksomfalokel) Penyebabnya adalah kegagalan alat pada dalam kembali ke rongga abdomen pada waktu janin berumur 10 minggu hingga menyebabkan timbulmya omfalokel. Kelainan dengan adanya sembulan dari kantong yang berisi usus dari visera abdomen melalui defek dinding abdomen pada umbikalis dan terlihat menonjol. Angka kematian ini tinggi bila omfalokel besar karena kantong dapat pecah dan terjadi infeksi. Masalah yang dapat terjadi adalah potensial infeksi, sebelum operasi bila kantong belum pecah, dioleskan merkurokrum setiap hari untuk mencegah infeksi. Setelah diolesi diolesi dengan kasa steril, diatasnya ditutupi lagi dengan kapas agak tebal baru dipasang gurita. Penatalaksanaan : Operasi segera dilakukan setelah lahir, tetapi mengingat bahwa memasukkan semua usus dan alat visera sekaligus ke dalam rongga abdomenakan menimbulkan tekanan yang mendadak pada paru hingga timbul gangguan pernapasan, maka biasanya operasi ditunda beberapa bulan. 9. Hernia Diafragma Terjadi karena terbentuknya sebagian diafragma sehingga isi perut masuk kedalam rongga toraks. Kelainan yang sering ditemukan ialah penutupan tidak sempurna dari sinus pleuroperitoneal yang terletak pada bagian posrero lateral dari diafragma. Gejala tergantung kepada banyaknya isi perut yang masuk kedalam toraks, akan timbul gejala gangguan pernapasan seperti sianosis, sesak napas, retaraksi sela iga dan sublateral, perut kecil dan cekun, suara napas tidak terdengar pada paru yang terdesak pada bunyi jantung lebih jelas pada bagian yang berlawanan oleh karena didorong oleh isi perut. Diagnosis adalah dengan membuat foto toraks. Tindakan dengan operasi, sebelumnya dilakukan tindakan pemberian oksigen bila bayi tampak sianosi, kepala dan dada harus lebih tinggidari pada dada dan perut, yaitu agar tekanan dari isi perut terhadap paru berkurang dan membbiarkan daifragma bergerak dengan bebas. Posisi ini juga dilakukan setelah operasi. 10. Atresia Koane Penutupan satu atau kedua saluran hidung oleh karena kelainan pertumbuhan tulang- tulang dan jaringan ikat. Bayi akan sukar bernafas dan minum. Atresia unilateral tidak memerlukan tindakan bedah segera, tetapi bila bilateral harus dilakukan tindakan operatif. 11. Obstruksi Usus Pada bayi yang di lahirkan oleh ibu dengan hidroamnion, harus dilakukan dengan tindakan pemasukan pipa melalui mulut kelambung. Untuk mengetahui ada tidaknya atresia esofagus, bila dapatn mencapai bila dapat mencapai lambung dan cairan lambung dapat diisap lebih dari 15 ml, dapat diduga mungkin terdapat obstruksi usus letak tinggi, obstruksi dapat terjadi pada usus halus dan usus besar yang dapat di sebabkan atresia, stenosis atau malrotasi. Gejala umum yang terjadi muntah berwarnah hijau atau kuning coklat, perut membuncit, kadang-kadang tampak gerakan peristaltikdan terdapat obstipasi. Penatalaksaan: dipuaskan, pemberian cairan dan elektrolit dengan parenteral, pengosongan lambung dan usus dengan cara mengisapnya terus menerus, operasi sesuai dengan letak obstruksi Penyakit ini merupakan penyakit bawaan yang di sebabkan disfungsi umum kelenjar eksokrim pancreas. kedaan ini menyababkan berkurangnya enzim pangkreas yant mengalir kelumen usus halus sehingga isi usus halus menjadi kental dan menumbat lumen usus. 12. Atresia Duodeni Biasanya terjadi dibawah ampula vateri, muntah terjadi beberapa jam sesudah kelahiran. Perut dibagian epigastrium tampak membuncit sesaat sebelum muntah. Muntah mungkin projektil dan berwarnah hijau. Foto abdomen dalam posisi tegak akan memperlihatkan pelebaran lambung dan bagian proksimal duodenum tampa adanya udara dibagian lain usus. Pengobatan ialah dengan oprasi. Sebelum operasi dilakukan hendaknya lambung dikosongkan dan diberikan cairan intaravena untuk memperbaiki gangguan air dan elektrolit yangb terjadi. 13. Hipospadia

Hipospadia adalah suatu kelainan bawaan dimana metus eksterna terletak dipermukaan ventral penis dan lebih proksimaldari tempatnya yang normal (ujung glan penis) Etiologi: maskulinisasi inkomplit dari genetalia karenainvolusi yang prematur dari sel interstisial testis Manifestas klinik: penis melengkung kearah bawah hal ini disebabkan adanya chordee yaitubsuatu jaringan fibrosa yang menyebar mulai dari meatus uretra yaitu tipe glandula, distal penila, penila, penoskrotal, scrotal dan parienal. Penatalaksanaan: operasi yang terdiri dari beberapa tahap yaitu operasi pelepasan chordee dan tunneling dilakukan pada glans penis dan muaranya, bahan untuk menutup luka eksisichordee dan pembuatan tunneling diambil dari preputium penis bagian dorsal. Oleh karena itu hipospadia merupakan kontra indikasi mutlak untuk sirkumisi. Operasi uretroplasti, biasanya dilakukan 6 bulan setelah operasi pertama uretra dibuat dari kulit penis bagian ventral yang diinsisi secara longitudional paralel dikedua sisis. 14. Fimosis Pengertian fimosis adalah penyempitan pada preposium, kelainan yang menyebabkan bayi atau anak sukar berkemih. Penyebab Adanya smegma pada ujung prepusium yang menyulitkan bayi berkemih Tanda dan gejala Kulit prepusium menggelembung seperti balon dan bayi / anak menangis keras sebelum urine keluar. Penanganan Untuk menolongnya dapat dicoba dengan melebarkan lobang preposium dengan cara mendorong kebelakang kulit prepesium tersebut dan biasanya akan terjadi luka. Untuk mencegah infeksi dan agar luka tidak merapat lagi pada luka tersebut dioleskan salep antibiotik. Tindakan ini mula-mula dilakukan oleh dokter selanjutnya dirumah orangtua sendiri di minta melakukannya seperti dilakukan oleh dokter ( pada orang barat sunat dilakukan pada seorang laki-laki kerioka masih dirawat/ketika baru lahir. Tindakan ini dimaksudkan untuk kebersihan /mencegah infeksi karena adanya spegma bukan karena keagamaan. Setiap memandikan bayi hendaknya preposium didorong kebelakang kemudian ujungnya dibersihkan dengan kapas yang telah dijelang dengan air matang. 15. Epispadia Pengertian : Suatu kelainan bawaan pada bayi laki-laki, dengan lubang uretra terdapat bagian punggung penis atau uretra tidak berbentuk tabung, tetapi terbuka. Jenis: lubang uretra terdapat dipuncak kepala penis,seluruh uretra terbuka disepanjang penis, seluruh uretra terbuka dan lubang kandung kemih terdapat pada dinding perut. Gejala: lubang uretra terdapat dipunggung penis Diagnosis : untuk melihat beratnya epispadia, dilakukan pemeriksaan berikut radiologis, USG system kemih kelamin. Penangannan: melalui pembedahan 16. Kelainan Jantung Kongenital Penyakit jantung kongenital atau penyakit jantung bawaan adalah gangguan atau kelainan organ jantung saat lahir dan merupakan salah satu penyebab kematian terbesar akibat dari kelainan saat lahir pada tahun pertama kehidupan. Penelitian membuktikan bahwa mutasi genetik, factor lingkungan, infeksi saat kehamilan, dan keracunan dapat menyebabkan atau berperan di dalam gangguan pembentukan jantung. Meskipun begitu, terdapat beberapa kelainan bawaan yang tidak diketahui penyebabnya. Pembentukan sistim kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah) dimulai pada minggu ketiga pertumbuhan janin. Sirkulasi janin akan berkembang sehingga janin dapat tumbuh dan berkembang di dalam rahim dengan menggunakan plasenta (ari-ari) sebagai sumber dari nutrisi, oksigen, dan pembuangan sisa metabolisme. Pemakaian obat tertentu pada kehamilan trimester pertama berperan dalam terjadinya kelainan jantung bawaan (misalnya obat anti kejang fenitoin, talidomid, dan obat kemoterapi). Penyebab lainnya adalah pemakaian alcohol, rubella, dan Diabetes selama hamil. 17. Kelainan Metabolik dan Endokrin Pengertian Merupakan gangguan metabolisme ataupun endokrin yang terjadi pada bayi baru lahir. Klafikasi dan penyebab Gangguan metabolik yaitu: Hipertermia Hipotermia Edema, terdapat pada 150 imunisasi rhesus berat pada bayi dari ibu penderita DM. Tetani, biasanya ditemukan pada hipoparatiroidisme fisiologik sepintas yaitu karena berkurangnya kesanggupan ginjal untuk mengsekresikan fosfat pada bayi yang mendapat susu buatan dan bayi dari ibu penderita DM atau pra DM. Gangguan endokrin yaitu : 1. Hipoplasia adrenal congenital disebabkan oleh kekurangan ACTH sebagai akibat dari hipoplasia kelenjar pituitary hipofungsi hipothalamus pada masa kritis embrio genesis 2. Perdarahan adrenal, disebabkan oleh trauma lahir, misalnya lahir dengan letak sungsang. 3. Hipoglikemia yaitu dimana kadar gula darah kurang dari 30 mg% pada bayi cukup bulan dan kurang dari 20 mg % pada BBLR

4.

Defesiensi tiroid, terjadi secara genetik yaitu sebagai kretinisme, tetapi juga terdapat pada bayi yang ibunya mendapatkan pengobatan toiurasil atau derivatnya waktu hamil 5. Hipertirodisme sementara, dapat dilihat pada bayi dari ibu penderita hipertioidisme atau ibu yang mendapat obat tiroid pada waktu hamil. 6. Gondok congenital disebabkan oleh kekurangan yodium dan terdapat didaerah gondok yang endemik 7. Hiperplasia adrenal disebabkan karena peninggian kadar kalium dan penurunan kadar natrium dalam serum Tanda dan gejala Untuk hipotermia akut yaitu lemah, gelisah,pernafasan dan bunyi jantung lambat dan kedua kaki dingin. Untuk cold injury yaitu lemah, tidak mau minum, badan dingin, oliguria, suhu tubuh 29,5 oC 35 oC. gerakan sangat kurang ; muka,kaki,tangan, dan ujung hidung merah seolah-olah bayi dalam keadaan sehat; pengerasan jaringan subkitis atau edema. Tetani, yaitu mudah terangsang, muscular twicthing ; tremor dan kejang. Hipoplasia adrenal congenital , yaitu, lemah, muntah, diare, malas minum, dehidrasi. Perdarahan adrenal yaitu / renjatan nadi lemah dan cepat , pucat, dingin. Defesiensi tiroid yaitu konstipasi ikterus yang lemah ekstremitas dingin dan pada kulit terdapat bercak yang menetap. Hipertiroidisme sementara yaitu gelisah, mudah terserang, hiperaktif , eksoftalamus, takikardia dan takipnu. Gondok kongenital yaitu pembebasan pembebasan kelenjar , tiroid yang dapat menimbulkan gejala gangguan pernapasan dan dapat menyebabkan kematian ;hiporekstensi Penanganan Hipertermia yaitu/ dengan memperbaiki suhu lingkungan dan atau pengobatan terhadap infeksi Hipotermia yaitu/dengan segera memesukkan bayi kedalam incubator yang suhu nya telah diatur menurut kebutuhan bayi dan dalam keadaan telanjang supaya dapat diawasi dengan teliti Hipotermia sekunder yaitu/dengan mengobati penyebabnya misalnya dengan pemberian antibiotika,larutan glukosa,o2 dan sebagainya. Cold injury yaitu/dengan memenaskan bayi secara perlahan-lahan,antibiotika, larutan glukosa,o2 dan sebagainya. Tetani yaitu/dengan memberikan larutan kalsium glukonat 10 % sebanyak 5:10ml IV dengan perlahan-lahan dan dengan pengawasan yang baik terhadap denyut jantung. Hipertiroidisme sementara yaitu dengan memberikan larutan lugol sebanyak 1 tetes 3-6 kali/sehari atau propiltiorasil atau metimasol, pemberian cairan secara IV, sedativum dan digitalis bila terdapat tanda gagal jantung. Gondok congenital yaitu dengan pengangkatan sebagai kelenjar tiroid dengan disertai pemberian hormone tiroid bila terdapat gejala penyumbatan jalan nafas yang berat. Hipoplasia adrenal kongenita yaitu dengan pemberian larutan garam NaCL,deksoksikortikosteron dan asetat . Hiperplasia adrenal yaitu/dengan memberikan larutan garam NaCL 0,9% ta mbah larutan glukosa seta pemberian kortikosteroid dosis tinggi. Perdarahan adrenal yaitu/ dengan memberikan transfuse darah dan hidrokortison Hipoglikemia yaitu / dengan menyuntikkan larutan glukosa 15-20 % sebanyak 4 ml/kg BB melalui ke vena perifer. 18. club foot, sekumpulan kelainan stuktur pada kaki dan pergelangan kaki dimana terjadi kelainan pada pembentukan tulang, sendi, otot, dan pembuluh darah. 19. hipotiroidisme kongenital, terjadi pada bayi yang tidak memiliki kelenjar tiroid atau kelenjar tiroid tidak terbentuk dengan sempurna 20. sindrom down, sekumpulan kelainan yang terjadi pada anak yang dilahirkan dengan kelebihan kromosom nomor 21 pada sel-selnya. 21. penyakit tay-sach, penyakit pada sistem saraf pusat yang menyebabkan kebutaan, demensia, kelumpuhan, kejang, dan ketulian. 22. sindroma alkohol pada janin, ditandai dengan keterlambatan pertumbuhan, keterbelakangan mental, kelainan pada wajah dan kelainan pada sistem saraf pusat. UMUR DAN CARA MENGETAHUI JENIS KELAMIN DALAM KANDUNGAN Ada beberapa cara yang bisa dilakukan, antara lain: Penggunaan alat USG atau Ultrasonografi digunakan secara luas dalam kehamilan. Fungsi utamanya adalah membantu dokter mendeteksi berbagai kelainan dan masalah umum pada janin dalam kandungan. Misalnya posisi bayi, ari-ari, keadaan plasenta, dan lain-lain. Selain itu, setelah usia kehamilan menginjak 20 minggu, USG bisa juga digunakan untuk mengetahui jenis kelamin bayi. Walaupun memang tidak 100% akurat. Pengambilan cairan ketuban (amniocentesis). Cairan ketuban sering diambil untuk melakukan berbagai deteksi terhadap adanya kemungkinan kelainan pada janin di dalam kandungan. Ini biasanya dilakukan pada usia kehamilan mencapai 15 hingga 18 minggu. Caranya adalah dengan memasukan jarum ke dalam kantung ketuban dengan dibimbing oleh alat USG agar jarum tidak menyentuh janin/fetus. Kemudian setelah air ketuban bisa terambil langsung dibawa ke laboratorium untuk dikembang-biakkan sel-selnya selama 1 sampai 3 hari. Selanjutnya akan dilakukan test AFP (Alpha Feto Protein) terhadap sel-sel tersebut, untuk mengetahui adanya kelainan. Tes ini berguna untuk mengetahui jenis kelamin bayi secara akurat. CVS (Chorionic Villus sampling). Metode ini sangat mirip dengan metode cairan ketuban. Sama-sama bersifat invasif (memasukkan alat ke dalam tubuh), bedanya hanya pada apa yang diambilnya. Pada metode CVS sampel yang diambil

adalah sel yang terdapat pada plasenta yang menempel pada dinding rahim. Setelah itu sel-sel ini akan dibawa ke laboratorium untuk dikembangkan dan dites dengan AFP, sehingga jenis kelamin juga dapat diketahui melalui cara ini. Hanya saja metode ini berisiko besar sehingga tidak direkomendasikan, dan biasanya hanya dilakukan jika ada kemungkinan problem yang berkaitan dengan kelainan gender janin. Langkah 1 Ketika memeriksa kandungan ke dokter, coba catat jumlah denyut jantung calon bayi setiap menit. Banyak orang percaya jika detak jantungnya terdengar sampai 140 kali per menit, kemungkinan besar dia berjenis kelamin laki-laki. Sedangkan jika denyut jantungnya kurang dari itu, bisa jadi perempuan. Langkah 2 Coba perhatikan saat Anda mengidam di awal-awal kehamilan. Jika Anda merasa selalu menginginkan makanan yang manis-manis, bersiap-siaplah memiliki anak perempuan. Sebaliknya, jika Anda menyukai yang asam dan asin selama kehamilan, ini diyakini akan melahirkan anak laki-laki. Langkah 3 Juntaikan kalung dengan bandul di atas perut Anda. Coba perhatikan, jika cincin bergerak maju mundur, hal ini dipercaya jenis kelaminnya perempuan. Tapi, jika bergerak dalam pola lingkaran, seorang janin bayi laki-laki sedang tumbuh di dalam perut Anda. Langkah 4 Perhatikan langkah kaki Anda saat berjalan. Jika berjalan anggun, besar kemungkinan Anda akan memiliki seorang putri. Tapi, jika Anda cenderung menjadi canggung dan lebih sering menabrak, Anda kemungkinan akan memiliki seorang putra. Langkah 5 Ada juga yang percaya jika seorang wanita hamil mengalami mual dan muntah yang hebat, besar kemungkinan dia akan segera memiliki seorang anak perempuan. Tapi, jika saat hamil tidak terlalu mual dan muntah, bisa jadi bayinya laki-laki. (pet) VIVAnews WAKTU POSITIF HAMIL Sistem kalender. Menentukan masa subur dengan menggunakan sistem kalender ada dua cara yaitu : Bagi yang siklus haidnya teratur, masa subur berlangsung 14 +/- 1 hari haid berikutnya. Artinya masa subur berlangsung pada hari ke 13 sampai hari ke 15 sebelum tanggal haid yang akan datang. Bagi yang siklus haidnya tidak teratur maka pertama tama harus dicatat panjang siklus haid sekurang kurangnya selama 6 siklus. Dari jumlah hari pada siklus terpanjang, dikurangi dengan 11 akan diperoleh hari subur terakhir dalam siklus haid tersebut. Sedangkan dari jumlah hari pada siklus terpendek dikurangi 18, diperoleh hari subur pertama dalam siklus haid tersebut. Misal : siklus terpanjang = 31, sedangkan siklus terpendek = 26, maka masa subur dapat dihitung, 31 - 11 = 20, dan 26 -18 = 8, jadi masa subur berlangsung pada hari ke 8 sampai hari ke 20. Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah dengan pemeriksaan kadar hormon beta HCG dalam darah ( lebih akurat dan sensitif daripada kadar hormon beta HCG air seni / test pack). Peninkatan hormon beta HCG sudah dapat terderteksi lewat darah kurang lebih 8-12 hari setelah hubungan seksual apabila terjadi kehamilan (positif). Untuk test pack urine (pemeriksaan test kehamilan lewat air seni) biasanya membutuhkan waktu lebih lama untuk mengetahui hasil positf / negatif. Biasanya minimal dibutuhkan 12-15 hari setelah hubungan seksual. USG Cara Kerja alat Ultrasonografi Transducer bekerja sebagai pemancar dan sekaligus penerima gelombang suara. Pulsa listrik yang dihasilkan oleh generator diubah menjadi energi akustik oleh transducer, yang dipancarkan dengan arah tertentu pada bagian tubuh yang akan dipelajari. Sebagian akan dipantulkan dan sebagian lagi akan merambat terus menembus jaringan yang akan menimbulkan bermacam-macam echo sesuai dengan jaringan yang dulaluinya. Pantulan echo yang berasal dari jaringan-jaringan tersebut akan membentur transducer, dan kemudian diubah menjadi pulsa listrik lalu diperkuat dan selanjutnya diperlihatkan dalam bentuk cahaya pada layar oscilloscope. Dengan demikian bila transducer digerakkan seolah0olah kita melakukan irisan-irisan pada bagian tubuh yang dinginkan, dan gambaran irisanirisan tersebut akan dapat dilihat pada layar monitor. Masing-masing jaringan tubuh mempunyai impedance accoustic tertentu. Dalam jaringan yang heterogen akan ditimbulkan bermacam-macam echo, jaringan tersebut dikatakan echogenic. Sedang jaringan yang homogen hanya sedikit atau sama sekali tidak ada echo, disebut anecho atau echofree . Suatu rongga berisi cairan bersifat anechoic, misalnya : kista, asites, pembuluh darah besar, pericardial dan pleural efusion. Pemeriksaan USG Transabdominal Setelah pasien tidur terlentang, perut bagian bawah ditampakkan dengan batas bawah setinggi tepi atas rambut pubis, batas atas setinggi sternum, dan batas lateral sampai tepi abdomen.

Letakkan kertas tissue besar pada perut bagian bawah dan bagian atas untuk melindungi pakaian wanita tersebut dari jelly yang kita pakai. Taruh jelly secukupnya pada kulit perut, lakukan pemeriksaan secara sistematis. Pertama-tama gerakkan transduser secara longitudinal ke atas dan ke bawah, selanjutnya horizontal ke kiri dan ke kanan. Penjejak digerakkan dari bawah ke atas, dimulai dari garis sisi kanan perut, kemudian setelah sampai daerah perut atas transduser digerakkan ke bawah, selanjutnya transduser digerakkan kembali ke arah atas. Selanjutnya gerakan transduser dilakukan kearah lateral perut (horizontal), juga secara sistematis, dimulai dari sisi kanan ke arah kiri, kemudian dari kiri ke arah kanan dan terakhir dari kanan atas ke kiri (lihat gambar dan arah panah beserta nomor garisnya). KRITERIA EMBRIO NORMAL Janin usia 4 Minggu Akan mulai terjadi pelepasan hormon HCG (untuk menilai tes kehamilan). Bagian embrio yang tidak melekat pada rahim akan tumbuh. Tulang belakang, tulang ekor, tulang iga,dan sistem syaraf pusat mulai terbentuk. Begitu pula jantung dan jaringan pembuluh darah. Akan terbentuk dua buah lubang pada wajah pada janin. Lubang ini akan terisi oleh mata. Pada mingu kelima ukuran bayi anda sekarang kira-kira sebesar biji apel dan pada minggu ini di sebut sebagai embrio. bayi anda sudah mempunyai detak jantung sendiri Janin usia 8 Minggu

Seluruh organ tubuh utama bayi telah terbentuk meskipun belum berkembang sempurna. Mata dan telinga mulai terbentuk. Jantung berdetak kuat. Dengan ultrasound kita dapat melihat jantung janin berdenyut. Janin usia 12 Minggu

Bila jenis kelaminnya laki-laki, di usia ini sudah bisa jelas dipastikan, sementara perempuan masih sesekali meragukan. Mulut dan hidung janin sudah terlihat dengan jelas. Tungkai dan lengan mulai tumbuh. Janin sudah bisa membuka dan menutup mulutnya, dan ia mulai berlatih melakukan gerakan menelan dan menghisap. Aktivitas menelan janin, rata-rata sebanyak 25 kali dalam satu jam. Tangan janin pun mulai bergerak bebas. Dalam arti, tak lagi tergantung pada gerakan tubuh. Sebentuk kuku pada setiap jari tangan dan kakinya muncul di minggu ini. Pada minggu ini janin memiliki panjang sekitar 39 mm dengan berat 20 gram. Pada minggu ini perut dan rongga dada sudah terpisah dan otot mata dan bibir atas terbentuk. Pembentukan kulit dan fungsinya berkembang menuju penyempurnaan. Janin usia 16 Minggu

etina, kornea, iris (selaput pelangi), serta lensa mata sudah dapat berfungsi. Janin mengedipkan mata dan peka terhadap cahaya. Tumbuh kembang janin didukung oleh plasenta, yang menghubungkan antara ibu dan janin dalam hal makanan, pembuangan sisa metabolisme, serta menyaring zat-zat berbahaya. Kulit, otot dan anggota tubuhnya telah terbentuk dan berada pada posisinya. Pada minggu ini, janin telah mampu merasakan detak jantung ibunya. Panjang bayi sekitar 7,5cm dengan trakea, paru-paru, perut, hati, pankreas, dan usus berkembang ke fungsi terakhir. Pita suara mulai terbentuk, dan tunas gigi muncul dengan 20 gigi bayi. pada minggu ini jari tangan dan telapak kaki mulai terlihat Janin usia 20 Minggu

Pada bulan ini, janin mulai bisa mengenali lingkungan sekitarnya. Janin pun mulai merasakan berbagai sensasi. Alis mata dan rambut halus di kulit kepala mulai tumbuh, yang ini bersifat sementara. Dua minggu setelah bayi lahir, rambut-rambut ini akan rontok. Jadwal kegiatan janin relatif teratur. Pada pagi hari hingga menjelang sore hari, janin akan beristirahat. Karena itu pada rentang waktu ini, janin melakukan gerakan yang relatif sedikit. Pada malam hari, janin beraktivitas aktif, sehingga kadang mengganggu kegiatan tidur ibu. Pada usia lima bulan, janin memiliki panjang badan 25 cm Janin usia 24 Minggu

Garis-garis sudah tampak pada telapak tangan dan ujung-ujung jarinya. Sistem pendengaran mulai berkembang walau belum sepenuhnya berfungsi. Proses pembentukan tulang terus berlanjut sehingga tulang janin semakin kuat. Panjang janin 33 cm dan beratnya 570 gram. Janin sudah tidak bisa bergerak leluasa, karena seluruh ruangan dalam rahim telah terisi/penuh. Janin akan berada alam posisi meringkuk, dengan tangan didepan dagu dan kaki di depan dada. Walaupun sistem organ belum berfungsi sepenuhnya, namun janin mampu mendengarkan suara-suara dari luar, dan mampu merasakan apa yang dirasakan ibu. Bila ibu merasa stress, cemas, kesal sedih atau bahagia, janin akan merasakan hal yang sama. Kondisi ini disebabkan hormon adrenalin yang diproduksi ibu dapat menembus plasenta sehingga mempengaruhi kondisi emosi bayi. Si ibu dapat merasakan bagian-bagian tubuh janin yang berlainan dengan menyentuh dinding perutnya. Otot rahim ibu meregang dan kadang ibu merasakan sakit di bagian perut. Janin usia 28 Minggu

Perkembangan Janin Usia 7 Bulan. Lemak mulai menumpuk,dan sebuah zat lemak yang disebut verinix menutupi kulit janin, sehingga janin tidak basah di dalam cairan amnionnya dan tubuhnya merasa hangat. Fungsi otak janin sudah mulai berkembang dengat sangat pesat. ermukaan otak menjadi berkerut-kerut,yang berguna bagi perkembangan selanjutnya. Sekitar lima hari setelah proses pengerutan dimulai, sel-sel syaraf akan dilapisi oleh lapisan lemak yang membuat proses penyampaian rangsangan dari ujung-ujung sel syaraf menjadi lebih cepat, mudah,dan lebih efisien. Perlu diketahui, otak manusia akan mengalami masa keemasan pada saat janin berusia 7 bulan dalam kandungan hingga berusia 5 tahun. Janin usia 32 Minggu

Semua indera pada janin sudah mulai berfungsi. Gerakan-gerakan janin mulai terasa dengan jelas. Janin telah terbentuk sempurna dan posisi kepala berada di bawah (cephalic). Paru-parunya sudah sempurna dan plasenta mencapai kematangan. Panjang janin saat ini sekitar 45-50 cm dan beratnya 1,8 kg. Dengan panjang tersebut, wajar jika kantung ketuban (amnion) mulai terasa sempit. Cairan amnion akan mencapai volume optimal, dan kemudian akan mengalami pengurangan. Janin usia 36 Minggu

Bayi siap lahir. Ibu tidak perlu khawatir jika bayinya tidak lahir tepat pada waktu yang telah diperkirakan. Persentasenya hanya 5% bayi lahir tepat pada tanggal yang diperkirakan. Waktu yang telah lama dinanti hampir tiba dan si bayi akan segera melihat dunia. Sementara itu, rambut lanugo (= rambut badan) bayi telah lenyap meskipun mungkin masih ada yang tersisa di punggung dan dahinya. Sebagian bayi lahir agak terlalu cepat, sebagian lainnya agak sedikit terlambat, tetapi mereka sungguh lahir!

PEMERIKSAAN FISIK PADA IBU HAMIL Dalam pemeriksaan kehamilan meliputi beberapa langkah antara lain : 1. Perhatikan tanda tanda tubuh yang sehatPemeriksaan pandang dimulai semenjak bertemu dengan pasien. Perhatikan bagaimanasikap tubuh, keadaan punggung dan cara berjalannya. Apakah cenderung membungkuk, terdapat ordosis, kifosis, scoliosis atau pincang dsb. Lihat dan nilai kekuatan ibu ketika berjalan, apakahia tampak nyaman dan gembira, apakah ibu tampak lemah 2. pengukuran tinggi badan dan berat badanTimbanglah berat badan ibu pada setiap pemeriksaan kehamilan. Bila tidak tersediatimbangan, perhatikan apakah ibu bertambah berat badannya. Berat badan ibu hamil biasanyanaik sekitar 9-12 kg selama kehamilan. Yang sebagian besar diperoleh terutama pada trimester kedua dan ketiga kehamilan. Kenaikan berat badan menunjukkan bahwa ibu mendapat cukupmakanan. Jelaskan bahwa berat badan ibu naik secara normal yang menunjukkan janinnyatumbuh dengan baik bila kenaikan berat badan ibu kurang dari 5 kg pada kehamilan 28 minggumaka ia perlu dirujuk.Tinggi berat badan hanya diukur pada kunjungan pertama. Bila tidak tersedia alat ukur tinggu badan maka bagian dari dinding dapat ditandai dengan ukuran centi meter. Pada ibu yang pendek perlu diperhatikan kemungkinan mempunyai panggul yang sempit sehingga menyulitkandalam pemeriksaan. Bila tinggu badan ibu kurang dari 145 atau tampak pendek dibandingkandengan rata-rata ibu, maka persalinan perlu diwaspadai. 3. pemeriksaan tekanan darahTekanan darah pada ibu hamil bisanya tetap normal, kecuali bila ada kelainan. Bilatekanan darah mencapai 140/90 mmhg atau lebih mintalah ibu berbaring miring ke sebelah kiridan mintalah ibu bersantai sampai terkantuk. Setelah 20 menit beristirahat, ukurlah tekanandarahnya. Bila tekanan darah tetap tinggi, maka hal ini menunjukkan ibu menderita pre eklamsiadan harus dirujuk ke dokter serta perlu diperiksa kehamilannya. Khususnya tekanan darahnya lebih sering (setiap minggu). Ibu dipantau secara ketat dan anjurkan ibu persalinannyadirencanakan di rumah sakit. 4. Pemeriksaan dari ujung rambut sampai ke ujung kakiPemeriksaan fisik pada kehamilan dilakukan melalui pemeriksaan pandang (inspeksi), pemeriksaan raba (palpasi), periksa dengar (auskultasi),periksa ketuk (perkusi). Pemeriksaandilakukan dari ujung rambut sampai ke ujung kaki, yang dalam pelaksanaannya dilakukan secarasistematis atau berurutan.Pada saat melakukan pemeriksaan daerah dada dan perut, pemeriksaan inspeksi, palpasi,auskultasi dilakukan secara berurutan dan bersamaan sehingga tidak adanya kesan membukatutup baju pasien yang mengakibatkan rasa malu pasien.Dibawah ini akan diuraikan pemeriksaan obstetric yaitu dengan melakukan inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi terhadap ibu hamil dari kepala sampai kaki.Lihatlah wajah atau muka pasienAdakah cloasma gravidarum, pucat pada wajah adalah pembengkakan pada wajah. Bilaterdapat pucat pada wajah periksalah konjungtiva dan kuku pucat menandakan bahwa ibumenderita anemia, sehingga memerlukan tindakan lebih lanjut. Jelaskan bahwa ibu sedangdiperiksa apakah kurang darah atau tidak. Sebutkan bahwa bila ibu tidak kurang darah ia akanlebih kuat selama kehamilan dan persalinan. Jelaskan pula bahwa tablet tambah darah mencegahkurang darah.Bila terdapat bengkak diwajah, periksalah adanya bengkak pada tangan dan kaki. Sedikit bengkak pada mata kaku dapat terjadi pada kehamilan normal, namun bengkak pada tangn danatau wajah tanda preeklamsi. Perhatikan wajah ibu apakah bengkak dan tanyakan pada ibu apakah ia sulit melepaskan cincin atau gelang yang dipakainya. Mata kaki yang bengkak danmenimbulkan cekungan yang tak cepat hilang bila ditekan, maka ibu harus dirujuk ke dokter,dipantau ketat kehamilannya dan tekanan darahnya, serta direncanakan persalinannya dirumahsakit.Selain memeriksa ada tidaknya pucat pada konjungtiva, lihatlah sclera mata adakah sclerakuning atau ikterik - Lihatlah mulut pasien. Adakah tampak bibir pucat, bibir kering pecah-pecah adakah stomatitis,gingivitis, adakah gigi yang tanggal, adakah gigi yang berlobang, caries gigi. Selain dilihatdicium adanya bau mulut yang menyengat.-Lihatlah kelenjar gondok, adakah pembesaran kelenjar thyroid, pembengkakan saluran linfe- Lihat dan raba payudara, pada kunjungan pertama pemeriksaan payudara terhadap kemungkinanadanya benjolan yang tidak normal. Lihatlah apakah payudara simetris atau tidak, putting susumenonjol atau datar atau bahkan masuk. Putting susu yang datar atau masuk akan mengganggu proses menyusui nantinya. Apakah asinya sudah keluar atau belum. Lihatlah kebersihan areolamammae adakah hiperpigmentasi areola mammae.- Lakukan pemeriksaan inspeksi, palpasi dan auskultasi pada perut ibu.Tujuan pemeriksaan abdomen adalah untuk menentukan letak dan presentasi janin, turunnya bagian janin yang terbawah, tinggi fundus uteri dan denyut jantung janin.Sebelum memulai pemeriksaan abdomen, penting untuk dilakukan hal hal sebagai berikut Mintalah ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya bila perlu, bantulah ia untuk santai. Letakkan sebuah bantal dibawah kepala dan bahunya. Fleksikan tangandan lutut. Jika ia gelisah bantulah ia untuk santai dengan memintanya menarik nafas panjang, cucilah tangan anda sebelum mulai memeriksa, keringkan dan usahakan agar tangan perawatcukup hangat.Lihatlah bentuk pembesaran perut (melintang, memanjang, asimetris) adakah linea albanigra, adakah striae gravidarum, adakah bekas luka operasi, adakah tampak gerakan janin,rasakan juga dengan pemeriksaan raba adanya pergerakan janin. Tentukan apakah pembesaran perut sesuai dengan umur kehamilannya. Pertumbuhan janin dinilai dari tingginya fundus uteri.Semakin tua umur kehamilan, maka semakin tinggi fundus uteri. Namun pada umur kehamilan 9 bulan fundus uteri akan turun kembali karena kepala telah turun atau masuk ke panggul. Padakehamilan 12 minggu, tinggi fundus

5.

6.

7.

8.

9.

10. 11.

12. 13.

14.

uteri biasanya sedikit diatas tulang panggul. Pada kehamilan24 minggu fundus berada di pusat. Secara kasar dapat dipakai pegangan bahwa setiap bulannyafundus naik 2 jari tetapi perhitungan tersebut sering kurang tepat karena ukuran jari pemeriksasangat bervariasi. Agar lebih tepat dianjurkan memakai ukuran tinggi fundus uteri dri simfisis pubis dalam sentimeter dengan pedoman sebagai berikut Umur kehamilan Tinggi fundus uteri 20 minggu 20 cm24 minggu 24 cm28 minggu 28 cm32 minggu 32 cm36 minggu 34- 46 cmJelaskan pada ibu bahwa perutnya akan semakin membesar karena pertumbuhan janin. Padakunjungan pertama, tingginya fundus dicocokkan dengan perhitungan umur kehamilan hanyadapat diperkirakan dari hari pertama haid (HPHT). Bila HPHT tidak diketahui maka umur kehamilan hanya dapat diperkirakan dari tingginya fundus uteri. Pada setiap kunjungan,tingginya fundus uteri perlu diperiksa untuk melihat pertumbuhan janin normal, terlalu kecil atauterlalu besar. Pemeriksaan leopold I, untuk menentukan bagian janin yang berada dalam fundus uteri. Petunjuk cara pemeriksaan : Pemeriksa berdiri disebelah kanan pasien, menghadap kearah kepala pasien. Kedua tangandiletakkan pada bagian atas uterus dengan mengikuti bentuk uterus. Lakukan palpasi secaralembut untuk menentukan bentuk, ukuran konsistensi dan gerakan janin.Tentukan bagian janin mana yang terletak di fundus Hasil: jika kepala janin yang nerada di fundus, maka palpasi akan teraba bagian bulat, keras dandapat digerakkan (balotemen). Jika bokong yang terletak di fundus,maka pemeriksa akan merabasuatu bentuk yang tidak spesifik, lebih besar dan lebih lunak dari kepala, tidak dapat digerakkan,serta fundus terasa penuh. Pada letak lintang palpasi didaerah fundus akan terasa kosong. Pemeriksaan Leopold II, untuk menentukan bagian janin yang berada pada kedua sisi uterus. Petunjuk pemeriksaan : pemeriksa berdiri disebelah kanan pasien, menghadap kepala pasien. Kedua telapak tangandiletakkan pada kedua sisi perut, dan lakukan tekanan yang lembut tetapi cukup dalam untuk meraba dari kedua sisi. Secara perlahan geser jari-jari dari satu sisi ke sisi lain untuk menentukan pada sisi mana terletak pada sisi mana terletak punggung, lengan dan kaki Hasil : bagian bokong janin akan teraba sebagai suatu benda yang keras pada beberapa bagianlunak dengan bentuk teratur,sedangkan bila teraba adanya bagian bagian kecil yang tidak teratur mempunyai banyak tonjolan serta dapat bergerak dan menendang, maka bagian tersebutadalah kaki, lengan atau lutut. Bila punggung janin tidak teraba di kedua sisi mungkin punggung janin berada pada sisi yang sama dengan punggung ibu (posisi posterior) atau janin dapat pula berada pada posisi dengan punggung teraba disalah satu sisi Pemeriksaan Leopold III, untuk menentukan bagian janin apa yang berada pada bagian bawah.Petunjuk cara memeriksa: dengan lutut ibu dalam posisi fleksi, raba dengan hati-hati bagian bawah abdomen pasien tepatdiatas simfisis pubis. Coba untuk menilai bagian janin apa yang berada disana. Bandingkandengan hasil pemeriksaan Leopold HAsil bila bagian janin dapat digerakkan kearah cranial ibu, maka bagian terbawah dari janin belum melewati pintu atas panggul. Bila kepala yang berada diabagian terbawah, coba untuk menggerakkan kepala. Bila kepala tidak dapat digerakkan lagi, maka kepala sudah engaged bila tidak dapat diraba adanya kepala atau bokong, maka letak janin adalah melintang. Pemeriksaan Leopold IV, untuk menentukan presentasi dan engangement. Petunjuk dan cara memeriksa :Pemeriksa menghadap kearah kaki ibu. Kedua lutut ibu masih pada posisi fleksi. Letakkan keduatelapak tangan pada bagian bawah abdomen dan coba untuk menekan kearah pintu atas panggul H asil:pada dasarnya sama dengan pemeriksaan Leopold III, menilai bagian janin terbawah yang berada didalam panggul dan menilai seberapa jauh bagian tersebut masuk melalui pintu atas panggul. Pemeriksaan denyut jantung janin.Denyut jantung janin menunjukkan kesehatan dan posisi janin terhadap ibu. Dengarkandenyut jantung janin (DJJ) sejak kehamilan 20 minggu. Jantung janin biasanya berdenyut 120-160 kali permenit. Tanyakan kepada ibu apakah janin sering bergerak, katakana pada ibu bahwaDJJ telah dapat didengar. Mintalah ibu segera bila janinnya berhenti bergerak. Bila sampai umur kehamilan 28 minggu denyut jantung janin tidak dapat didengar atau denyutnya lebih dari 160atau kurang dari 120 kali permenit atau janinnya berkurang gerakannya atau tidak bergerak,maka ibu perlu segera dirujuk. pemeriksaan punggung dibagian ginjal.Tepuk punggung di bagian ginjal dengan bagian sisi tanganyang dikepalkan. Bila ibu merasa nyeri, mungkin terdapat gangguan pada ginjal atau salurannya Pemeriksaan genetalia cucilah tangan, kemudian kenakan sarung tangan sebelum memeriksa vulva. Pada vulvaterlihat adanya sedikit cairan jernih atau berwarna putih yang tidak berbau. Pada kehamilannormal, tak ada rasa gatal, luka atau perdarahan. Rabalah kulit didaerah selangkangan, padakeadaan normal tidak teraba adanya benjolan kelenjar. Setelah selesai cucilah tangan dengansarung tangan yang masih terpasang, kemudian lepaskan sarung tangan dan sekali lagi cucilahtangan dengan sabun. Distansia tuberanyaitu ukuran melintang dari pintu bawah panggul atau jarak antara tuber iskhiadikum kanandan kiri dengan ukuran normal 10,5-11cm Konjugata eksterna (Boudeloge)yaitu jarak antar tepi atas simfisis dan prosesus spinosus lumbal V, dengan ukuran normalsekitar 18-20 cm. bila diameter bouldelogue kurang dari 16 cm, kemungkinan besar terdapatkesempitan panggul pemeriksaan panggul pada ibu hamil terutama primigravida perlu dilakukan pemeriksaan untuk menilai keadaandan bentuk panggul apakah terdapat kelainan atau keadaan yang dapat menimbulkan penyulit persalinan. Ada empat cara

15.

16.

melakukan pemeriksaan panggul yaitu dengan pemeriksaan pangdang (inspeksi) dilihat apakah terdapat dugaan kesempitan panggul atau kelainan panggul,misalnya pasien sangat pendek, bejalan pincang, terdapat kelainan seperti kifosis atau lordosis, belah ketupat michaelis tidah simetris. Dengan pemeriksaan raba, pasien dapat didugamempunyai kelainan atau kesempitan panggul bial pada pemeriksaan raba pasien didapatkan: primigravida pada kehmilan aterm terdapat kelainan letak. Perasat Osborn positif fenganmelakukan pengukuran ukuran-ukuran panggul luar.Alat untuk menukur luar panggul yang paling sering digunakan adalah jangka panggul darimartin. Ukuran ukuran panggul yang sering digunakan untuk menilai keadaan panggul adalah:a. Distansia spinarumYaitu jarak antara spina iliaka anterior superior kanandan kiri, dengan ukuran normal 23-26 cm bDistansia kristarumYaitu jarak antara Krista iliaka terjauh kanan dan kiri dengan ukuran sekitar 26-29 cm. bilaselisih antara distansi kristarum dan distansia spinarum kurang dari 16 cm, kemungkinan besar adanya kesempitan panggul. Pemeriksaan ektremitas bawahmemeriksa adanya oedema yang paling mudah dilakukan didaerah pretibia dan mata kakidengan cara menekan jari beberapa detik. Apabila terjadi cekung yang tidak lekas pulih kembali berarti oedem positif. Oedem positif pada tungkai kaki dapat menendakan adanya pre eklampsia.Daerah lain yang dapat diperiksa adalah kelopak mata. Namun apabila kelopak mata sudahoedem biasanya keadaan pre eklamsi sudah lebih berat Pemeriksaan reflek lutut (patella)mintalah ibu duduk dengan tungkainya tergantung bebas dan jelaskan apa yang akandilakukan. Rabalah tendon dibawah lutut/ patella. Dengan menggunakan hammer ketuklanrendon pada lutut bagian depan. Tungkai bawah akan bergerak sedikit ketika tendon diketuk.Bila reflek lutut negative kemungkinan pasien mengalami kekurangan vitamin B1. bilagerakannya berlebihan dan capat maka hal ini mungkin merupakan tanda pre eklamsi

PENCEGAHAN KELAINAN KONGENITAL Beberapa kelainan bawaan tidak dapat dicegah, tetapi ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi resiko terjadinya kelainan bawaan terutama ibu dengan kehamilan di atas usia 35 tahun: Tidak merokok dan menghindari asap rokok Menghindari alkohol Menghindari obat terlarang Memakan makanan yang bergizi dan mengkonsumsi vitamin prenatal Melakukan olah raga dan istirahat yang cukup Melakukan pemeriksaan prenatal secara rutin Mengkonsumsi suplemen asam folat Menjalani vaksinasi sebagai perlindungan terhadap infeksi Menghindari zat-zat yang berbahaya. Meskipun bisa dilakukan berbagai tindakan untuk mencegah terjadinya kelainan bawaan, ada satu hal yang perlu diingat yaitu bahwa suatu kelainan bawaan bisa saja terjadi meskipun tidak ditemukan riwayat kelainan bawaan baik dalam keluarga ayah ataupun ibu, atau meskipun orang tua sebelumnya telah melahirkan anak-anak yang sehat. PERAN LINGKUNGAN DAN GENETIKA TERHADAP EMBRIO Beberapa faktor etiologi yang diduga dapat mempengaruhi terjadinya kelainan kongenital antara lain: 1) Kelainan Genetik dan Kromosom Kelainan genetik pada ayah atau ibu kemungkinan besar akan berpengaruh atas kelainan kongenital pada anaknya. Di antara kelainan-kelainan ini ada yang mengikuti hukum Mendel biasa, tetapi dapat pula diwarisi oleh bayi yang bersangkutan sebagai unsur dominan ("dominant traits") atau kadang-kadang sebagai unsur resesif. Penyelidikan daIam hal ini sering sukar, tetapi adanya kelainan kongenital yang sama dalam satu keturunan dapat membantu langkah-langkah selanjutya. Dengan adanya kemajuan dalam bidang teknologi kedokteran, maka telah dapat diperiksa kemungkinan adanya kelainan kromosom selama kehidupan fetal serta telah dapat dipertimbangkan tindakan-tindakan selanjutnya. Beberapa contoh kelainan kromosom autosomal trisomi 21 sebagai sindroma down. Kelainan pada kromosom kelamin sebagai sindroma turner. 2) Faktor Mekanik Tekanan mekanik pada janin selama kehidupan intrauterin dapat menyebabkan kelainan hentuk organ tubuh hingga menimbulkan deformitas organ cersebut. Faktor predisposisi dalam pertumbuhan organ itu sendiri akan mempermudah terjadinya deformitas suatu organ. 3) Faktor Infeksi Infeksi yang dapat menimbulkan kelainan kongenital ialah infeksi yang terjadi pada periode organogenesis yakni dalam trimester pertama kehamilan. Infeksi pada trimesrer pertama di samping dapat menimbulkan kelainan kongenital dapat pula meningkatkan kemungkinan terjadinya abortus. Sebagai contoh infeksi virus pada trimester pertama ialah infeksi oleb virus Rubella. Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang menderita infeksi Rubella pada trimester pertama dapat menderita kelainan kongenital pada mata sebagai katarak, kelainan pada sistem pendengaran sebagai tuli dan ditemukannya kelainan jantung bawaan. Beberapa infeksi lain pada trimester pertama yang dapat menimbulkan kelainan kongenital antara lain ialah infeksi virus sitomegalovirus, infeksi toksoplasmosis, kelainan-kelainan kongenital yang mungkin dijumpai ialah adanya gangguan pertumbuhan pada system saraf pusat seperti hidrosefalus, mikrosefalus, atau mikroftalmia.

4) Faktor Obat Beberapa jenis obat tertentu yang diminum wanita hamil pada trimester pertama kehamilan diduga sangat erat hubungannya dengan terjadinya kelainan kongenital pada bayinya. Salah satu jenis obat yang telah diketahui dagat menimbulkan kelainan kongenital ialah thalidomide yang dapat mengakibatkan terjadinya fokomelia atau mikromelia. Beberapa jenis jamu-jamuan yang diminum wanita hamil muda dengan tujuan yang kurang baik diduga erat pula hubungannya dengan terjadinya kelainan kongenital, walaupun hal ini secara laboratorik belum banyak diketahui secara pasti. Sebaiknya selama kehamilan, khususnya trimester pertama, dihindari pemakaian obat-obatan yang tidak perlu sama sekali; walaupun hal ini kadangkadang sukar dihindari karena calon ibu memang terpaksa harus minum obat. Hal ini misalnya pada pemakaian trankuilaiser untuk penyakit tertentu, pemakaian sitostatik atau prepaat hormon yang tidak dapat dihindarkan; keadaan ini perlu dipertimbangkan sebaik-baiknya sebelum kehamilan dan akibatnya terhadap bayi. 5) Faktor Umur Ibu Telah diketahui bahwa mongolisme lebih sering ditemukan pada bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu yang mendekati masa menopause. Kejadian mongolisme akan meningkat pada ibu usia di atas 30 tahun dan akan lebih tinggi lagi pada usia 40 tahun ke atas. 6) Faktor hormonal Faktor hormonal diduga mempunyai hubungan pula dengan kejadian kelainan kongenital. Bayi yang dilahirkan oleh ibu hipotiroidisme atau ibu penderita diabetes mellitus kemungkinan untuk mengalami gangguan pertumbuhan lebih besar bila dibandingkan dengan bayi yang normal. 7) Faktor radiasi Radiasi pada permulaan kehamiIan mungkin sekali akan dapat menimbulkan kelainan kongenital pada janin. Adanya riwayat radiasi yang cukup besar pada orang tua dikhawatirkan akan dapat mengakibatkan mutasi pada gene yang mungkin sekali dapat menyebabkan kelainan kongenital pada bayi yang dilahirkannya. Radiasi untuk keperluan diagnostik atau terapeutis sebaiknya dihindarkan dalam masa kehamilan, khususnya pada hamil muda. 8) Faktor gizi Kekurangan beberapa zat yang pnting selama hamil dapat menimbulkan pada janin. Frekuensi kelainan kongenital lebih tinggi pad ibu-ibu dengan gizi yang kurang selama kehamilan. Salah satu zat dalam pertumbuhan janin adalah asam folat. Kekurangan asam folat dapat meningkatkan resiko terjadinya spina bifida atau kelainan tabung saraf lainnya. 9) Faktor-faktor lain Banyak kelainan kongenital yang tidak diketahui penyebabnya. Faktor janinnya sendiri dan faktor lingkungan hidup janin diduga dapat menjadi faktor penyebabnya. Masalah sosial, hipoksia, hipotermia, atau hipertermia diduga dapat menjadi faktor penyebabnya. Seringkali penyebab kelainan kongenitai tidak diketahui. EFEK OBAT TERHADAP JANIN Terjadinya pengaruh buruk senyawa asing, termasuk obat terhadap janin dalam kandungan sangat bergantung pada umur kehamilan atau fase pertumbuhan janin itu sendiri. Pengaruh buruk yang terjadi dapat beragam sesuai dengan masing-masing fase. Fase implantasi Pada umur kehamilan kurang dari 3 minggu. Pengaruh buruk yang mungkin timbul menganut pola "all or none", yakni terjadi atau tidak terjadi sama sekali. Bila timbul pengaruh buruk akan mengakibatkan kematian embrio sehingga terjadi abortus. Fase embrional / organogenesis Pada umur kehamilan antara 3 -8 minggu. Pada fase ini terjadi diferensisi pertumbuhan untuk pembentukan organ-organ tubuh, sehingga merupakan fase yang paling peka. Pengaruh buruk yang dapat timbul pada fase ini ada beberapa kemungkinan: 1. Pengaruh letal, terjadinya kematian janin dan abortus. 2. Pengaruh subletal, tidak terjadi kematian janin tetapi terjadi malformasi anatomik (struktur) pertumbuhan organ atau pengaruh teratogenik. Kata teratogenik sendiri berasal dari bahasa yunani yang berarti monster. 3. Gangguan fungsional atau metabolik yang permanen yang baru nampak kemudian, tidak langsung nampak atau timbul pada saat kelahiran. Fase letal Pada trimester kedua dan ketiga kehamilan di mana pada fase ini terjadi maturasi dan pertumbuhan lebih lanjut dari janin. Pengaruh buruk senyawa asing terhadap janin pada fase ini tidak berupa malformasi anatomik lagi. Tetapi masing mungkin masih dapat terjadi gangguan pertumbuhan baik terhadap fungsi-fungsi fisiologik atau biokemik organ-organ. Juga pengaruh senyawa asing yang dapat terjadi pada induk, dapat pula terjadi pada janin dalam derajat yang berbeda.
Terkadang obat berperan penting bagi kesehatan wanita hamil dan janin. Dalam kasus yang sedemikian, seorang wanita hamil sebelum menggunakan obat (termasuk obat OTC) atau suplemen, perlu berkonsultasi dengan dokter tentang risiko dan keuntungan penggunaan obat. Beberapa obat memiliki efek yang berbahaya bagi janin. Efek yang tidak diinginkan dari obat terhadap janin dapat bersifat toksik, teratogenik maupun letal, tergantung pada sifat obat dan umur kehamilan pada saat minum obat tersebut. Efek toksik adalah efek dari obat yang menyebabkan terjadinya gangguan fisiologik atau bio-kimiawi dari janin yang dikandung, dan biasanya gejala ini baru muncul beberapa saat setelah kelahiran.

You might also like