You are on page 1of 4

IASTROGENESIS PADA LANSIA A.

Defenisi Lanjut Usia ( Lansia )

Lanjut usia adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih ( UU 13 tahun 1998 ). Umur manusia sebagai makluk hidup terbatas oleh suatu peraturan alam, maksimal sekitar enam kali masa bayi sampai dewasa atau 6 x 20 tahun. Proses menjadi tua disebabkan oleh faktor biologik yang terdiri dari 3 fase yaitu fase progresif, fase stabil dan fase regresif. Dalam fase regresif mekanisme lebih ke arah kemunduran yang dimulai dalam sel atau komponen terkecil dari tubuh manusia. Sel-sel menjadi aus karena lama berfungsi sehingga mengakibatkan kemunduran yang dominan dibandingkan terjadinya pemulihan. Di dalam struktur anatomik proses menjadi tua terlihat sebagai kemunduran di dalam sel. Proses ini berlangsung secara alamiah, terus-menerus dan berkesinambungan, yang selanjutnya akan menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis pada jaringan tubuh dan akhirnya akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan badan secara keseluruhan.

B. Definisi Iastrogenesis

Iastrogenesis ,merupakan penyakit yang di sebabkan oleh tindakan dokter, baik dalam membuat diagnosis maupun dalam memberikan terapi untuk pasienya (Rahmanstjah, 2009). Iatrogenic berhubungan dengan penyakit lain atau kondisi yang meliputi cairan ekstra seluler (contoh= gagal jantung, glukosuria , kalsemia) danobat-obatan (Stone, 1991). Iatrogenesis mengarah pada ketidaksengajaan efek samping atau kompliksi yang disebabkan oleh intervensi kedokteran atau peresepan obat.Iatrogenic juga mengarah pada pekerja professional kesehatan yang lain seperti psikologis, farmasis, terapis, perawat dan dokter gigi sekali pun(www.wikipedia.com, 2009).Penyakit iatrogenic dihasilkan dari diagnose atau terapi medis (Jahnigen,1986)

Dalam bahasa awam dapat dikatakan pemberian obat yang dimaksudkan untuk menyembuhkan namun bagi penderita lansia justru menimbulkan efek samping obat berupa penyakit lain (Tuty, 2005) C. Epidemiologi Suatu study melaporkan bahwa 30% sampai 40% lansia yang hospitalisasi berpengalaman dengan komplikasi iatrogenic(Jahnigen, 1986). Selama di rumah sakit penderita lansia lebih sering kemungkinan mengalami kejadian yang tidak diinginkan mengingat adanya kemunduran fisik dan lebih rentan. Pada Harvad Medical Malpractice Study ditemukan, pada penderita dengan usia di atas 65 tahun ke atas memiliki kemungkinan dua kali terkena jejas selama dirawat di RS dibanding mereka yang lebih muda. Risiko penyakit iatrogenik meningkat seiring dengan lamanya di RS. Pada suatu penelitian, 58 persen penderita yang berusia diatas 65 tahun menderita sekurangnya satu komplikasi iatrogenic pada saat dirawat di rumah sakit selama 15 hari atau lebih.Intervensi pengobatan mengakibatkan komplikasi 44 persen. (Tuty,2005) D. Penyebab Iastrogenesis : 1) Kesalahan medis, penulisan resep obat yang buruk (tidak terbaca) 2) Kealpaan tenaga kesehatan 3) Prosedur, teknik, informasi dan metode yang tidak tepat 4) Interaksi obat akibat kesalahan peresepan dan polifarmasi 5) Efek samping obat 6) Penggunaan obat yang berlebihan dan ketidakpatuhansehingga menyebabkan resistensi obat 7) Infeksi nosokomial 8) Tranfusi darah 9) Distress emosi yang membahayakan

E. Masalah iastrogenik yang sering ditemukan pada usia lanjut : 1) Overzealous labeling. 2) Demensia

3) Inkontinensia 4) Underdiagnosis 5) Istirahat ditempat tidur 6) Polifarmasi 7) Ketidaktergantungan yang di paksakan 8) Gangguan lingkungan 9) Trauma transfer

F. Macam-macam Iastrogenesis : 1) Iatrogenic Infeksi 2) Iatrogenic Malnutrisi 3) Iatrogenic Insiden kurang baik 4) Iatrogenic Gangguan tidur/ siklus bangun 5) Iatrogenic Imobiliti 6) Iatrogenic berhubungan dengan obat-obatan 7) Iatrogenik Klinik 8) Iatrogenik Sosial 9) Iatrogenik cultural

G. Pencegahan 1) Gunakan obat seminimal mungkin dan regimen dosis sesederhana mungkin.Start low, go slow, but use enough, yaitu mulai menggunakan obat dengan takaran yang serendah mungkin yang masih mempunyai efek pengobatan dan naikkan secara perlahan-lahan sampai tercapai efek pengobatan seoptimal mungkin. 2) Gunakan nobat yang mempunyai efek samping minimal. 3) Pengobatan sesuai diagnosis dan hindari pengobatan berdasarkan gejala dan tanda, serta evaluasi kembali obat-obat yang telah diberikan secara berkala. 4) Jangan tambahkan obat untuk mengatasi efek samping obat lain yang digunakan. 5) Jika ingin mengganti atau mengkombinasi obat untuk suatu diagnosis, hendaknya dosis maksimal tercapai dulu dan kurangi jumlah obat. 6) Bentuk sediaan obat yang digunakan yang tepat.

7) Etiket/label yang digunakan pada obat yang tepat. 8) Keluarga dan pengasuh perlu dilibatkan dalam pemberian obat. 9) Biaya obat yang terjangkau, dengan mutu dan keamanan yang terjamin.

Daftar Pustaka Anonim, Artikel, Universitas Airlangga. Surabaya http://www.wikipedia.or.id/Pos_Pelayanan_Terpadu/ Diakses pada 12/10/2010 pukul 18.24 www.wikipedia.com, 2009

You might also like