You are on page 1of 17

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sejak lahir kedunia telah melakukan usaha usaha pendidikan.

. kendatipun dengan cara yang sangat sederhana. Demikan pula semenjak manusia saling bergaul, telah ada usaha - usaha dari orang yang lebih mampu dalam hal hal tertentu untuk mempengaruhi teman bergaul mereka demi untuk kemajuan orang yang bersangkutan. Merupakan keharusan bagi setiap pendidik yang bertanggung jawab, bahwa untuk melaksanakan tugasnya harus berbuat sesuai dengan keadaan anak didiknya, yaitu dengan sengaja dan betanggung jawab dalam memberikan pengaruh kepada anak didiknya. Proses ini terjadi dalam situasi yang menyangkut berbagai hal, prasarana yang dipakai, lingkungan yang menjadi ajang proses pendidikan dan sebagainya. Belajar sebagai proses atau aktivitas disyaratkan oleh banyak sekali hal hal atau faktor faktor, adapun faktor yang mempengaruhi belajar dan hasil belajar adalah : 1. Faktor yang berasal dari luar diri pelajar a. Faktor Non sosial yaitu sarana dan prasarana belajar, waktu belajar, keadaan udara, cuaca dan sebagainya. b. Faktor Sosial yaitu faktor yang berasal dari manusia lainnya. 2. Faktor yang berasal dari dalam diri pelajar a. Faktor Fisiologis yaitu keadaan jasmani, dan nutrisi anak didik.

b. Faktor Fisikologi yaitu hal hal yang mendorong aktifitas belajar ( Sumadi 2004 :233) Dan masih banyak lagi faktor lain yang mempengaruhi belajar dan hasil belajar, dimana yang berperan paling dominan adalah sarana dan prasarana pembelajaran yang memadai.' tentunya tugas seorang pendidik harus bisa mengoptimalkan sarana dan prasarana yang tepat dalam proses pembelajaran, agar dunia pendidikan kita secara bertahap akan menjadi lebih baik. Pendidikan yang baik tidaklah lepas dan pengaruh keluarga. Tanggung jawab keluarga dalam mendidik anaknya berlansung dimulai sebelum anaknya lahir sampai anaknya dewasa. Dimana anak harus sudah mampu mengemban dan melaksanakan tanggung jawabnya sendiri, dan jelaslah betapa vitalnya pengalaman yang didapat anak dalam kehidupan keluarganya, betapa besar makna kehidupan keluarga bagi perkembangan anak selanjutnya. Keluarga merupakan suatu kesatuan ekonomis, keadaan ekonomis keluarga mempengaruhi pula harapan orang tua akan masa depan anaknya serta harapan anak itu sendiri. Keluarga yang keadaan ekonominya sangat lemah mungkin menganggap anaknya tak lebih sebagai beban hidup dari pada kebahagiaan keluarga. Hal ini terungkap dalam penelitian Davis dkk, bahwa dalam rangka mendidik anaknya, keluarga yang ekonominya kelas rendah cenderung lebih banyak memberikan hukuman yang keras dari pada memberikan hadiah (soelaeman 1994: 107) Jadi dapat disimpulkan bahwa ekonomi itu memegang peranan yang penting dalam kehidupan seseorang, walaupun kita sadari bahwa kehidupan yang gemerlap tidak menjamin kita untuk bahagia.

Mereka yang keadaaan ekonominya kuat mempunyai kemungkinan memenuhi kebutuhan material anak dibandingkan dengan yang berekonomi lemah. Akan tetapi keadaan tersebut belum menjamin pelaksanaan fungsi ekonomis keluarga sebagaimana mestinya. Sebab pelaksanaan fungsi keluarga yang baik tidak tergantung pacia banyaknya uang dan hadiah yang di berikan kepada anak. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir menusia. Untuk menguasaai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlulcan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Kenyataan lapangan yang penulis hadapi adalah banyaknya anak yang tidak mempunyai sumber belajar yang memadai, buku penunjang yang kurang, sarana dan prasarana belajar yang memadai tentu akan berdampak baik bagi anak, kareana dengan tidak didukung dengan sarana dan prasarana yang baik tentu akan mengakibatkan belajar anak menjadi tidak efektif dan efesien. Fenomena lapangan yang penulis temui ketersediaan akan sarana dan prasarana belajar siswa kurang memadai. Hal ini jelas sangant tergantung dari keadaan ekonomi orang tua siswa. Dikarenakan rata rata keadaan ekonomi keluarga siswa SMP Negeri 9 Merangin tergolong keekonomi lemah. Kebanyakan siswa baik disekolah maupun dirumah tidak mempunyai sumber belajar yang memadai. Hal ini tentu akan berdampak tehadap hasil belajar siswa.

Untuk mengetahui bagaimana peningkatan hasil belajar matematika siswa jilca ditinjau din aspek ekonomi keluaraga, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan menuangkannya dalam bentuk sebuah skripsi dengan judul "Pengaruh Tingkat Ekonomi Keluarga Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri"9 Merangain"

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: 1. Tingkat ekonomi keluarga orang tua siswa yang bervariasi 2. Sarana dan prasarana belajar yang ada disekolah relatif kurang 3. fasilitas belajar yang dimliki siswa kurang 4. Hasil belajar matematika siswa cendrung rendah

C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas, maka penulis mencoba membatasi masalah yaitu hanya pada pengaruh tingkat Ekonomi keluarga terhadap basil belajar matematika siswa SMP Negeri 9 Merangin di kelas VIII

D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah tingkat ekonomi keluarga berpengaruh terhadap Hasil Belajar Matematika siswa SMP Negeri 9 Merangin di kelas VIII ?

E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah mendiskripsikan : 1. Tingkat Ekonomi keluarga siswa SMP Negeri 9 Merangin 2. Hasilbelajar siswa SMP Negeri Meangin 3. Pengaruh tingkat ekonomi Keluarga terhadap hasil belajar siswa

SMP Negeri 9 Meangin di kelas VIII

F. Hipotesis Penelitian Berdasarkan rumusan dan batasan masalah, peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut: Ho : Tidak terdapat pengaruh Ekonomi keluarga terhadap hasil belajar matematika siswa SMP Negeri 9 Meangin di kelas VIII. HI : Terdapat pengaruh Ekonomi keluarga terhadap hasil belajar matematika siswa SMP Negeri 9 Meangin di kelas VIII.

G. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini 1. Bagi peneliti sendiri adalah dapat menambah wawasan dan juga sebagai persyaratan wisuda 2. Bagi guru adalah sebagai Bahan pertimbangan bagi guru matematika

dalam menentukan strategi pembelajaran yang tepat bagi siswanya.

3.

Bagi Pendia Lain yaitu sebagai bahan acuan untuk melakulcan penelitian

selanjutnya clan dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi penelitian lainya 4 bagi orang tua siswa agar bias memperhatikan kebutuhan akan sarana dan prasarana belajar anaknYa.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR Faktor Internal /. Faktor Biologis (Jasmaniah ) Keadaan jsmani yang perlu diperhatikan, pertama kondisi fisik yang normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai sesudah lahir. Kondisi ini meliputi keadaan otak, panca indra, dan anggota tubuh. Menurut (slameto 2003:64) Keadaan fisik yang sehat sangat mempengaruhi keberhasilan belajar. 2. Faktor Psikologis Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang. Menurut (slameto 2003:64) kondisi mental dapat menunjang keberhasilan belajar adalah kondisi mental yang mantap dan stabil. Faktor psikologis ini meliputi hal hal berikut : 1. Intelegensi atau tingkat kecerdasan dasar seseorang memang

berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar seseorang. 2. seseorang. 3. Bakat bukan menentukan mampu atau tidaknya seseorang Kemauan merupakan faktor penentu keberhasilan belajar

dalam suatu bidan melainkan lebih banyak menentukan tinggi rendahnya kemampuan seseorang dalam suatu bidang. (Hakim, 2005:12 )

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keadaan jasmani atau fisik yang normal atau tidak memiliki cacat dan didikung oleh tingkat kemauan belajar yang tinggi.

Fakor Ekstrnal 1. Faktor Lingkungan Keluarga Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan lingkungan pertama dan utama dalam menentukan keberhasilan belajar. Suasana lingkungan rumah yang tenag adanya perhatian orang tua terhadap perkembangan proses belajar dan pendidikan anaknya maka akan mempengaruhi keberhasilan belajarnya. 2. Faktor Lingkungan Sekolah Lingkungan sekolah sangat diperlukan untuk menentukan keberhasilan belajar siswa. Hal yang paling mempengaruhi keberhasilan belajar para siswa disekolah mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, pelajaran, waktu sekolah, tata tertib atau disiplin yang ditegakkan secara konsekuen dan konsisten. 3. Faktor Lingkungan Masyrakat Masyarakt merupkan faktor ekstern yang juga berpengruh terhadap belajar karena keberadannya dalam masyarakat. Lingkungan yang dapat menunjang keberhasilan belajar diantaranya adalah, lembaga-lembaga pendidikan nonformal, seperti kursus bahasa asing, bimbingan tes, pengajian remaja, kursus dan lain-lain. Dengan meperhatikan faktor-faktor tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar seseorang dan dapat mencegah siswa dari penyebab-penyebab terhambatnya pembelajaran. (indra dalam http//buku faktor faktor yang mempengaruhi hasil belajar)

Jadi faktor eksternalyang mempengaruhi hasil belajar adalah keadaan

lingkungan rumah, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.

B. EKONOMI DALAM PENDIDIKAN Menurut Pidarta (1997:245) fungsi ekonomi dalam dunia pendidikan adalah untuk menunjang kelancaran proses pendidikan. Ekonomi merupakan salah satu bagian sumber pendidikan yang membuat anak mampu mengembangkan afeksi, kognisi, dan keterampilan. Dalam dunia pendidikan faktor ekonomi bukan sebagai pemegang perana yang utama, melainkan sebagai peranan yang cukup menentukan keberhasilan pendidikan. Sebab dengan ekonomi yang memadai a. b. Prasarana, sarana, media, alat belajar dan sebagainya bisa dipenuhi. Proses belajar mengajar bisa dilaksanakan secara intensif, sebab pars

pendidik lebih dapat manentuka memusatkan perhatiannya, mereka tidak mencari sambilan diluar. c. Motivasi dan gairah kerja personalia pendidikan meningkat, mereka siap pula untuk meningkatkan profesi. (Pidarta, 1997:261) Masih menurut Pidarta adalah : a. b. Untuk menunjang kelancaran proses pendidikan Sebagai bahan pelajaran untuk menentukan manusia ekonomi, bahan ini

dapat disisipkan pada pembahasan pada semua bidang studi. Jadi dapat kita simpulkan bahwa ekonomi sangat berpengaruh terhadap pendidikan karena jika didukung ekonomi yang baik maka semua yang menunjang pendidikan dapat dipenuhi, sarana dan prasarana pendidikan dapat dipenuhi.

C. TINGKAT EKONOMT KELUARGA Menurut teori mikroekonomi, ekonomi merupakan analisis terhadap pengeluaran keseluruhan kegiatan perekonomian ( M. Farid,2009 : 6 dalam skripsi Agus Susanto : 6) analisis dalam mikroekonomi merincikan pengeluaran kepada beberapa konponen, salah satunya pengeluaran rumah tangga atau biasa disebut konsumsi rumah tangga, maksudnya adalah tingkat pengeluaran orang tua dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga. Menurut Badan Pusat Statistik dalam Survei Sosial Ekonomi Nasional tahum 2009 tentang golongan pengeluaran rumah tangga perbulan dalam provinsi jambi untuk daerah pedesaan di bagi menjadi tiga katagori yaitu : a. Ekonomi lemah / rendah yang berpendapatan perkepala / anggota kurang dan Rp. 1.225.000,- perbulan b. Ekonomi menengah yang berpendapatan perkepala / anggota keluarga dari Rp. 1.225.000,- sampai dengan 2.285.000,_ c. Ekonomi tinggi yang berpendapatan perkepala / anggota keluarga lebih dan 2.285.000,Berdasarkan kategori diatas bahwa besarnya penghasilan orang tua ditentukan dalam bentuk nilai atau anggka. Penghasilan orang tua dikatakan tinggi apabila angka atau nilai yang didapatkan dikatagorikan tinggi. Demikian juga yang berpenghasilan rendah dan menengah.

D. PERANAN KELUARGA ATAU ORANG TUA Orang tua atau keluarga mempunyai peran yang sangat vital bagi pendidikan anak, hal ini sesuai dengan hak dan kewajiban orang tua dalam UU SISDIKNAS ( 2003:11) yaitu :

a. Orang tua berhak berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan memperoleh informasi tentang perkembangan pendidikan anaknya b. Orang tua dari anak usia wajib belajar, berkewaajiban memberikan pendidikan kepada anaknya. Agar dapat menunjang kecerdasan matematika anak, orang tua harus melalculcan : a. Perbanyak referensi buku mengenai matematika b. Luangkan waktu untuk mengajar dan melatih anak sendiri c. Kreatif dalam mengenal dan mengajarkan konsep matematika. Selain itu untuk membentuksituasi belajar yang kondusif untuk anak, dapat dilakukan dengan : a. Beward danpunishman sebaiknya tidak digunakan dalam mengajar anak b. Orang tua harus mengetahi dan memahami soal mana yang memerlukan penambahan, pembagian, pengurangan, dan pengalian. c. Orang tua hams mempunyai penalaran yang logis. ( Masykur, 2007:81 ) Dan beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa orang tua wajib memberikan pendidikan kepadan anaknya, serta sarana dan prasarana yang menunjang pendidikan anaknya.selaku orang tua hams mengetahui fungsi dan peranan sebagai orang tua dan selaku pendidik sehingga melahirkan cam komunikasi timbalebalik antara orang tua dan anak.

E. HAKIKAT MATEMATIKA Sampai saat ini belum ada defenisi tunggal yang pasti tentang matematika. Hal ini terbukti dengan adanya berbagai defenisi matemstika yang belum menclapat kesepakatan dari pars matematikawan Istilah mathematics (inggris) mathematic (jerman) mathematiqu (prancis) matematica (italia) mathematick (belanda) berasal dari perkataan lain yang bersal dari bahasa yunani yaitu mathematike, yang mempunyai akar kata mathana yang berarti pengetahuan atau ilmu. Perkataan methematike juga berhubungan sangat erat dengan kata methein yang mengandung arti belajar (berpikir) jadi berdasarkan etimologis ( Tinggih, 2001:5 ) perkataan matematika berarti ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bemalar. Pada tahap awal, matematika terbentuk dari pengalaman pengalaman manusia dalam dunianya. Kemudian pengalaman pengalaman itu diproses dalam rasio, dan diolah secara sintetis dalam penalaran struktur kognitif sehingga sampai kepada suatu kesimpulan yang berupa konsep konsep matematika. Konsep matekatika tersusun secara hierarkis,terstruktur dan logis serta sistematis mulai dari konsep yang paling sederhana sampai dengan konsep yang paling kompleks.

BAB III

METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Sehubungan dengan permasalahan yang dikemukakan maka oenilitian ini termasuk penelitian diskriptif kuantitatif. Menurut (sudrajat 2001 : 26) "jenis penelitian diskriptif yang dimaksud untuk mengangkat fakta, keadaan, variable dan fenomena fenomena yang terjadi saat sekarang ( ketika penelitian berlansurtg ). Penelitian rnengenai pengaruh ekonomi keluarga terhadap prestasi belajar matematika siswa SMP Negeri 9 Merangin pada siswa kelas VIII adalah penelitian Kuantitatif dimana peneliti akan mengungkapkan pengaruh tingkat ekonomi keluarga terhadap hasil pembelajaran khususnya penyerapan ilmu matematika yang diajarkan oleh guru. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut sudjana (2007 : 83) populasi adalah kumpulan dari sejumlah elemen. Populasi penelitian ini di ambil dari siswa-siswi kelas VIII SMP Negeri 9 Merangin dengan jumlah siswa 62 siswa terdiri dari 2 ruang belajar. 2. Sampel Menurut Arikunto (1996: 120) jika jumlah subjek besar atau lebih dari 100, maka diambil sampelnya antara 10%, 15%, 20% atau 25%. Atau jika kurang dari 100 maka boleh diambil semuanya atau sebagian. Sampel penelitian ini diambil dari siswa kelas VIII semester I yang berjumlah 62 orang, maka penulis mengambil semuanya untuk dijadikan sampel Jadi jumlah sampel penelitian ini adalah sebanyak 62 siswa

C. Variabel dan Data 1. Variabel Sesuai dengan judul proposal penelitian ini yaitu Pengharuh Ekonomi Keluarga Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 9 Merangain, maka terdapat 2 Variabel yaitu : 1. Variabel Bebas Variabel bebas dalam proposal penelitian ini adalah pengaruh ekonomi keluarga dengan simbol X. 2. Variabel terikat Variabel terikat dalam proporsal penelitaian ini adalah hasil belajar matematika siswa dengan simbol Y. 2. Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. a. Data primer yaitu data yang diperoleh dan pengamatan langsung. Dalam hal ini data primer yaitu hasil penyebaran angket di kelas VIII semester I b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh tidak melalui pengamatan atau pengukuran langsung. Dalam hal ini data sekunder adalah hasil belajar matematika siswa kelas VIII semester I pada tahun ajaran 2008/2009 D. Sumber Data a. Data tentang ekonomi keluarga di dapatkan dengan menggunakan Angket yang disisi oleh siswa b. Data hasil belajar matematika siswa diambil dan guru bidang studi matematika yang mengajar dikelas VIII semester I pada tahun ajaran 2008/2009

Fa. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis dalam rangka mencapai tujuan yang dirumuskan. Data yang diperlukan data tentang pengaruh ekonomi mkeluarga terhadap hasil belajar. Pengumpulan data dilaksanakan sebagai berikut : 1. Penyusunan Angket Angket disusun berdasarkan indikator indikator yang telah ditentukan. Indikator indikator tesebut kemudian dijabarkan atas diskriptor, selanjutnya dijabarkan menjadi butir butir pernyataan a. Sarana belajar b. Prasarana belajar c. Keluarga d. Keadaan Ekonomi e. Tingkat penghasilan 2. Melakukan Uji Coba Angket Instrumen yang baik hams memenuhi dua syarat yaitu validitas dan reabilitas. Untuk mengetahui apakah angket tersebut mempenyai validitas dan reabilitas yang tinggi perlu dilaksanakan uji coba angket. Angket tentang tingkat ekonomi keluarga yang telah disusun kemudian diujicobakan kepada 10 orang reponden yang tidak termasuk populasi dan tidak merupakan sample. 3. Analisis Uji Coba Angket Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi, dan memberikan hasil yang tetap. Uji coba angket yang dilakukan dari 40 butir diketahui 10 butir yang tdak valid karena r hitungnya lebih kecil dari pada r tabel ( r hitung < r tabel ) sehingga 30 butir yang valid.

4. Angket Setelah Diuji Coba Setelah penulis melakukan uji validitas dan reabilitas angket maka diketahui nomor nomor item yang tidak valid dan reabel. Nomor nomor item ini kemudian disusun dan disebarkan kembali kepada siswa yang menjadi satitpel. F. Teknik Analisis Data Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk checklist, responden sebanyak 62 orang dengan kemungkinan jawaban dan butir butir pernyataan tingkat ekonomi keluaga adalah: Sangat Sangat Setuju (SSS) Sangat setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak setuju (STS) dan diberi nilai berturut turut 5,4,3,2,1. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis data deskriptif kuantitatif untuk mendiskrifsikan soal-soal, dengan cara mengolah skor mentah yang dilakukan. dengan menggunakan rumus Product Moment : NEXY(EX) (EY)
I x= y

N y x2 - E xy {N EY2- ( EY) 2 }

{ Arikunto, 2005; 72 }

Keterangan : R N = hubungan varabel X dengan variabel Y = jumlah sampel penelitian = jumlah variabel X dikali variabel Y = jumlah variabel X = jumlah variabel Y

E XY
EX Y

Selanjutnya menurut (Arikunto 2005: 75) untuk mengetahui hubungan varabel X dan Y dapat dilihat pada tabel interprestasi mengenai besarnya koofesien korelasi adalah sebagai berikut : 1) 2) 3) 4) 5) Antara 0,800 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi

Antara 0,600 sampai dengan 0,800 : tinggi Antara 0,400 saampai dengan 0, 600 : cukup Antara 0,200 sampai dengan 1,400 : rendah Antara 0,00 sampai dengan 0,200 : sangat rendah

Untuk mengetahui tingkat signifikan variable X terhadap variabel Y, maka hasil korelasi r tersebut di uji dengan signifikan dengan rumus r n - 2 ( Sugiono, 2007: 184) h it un g .41 r2 Keterangan : t hitung = nilai t r n = Nilai koefesien = Jumlah sampel

Dari pengelolan t hitung, dibandingkan dengan daftar tabel t 0,05 jika pengelolaan t hitung lebih besar dari t tabel maka hipotesis penelitian diterima. Artinya antara variable X dan variable Y terdapat hubungan yang signifikan. Kemudian melakukan penelitungan besarnya koefesien determinasi atau mencari besarnya pengaruh ekonomi keluarga miskin terhadap hasil belajar siswa dengan menggunakn rumus : KP = r2 x 100%

You might also like