You are on page 1of 18

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam pengukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM), kesehatan adalah salah satu komponen utama selain pendidikan dan pendapatan dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (Amat, 2008). Dalam rangka mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal maka dibutuhkan perawatan kesehatan masyarakat, dimana perawatan kesehatan masyarakat itu sendiri adalah bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara kesehatan masyarakat dan perawatan yang didukung peran serta masyarakat dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatan. Peningkatan peran serta masyarakat bertujuan meningkatkan dukungan masyarakat dalam berbagai upaya kesehatan serta mendorong kemandirian dalam memecahkan masalah kesehatan (Amat, 2008). Lingkup masalah penelitian keperawatan komunitas adalah pengkajian tentang kondisi kesehatan dari suatu masyarakat, yang meliputi: pemeliharaan kesehatan di masyarakat, peran serta masyarakat dalam kesehatan, peningkatan kesehatan lingkungan, pendekatan multisektoral, dan penggunaan teknologi tepat untuk masyarakat. Masyarakat umum, lingkungan sekolah dan industri merupakan ruang lingkup dari keperawatan komunitas (Nursalam, 2008).

Perawat di komunitas dapat bekerja sebagai perawat keluarga, perawat sekolah, perawat kesehatan kerja dan perawat gerontologi. Keperawatan komunitas sekolah merupakan keperawatan yang difokuskan pada anak ditatanan pendidikan guna memenuhi kebutuhan anak dengan

mengikutsertakan keluarga maupun masyarakat sekolah dalam perencanaan pelayanan. Perawatan kesehatan sekolah mengaplikasikan praktek

keperawatan untuk memenuhi kebutuhan unit individu, kelompok dan masyarakat sekolah. Keperawatan kesehatan sekolah merupakan salah satu jenis pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk mewujudkan dan

menumbuhkan kemandirian siswa untuk hidup sehat, menciptakan lingkungan dan suasana sekolah yang sehat. Fokus utama perawat kesehatan sekolah adalah siswa dan lingkunganya dan sasaran penunjang adalah guru dan kader (Mubarak, 2005). Menurut Amat (2008), promosi kesehatan di sekolah merupakan langkah yang strategis dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat yang dalam hal ini dapat disebut komunitas, pemikiran ini didasarkan pada: 1. Sekolah merupakan lembaga yang dengan sengaja didirikan untuk membina dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik fisik, mental, moral maupun intelektual 2. Promosi kesehatan melalui komunitas sekolah ternyata paling efektif diantara upaya kesehatan masyarakat yang lain, khusunya dalam pengembangan perilaku hidup sehat, karena: a) Anak usia sekolah (6-18 tahun) mempunyai presentase yang tinggi dibandingkan kelompok umur yang lain. b) Sekolah merupakan komunitas yang terorganisasi sehingga mudah dijangkau dalam rangka pelaksanaan usaha kesehatan masyarakat Anak sekolah merupakan kelompok yang sangat peka untuk menerima perubahan atau pembaruan, karena kelompok anak sekolah sedang berada dalam taraf perkembangan dan pertumbuhan, pada taraf ini anak peka terhadap stimulus sehingga mudah dibimbing, diarahkan dan ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, termasuk kebiasaan hidup sehat.

B. Tujuan Penyusunan laporan ini bertujuan untuk menelaah pentingnya asuhan keperawatan komunitas sekolah yang diberikan kepada SD N 2

Karangwangkal dengan masalah utama risiko gangguan pencernaan sebagai upaya dalam pencegahan terjadinya gangguan pencernaan. Secara khusus tujuan yang ingin dicapai yaitu mengetahui pengertian, tujuan, pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, perncanaan, implementasi, dan evaluasi asuhan keperawatan komunitas sekolah pada SD N 2 Karangwangkal. C. Manfaat Laporan Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Pihak Sekolah (Kepala Sekolah, Guru, dan Petugas Pemeliharaan Gedung) SDN 2 Karangwangkal Memberikan gambaran mengenai kondisi para siswa dan lingkungan sekolah sehingga apabila ditemukan masalah dapat segera diatasi oleh pihak sekolah. 2. Siswa SDN 2 Karangwangkal Memberikan pengetahuan mengenai peningkatan perilaku kesehatan dan perilaku sosial kepada para siswa. 3. Puskesmas Memberikan gambaran tentang status kesehatan dan kegiatan-kegiatan kesehatan yang ada di SDN 2 Karangwangkal. 4. Mahasiswa atau Penyusun Menambah pengetahuan dan pengalaman secara langsung dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas di SDN 2 Karangwangkal.

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Arti Penting Promosi Kesehatan

Upaya kesehatan sekolah (health promoting school) adalah suatu tatanan dimana program pendidikan dan kesehatan dikombinasikan untuk menumbuhkan perilaku kesehatan sebagai faktor utama untuk kehidupan sekolah yang berwawasan kesehatan, dimana sekolah bukan hanya sebagai tempat kegiatan belajar, tetapi juga sebagai sarana untuk pembentukan perilaku hidup sehat (Amat, 2008). Menurut Nasution (2010), promosi kesehatan di sekolah merupakan langkah yang strategis dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat, hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa promosi kesehatan melalui komunitas sekolah ternyata paling efektif diantara upaya kesehatan masyarakat yang lain, khususnya dalam pengembangan perilaku hidup sehat, karena: 1. Anak usia sekolah (6-18 tahun) mempunyai persentasi yang paling tinggi dibandingkan dengan kelompok umur yang lain. 2. Sekolah merupakan komunitas yang telah terorganisasi, sehingga mudah dijangkau dalam rangka pelaksanaan usaha kesehatan masyarakat. 3. Anak sekolah merupakan kelompok yang sangat potensial untuk menerima perubahan atau pembaruan, Pada taraf ini anak dalam kondisi peka terhadap stimulasi sehingga mudah dibimbing, diarahkan dan ditanamkan kebiasaan-kebiasaan hidup sehat.
B. Pengertian UKS

Usaha kesehatan sekolah adalah usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah, dengan sasaran utama adalah anak-anak sekolah dan lingkungannya (Soenarjo, 2002). Dalam upaya meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan, peserta didik sedini mungkin dijalankan mulai dari sekolah dasar sampai sekolah lanjutan. Sekarang pelaksanaannya diutamakan di sekolah dasar. Hal ini disebabkan karena SD merupakan komunitas (kelompok) yang sangat besar, rentan terhadap berbagai penyakit, dan merupakan dasar bagi pendidikan selanjutnya. Kegiatan yang

dilaksanakan melalui masyarakat sekolah dipandang lebih efektif dibanding kegiatan lain yang dilakukan dalam masyarakat umum. Menurut Soenarjo (2002) keefektifannya itu karena: 1. Sekolah Dasar mempunyai komunitas peserta didik yang sangat besar. 2. Tersebar luas di seluruh pelosok tanah air. 3. Anak lebih peka terhadap perubahan dan pembaharuan. 4. Pembiayaan yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam kesehatan lehih ekonomis. C. Tujuan UKS Tujuan usaha kesehatan sekolah secara umum adalah untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin serta menciptakan lingkungan sekolah yang sehat sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan anak yang harmonis dan optimal dalarn rangka pembentukkan manusia indonesia yang berkualitas (Suliha, 2002). Secara khusus tujuan usaha kesehatan sekolah adalah untuk memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi derajat kesehatan peserta didik yang mencakup memiliki pengetahuan, sikap, dan ketrampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat serta berpartisipasi aktif di dalam usaha peningkatan kesehatan. Sehat fisik, mental, sosial maupun lingkungan, serta memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk, penyalahgunaan narkoba, alkohol dan kebiasaan merokok serta hal-hal yang berkaitan dengan masalah pornografi dan masalah sosial lainnya (Knollmueler. 1998)

U U K S S
Gambar II.1. Lambang UKS

Arti lambang UKS: a. Segitiga Sama Sisi Menggambarkan 3 program pokok UKS (Trias UKS) 1) Pendidikan Kesehatan. 2) Pelayanan Kesehatan. 3) Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat. b. Lingkaran Menggambarkan bahwa program UKS dilaksanakan secara terpadu oleh seluruh sektor terkait. c. Tulisan UKS Tulisan yang ditulis secara vertikal dan horisontal menggambarkan bahwa UKS dilaksanakan mulai dari TKA/RA sampai SLTA/MA, serta dilaksanakan secara bertanggungjawab dari sekolah/madrasah sampai pusat secara terkoordinasi baik antara sekolah dengan Tim Pembina, Tim Pembina UKS dibawahnya dengan yang diatasnya maupun antar sesama TIM Pembina UKS yang sejajar. D. Sasaran UKS Menurut Purnomo dkk (1991) dalam Effendi (2001), UKS adalah usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah-sekolah dengan anak didik serta lingkungan hidupnya sebagai sasaran utama. Effendi dkk (1993) menambahkan bahwa UKS merupakan usaha kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada masyarakat sekolah, yaitu anak didik, guru, dan karyawan sekolah lainnya, yang dimulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Lanjutan Atas (SLA). E. Kebijakan UKS Kebijakan usaha kesehatan sekolah mengikuti kebijaksanaan umum Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pernerintah Daerah diberikan wewenang untuk menjalankan usaha kesehatan sekolah yang disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan daerah setempat, sesuai dengan usaha mewujudkan desentralisasi dan otonomi daerah dalam usaha-usaha dibidang kesehatan (Depkes, 2001).

UKS juga merupakan upaya terpadu secara lintas program dan lintas sektor yang didasari oleh Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri yaitu Menteri Pendidikan Nasional (No.1/U/SKB/2003), Menteri Kesehatan (No.1067/Menkes/SKB/VII/2003), Menteri Agama (No. MA/230A/2003) dan Menteri Dalam Negeri (No. 26 Tahun 2003) tentang kebijakan, pembinaan dan pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah, untuk mengoptimalkan proses edukasi kesehatan dan gizi di sekolah. SKB tersebut terlaksana dengan adanya tim pembina UKS mulai dari jenjang pusat, provinsi, kabupaten, kecamatan hingga di jenjang sekolah. Oleh karenanya pemerintah daerah juga berperan penting dalam kesuksesan pelaksanaan UKS. Pemerintah daerah diberikan wewenang untuk menjalankan UKS yang disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan daerah setempat sesuai dengan usaha mewujudkan desentralisasi dan otonomi daerah dalam usaha-usaha di bidang kesehatan. F. Ruang Lingkup Pelaksanaan UKS Tujuan pelaksanaan UKS teraplikasi dalam ruang lingkup atau program yang dijalankan UKS yang dikenal dengan TRIAS UKS atau Tri Program UKS, yang meliputi pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat. 1. Pendidikan Kesehatan Pendidikan kesehatan merupakan suatu proses menyampaikan informasi dan pengalaman belajar tentang kesehatan yang bertujuan agar individu atau kelompok mampu mengambil keputusan yang berkaitan dengan kesehatan berdasarkan informasi yang diterimanya, sehingga terjadi perubahan perilaku yang kondusif bagi kesehatan (perilaku yang sehat). Perubahan perilaku ini harus dilakukan secara sukarela dan dilandasi oleh partisipasi sukarela dalam menentukan praktek

kesehatannya (Green 1980 dalam Muflihati 2005). Pendidikan kesehatan dilakukan baik melalui kegiatan intrakurikuler, yakni pada jam pelajaran yang sesuai ketentuan yang berlaku untuk tingkat sekolah dasar sampai dengan tingkat sekolah menengah atas, maupun ekstrakurikuler, yang dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa yang dapat dilakukan di dalam ataupun di luar sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler tersebut dapat berupa

kegiatan oleh peserta didik dan guru, seperti kerja bakti sosial, lomba terkait kesehatan, aktivitas kader kesehatan sekolah, piket sekolah dan sebagainya. Kegiatan penyuluhan kesehatan dan latihan keterampilan serta bimbingan hidup bersih dan sehat juga merupakan pendidikan kesehatan yang dapat dilaksanakan secara ektrakurikuler di sekolah (Depkes RI, 2003). Pendidikan kesehatan yang dilakukan melalui UKS meliputi pendidikan tentang kesehatan perorangan dan lingkungan, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, makanan sehat dan hidup teratur, sikap baik dan kebiasaan-kebiasaan yang rapih dan pencegahan kecelakaan (Effendi dkk 1993). 2. Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan merupakan kegiatan yang komprehensif, meliputi usaha promotif, preventif serta kuratif dan rehabilitatif. Kegiatan promotif berupa penyuluhan kesehatan dan latihan keterampilan dalam rangka pelayanan kesehatan. Kegiatan preventif berupa kegiatan peningkatan daya tahan tubuh, kegiatan pemutusan rantai penularan penyakit, dan kegiatan penghentian proses penyakit pada tahap dini sebelum timbul kelainan. Kegiatan kuratif dan rehabilitatif berupa kegiatan mencegah komplikasi dan kecacatan akibat proses penyakit atau untuk meningkatkan kemampuan peserta didik yang cedera/cacat agar dapat berfungsi optimal. Selain seluruh kegiatan tersebut, Effendi dkk (1993) menambahkan adanya pelayanan kesehatan gigi dalam usaha pemeliharaan kesehatan di sekolah melalui UKS. 3. Pembinaan Lingkungan Sehat Pembinaan lingkungan dilaksanakan dalam rangka menjadikan sekolah sebagai institusi pendidikan yang dapat menjamin berlangsungnya proses belajar mengajar yang mampu menumbuhkan kesadaran, kesanggupan, dan keterampilan peserta didik untuk menjalankan prinsip hidup sehat. Kegiatan pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat mencakup kegiatan bina lingkungan fisik dan kegiatan bina lingkungan mental sosial, sehingga tercipta suasana dan hubungan kekeluargaan yang akrab dan erat antara sesama warga sekolah (Depkes RI 2003). Hal

tersebut dapat dijabarkan dengan tersedianya bangunan dan perlengkapan sekolah sehat, kebersihan ruangan dan halaman sekolah, tersedianya kakus dan air yang memenuhi syarat kesehatan serta terjalinnya hubungan yang baik antara guru, murid, dan masyarakat atau orang tua murid. G. Peran Perawat Kesehatan Sekolah Sebagai pelaksana asuhan keperawatan di sekolah, perawat

mempunyai peran untuk mengkaji masalah kesehatan dan keperawatan peserta didik dengan melakukan pengumpulan data, analisis data, serta perumusan dan prioritas masalah; menyusun perencanaan kegiatan UKS bersama Tim Pembina Usaha Kesehatan di Sekolah (TPUKS); melaksanakan kegiatan UKS sesuai dengan rencana kegiatan yang disusun; menilai dan memantau hasil kegiatan UKS; serta mencatat dan melaporkan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Perawat kesehatan yang bertugas di Puskesmas menjadi salah seorang anggota TPUKS atau dapat juga ditunjuk sebagai seorang koordinator UKS di tingkat Puskesas. Bila perawat kesehatan ditunjuk sebagai koordinator maka pengelolaan pelaksanaan UKS menjadi tanggung jawabnya atau paling tidak ikut terlibat dalam tim pengelola UKS. Sebagai penyuluhan dalam bidang kesehatan, peranan perawat kesehatan dalam memberikan penyuluhan kesehatan dapat dilakukan secara langsung (melalui penyuluhan kesehatan yang bersifat umum dan klasikal) atau tidak langsung, sewaktu melakukan pemeriksaan kesehatan peserta didik secara perseorangan (Makhfudli dan Ferry, 2009).

BAB III PROSES KEPERAWATAN

A. Pengkajian 1. Data Inti (Core) a. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas SD Negeri 2 Karangwangkal bertempat di Jl. Gunung Semeru No. 6, Karangwangkal, Purwokerto Utara dengan konstruksi bangunan yang permanen karena sekolah ini telah dilakukan perbaikan bangunan
yang dibiayai oleh pemerintah dikarenakan kondisi bangunan sekolah yang hampir runtuh. Kondisi sekarang setelah dilakukan perbaikan, yaitu: lantainya menggunakan keramik, atap yang sudah tidak bocor lagi, dinding yang kokoh, termasuk pintu dan jendela dengan kondisi yang baik dan dipasang pagar sekolah serta toilet.

Tabel A. 1 Jumlah Ruangan


Ruangan Ruang Kelas Perpustakaan Ruang Kepala Sekolah Ruang Guru UKS Toilet Gudang Lapangan Luas 7 x 7 m2 4 x 2 m2 3 x 7 m2 4 x 7 m2 2 x 2 m2 2 x 1 m2 2x1m
2 2

Jumlah 5 1 1 1 1 3 1 1

25,20 x 20,35 m

SD Negeri 2 Karangwangkal berdiri pada tahun 1984, di atas luas tanah 1.792,81 m2 dan luas bangunan 585,91 m2. Terakreditasi pada tahun 2007 dengan nilai B, yaitu : 82,48. Jumlah Guru ada 10 (termasuk kepala sekolah) dengan rincian: perempuan 5 orang dan laki-laki 5 orang, serta 1 orang penjaga sekolah. Semua guru berpendidikan S1 dengan status pegawai negeri sipil 7 orang dan status guru bakti 3 orang. Jumlah total siswa ada 118 siswa, dengan rincian: Kelas I : Laki-laki: 10, Perempuan: 13

10

Kelas II

: Laki-laki: 13, Perempuan: 6

Kelas III : Laki-laki: 10, Perempuan: 8 Kelas IV : Laki-laki: 14, Perempuan: 11 Kelas V : Laki-laki: 7, Perempuan: 13

Kelas VI : Laki-laki: 6, Perempuan: 7 Usia rata-rata Siswa awal masuk 7 tahun, tetapi usia kurang dari 7 tahun dan mendekati 7 tahun tetap diterima. b. Data Demografi Batasbatas wilayah SD Negeri 2 Karngwangkal Sebelah utara: sawah Sebelah selatan: perumahan penduduk Sebelah timur: sawah Sebelah barat: lapangan Desa Karangwangkal 2. Lingkungan Fisik a. Lingkungan fisik Tiap-tiap ruangan kelas di SD Negeri 2 Karangwangkal memiliki pencahayaan oleh sinar matahari yang cukup dan udara yang sejuk, karena sekolah ini ditumbuhi pohon-pohon yang rindang meskipun berhadapan langsung dengan lapangan karangwangkal. Sumber air yang tersedia berasal dari sumur. Lokasi yang jauh dari Jalan Raya menyebabkan lingkungan sekolah nyaman untuk sarana pembelajaran karena tidak terganggu oleh kebisingan dari volume kendaraan. Tidak terdapat industri di sekitar sekolah sehingga sekolah terhindar dari kebisingan dari tempat industri. b. Komponen Winshield Survey 1. Lingkungan atau daerah SD Negeri 2 Karangwangkal terletak di Jl. Gunung Semeru No. 6, Karangwangkal bagian Purwokerto Utara. Selain itu, SD ini berbatasan dengan sawah sehingga saat musim hujan hampir semua halaman sekolah tergenang oleh air hujan. 2. Kondisi lingkungan sekolah

11

Kondisi tanah yang lebih rendah dari kondisi sawah yang berada di sebelah utara mengakibatkan merembesnya air hujan yang berasal dari sawah tersebut ke halaman sekolah SD Negeri 2 Karangwangkal saat musim hujan. Sehingga hampir semua halaman sekolah tergenang oleh air hujan. 3. Situasi sekitar sekolah Letaknya yang jauh dari jalan raya dan tidak terdapat industri di lingkungan sekolah sehingga sekolah ini terhindar dari kebisingan aktivitas kendaraan di jalan raya maupun kegiatan industri. 4. Kebiasaan Siswa sekolah di SD Negeri 2 Karangwangkal suka membeli jajanan di luar sekolah dengan kebersihan makanan yang belum terjamin serta kandungan makanan bebas bahan pengawet dan bahan pewarna yang belum bisa dipastikan. 5. Transportasi Sebagian siswa jalan kaki karena rumah mereka dekat dengan sekolah dan sebagian lagi menggunakan sepeda. 6. Pusat pelayanan Petugas kesehatan setempat rutin memberikan imunisasi setiap ada program dari puskesmas seperti pemberian imunisasi dan pelatihan pola hidup sehat (PHBS). 7. Toko atau warung atau pusat perbelanjaan Terdapat satu kantin di SD Negeri Karangawnagkal yang hanya teridiri dari meja dengan ukuran 1x1 meter dan bangku untuk penjual dan berada dikoridor sekolah karena terbatasnya ruangan. Sekolah ini jauh dari pusat perbelanjaan, namun dekat dengan toko atau warung yang berada diperumahan penduduk.
8. Fasilitas sekolah Disekolah ini terdapat fasiitas seperti, perpustakaan, UKS, lapangan, dan koperasi sekolah.

12

9. Orang di jalan Letaknya yang dekat dengan perumahan penduduk

sehingga banyak dijumpai masyarakat setempat maupun pendatang seperti mahasiswa karena letak sekolah yang tak jauh dari Universitas Jenderal Soedirman dimana mahasiswa tersebut menimba ilmu. 10. Suku Sebagian besar siswa-siswi SD Negeri 2 Karangwangkal berasal dari keturunan jawa. 11. Tempat ibadah Terdapat 1 mushola yang berada di lingkungan sekolah, tepatnya diperumahan penduduk. 12. Kesehatan Siswa-siswi di SD Negeri 2 Karangwangkal memiliki kesehatan yang cukup baik, terbukti hampir setiap kelas semua siswa masuk sekolah kecuali pada musim hujan. 13. Politik Pemerintah daerah kabupaten Banyumas mempunyai kebijakan tentang pemakaian seragam batik pada hari rabu dan kamis, selain itu sekolah memiliki tata tertib yang harus dipatuhi oleh semua siswa-siswi. 3. Pendidikan a. Kurikulum hidden tentang health promotion Tidak terdapat kurikulum khusus tentang health promotion, hanya terdapat peljaran olahraga. b. Kurikulum mandiri tentang health promotion Diadakan gerakan cuci tangan serta senam bareng setiap hari jumat c. Ekskul tentang kesehatan dokter kecil terdapat pelatihan dokter kecil dan tinjauan dari puskesmas untuk imunisasi. 4. Keamanan dan Transportasi a. Petugas keamanan 13

Terdapat satu penjaga sekolah yang merangkap menjadi tukang kebun b. Sarana transportasi siswa Sebagian siswa jalan kaki karena rumah mereka dekat dengan sekolah dan sebagian lagi menggunakan sepeda. c. Keamanan sarana transportasi siswa Trasnportasi siswa yang digunakan adalah dengan berjalan kaki dan sebagian menggunakan sepeda serta tidak dekat dengan dengan jalan raya sehingga untuk keamanan sarana transportasi dinilai aman d. Keamanan di jalan menuju sekolah e. Lokasi sekolah tidak dekat dengan jalan raya sehingga tidak ada petugas dijalan raya sehingga untuk keamanan di jalan menuju sekolah dinilai aman f. Jembatan penyebrangan yang dekat dengan sekolah Tidak ada g. Petugas dijalan raya Lokasi sekolah tidak dekat dengan jalan raya sehingga tidak ada petugas dijalan raya h. Keamanan fasilitas sekolah Aman i. Keamanan makanan atau minuman siswa Terdapat kantin sekolah yang menyediakan makanan dan minuman yang aman untuk dikonsumsi. Namun, terdapat beberapa pedagang yang berjualan diluar sekolah yang menjual aneka makanan dan minuman yang belum terjamin kebersihannya. 5. Politik dan Pemerintahan a. Peraturan sekolah Ditentukan peraturan oleh dinas pendidikan dan pemerintah daerah setempat b. Perlindungan pemerintah terhadap siswa c. Perwakilan masyarakat yang terlibat dengan sekolah Komite sekolah, merupakan penghubung antara pihak sekolah dengan masyarakat atau orangtua siswa.

14

6. Pelayanan Umum dan Kesehatan a. Akses pelayanan kesehatan terhadap siswa Terdapat UKS dan adanya dokcil serta kotak P3K yang selalu tersedia b. Jenis pelayanan kesehatan yang diberikan Imunisasi rutin yang dilakukan oleh puskesmas setempat c. Dampak pelayanan kesehatan terhadap siswa Adanya pelayanan kesehatan di sekolah ini sangat bermanfaat bagi siswa d. Jenis pelayanan umum untuk siswa (Halte, Bis, LSM, Beasiswa, Jaminan kesehatan, dll) Tidak ada jenis pelayanan umum untuk siswa disekolah ini. Hanya ada bantuan dari pemerintah berupa BOS (Biaya Operasional Sekolah). 7. Komunkasi a. Jenis Alat Komunikasi yang Digunakan Siswa; rutin, keterjangkauan ke seluruh siswa Disediakan telepon di ruang kepala sekolah untuk menghubungi keluaga siswa bila terjadi sesuatu yang mengharuskan keluarga datang menjemput siswa. Siswa tidak ada yang membawa handphone ke sekolah. Selalu disiapkan surat untuk undangan untuk memulai suatu kegiatan, yang disebarkan ke keluarga siswa. b. Dampak Media Komunikasi bagi Siswa Sangat mempermudah komunikasi. 8. Ekonomi
a. Tingkat Kesejahteraan Siswa

Kondisi ekonomi siswa di sekolah ini tergolong ekonomi menengah ke bawah, kebanyakan orang tua dari siswa berprofesi sebagai buruh tani. Hanya beberapa orang tua yang berprofesi sebagai PNS. Namun, sebagian orang tua siswa mendirikan kontrakan maupun kost untuk mahasiswa. Beberapa sarana yang dibutuhkan para siswa seperti seragam, buku, dan lainnya dibantu dari dana BOS.
b. Dampak Kesejahteraan dengan Status Kesehatan Siswa

15

Walaupun dengan status ekonomi menengah ke bawah, namun itu tidak mempengaruhi kondisi kesehatan para siswa.
c. Siswa Bekerjasambilan; selama waktu atau di luar waktu sekolah

Tidak ada siswa yang bekerja sambilan selama waktu ataupun di luar waktu sekolah. 9. Rekreasi a. Sarana Rekreasi Siswa Selalu diadakan kegiatan rekreasi 2 tahun sekali khusus untuk kelas 5 dan 6 dengan tujuan wisata ke beberapa tempat bersejarah, seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan, dll. b. Jadwal Rekreasi Dilakukan secara rutin 2 tahun sekali, biasanya saat liburan panjang setelah ujian akhir semester c. Dampak Rekreasi terhadap Siswa Dampaknya sangat bermanfaat bagi siswa, yaitu menambah wawasan dan pengalaman mengenai sejarah atau peradaban masa lampau untuk kunjungan ke tempat wisata sejarah.

16

B. Diagnosa Keperawatan Tabel B. 1 Analisa Data No. 1. DO: Data Pedagang yang higienis Problem diluar Resiko tidak gangguan atau pencernaan Etiologi

terjadinya Kurangnya pengetahuan pada siswa akan pada dan yang

sekolah terjamin

kebersihan dari makanan siswa SD Negeri 2 kebersihan dan minuman yang dijual DS: para siswa-siswi suka jajanan ke Karangwangkal makanan minuman

mengatakan membeli

mereka konsumsi

pedagang diluar sekolah 2. DO: banyak genangan air Ancaman kesehatan Lingkungan disekitar halaman dan pada siswa SD N 2 sekolah karangwangkal yang

lapangan sekolah DS: kepala sekolah telah mengupayakan perbaikan saluran irigasi namun

kurang bersih

tetap tidak ada perubahan

Diagnosa Keperawatan Komunitas 1. Resiko terjadinya gangguan pencernaan pada siswa SD Negeri 2 Karangwangkal berhubungan dengan kurangnya pengetahuan siswa akan kebersihan pada makanan dan minuman yang mereka konsumsi. 2. Resiko gangguan kulit pada siswa SD Negeri 2 Karangwangkal berhubungan dengan lingkungan sekolah yang kurang bersih akibat genangan air hujan dihalaman sekolah. C. Prioritas Masalah Tabel C. 1 Penapisan Masalah Diagnosa keperawatan Kegiatan pengkajian Tersedia sumber

17

komunitas Diagnosa1 Diagnosa 2

A B C 4 4 4 2 3 3

D E 3 3 3 2

F 3 3

G H I 3 2 3 2 3 2

J 3 3

K L 4 2 3 2

Jumlah 39 30

Keterangan: A. Jumlah yang berisiko B. Besarnya resiko C. Potensial untuk pendidikan kesehatan D. Minat masyarakat E. Kemungkinan diatasi F. Sesuai program G. Tempat H. Waktu I. Dana J. Fasilitas kesehatan K. Sumber dana L. Sesuai dengan peran perawat CHN Keterangan nilai: 1 = sangat rendah 2 = rendah 3 = cukup 4 = tinggi 5 = sangat tinggi Berdasarkan skoring diatas, didapatkan diagnosa prioritas yaitu resiko terjadinya diare pada siswa SD N 2 Karangwangkal berhubungan dengan kurangnya pengetahuan siswa akan kebersihan pada makanan dan minuman yang mereka konnsumsi.

18

You might also like