You are on page 1of 6

BAB I PENDAHULUAN I.1.

Latar Belakang Gangguan memori adalah salah satu keluhan yang paling banyak terjadi pada usia lanjut. Banyak penelitian yang menghubungan antara perubahan usia dengan fungsi memori dengan berbagai macam teori pendekatan. (Kester JD dkk, 2002 ) Kesehatan mulut pada usia lanjut biasanya lebih buruk

dibandingkan dengan populasi umum dan ini dapat meningkatkan kejadian edentulous dan tooth loss.( Azarphazooh, 2010, Boehm dkk, 2007). Tooth loss adalah pemisahan gigi dari jaringan yang mendukung struktur gigi sebagai akibat pengelupasan kulit yang normal dan menyebabkan kehilangan gigi primer, pengelupasan kulit sebagai sequela untuk resorpsi tulang , migrasi periapikal epitel pada penyakit periodontal, dan ekstraksi yang diharuskan akibat keadaan patologis yang melibatkan pulpa gigi, periodonsium, atau jaringan periapikal .Total tooth loss atau edentulous adalah sama dengan kehilangan seluruh gigi (Medical dictionary). Beberapa penelitian di Jepang, Amerika, Jerman, Swedia, Finlandia, Inggris dan Australia menunjukkan bahwa kesehatan mulut yang buruk berhubungan dengan status kesehatan mental yang buruk pula. Kesehatan mulut yang buruk dapat meningkatkan kerusakan gigi

Universitas Sumatera Utara

dan penyakit periodontal sehingga menyebabkan meningkatnya tooth loss (Azarpazhooh , 2010,Boehm dkk, 2007) Pada usia lanjut, tooth loss merupakan salah satu indikator

penyakit periodontal yang berhubungan dengan Alzheimers dan demensia. Individu dengan demensia mengalami peningkatan kerusakan pada gigi mereka dan tooth loss dapat mengurangi mastikasi sehingga dapat menyebabkan kekurangan gizi (Okamoto dkk, 2010,Weijenberg, 2011 ). Penelitian Nozomi Okamoto , dkk dengan subjek berusia 65 tahun berdasarkan skore MMSE (Mini - Mental Status Examination) dan GDS (Geriatric Depression Score) menyimpulkan bahwa tooth loss berhubungan dengan gangguan memori dan penurunan skor MMSE. Pada studi ini dinyatakan bahwa usia lanjut dengan jumlah gigi yang berkurang berhubungan secara signifikan dengan gangguan memori

dan penurunan skor MMSE. Pada penelitian ini juga dinyatakan edentulous yang lebih dari 15 tahun berhubungan dengan gangguan memori dan skor MMSE yang rendah.(Okamoto dkk, 2010) Pada penelitian Bergdahl dkk dapat diketahui bahwa ada beberapa faktor seperti neurobiologi, psikologi, dan faktor sosial yang dapat mempengaruhi fungsi kognitif. Pada penelitian yang diperoleh melalui studi potong lintang terhadap 1351 partisipan ini dapat disimpulkan bahwa edentulous dapat memperburuk skor penelitian tes fungsi

kognitif (Bergdahl dkk, 2007). Pada diketahui

Bergdahl dkk dapat

bahwa ada beberapa faktor seperti neurobiologi, psikologi,

dan faktor sosial yang dapat mempengaruhi fungsi kognitif. Tujuan


Universitas Sumatera Utara

penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara natural teeth dan fungsi kognitif pada usia lanjut. Pada penelitian yang diperoleh

melalui studi potong lintang terhadap 1351 partisipan ini dapat disimpulkan bahwa edentulous dapat memperburuk skor tes fungsi

kognitif (Bergdahl dkk, 2007). Grabe dkk melakukan penelitian terhadap 1059 subjek yang

berumur 60 79 tahun di Jerman untuk mengetahui bahwa tooth loss yang disebabkan oleh penyakit periodontitis kronik berhubungan dengan perburukan fungsi kognitif. Pada penelitian ini digunakan MMSE untuk mengetahui hubungan tersebut dan disimpulkan bahwa tooth loss berhubungan dengan perburukan fungsi tidak pada pria (Grabe dkk, 2009) Penelitian Kaye dkk pada subjek lelaki usia lanjut, tooth loss dan penyakit periodontal yang berlangsung secara progresif selama dewasa dapat meramalkan hasil tes fungsi kognitif. Terbentuknya karies akan meningkatkan resiko buruknya hasil tes. Pada penelitian ini jumlah tooth loss per dekade dapat mengindikasikan 9 % - 12 % menurunnya hasil tes fungsi kognitif. Diperkirakan, jika 12 gigi yang hilang per dekade maka akan melemahkan fungsi kognitif mendekati 100 %.Dapat disimpulkan resiko penurunan fungsi kognitif pada lelaki usia lanjut akan meningkat sesuai dengan banyaknya jumlah gigi yang hilang (Kaye dkk, 2010). Pada percobaan terhadap tikus, tooth loss mempengaruhi jumlah kadar trkB-mRNA ( tirosin kinase B-mRNA ) turunnya dan mempercepat setelah kognitif pada wanita tetapi

densitas sel di hipokampus. Pada hari ke-7

Universitas Sumatera Utara

pencabutan gigi memperlihatkan menurunnya kadar trkB-mRNA pada sel sel ekstrapiramidal di amigdala, perirhinal korteks, thalamus dan hipokampus. Dari percobaan ini mengindikasikan bahwa pada tikus gangguan memori berhubungan dengan berkurangnya jumlah kadar

trkB mRNA dan berhubungan dengan tooth loss (Yamazaki dkk, 2008). Penelitian Onozuka dkk yang bertujuan untuk mengevaluasi

mekanisme yang berperan dalam penurunan fungsi kognitif pada usia lanjut, menemukan adanya hubungan antara turunnya fungsi mastikasi dengan hilangnya geraham , dan hilangnya geraham dapat

mempengaruhi ekspresi GFAP (glial fibrous acidic protein) pada hipokampus. Pada percobaan terhadap tikus tikus tanpa geraham

menunjukkan kurangnya kemampuan dalam tes mengingat jalan yang berliku-liku di bandingkan dengan tikus kontrol (Onozuka dkk, 2000). I.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian-penelitian terdahulu seperti yang telah diuraikan di atas, dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah terdapat hubungan antara tooth loss dengan gangguan memori pada usia lanjut ?

I.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan: 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan antara tooth loss dengan gangguan memori pada usia lanjut.

Universitas Sumatera Utara

1.3.2. Tujuan Khusus. 1 Untuk mengetahui hubungan antara jumlah tooth loss dengan gangguan memori pada usia lanjut . 2 Untuk mengetahui hubungan antara lamanya tooth loss

dengan gangguan memori pada usia lanjut. 3 Untuk mengetahui hubungan antara lamanya edentulous dengan gangguan memori pada usia lanjut. 4 Untuk mengetahui hubungan antara Community Periodontal Index dengan gangguan memori pada usia lanjut. 5 Untuk mengetahui hubungan jumlah tooth loss dengan Community Periodontal Index pada usia lanjut. 6 Untuk mengetahui hubungan lamanya tooth loss dengan Community Periodontal Index pada usia lanjut. 7 Untuk mengetahui hubungan antara lamanya edentulous dengan Community Periodontal Index pada usia lanjut.

I.4. Hipotesis Ada hubungan antara pada usia lanjut. tooth loss dengan gangguan memori

I.5. Manfaat Penelitian Dengan mengetahui hubungan antara tooth loss dengan gangguan memori pada usia lanjut , maka penelitian ini :

Universitas Sumatera Utara

1. Dapat

dijadikan

sebagai

masukan

untuk

membuat

rencana

pencegahan bagi pasien usia lanjut yang belum mengalami tooth loss sehingga diharapkan dapat memperlambat atau mengurangi kejadian gangguan memori pada pasien usia lanjut. 2. Dapat menjadi landasan untuk penelitian selanjutnya untuk

mengetahui peran biomolekuler terhadap hubungan antara tooth loss dengan gangguan memori percobaan. yang dapat dilakukan pada hewan

Universitas Sumatera Utara

You might also like