Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1893, Von Behring, reaksi berlebihan pada anak yang diimunisasi, hypersensitivity 1902, putra mahkota Monako, hipersensitivitas hebat setelah makan tentakel bintang laut Portier dan richet Ana : bertentangan/berlawanan/lawannya Phylaxis : perlindungan Respons klinis hipersensitivitas akut, berat dan menyerang berbagai berbagai macam organ
Anafilaksis merupakan reaksi alergi sistemik yang berat, dapat menyebabkan kematian, terjadi secara tiba-tiba sesudah terpapar oleh alergen atau pencetus lainnya
Reaksi hipersensitivitas tipe cepat (tipe I), yaitu reaksi antigen spesifik dan antibodi spesifik (IgE) yang terikat pada sel mast Sel mast dan basofil mengeluarkan mediator efek farmakologik terhadap berbagai macam organ
DEFINISI
Hipersensitivitas: Gejala/tanda yang secara objektif dapat ditimbulkan kembali dengan diawali oleh pajanan terhadap suatu stimulus tertentu pada dosis yang ditoleransi oleh individu yang normal. Hipersensitivitas alergi: suatu reaksi hipersensitivitas yang terbukti diawali oleh mekanisme imunologik spesifik Hipersensitivitas non alergi: reaksi hipersensitivitas terbukti disebabkan oleh mekanisme lain
Non-Immunologic
Other
blood products, immune aggregates, drugs
Physical
exercise, cold
Other
drugs
Atopi
Kecenderungan perorangan dan atau keluarga untuk tersensitisasi dan memproduksi antibodi Ig E sebagai respon terhadap pajanan allergen, biasanya protein. alergi makanan,asma, rinokonjungtivitis atau eksim
ALERGEN
Imunogen: .
zat yang mampu menimbulkan respon imun spesifik berupa pembentukan antibodi atau kekebalan seluler atau keduannya.
Antigen : zat yang mampu bereaksi dengan antibodi atau sel T yang sudah sensitif
Antigen tidak selalu imunogenik, misalnya: hapten kecuali kalau bergabung dengan protein Imunogen selalu antigenik
Jenis alergen
Alergen protein lengkap mampu meransang pembentukan IgE tanpa bantuan zat lain determinan antigen yang dikenal sel B dan gugus karier yang meransang makrofag dan sel T aktivasi sel B Misalnya: serbuk sari, bulu binatang, ATS, ADS.
Alergen dengan BM rendah hanya berfungsi sebagai hapten. Antibodi Ig E terbentuk setelah hapten berikatan dengan protein (kompleks hapten karier) Misalnya: obat-obatan
ANTIBODI
Produksi antibodi IgE kerjasama aktif antara makrofag, sel T dan sel B. sel plasma yang memproduksi IgE terutama dalam lamina propria tract respiratoris dan tract gastrointestinal dan jaringan limfoid yang bersangkutan. total IgE serum Alergen fagositosis dipresentasikan kepada sel T sel T tersensitisasi sel B produksi IgE spesifik
IgE
IgE dapat berikatan pd sel mast untuk jangka waktu yang panjang ( 6 minggu) Waktu paruh IgE 2-3 hari Tidak dapat melewati plasenta Bila IgE berikatan dengan alergen Mengaktifkan sistem komplemen anafilatoksin dan zat kemotaktik lain yang penting pd respon inflamasi
alergic reaction.FLV
Sel Mast
Sel mediator sel mast, basofil dan trombosit Sel mast dapat mengikat bermacam IgE spesifik sehingga sel mast dapat bereaksi dengan berbagai macam antigen Jumlah IgE yang terikat pada sel merupakan refleksi kadar IgE dalam serum , akan tetapi banyaknya molekul IgE pada satu sel tidak berhubungan dengan derajat sensitivitas.
terikat pada sel mast /basofil dengan alergen aktifasi sistem nukleotida siklik meninggikan rasio cGMP terhadap cAMP dan masuknya ion Ca++ ke dalam sel pelepasan mediator lain
Zat yang menurunkan cAMP atau menaikkan cGMP, seperti adrenergik, zat kolinergik atau prostalglandin F2A meningkat degranulasi Zat yang meningkatkan cAMP seperti epinefrin, teofilin dan prostalglandin E1 dan E2 menghalangi degranulasi
Pengaruh fisiologik histamin: kontraksi otot polos, dilatasi venula kecil, meninggikan permeabilitas kapiler. Sistemik: hipotensi, urtikaria, angioedema. GIT: meninggikan sekresi mukosa lambung, dan aktivitas otot polos
Dalam granula sel mast ECF A menarik eosinofil ke daerah tempat reaksi anafilaksis
Platelet Activating Factor (PAF)
Menyebabkan bronkokontriksi dan meninggikan permeabilitas vaskuler Mengaktifkan faktor XII induksi pembuatan bradikinin
Bradikinin
Kontraksi otot bronkus dan vaskular Peningkatan permeabilitas kapiler Meransang serabut saraf nyeri Meransang peningkatan produksi mukus dalam GIT SEROTONIN
Tidak terdapat dalam sel mast, tetapi dalam trombosit Dilepaskan waktu agregasi trombosit atau mekanisme lain Menyebabkan kontraksi otot bronkus
prostalglandin
Reaksi Anafilaktik
1. Reaksi lokal - Urtikaria & angioedema. - Jarang menimbulkan kematian 2. Reaksi sistemik - Melibatkan berbagai organ. - Biasanya terjadi dalam 30 menit setelah paparan. - Dapat fatal
Lesu, lemah, rasa tak enak yang sukar dilukiskan, rasa tak enak di dada & perut, rasa gatal di hidung & palatum
Hidung gatal, bersin, & tersumbat Rasa tercekik, suara serak, sesak napas, stridor, edema, spasme Edema Batuk, sesak, mengi, spasme Pingsan, sinkop, palpitasi, takikardia, hipotensi sampai syok, aritmia. Kelainan EKG : gelombang T datar, terbalik, atau tanda infark miokard
Gastrointestinal
Kulit Mata
Disfagia, mual, muntah, kolik, diare yang kadang disertai darah, peristaltik usus meninggi
Urtika, angioedema di bibir, muka atau ekstremitas Gatal, lakrimasi
Gelisah, kejang
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN
EVALUASI SEGERA Adrenalin 0,01 mg/kgBB, maksimum 0,3 mg IM atau sub kutan dan adrenalin 0,1-0,3 ml subkutan pada daerah suntikan mengurangi absorbsi antigen SYOK adrenalin 0,01-0,05 mgkgBB (larutan 1:10.000) IV dapat diulang 5-10 menit
Intubasi dan Trakeostomi Sumbatan jalan nafas Oksigen sianosis , dyspneu (5-10 liter/menit) Difenhidramin (1-2 mg/kgBB) UNIT RAWAT INTENSIF Pemberian cairan IV Nacl/ RL : 20 ml/kgBb Aminofilin IV 4-7 mg/kgBB dilarutkan dalam D5, (15-20 menit). 4-5 mg/kgBB selama 20-30 menit tiap 6 jam
Vasopresor bila cairan IV tidak dapat mengontrol tekanan darah bitartrat (Aramine) 0,01 mg/KgBB tunggal jika aritmia stop atau vasopresor lain: dopamin kecepatan 0,31,2 mg/kgBB/jam
Kortikosteroid untuk mencegah gejala yang lama atau rekuren. hidrokortison IV 7-10 mg/kgBB 5 mg/KgBB tiap 6 jam Dihentikan setelah 2-3 hari Pengobatan suportif
Langkah-langkah Pencegahan
Anamnesis kejadian reaksi alergi pada waktu lalu Penggunaan antibiotik atau obat lainnya harus dengan indikasi khusus, pemberian per oral lebih baik Uji kulit (sensitifitas) Edukasi pasien