You are on page 1of 25

DIARE

DIARE

Suatu keadaan dimana buang air besar ( defekasi ) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair ( setengah padat) dimana kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya. Pada umumnya diambil batasan air tinja lebih dari 200 gram atau 200 cc dalam 24 jam

WHO (1980) :
Diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari 3 x sehari.

Diare akut

Diare yg awalnya mendadak dan berlangsung singkat, dalam bebearapa jam atau hari dan berlangsung dlm waktu < 2 minggu.

Diare kronik

: Bila berlangsung > 15 hari sejak awal diare

EPIDEMIOLOGI : - 1995 : Diare akut karena infeksi penyebab kematian

> 3 jt pddk dunia. - Negara berkembang: Kematian terutama pada anak anak usia < 5 th - Insiden di Indonesia 0,5 2 episode/ orang/ tahun

ETIOLOGI
90% : diare akut disebabkan karena infeksi 10% : karena sebab sebab lain antara lain obat-obatan,

bahan-bahan toksik, iskemik dsb.


Diare akut karena infeksi dapat ditimbulkan oleh: Bakteri: Eschercia coli, Salmonella typhi , Salmonella paratyphi , Shigella dysentries, Vibrio Cholerae dll. Parasit : Protozoa: Entamoeba hystoliotica, Giardia lamblia, Trichomonas hominis, Isospora sp. Cacing: A lumbricoides, A. duodenale, N americanus. Virus : Rotavirus, Adenovirus, Norwalk virus.

PATOGENESIS
Pada diare akut karena infeksi tergantung : - faktor kausal (agent) - faktor pejamu (host).

Faktor pejamu adalah kemampuan tubuh untuk mempertahankan diri terhadap organisme yg dapat menimbulkan diare akut, terdiri atas faktorfaktor daya tangkis atau lingkungan intern traktus intestinalis seperti: -Keasaman lambung - imunitas - sekresi mukosa - motilitas usus - lingkungan mikroflora usus - enzim pencernaan

Faktor kausal yang mempengaruhi patogenesis a.l :


- daya lekat dan penetrasi yang dapat merusak sel mukosa - kemampuan memproduksi toksin yg mempengaruhi sekresi cairan di usus halus.

- Kuman tersebut dapat membentuk kolono-koloni yg


juga dapat menginduksi diare.

Berdasarkan patofisiologi ( mekanisme ) diare dibedakan: 1. Diare sekretori - Gangguan transpor elektrolit baik absorbsi atau sekresi, biasanya akibat toksin bakteri - Biasanya dengan volume banyak, cair, tdk ada pus/darah - Terjadi pada kasus kolera, pengaruh garam empedu, asam

lemak rantai pendek atau penggunaan laksansia,


beberapa hormon intestinal seperti gastrin, vasoactive intestinal polypeptide

2. Diare osmotik - Disebabkan sejumlah besar bahan makanan tidak dapat diabssrpsi dalam lumen usus sehingga terjadi hiperosmolaritas - Terjadi pada malabsorpsi KH, penggunaan

garam magnesium atau laksansia


- Osmotik gap feces > 125 mosmol/Kg

- Berhenti bila pasien puasa

3. Diare Eksudatif - Akibat proses inflamasi yang menyebabkan kerusakan mukosa usus halus dan kolon

- kibat infeksi bakteri, gluten sensitive


enteropathy, IBD, akibat radiasi - Feces dapat mengandung pus, darah atau mukus - Terjadi juga peningktan beban osmotik, hipersekresi cairan dan hiperperistaltik

4. Diare Hiperperistaltik/Hipermotilitas - Akibat gangguan motilitas yang menyebabkan waktu transit usus menjadi lebih cepat - Waktu paparan untuk absorpsi berkurang - Terjadi pada keadaan tirotoksikosis, IBS, diabetes melitus, dan paska gatrektomi

MANIFESTASI KLINIS Dehidrasi ringan : Badan lemah dan rasa haus

Dehidrasi sedang : takikardi, mata cekung, ubun-ubun besar cekung ( pada bayi ), lidah kering , penurunan tugor kulit.

Dehidrasi berat : Kesadaran mulai menurun, hipotensi terutama ortostatik, bahkan bisa terjadi syok, turgor kulit jelek, oligouria/ anuria, gangguan elektrolit hipokalemia bisa bermanifestasi irama jantung/ henti jantung, ileus paralitik, dan paralisis

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah perifer lengkap: dapat ditemukan hemokonsenterasi ( p Hb, Ht ) dan

peningkatan leukosit.
Analisa dan kultur tinja: dapat ditemukan Na, K

Ureum dan kratinin bisa m


Berat jenis plasma dapat m Analisa gas darah paling sering asidosis metabolik

PENGHITUNGAN DEFISIT CAIRAN Dehidrasi suatu kondisi dimana tubuh kehilangan cairan, dan biasanya juga kehilangan elektrolit. Rehidrasi suatu usaha untuk mengembalikan keadaan hidrasi yg normal dari keadaan dehidrasi.

Derajat dehidrasi berdasarkan defisit berat badan dapat diklasifikasikan sbb: Dehidrasi ringan defisit < 3 % BB Dehidrasi sedang defisit 3-9 % BB Dehidrasi berat > 9 %

Terdapat beberapa cara menentukan besarnya defisit cairan: CARA PERTAMA Jika ada rasa haus dan tidak ada tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya, kehilangan cairan diperkirakan 2% dari BB waktu itu. Jika ada rasa haus disertai mulut kering dan oligouria maka defisit cairannya sekitar 6 %. Jika ada tanda tanda diatas ditambah keadaan

lemah, penurunan kesadaran maka defisit cairan


7-14%.

CARA KEDUA MENGGUNAKAN SKOR DALDIYONO GEJALA KLINIS Muntah Voxa choleric ( suara serak ) Kesadaran apatis SCORE 1 2 1

Kesadaran somnolen, soporous sampai koma


Tensi sistolik 90 mmHg Nadi 120x/menit Nafas kussmaul ( > 30 x/ menit ) Turgor kulit kurang Facies cholerica Ekstremitas dingin

2
1 1 1 1 2 1

Jari tangan keriput ( washer hand)


Sianosis Umur 50-60 th Umur > 60 th

1
2 -1 -2

Semua skor dijumlah. Jumlah cairan yang akan diberikan dalam 2-3 jam dihitung dengan rumus sbb: skor
15 Cara III menggunakan BJ Plasma Dengan rumus Morgan-Watten Berat jenis plasma 1,025 x BB x 4 ml 0,001

10% BB ( kg ) x 1 L ( 1000 ml)

PENATALAKSANAAN Non farmakologi : makanan lunak dan minum cairan oralit ad libitum Farmakologi Dehidrasi ringan tindakan rehidrasi dapat diberikan peroral, untuk dehidrasi sedang berat, rehidrasi

dilakukan secara parenteral dg cairan elektrolit


Terapi definitif: Kolera eltor : Tetrasiklin 4 x 500 mg/ hr selama 3 hr Salmonellosis: Ampicillin 4 x 1gr/hr selama 10-14 hr Shigellosis: Ampicillin 4 x 1 gr/ hr selama 5 hari

amebiasis : Metronidazol 4 x 500 mg/hr


selama 3 hr viral : antiviral tidak perlu diberikan

Obat anti spasmodik/ antidiare tidak


direkomendasikan, karena jenis diarenya tidak jelas dan pada anak sering membuat ileus paralitik .

Evaluasi & Penatalaksanaan Dehidrasi


Dehidrasi minimal : - Kekurangan cairan < 3% kebutuhan normal/BB - Kebutuhan cairan = 103/100 x 3040cc/KgBB/hari atau - Kebutuhan cairan = pengeluaran (feses + IWL(10%BB)) + 30-40 cc/KgBB/hari

Evaluasi & Penatalaksanaan Dehidrasi


Dehidrasi sedang : - Kekurangan cairan 3-9% dari kebutuhan normal/BB - Kebutuhan cairan = 109/100 x 3040cc/KgBB/hari atau - Kebutuhan cairan = pengeluaran (feses + IWL(10%BB)) + 30-40 cc/KgBB/hari

Evaluasi & Penatalaksanaan Dehidrasi


Dehidrasi berat : - Kekurangan cairan > 9% dari kebutuhan normal/BB - Kebutuhan cairan = 112/100 x 3040cc/KgBB/hari atau - Kebutuhan cairan = pengeluaran (feses + IWL(10%BB)) + 30-40 cc/KgBB/hari

Evaluasi & Penatalaksanaan Dehidrasi


- Dalam satu jam I diberikan 50% defisit cairan - 3 jam berikutnya diberikan sisanya - Selanjutnya diberikan cairan sesuai dengan kehilangan cairan melalui feses

PENYULIT

Syok hipovolemik Gangguan elektrolit Na, K Gagal ginjal Asidosis metabolik Kematian

You might also like