You are on page 1of 16

TEORY PERTUMBUHAN EKONOMI MENURUT SLOW SWAN (TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI NEO KLASIK)

Posted: 18/01/2011 in Tak Berkategori Kaitkata:slow-swan, teori ekonomi neo klasik, TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI NEO KLASIK, TEORY PERTUMBUHAN EKONOMI MENURUT SLOW - SWAN

0 I. PENDAHULUAN

Pertumbuhan Ekonomi adalah pertumbuhan output riil suatu perekonomian sepanjang tahun. Pertumbuhan ekonomi diukur dengan peningkatan PRODUK NASIONAL BRUTO (PNB) riil atau PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) sepanjang waktu atau peningkatan pendapatan perkapita sepanjang waktu. Ukuran yang terakhir tersebut menghubungkan peningkatan output total dengan perubahan jumlah penduduk. Bila output total hanya naik sedikit dibandingkan dengan kenaikkan jumlah penduduk, maka hanya terjadi sedikit peningkatan standar hidup rata-rata. Pencapaian pertumbuhan ekonomi yang tinggi adalah salah satu dari empat tujuan utama kebijakkan makro ekonomi. Pentingnya pertumbuhan ekonomi terletak pada sumbangannya terhadap kemakmuran masyarakat secara umum. Pertumbuhan sangat diimginkan karena akan memungkinkan masyarakat mengkonsumsi barang dan jasa lebih banyak, dan juga menyumbang pada penyediaan barang-barang dan jasa-jasa social yang lebih besar (kesehatan, pendidikan dan sebagainya), sehingga meningkatkan standar kehidupan rill. Namun demikian, pertumbuhan ekonomi yang cepat dapat juga mengakibatkan habisnya sumber daya alam yang terbatas dan memperburuk masalah polusi lingkungan. Kemampuan suatu perekonomian untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih banyak tergantung pada beberapa faktor: (a) Peningkatan persediaan dan mutu barang modalnya (b) Peningkatan persediaan dan mutu sumberdaya tenaga kerja (c) Peningkatan jumlah dan mutu sumberdaya alam (d) Pemakaian factor-faktor input secara efisien sehingga memaksimumkan sumbangannya terhadap perluasan output, melalui peningkatan produktivitas

(e) Penembangan dan pengenalan teknik-teknik yang inofatif dan produkproduk baru (f) Tingkat permintaan agregat. Tingkat permintaan harus tinggi supaya dapat menjamin penggunaan yang penuh dari kemampuan produksi yang meningkat dalam perekonomian.

Pemerintah harus dapat mendorong proses pertumbuhan dengan meningkatkan pengeluaran dalam perekonomian melalui pengaturan pajak, dan dengann meningkatkan persediaan uang dan menurunkan tingkat bunga. Di samping itu pemerintah dapat mempengaruhi sisi penawaran dalam perekonomian dengan mendorong inisiatif dunia usaha dan menyediakan sumber daya untuk memperbaiki produktivitas dan penelitian.

II. Model Pertumbuhan Ekonomi Solow Swan (Neo Klasik A. Mengenal Teori Solow Swan Robert Solow dari MIT dan Trevor Swan dari Australian National University secara sendiri-sendiri mengembangkan model pertumbuhan ekonomi yang sekarang sering disebut dengan nama model pertumbuhan Neo-Klasik. Seperti halnya dengan model Harrod-Domar, model Solow-Swan memusatkan perhatiannya pada bagaimana pertumbuhan penduduk, akumulasi capital, kemajuan teknologi dan output saling berinteraksi dalam proses pertumbuhan ekonomi. Walaupun dalam kerangka umum dari model Solow-Swan mirip dengan model model Harrod-Domar, tetapi model Solow-Swan lebih luwes karena : (a) Menghindari masalahy ketidakstabilan yang mkemrupakan cirri warranted rate of growth dalam model Harrod-Domar (b) Bisa lebih luwes digunakan untuk menjelaskan masalah-masalah distribusi pendapatan. Keluesan ini terutama disebabkan oleh karena Solow dan swan menggunakan bentuk fungsi produksi yang lebih mudah dimanipulasikan secara aljabar. Dalam model Harrod-Domar, output dan capital dan output dan tenaga kerja masingmasing dihubungkan oleh satu fungsi produksi dengan koefisien yang tidak bisa berubah, yaitu Qp = hK dan Qn, = nN. Dalam model Neo-Klasik dari Solow dan

Swan dipergunakan suatu fungsi produksi yang lebih umum, yang bias menampung berbagai kemungkinan substitusi antara capital (K) dan tenaga kerja (L). Bentuk fungsi produksi adalah: Q = F ( K, L ) Yang memungkinkan berbagai kombinasi penggunaan K dan L untuk mendapatkan suatu tingkat output. Fungsi produksi semacam ini (yang sering dijumpai dalam teori ekonomi mikro) disebut fungsi produksi Neo-Klasik. Dalam menggunakan fungsi semacam inilah Solow dan Swan bisa menghindari masalah ketidakstabilan dan mengambil kesimpulan-kesimpulan baru mengenai distribusi pendapatan dalam proses pertumbuhan (seperti halnya kaum Klasik). Dengan digunakannya fungsi produksi Neo-klasik tersebut, ada satu konsekuensi lain yang penting. Konsekuensi ini adalah bahwa seluruh factor yang tersedia, baik berupa K maupun berupa L akan selalu terpakai atau tergunakan secara penuh dalam proses produksi. Ini disebabkan karena dengan fungsi produksi NeoKlasik tersebut, berapapun K dan L yang tersedia akan bisa dikombinasikan untuk proses produksi, sehingga tidak ada lagi kemungkinan kelebihan dan kekurangan factor produksi seperti dalam model misalnya, Harrod-Domar atau Lewis. Posisi full employment ini membedakan model Neo-Klasik. Dengan adanya model Keynesian (Harrod-Domar) maupun model Klasik. Jadi jelas bahwa penggunaan fungsi produksi Neo-Kalsik sehingga selalu jelas terdapat full employment merupakan cirri utama yang membedakan model ini dengan modelmodel pertumbuhan lain.

B. Proses Pertumbuhan Ekonomi Ada empat hal yang melandasi model Neo-Klasik: (a) Tenaga kerja (atau produk), L, tumbuh dengan laju tertentu, misalnya p per tahun (b) Adanya fungsi produksi Q = F ( K, L ) yang berlaku bagi setiap produksi. (c) Adanya kecenderungan menabung (prospensity to save) oleh masyarakat yang dinyatakan sebagai proporsi (s) tertentu dari output (Q0. Tabungan masyarakat S = sQ; bila Q naik S juga naik , dan turun bila Q turun. (d) Semua tabungan masyarakat diinvestasikan S = I = K. Dalam model NeoKlasik tidak lagi dipermasalahkan mengenai keseimbangan S dan I. Dengan kata lain perkataan permasalahan yang menyangkut warranted rate of growth tidak lagi relevan. Proses pertumbuhan dalam model Neo-Klasik selalu memenuhi syarat warranted rate of growth, karena S dinggap selalu sama dengan I.

Ada dua masalah pokok yang saling berkaitan yamg perlu dipelajari mengenai proses pertumbuhan Neo-Klasik ini. Masalah yang pertama menyangkut pertanyaan : apakah proses tersebut akan membawa perekonomian pada suatu pola pertumbuhan tertentu dan bisa diramalkan, apakah proses tersebut berkelan jutan dan sama sekali tidak bisa diduga kemana akan membawa perekonomian kita ? Dengan kata lain perkataan, apakah proses pertumbuhan tersebut akan membawa perekonomian pada posisi keseimbangan jangka panjang (long run equilibrium) atau tidak ? Masalah yang kedua menyangkut pertanyaan : Apabila memang ternyata proses semacam itu akhirnya membawa perekonomian pada posisi keseimbangan jangka panjangnya, apakah cirri-ciri utama posisi ini ) ? Khususnya kita bisa menanyakan mengenai apa yang terjadi dengan output, capital, tenaga kerja, tingkat upah, tingkat keuntungan, dsb pada posisi long run equilibrium ini ? Jawaban bagi kedua masalah tersebut bisa menjadi landasan bagi ekonom dalam meramalkan apa yang akan terjadi dalam jangka panjang terhadap suatu perekonomian, apabila asumsi-asumsi dasar Neo-Klasik tersebut terpenuhi.

C. Keseimbangan Jangka Panjang Perekonomian Neo-Klasik akan menuju ke suatu posisi keseimbangan jangka panjang. Kita memerlukan sedikit manipulasi aljabar untuk menjawab pertanyaan ini. Anggap bahwa fungsi produksi Q = F ( K, L ) mempunyai ciri constsnt return to scale artinya apabila K dan L masing-masing dinaikan dengan x%, mak Q juga akan naik dengan x%. Apabila constant return to scale berlaku, maka kita bisa menyatakan fungsi produksi tersebut dalam bentuk yang lebih sederhana. Selanjutnya F ( k, l ) bisa kita nyatakan sebagai suatu fungsi lain F ( k ) yang hanya mempunyai satu variable ( K saja ) karena angka 1 adalah suatu constant (bukan variable), sehingga fungsi produksi kita menjadi

q = f ( k )(1)

Persamaan ini mengatakan bahwa output per tenaga kerja adalah fungsi dari kapita per tenaga kerja, atau output per kapita adalah fungsi capital per kapita.

Selanjutnya, penduduk (atau tenaga kerja) dianggap tumbuh dengan p setahun dan masyarakat mempunyai kecenderungan menabung yang ditunjukkan oleh prospensity to save s. Semua yang ditabung diinvestasikan dan menambah stock capital dengan K = sQ. setelah mengalami manipulasi aljabar persamaan menjadi:

K= K . L .(2)

Persamaan (2) mengatakan bahwa laju pertumbuhan capital per kapita sama dengan laju partum buhan stok capital (total) minus laju pertumbuhan penduduk atau tanaga kerja. Lalu mana yang disebut keseimbangan jangka panjang ? Solow mengatakan bahwa posisi long run equilibrium akan tercapai apabila capital per kapita , k, mencapai suatu tingkat yang stabil, artimya tidak lagi berubah nilainya. Apabila K constant, maka long run equilibrium akan tercapai. Posisi long run equilibrium ini juga disebut posisi Steady state. Syarat ini mempunyai konsekuensi bahwa k = 0.

D. Ciri Ciri Keseimbangan Apakah karakteristik dari posisi keseimbangan tersebut ? Ciri yang pertama langsung dapat disimpulkan dari urain di atas , yaitu bahwa pada posisi tersebut capital yang dipergunakan dalam proses produksi per pekerja adalah constant (k*) dan output per pekerja atau output perkapita adalah juga constant (q*). Dengan demikian pula capital output ratio adalah juga constant (v*). Karena v*=k* / q* Ciri yang kedua adalah mengenai laju pertumbuhan output, capital dan tenaga kerja. Pada posisi long run equilibrium laju pertumbuhan output bisa disimpulkan dari cirri bahwa output perkapita adalah constant dan penduduk tumbuh dengann p.. jadi singkatnya pada posisi ini Q, K, L tumbuh dengan laju yang sama. Dalam model Neo-Klasik, pertumbuhan Q dan K menyesuaikan diri dengan pertumbuhan penduduk. Dan pertumbuhan penduduklah yang menentukan laju pertumbuhan ekonomi; semakin cepat pertumbuhan penduduk tumbuh, semakin cepat pula pertumbuhan ekonomi. Ini adalah suatu kesimpulan yang bertolak belakang dengan kesimpulan model Klasik maupum model Keynesian (Harrod-Domar). Ciri yang ketiga adalah mengenai Stabilitas dari posisi keseimbangan tersebut. Posisi keseimbangan model Solow-Swan bersifat stabil, dalam arti bahwa

apabila kebetulan perekonomian tersebut tidak pada posisi keseimbangan, maka akan ada kekuatan-kekuatan yang cenderung membawa kembali perekonomian tersebut pada posisi keseimbangan jangka panjangnya. Ciri yang keempat menyangkut tingkat konsumsi danm tingkat tabungan 9investasi) Ciri yang kelima berkaitan dengan imbalan yang diterima oleh masing-masing factor produksi ( K dan L ), lalu aspek distribusi pendapatan. Karena hanya ada macam factor produksi, maka GDP ( = Q ) akakn terbagi habis antara para pemilik capital dan para pemilik factor produksi tenaga kerja (buruh), Q = rK + wL Dimana r adalah tingkat keuntungan yang diterima per unit kapital, dan w adalah tingkat yang diteriama oleh setiap orang buruh. Kita bisa simpulkan bahwa pada posisi keseimbangan jangka panjang baik r maupun w harus konstan yaitu setiap unit kapital menerima imbalan berupa keuntungan tertentu (r*) dan setiap pekerja menerima upah tertentu (w*), dan kedua imbalan ini tidak berubah dalam proses pertumbuhan selanjutnya. Bagaimanakah dengan bagian (share) antara para pemilik kapital dengan para pemilik tenaga kerja (buruh) di dalam GDP Negara tersebut ?. Apabila pada posisi keseimbangan Q, L, K tumbuh dengan laju yang sama, dan r dan w adalah konstan, maka jelas bahwa para pemilik kapital dan kelompok buruh masingmasimg akan menerima bagian dari GDP dalam presentase yang tetap, yaitu rK/Q akan tetap dan wL/Q juga akan tetap dalam proses pertumbuhan perekonomian selanjutnya. Menurut teori ekonomi mikro, imbalan yang diterima oleh suatu factor produksi (pada posisi equilibrium) akan sama dengan marginal productnya. Jadi imbalan bagi factor produksi kapital (pada posisi equilibrium) akan sama dengan MPK. Ciri yang keenam, berkaitan dengan pertumbuhan produktivitas dapat dipengaruhi oleh kemajuian teknologi yang diukur dalam satuan efisiensinya. Misal, apabila jumlah tenaga kerja sebelum adanya kemajuan teknologi adalah 100, dan kemudian ada kemajuan teknologi yang meningkatkan produktivitas pertenaga kerja dengan 50%nya, maka jumlah tenaga kerja efektif setelah kemajuan teknologi adalah 150 (meskipun jumlah manusianya tetap 100, tetapi kemampuan produksinya meningkat menjadi 150). Jadi N (Laju pertumbuhan tenaga kerja efektif) tumbuh karena dua sebab, yaitu: (a) Pertumbuhan jumlah manusia atau pertumbuhan penduduk (misalnya, p per tahun) dan

(b) Pertumbuhan produktivitas per manusia atau kemajuan teknologi (misalnya, t per tahun)

Jadi adanya kemajuan teknologi tidak banyak merubah syarat keseimbangan jangka panjang kecuali adanya koefisien t (laju kemajuan teknologi atau laju kenaikkan produktivitas per tenaga kerja) Ciri-ciri dari keseimbangan dengan kemajuan teknologi ini sedikit berbeda dengan kasus tanpa kemajuan teknologi. Perbedaannya yang kita buat antara jumlah penduduk (L) dan jumlah tenaga kerja efektif (N). Pada posisi keseimbangan, kapital per tenaga kerja efektif adalah konstan (k**) dan output per tenaga kerja efektif adalah juga konstan (q**). Tetapi perhatikan bahwa kapital per kapita (per manusia) meningkat dengan laju t per tahun. Ini disebabkan karena laju pertumbuhan N adalah p + t. Tetapi L tumbuh hanya dengan laju p, sehingga K/L tumbuh dengan laju t, logika yang sama berlaku bagi Q/L. Secara ringkas dalam posisi keseimbangan dengan kemajuan teknologi:

Q=K=N=p+t L=p Q/L tumbuh dengan laju t K/L tumbuh dengan laju t

Makna ekonomis dari kesimpulan-kesimpulan ini adalah bahwa posisi keseimbangan jangka panjang, output (GDP), dan demikian pula stok kapital (K), bisa tumbuh lebih cepat dari pertumbuhan penduduk, tergantung pada ada tidaknya kemajuan teknologi (t positif atau tidak). Teknologi merupakan kunci dari perbaikan GDP per kapita ! Dari segi tingkat keuntungan dan tingkat upah terdapat pula perbedaan dengan kasus tanpa kemajuan teknologi. Kita ingat bahwa GDP akan terbagi habis antara kapital dan tenaga kerja sehingga dipenuhi persamaan

Q = rK + wN

Apabila Q, K, N tumbuh dengan laju yang sama , yaitu p + t, maka r dan w harus konstan. Tingkat keuntungan perunit kapital (r) adalah konstan dan tingkat upah perunit tenaga kerja efektif (w) adalah juga konstan. Tetapi tingkat upah per manusia (atau per pekerja) meningkat dengan makin meningkatnya nilaisetiap manusia yang dinyatakakn dalam unit tenaga kerja efektifnya. Sebagai contoh, apabila w = Rp. 100,- dan sebelumnya ada kemajuan teknologi satu orang pekerja adalah sama dengan satu unittenaga kerja efektif. Kemudian terjadi kemajuan teknologi yang meningkatkan produktivitas buruh menjadi dua kali lipatnya. Dalam hal ini kemajuan teknologi telah membuat satu orang pekerja bernilai dua unit tenaga kerja efektif. Karena setiap unit tenaga kerja efektif digaji Rp. 100,maka sekarang seorang pekerja menerima 2 x Rp. 100,- = Rp. 200,-. Perhatikan di sini adanya kemungkinan perbaikan hidup para pekerja dengan adanya kemajuan teknologi. Perhatikan pula bahwa (setidak-tidaknya dalam model Neo-Klasik) satu-satunya sumber perbaikan bagi para pekerja dalam jangka panjang adalah kemajuan terknologi, bukan akumulasi kapital. Share dari masing-masing factor produksi dalam GDP adalah konstan. Ini jelas apabila kita ingat persamaan

Q = rK + wN

Bahwa Q, K, N tumbuh dengan laju yang sama dan r, w adalah konstan. Sehingga share dari factor produksi kapital dalam GDP (yaitu rK/Q) adalah konstan, dan demikian pula share dari faktor produksi tenaga kerja dalam GDP (yaitu wN/Q) adalah juga konstan. III. KESIMPULAN Solow-Swan Economic : Model Suatu teori yang disusun dengan focus pada peranan perubahan teknologi dalam proses PERTUMBUHAN EKONOMI (ECONOMIC GROWTH). Dalam Model pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar, rasio output modal diasumsikan konstan, sehingga terdapat suatu hubungan garis lurus antara peningkatan jumlah modal (melelui investasi) dan peningkatan yang dihasilkan output. Contoh, jika dibutuhkan modal modal sebesar Rp. 3000,- untuk memproduksi 1000 output, maka rasio output modalnya adalah satu per tiga, dalam hal ini diasumsikan berlaku pada penambahan jumlah modal selanjutnya. sebaliknya, model Solow-Swan menggunakan sebuah fungsi produksi dimana output merupakan suatu fungsi dari modal dan tenaga kerja, dimana modal dapat digantikan dengan tenaga kerja tetapi dengan tingkat kesempurnaan yang bervarias, dan yang menunjukkan pengembalian yang menurun. Jadi apabila

modal ditingkatkan secara relative dibandingkan dengan tenaga kerja, maka peningkatan yang terjadi dala output secara progresifmenjadi lebih kecil. Dengan asumsi bahwa suatu rasio output modalmenjadi variable pada saat jumlah modal suatu negara meningkat, maka pengembalian yang menurun terjadi dan menghasilkan tambahan output yang lebih kecil secara progresif. Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi yang terus menerus membutuhkan tidak saja investasi perluasan modal akan tetapi juga investasi pendalaman modal. Kemajuan teknologi (teknik, proses dan metode baru produksi yang baru dan produ-produk baru) memainkan suatu peranan penting dalam menyeimbangkan pengembalian yang menurun pada saat jumlah modal meningkat.

DAFTAR PUSTAKA Boediono, Teori Pertumbuhan Ekonomi , 1981, BPFE : Yogyakarta. Sadono Sukirno, Pengantar Teori Makro Ekonomi, Edisi kedua, Rajawali Pers Desember 1994 Adi Warman Karim, Ekonomi Islam Suatu kajian Ekonomi Makro, IIIT Indonesia, Mei 2002.
About these ads

BAB II PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN

Neo-klasik adalah istilah yang digunakan untuk mendefinisikan beberapa aliran pemikiran ilmu ekonomi yang mencoba menjabarkan pembentukan harga, produksi, dan distribusi pendapatan melalui mekanisme permintaan dan penawaran pada suatu pasar.

2. TEORI NEO KLASIK Teori pertumbuhan ekonomi Neoklasik

1. Robert Sollow Rober Sollow lahir pada tahun 1950 di Brookyn, ia seorang peraih nobel di bidang dibidang ilmu ekonomi pada tahun 1987. Robert Sollow menekankan perhatiannya pada pertumbuhan out put yang akan terjadi atas hasil kerja dua faktor input utama. Yaitu modal dan tenaga kerja.

2. Harrod dan Domar RF. Harrod dan Evsey Domar tahun 1947 pertumbhan ekonomi menurut Harrod dan domar akan terjadi apabila ada peningkatan produktivitas modal (MEC) dan produktivitas tenaga kerja.

3. Joseph Schumpeter Menurut J. Schumpeter, pertumbuhan ekonomi suatu negara ditentukan oleh adanya proses inovasi-inovasi (penemuan-penemuan baru di bidang teknologi produksi) yang dilakukan oleh para pengusaha. Tanpa adanya inovasi, tidak ada pertumbuhan ekonomi.

Teori Harrod dan Domar

Model pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar adalah model pertumbuhan yang mengacu pada pertumbuhan ekonomi negara-negara maju, model itu merupakan perkembangan langsung teori ekonomi makro Keynes yang merupakan teori jangka pendek yang menjadi teori jangka panjang. Pada model Harrod-Domar investasi diberikan peranan yang sangat penting. Dalam jangka panjang investasi mempunyai pengaruh kembar. Di satu sisi

investasi mempengaruhi permintaan agregat di sisi lain investasi mempengaruhi kapasitas produksi nasional dengan menambah stok modal yang tersedia. Harrod menyimpulkan agar suatu ekonomi nasional selalu tumbuh dengan kapasitas produksi penuh (kesempatan kerja penuh) yang disebutnya sebagai Pertumbuhan ekonomi yang mantap(steady-state growth) efek permintaan yang ditimbulkan dari penambahan investasi harus selalu diimbangi oleh efek penawarannya tanpa terkecuali. Tetapi investasi dilakukan oleh pengusaha yang mempunyai pengharapan yang tidak selalu sama dari waktu ke waktu, karena itu keseimbangan ekonomi jangka panjang yang mantap hanya dapat dicapai secara mantap pula apabila pengharapan para pengusaha stabil dan kemungkinan terjadinya hal itu sangat kecil, seperti yang dikemukakan oleh Joan Robinson (golden age).

Di samping itu Harrod mengemukakan bahwa sekali keseimbangan itu terganggu, maka gangguan itu akan mendorong ekonomi nasional menuju ke arah depresi atau inflasi sekular. Karena itu Harrod melambangkan keseimbangan ekonomi tersebut sebagai keseimbangan mata pisau, mudah sekali tergelincir dan sekali tergelincir semuanya akan menjadi hancur (jadi keseimbangan yang tidak stabil). Model pertumbuhan ekonomi Domar hampir mirip dengan model Harrod walaupun ada beberapa perbedaan yang esensial pula antara kedua model itu. Perbedaan itu khususnya menyangkut mengenai tiadanya fungsi investasi pada model Domar, sehingga investasi yang sebenarnya tidak ditentukan di dalam modelnya. Karena itu kesulitan pencapaian keseimbangan ekonomi jangka panjang yang mantap bagi Harrod, disebabkan oleh sulitnya laju pertumbuhan yang disyaratkan dengan laju pertumbuhan natural, sedang bagi Domar kesulitan itu timbul karena adanya kecenderungan masyarakat untuk melakukan investasi yang relatif terlalu rendah (underinvestment).

Model Neo-Klasik sebagaimana dikemukakan oleh Solow (juga Swan) mencoba memperbaiki kelemahan model Harrod-Domar dengan mengolah asumsi yang mengenai fungsi produksi yang digunakan, dari fungsi produksi dengan proporsi tetap, menjadi fungsi produksi dengan proporsi yang variabel. Berbeda dengan visi Harrod-Domar yang suram dan menakutkan visi teori NeoKlasik adalah visi yang menggembirakan dan serasi dengan proses ekonomi yang otomatik dan mekanistik. Kelemahan pokok teori Neo-Klasik adalah

dihilangkannya peranan pengharapan para pengusaha yang dalam teori Keynes menduduki peranan sentral. Diposkan oleh rhiezqkimo di 02.45

Teori Pertumbuhan Ekonomi


Teori klasik Klasik, menganalisis perekonomian sebelum tahun 1870, klasik mengemukakan : bahwa peranan modal penting artinya bagi pembangunan ekonomi. penggunaan modal tersebut ditekankan untuk meningkatkan penawaran setinggi-tingginya, penawaran yang tinggi akan diikuti oleh permintaan yang tinggi pula. tetapi kenyataannya tidak demikian, karena penawaran yang tinggi tidak diikuti oleh permintaan yang tinggi pula. akibatnya, timbul : 1. over produksi 2. pengangguran 3. deflasi asumsi klasik : 1. 2. 3. 4. perekonomian dalam keadaan full empoyment perekonomian dalam dua sektor tidak ada campur tangan pemerintah pembangunan ekonomi tergantung pada mekanisme pasar

tokoh-tokoh klasik : 1. David Ricardo 2. Adam Smith 3. John Stuart Mill

4. Robert Malthus David ricardo mengatakan bahwa, adanya keterbatasan dalam tingkat kesuburan tanah menurut pendapat, walaupun produksi ditingkatkan dengan tanah yang tetap, maka akan terjadi "the law of deminishing return". bisa diatasi dengan adanya teknologi, melalui extensifikasi, intensifikasi. Asumsi Ricardo : 1. Tanah Terbatas 2. Modal tetap 3. tidak ada teknologi Adam smith, teorinya "Lissez Faire" dengan asumsi: 1. suatu kebijaksanaan yang memberikan kebebasan sepenuhnya kepada para pelaku ekonomi untuk melakukan kegiatan ekonomi. 2. meminimalkan campur tangan pemerintah adam smith tidak menyadari adanya kenaikan hasil lebih yang semakin berkurang. adam smith mengemukakan, bahwa perkembangan penduduk akan mendorong pembangunan ekonomi karena akan memperluas pasar. John Stuart Mill menganalisis mengenai peranan faktor non ekonomi dalam menciptakan pembangunan ekonomi. misalnya, kebiasaan berpikir, pendidkan, adat istiadat, corak institusi dalam masyarakat. beliau berpendapat, bahwa pertambahan penduduk yang terus menerus dengan luas tanah terbatas di dalam pembangunan akan menyebabkan banyak kegiatanhukum kenaikan hasil yang semakin berkurang. agar pembangunan dapat tercipta, perlu adanya golongan masyarakat yang dapat menciptakan pembaharuan-pembaharuan dan pentingnya peranan pendidikan dalam melaksanakan pembangunan ekonomi sebab: 1. mempertinggi pengetahuan teknik baru 2. mempertinggi pengetahuan umum masyarakat robert malthus, mengemukakan bahwa penduduk akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi dimana pertambahan penduduk meningkat secara Deret Ukur sedangkan pertambahan bahan makanan berjalan secara Deret Hitung. penentang Malthus, Double day dan spencer, malthus tidak berpikir tentang teknologi. Teori Keynes (1937) Teorinya bertitik tolak dari teori klasik yang gagal terutama dalam sektor pengangguran. menurut keynes, pentingnya peranan modal dalam pertumbuhan perekonomian dimana penggunaan modal itu ditekankan permintaan yang tinggi, dan permintaan yang tinggi itu diharapkan dapat diikuti oleh penawaran yang

tinggi pula. ternyata tidak berhasil sehingga menimbulkan, inflasi, depresi Asumsi Keynes : 1. 2. 3. 4. perekonomian bisa full employment dan tidak full employmen perekonomian berada dalam 3 sektor adanya campur tangan pemerintah perekonomian dianalisa dalam jangka pendek

Harrod Domar Teorinya lahir berdasarkan teori klasik dan teori keynes yang gagal juga berbicara mengenai penanaman modal di dalam pertumbuhan perekonomian. menurut Harrod Domar peranan modal mempunyai fungsi ganda yaitu : 1. meningkatkan kapasitas produksi 2. meningkatkan daya beli Tujuan penanaman modal : 1. untuk mengganti alat-alat modal yang tidak dapat digunakan lagi 2. untuk memperbesar jumlah alat-alat modal yang tersedia dalam masyarakat Asumsi Harrod Donal : 1. Perekonomian dalam full employment 2. perekonomian berada dalam dua sektor 3. besarnya tabungan masyarakat adalah proporsionil dengan besarnya pendapatan nasional 4. perekonomian di analisa dalam jangka panjang 5. MPS, COR,ICOR adalah kontan Teori Harrod Domar di Indonesia tidak cocok karena Harrod Domar asumsinya full employment, sedangkan di indonesia banyak pengangguran penentang. Harrod Domar adalah Cobb Douglas Kelemahan Harrod Domar : 1. sangat tergantung kepada capital of value yang berlawanan dengan labour theory ricardo dan marx. dimanan lbour adalah suatu sistem yang hanya dapat dimasukkan dalam capital labour ration yang konstan dan keadaan ini terjadi apabila labour bertambah dan capital bertambah pula 2. mengabaikan teknologi, terciptanya laju pertumbuhan ekonomi hanya menitik beratkan kepada modal saja 3. yang dipakai di Indonesia adalah ICOR karena indonesia mempunyai modal terbatas sedangkan untuk mengadakan pembangunan pada tahap permulaan memerlukan modal yang tinggi.

Teori Neo Klasik, teorinya berdasar kepada teori klasik yang nitik beratkan pada kegiatan masyarakat dalam jangka pendek, dan sedikit sekali perhatiannya kepada masalah pertumbuhan ekonomi. kegiatan masyarakat dalam jangka pendek adalah, kegiatan yang berlandaskan kepada mekanisme pasar warisan dari Adam smith bahwa, mekanisme pasar akan menciptakan perkembangan ekonomi walaupun berjalan secara perlahan tetapi selalu berjalan dengan lancar dan teratur. Tokoh-tokoh Neo Klasik 1. 2. 3. 4. Leon Walras Alfred Marshal Knut Wicksel Cobb Douglass

Asumsi Neo Klasik : 1. Perekonomian berfungsi secara efisien akibat mekanisme pasar. 2. Pembangunan ekonomi berjalan secara perlahan dan akan berjalan dengan lancar dan teratur Cobb Douglas, mengemukakan tentang teori fungsi produksi yang menitikberatkan tidak hanya kepada modal saja, tetapi juga kepada teknologi dan tenaga kerja dalam menaikkan laju pertumbuhan ekonomi. Perbedaan Neo Klasik dan Harrod Domar : Neo klasik, landasan teorinya adalah teori klasik. pertumbuhan ekonomi tidak menitik beratkan pada modal saja tapi juga pada perkembangan teknologi dan peningkatan kemampuan tenaga kerja. COR berubah-ubah :

Perekonomian mempunyai kemungkinan di dalam menentukan gabungan modal dan tenaga kerja yang akan digunakan dalam meningkatkan produksi

Harrod DOmar : Landasannya adalah teori klasik dan keynes. pertumbuhan ekonomi dititikberatkan hanya pada modal saja dimana modal mempunyai fungsi ganda yaitu : 1. efektif supply 2. efektif demand Teori Pembangunan Terdapat lima aliran teori pembangunan ekonomi yaitu : 1. Model-model pertumbuhan bertahap-linier 2. Teori dan pola-pola perubahan structural 3. revolusi ketergantungan internasional

4. kontrarevoltion pasar bebas neoklasik 5. teori pertumbuhan ekonomi baru atau endogen Teori tahapan linier dalam teori tahapan linier digambarkan oleh WW Rostow dan Harrod Domar. tahap-tahap pertumbuhan Rostow. lima tahapan ekonomi yang ada, yakni : 1. tahapan masyarakat tradisional 2. tahapan penyusunan kerangka dasar/prasyarat tinggal landas menuju pertumbuhan berkesinambungan yang berlangsung secara otomatis 3. Tahapan tinggal landas 4. Tahapan menuju kematangan ekonomi/kedewasaan 5. Tahapan konsumsi tinggi salah satu faktor pembangunan untuk tinggal landas adalah pengerahan atau mobilisasi dana tabungan guna menciptakan bekal investasi dalam jumlah yang memadai untuk mempercfepat laju pertumbuhan ekonomi adapun mekanisme perekonomian yang mengandalkan peningkatan investasi demi mempercepat pertumbuhan ekonomi, dapat diterangkan melalui model pertumbuhan Harrod Domar Model pertumbuhan Harood Domar dari persamaan Harood Domar dalam teori pertumbuhan ekonomi secara jelas menyatakan bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi secara jelas dinyatakan bahwa tingkat pertumbuhan GNP ditentukan secara bersama-sama oleh rasion tabungan nasional,s serta rasio modal output nasional, k. secara lbeih spesifik, persamaan itu menyatakan bahwa tingkat pertumbuhan pendapatan nasional akan secara langsung atau secara positif berbanding lurus dengan ration tabungan dan secara negative atau perbandingan terbalik terhadap rasio modal output dari suatu perekonomian

Lia Amalia

You might also like