You are on page 1of 1

tanpa terkendali (Faizah: 2010).

Menurut Rahayu (2010) Deteksi dini kanker dimaksudkan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya kanker, deteksi ini dapat mengurangi jumlah kematian akibat kanker karena jika kanker ditemukan pada stadium paling dini biasanya dapat diobati sebelum menyebar lebihjauh. Secara global, kanker servik berkontribusi sebesar 12 persen dari seluruh kanker yang menyerang wanita. Estimasi sekitar tahun 2000-an menunjukkan bahwa insidensi penyakit ini kurang lebih 493.243 jiwa pertahun, sedangkan kematian karena kanker ini sebanyak 273.505 jiwa pertahun. Sementara, sebanyak 80% dari jumlah penderita berasal dari Negara-negara sedang berkembang, karena memang penyakit ini merupakan urutan pertama pembunuh wanita akibat kanker di Negara-negara berkembang. Setiap saat, sekitar 10% wanita di dunia terinfeksi Human Papillomavirus (HPV), salah satu virus penyebab terjadinya kanker servik (Wijaya: 2010) Di Indonesia sendiri, diperkirakan 15.000 kasus baru kanker servik terjadi setiap tahunnya, sedangkan angka kematiannya diperkirakan 7.500 kasus pertahun. Selain itu, setiap harinya diperkirakan terjadi 41 kasus baru kanker servik dan 20 perempuan meninggal dunia karena penyakit tersebut. Dengan angka kejadian ini, kanker servik menduduki urutan kedua setelah kanker payudara pada wanita usia subur usia 15 sampai 44 tahun (Wijaya: 2010). Menurut inilah.com (2010), Salah satu penyebab tingginya angka kejadian kanker serviks di Indonesia adalah karena penyakit ini tidak menimbulkan gejala, sementara kesadaran perempuan Indonesia untuk melakukan deteksi dini secara teratur masih rendah. Berdasarkan data-data diatas, jelas terlihat bahwa angka kejadian kanker serviks masih merupakan suatu keganasan bagi semua wanita dan merupakan masalah besar dalam upaya pengembangan kesehatan di Indonesia sehingga

You might also like