You are on page 1of 18

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Latar belakang dari pembuatana makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kuliah dan sebagai wawasan bagi kami didalam melakukan deteksi dini pada ibu hamil dengan hiperemesis.

B. Tujuan penulisan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai sarana pembelajaran bagi kami agar lebih memahami konsep pembelajaran asuhan yang diberikan kepada ibu hamil, ibu bersalin, dan ibu nifas, dengan cara di atas diharapkan kita sebagai seorang perawat dapat memberikan penatalaksanaan secara dini terhadap komplikasi dan penyulit tersebut.

C. Sistematika Penulisan Dalam penulisan tugas makalah ini, terdiri dari : Bab I Bab II Bab III Bab IV : Pendahuluan : Landasan teori : Asuhan Keperawatan ; Kesimpulan

Asuhan Keperawatan Hiperemesis Gravidarum | 1

BAB II TINJAUAN TEORITIS HIPEREMESIS GRAVIDARUM

A. Pengertian Hiperemesis Gravidarum adalah seorang ibu yang memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum hingga berat badan sangat turun, turgor kulit kurang, diurese kurang dan timbul aceton dalam air kencing (Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung, edisi 1984). Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi (Rustam Mochtar, 1998). Hiperemesis Gravidarum (vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nousea dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga menjadi efek sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan (Ben-Zion, MD, Hal:232). Hiperemesis Gravidarum diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama kehamilan (Hellen Farrer, 1999, hal:112). Hiperemesis Gravidarum atau muntah pernisiosa adalah mual dan muntah yang berlebihan yang menyebabkan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, penurunan berat badan yang nyata, asetonuria, dan kekurangan nutrisi. Walaupun mual dan muntah ringan antara minggu ke 5 dan minggu ke 12 dialami 50% sampai 80% wanita hamil Hiperemesis Gravidarum terjadi hanya pada rata-rata 1% sampai 2% kehamilan (Blackburn et al., 1992).

Asuhan Keperawatan Hiperemesis Gravidarum | 2

B. Etiologi Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Frekuensi kejadian adalah 2 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang dikemukakan (Rustam Mochtar, 1998).

Umumnya terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG

Faktor organik, yaitu karena masuknya viki khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabollik akibat kehamilan serta resitensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahanperubahan ini serta adanya alergi yaitu merupakan salah satu respon dari jaringan ibu terhadap janin.

Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggungan sebagai ibu dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.

Faktor endokrin lainnya : hipertyroid, diabetes dan lain-lain. Pada tubuh wanita yang hamil terjadi perubahan-perubahan yang cukup besar yang

mungkin merusak keseimbangan di dalam badan. Misalnya saja yang dapat menyebabkan mual dan muntah ialah masuknya bagian- bagian villus ke dalam peredaran darah ibu, perubahan endokrin misalnya hypofungsi cortex g1 suprarenalis, perubahan metabolik dan kurangnya pergerakan lambung. Tetapi bagaimana reaksi seorang wanita terhadap kejadian-kejadian tersebut diatas, tergantung pada kekuatan jiwanya dan bagaimana penerimaan ibu itu terhadap kehamilannya. Pada Hyperemesis yang berat dapat diketemukan necrose dibagian central lobulus hati atau degenerasi lemak pada hati. Kelainan ini disebabkan oleh kelaparan bukan oleh adanya toxsin-toxsin. Mungkin juga terdapat kelainan degeneratif pada ginjal, kadang- kadang ada polyneuritis akibat kekurangan vit B karena muntah.

Asuhan Keperawatan Hiperemesis Gravidarum | 3

C. Patologi Pada otopsi wanita meninggal karena Hiperemesis gravidarum diperoleh

keterangan bahwa terjadinya kelainan pada organ-organ tubuh adalah sebagai berikut: a. Hepar : pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak sentrilobuler tanpa nekrosis b. Jantung : jantung atrofi, menjadi lebih kecil dari biasa. Kadang kala dijumpai perdarahan sub-endokardial c. Otak : terdapat bercak-bercak perdarahan otak dan kelainan seperti pada ensepalopati wirnicke d. Ginjal : ginjal tampak pucat dan degenerasi lemak dapat ditemukan pada tubuli kontorti

D. Patofisilogi Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa terjadi pada trimester I. bila perasaan terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida butirik dan aseton darah. Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga caira ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun. Selain itu dehidrasai

menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkuang pula tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Disamping dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. Disamping dehidraasi dan gangguan keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (sindroma mollary-weiss), dengan akibat perdarahan gastrointestinal.

Asuhan Keperawatan Hiperemesis Gravidarum | 4

E. Pathways
Faktor alergi Faktor predisposisi Peningkatan estrogen

Emesis gravidarum

Penurunan pengossongan lambung

Peningkatan tekanan gaster Penyesuaian Komplikasi

Hiperemesis gravidarum

Intake nutrisi menurun

Kehilangan cairan berlebih

Gangguan nutrisi kebutuhan tubuh

Dehidrasi Pengeluaran nutrisi berlebihan Cairan eksta seluler dan plasma

hemokonsentrasi

Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

Aliran darah ke jaringan menurun

Metabolisme intra sel menurun

Perfusi jaringan otak

Otot lemah

Penurunan kesadaran

Kelemahan tubuh

Intoleransi aktifitas

Asuhan Keperawatan Hiperemesis Gravidarum | 5

F. Tanda dan Gejala Gejala gejala yang khas yaitu : Muntah yang hebat Haus Dehydrasi (exsikkose) Foestor ex ore Berat badan turun Keadaan umum mundur Kenaikan suhu Icterus Gangguan cerebral ( Laboratorium : protein, aceton, urobilinogen, porphyrin, dalam urinebertambah, silinder +. Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut hiperemesis gravidarum tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan bila lebih dari sepuluh kali muntah. Akan tetapi apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hiperemesis gravidarum. Menurut berat ringannya gejala dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu : 1. Tingkatan I (ringan) Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita Ibu merasa lemah Nafsu makan tidak ada Berat badan menurun Merasa nyeri pada epigastrium Nadi meningkat sekitar 100 per menit Tekanan darah menurun Turgor kulit berkurang Lidah mongering Mata cekung

2. Tingkatan II (sendang) Penderita tampak lebih lemah dan apatis Turgor kulit mulai jelek

Asuhan Keperawatan Hiperemesis Gravidarum | 6

Lidah mengering dan tampak kotor Nadi kecil dan cepat Suhu badan naik (dehidrasi) Mata mulai ikterik Berat badan turun dan mata cekung Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi asetonuria.

3. Tingkatan III (berat) Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen sampai koma) Dehidrasi hebat Nadi kecil, cepat dan halus Suhu badan meningkat dan tensi turun Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal dengan enselopati wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia dan penurunan mental Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati.

G. Pemeriksaan Ketika seorang wanita dating dengan keluhan mual dan muntah , riwayat berikut harus dikaji untuk membantu membedakan antara mual dan muntah akibat kehamulan atau kondisi patologis ini. 1. Riwayat a. Frekuensi muntah b. Hubungan muntah dengan asupan makanan ( jenis dan jumlah ) c. Riwayat pola makan ( jenis makanan dan minuman , jumlah, waktu pemberian, dan reaksinya) d. Riwayat pengobatan ( termasuk reaksi obat) e. Riwayat gangguan makan f. Riwayat diabetes g. Pembedahan abdomen sebelumnya. h. Frekuensi istirahat i. Kecemasan dalam kehamilan j. Dukungan keluarga

Asuhan Keperawatan Hiperemesis Gravidarum | 7

2. Pemeriksaan fisik a. Berat badan ( dan hubungannya dengan berat badan sebelumnya) b. Suhu badan , denyut nadi, dan pernafasan c. Turgor kulit d. Kelembapan membrane mukosa e. Kondisi lidah ( bengkak, kering, pecah-pecah) f. Palpasi abdomen untuk melihat pembesaran organ , dan nyeri tekan. g. Pengkajian pertumbuhan janin. 3. Laboratorium a. Pemeriksaan keton dalam urine b. Urinalis 4. Pengkajian Kondisi yang mengindikasikan bahwa wanita mengalami dehidrasi meliputi turgor kulit buruk, peningkatan frekuensi nadi dan oernapasan, penurunan pengeluaran urine.

H. Penatalaksanaan Medis 1. Pencegahan Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum diperlukan dengan jalan memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologis. Hal itu dapat dilakukan dengan cara : Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan berumur 4 bulan. Ibu dianjurkan untuk mengubah pola makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering arau biskuit dengan teh hangat Hindari makanan yang berminyak dan berbau lemak Makan makanan dan minuman yang disajikan jangan terlalu panas atau terlalu dingin Usahakan defekasi teratur.

Asuhan Keperawatan Hiperemesis Gravidarum | 8

2. Terapi obat-obatan Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak berkurang maka diperlukan pengobatan. Tidak memberikan obat yang terotogen Sedativa yang sering diberikan adalah Phenobarbital Vitamin yang sering dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6 Antihistaminika seperti dramamine, avomine Pada keadaan berat, anti emetik seperti diklomin hidrokhoride atau

khlorpromazine. Hiperemesis gravidarum tingkatan II dan III harus dirawat inap di rumah sakit. Adapun terapi dan perawatan yang diberikan adalah sebagai berikut : 1. Isolasi Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara baik. Jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan dokter saja yang boleh masuk. Catat cairan yang keluar dan masuk. Kadang-kadang isolasi dapat mengurangi atau menghilangkan gejala ini tanpa pengobatan 2. Terapi psikologik Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar,normal dan fisiologik. Jadi tidak perlu takur dan khawatir. Yakinkan penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan dan dihilangkan masalah atu konflik yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini. 3. Terapi mental Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukosa 5 %, dalam cairan gram fisiologis sebanya 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah dengan kalium dan vitamin khususnya vitamin B kompleks dn vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino esensial secara intravena. Buat dalam daftar kontrol cairan yang amsuk dan dikeluarkan. Berikan pula obat-obatan seperti yang telah disebutkan diatas.

Asuhan Keperawatan Hiperemesis Gravidarum | 9

4. Terminasi kehamilan Pada beberapa kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, takikardia, ikterik, anuria, dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena disatu pihak tidak boleh dilakukan terlalu capat dan dipihal lain tidak boleh menunggu sampai terjadi irreversible pada organ vital.

Asuhan Keperawatan Hiperemesis Gravidarum | 10

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian 1. Data Subjektif Nausea dan vomitus merupakan gejala-gejala utama. Pasien tidak dapat menahan makanan dan kehilangan berat badan. Beberapa pasien mengeluh air liurnya berlebihan/hipersalivasi. Riwayat haid: sebagian besar pasien sadar akan haid yang tidak datang dan mengetahui bahwa mereka hamil. Tetapi kadang-kadang pasien tidak dapat memberikan informasi yang penting ini, sehingga mengaburkan diagnosis.

2. Data Objektif Pemeriksaan fisik Pemeriksaan umum: kulit dan membrane mukosa sering tampak kering dan turgor menurun. Pasien dapat menjadi kurus. Vomitus yang iritatif dapat membuat erosi pada bibir dan wajah; lidah tampak merah, kering dan pecah-pecah. Faring kering dan merah, dan pernapaan berbau busuk dengan bau seperti buah-buahan yang khas untuk ketoasidosis. Takikardia dan hipotensi dapat menunjukkan dehidrasi hipovolemia. Pada penyakit yang berat dan berkepanjangan, aberasi mental, delirium, sakit kepala, stupor dan koma dapat terjadi Pemeriksaan abdomen: temuan ini biasanya normal, meskipun rasa sakit dihepar dapat ditemukan Pemeriksaan pelvis: uterus lunak dan membesarkan sesuai dengan umur gestasi

Kebutuhan Dasar Khusus Aktifitas istirahat Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali per menit). Integritas ego Konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi tentang kondisinya, kehamilan tak direncanakan.

Asuhan Keperawatan Hiperemesis Gravidarum | 11

Eliminasi Perubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi berkemih Urinalisis : peningkatan konsentrasi urine.

Makanan/cairan Mual dan muntah yang berlebihan (4 8 minggu) , nyeri epigastrium, pengurangan berat badan (5 10 Kg), membran mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata cekung dan lidah kering.

Pernafasan Frekuensi pernapasan meningkat. Keamanan Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam koma Seksualitas Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan abortus terapeutik.

Interaksi sosial Perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran, respon anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan sakit, sistem pendukung yang kurang.

Tes Laboratorium Pemeriksaan darah lengkap dengan apusan darah: nilai hemoglobin dan hematokrit yang meningkat menunjukkan hemokosentrasi berkaitan dengan dehidrasi. Anemia yang mungkin merupakan konsekuensi dari mal nutrisi. Urinalisis: urin biasanya hanya sedikit dan mempunyai kosentrasi tinggi sebagai akibat dehidrasi. Aseton menunjukkan asidosis starvasi.

Asuhan Keperawatan Hiperemesis Gravidarum | 12

B. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan data pengkajian, diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien hyperemesis gravidarum adalah meliputi : 1. Ketidakseimbngan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual-muntah 2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan secara aktif 3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum

C. Intervensi 1. Ketidakseimbngan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual-muntah Tujuan : Dalam waktu 3x24jam setelah diberikan tindakan pemenuhan nutrisi klien terpenuhi Kriteria Hasil : Berat badan ideal Bising usus normal Membrane mukosa lembab

Intervensi : Timbang dan catat berat badan pasien pada jam yang sama setiap hari R/ Untuk mendapatkan pembacaan yang paling akurat

Pantau asupan dan haluaran pasien R/ Karena berat badan dapat meningkat sebagai akibat dari retensi cairan

Kaji dan catat bising usus pasien satu kali setiap ergantian tugas jaga R/ Untuk memantau peningkatan dan penurunannya

Auskultasi dan catat suara napas pasien setiap 4 jam R/ Untuk memantau aspirasi

Asuhan Keperawatan Hiperemesis Gravidarum | 13

2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan secara aktif Tujuan dan Kriteria Hasil: Dalam waktu 3x24 jam Membrane mukosa lembab CRT kurang dari 3 detik TTV normal

Intervensi : Pantau dan catat TTV setiap 2 jam atau sesering mungkin sesuai keperluan sampai stabil. Kemudian pantau dan catat TTV setiap 4 jam R/ Takikardia, dispnea, atau hipotensi dapat mengindikasikan kekurangan volume cairan atau ketidakseimbangan elektrolit.

Ukur asupan dan haluaran setiap 1 sampai 4 jam. Catat dan laporkan perubahan yang signifikan termasuk urine, feses, muntahan, drainase luka, drainase nasogastrik, drainase slang dada, dan haluaran yang lain. R/ Haluaran urine yang rendah dan berat jenis urine yang tinggi mengindikasikan hipovolemia

Timbang pasien pada waktu yang sama setiap hari R/ Untuk memberikan data yang lebih akurat dan konsisten. Berat badan merupakan indicator yang baik untuk status cairan.

Kaji turgor kulit dan membrane mukosa mulut setiap 8 jam R/ Untuk memeriksa dehidrasi

Berikan perawatan mulut dengan cermat setiap 4 jam R/ Untuk menghindari dehidrasi membrane mukosa

Asuhan Keperawatan Hiperemesis Gravidarum | 14

Periksa berat jenis urin setiap 8 jam R/ Peningkatan berat jenis urine dapat mengindikasikan dehidrasi

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam terjadi peningkatan toleransi aktivitas. Kriteria Hasil : Melaporkan dan mendemonstrasikan peningkatan aktivitas fisik yang dapat diukur Skala mobilitas 0-1 Skala kekuatan otot 5 (dapat melawan tahanan) Klien terlihat segar

Intervensi : Kaji tingkat berfungsi pasien dengan menggunakan skala mobilitas fungsional. Komunikasikan tingkat ini pada staf R/ Komunikasi diantara anggota staf dapat meyakinkan kontiunitas perawatan dan mempertahankan kemandirian

Kecuali dikontraindikasikan, lakukan ROM setiap 2 sampai 4 jam. Tingkatkan dari pasif ke aktif, sesuai toleransi pasien. R/ Latihan ROM dapat mencegah kontraktur sendi dan atrofi otot

Kaji kehilangan/gangguan keseimbangan gaya jalan, kelemahan otot R/ Menunjukkan perubahan neurologi karena defisiensi vitamin B12

mempengaruhi kamanan pasien /resiko cedera Awasi TD, nadi, pernapasan, selama dan sesudah aktivitas. Catat respon terhadap tingkat aktivitas (mis. Peningkatan denyut jantung/TD, disritmia, pusing, dispnea, takipnea, dan sebagainya) R/ Manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk membawa jumlah oksigen adekuat ke jaringan

Asuhan Keperawatan Hiperemesis Gravidarum | 15

D. Evaluasi Hasil asuhan keperawatan yang diharapkan adalah sebagai berikut : Klien dapat menyebutkan efek Hiperemesis Gravidarum pada hasil akhir perinatal dan terepi untuk mencegah komplikasi Klien dapat memberikan respon terhadap nutrisi oral atau perifer atau TPN dan berhenti muntah Klien dapat memperlihatkan kenaikan berat badan yang positif Pasien terhindar dari kerusakan kulit atau infeksi disekitar pemasangan slang TTV tetap stabil Volume cairan tetap adekuat Pasien mempunyai turgor kulit normal dan membrane mukosa lembap Berat jenis urin tetap di antara 1,005 dan 1,010 Pasien mempertahankan keseimbangan cairan ( asupan seimbang dengan haluaran) Pasien menyatakan peningkatan rasa nyaman Membrane mukosa mulut merah muda dan lembap Pasien mempertahankan kekuatan otot dan ROM sendi Pasien melakukan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang dapat ditoleransi

Asuhan Keperawatan Hiperemesis Gravidarum | 16

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Hiperemesis gravidarum

adalah mual muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umum pasien memburuk. Penyebab Hiperemesis gravidarum secara pasti belum diketahui, faktor

predisposisinya antara lain, peningkatan kadar HCG, faktor organik, dan faktor endokrin lainnya, serta beberapa ahli teori telah mengjukan bahwa hiperemesis gravidarum berkaitan dengan ambivalensi wanita dan kesulitan menyesuaikan diri secara psikologis terhadap kehamilan dan peran menjadi ibu. Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan dehidrasi, kekurangan energi,

tertimbun zat metabolik toksik, terganggunya keseimbangan elektrolit dan perdarahan gastrointestinal Hiperemesis gravidarum terbagi dalam 3 tingkatan yaitu ringan, sedang dan berat dan juga penanganan Hiperemesis gravidarum pada tahap awal adalah pencegahan yaitu dengan memberikan konseling untuk menghadapi kehamilan dan komplikasinya Terapi yang diberikan pada kasus Hiperemesis gravidarum adalah terapi obatobatan, terapi psikologik, terapi parenteral dan isolasi. Apabila keadaan tetap memburuk terminasi kehamilan perlu dipertimbangkan.

Asuhan Keperawatan Hiperemesis Gravidarum | 17

DAFTAR PUSTAKA

Sharon J, Reeder. 2011. Keperawatan Maternitas, Edisi 18. Jakarta: EGC. Doenges,E,Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC. Babak, Lowdermik, Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta: EGC. . 1984. Obstetri Patologi. Bandung: Elstar Offset.

Asuhan Keperawatan Hiperemesis Gravidarum | 18

You might also like