Professional Documents
Culture Documents
ASKEP KOMUNITAS RT 01 DUSUN MEGA MELATI KECAMATAN SUNGAI AMBAWANG KABUPATEN KUBU RAYA
DISUSUN OLEH: Asri Derri Saputra Fajar Suharyanto Wulan Purnama sari
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Sejak keluarnya Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 574/Menkes/ SK/IV/2000, telah di tetapkan visi pembangunan kesehatan, yaitu Indonesia Sehat 2013. Visi tersebut menggambarkan bahwa pada tahun 2013 bangsa indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat serta mampu menjangkau pelayanna kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, memiliki pendidikan setinggi-tingginya serta memiliki ekonomi keluarga yang mampu meningkatkan derajat hidup keluarga sehingga memiliki derajat kesehatan yang optimal. Sejalan dengan itu telah banyak kemajuaan yang kita capai, namun kemajuankemajuan itu masih jauh dari apa yang di harapkan pada tahun 2013. Untuk menujang percepatan dan pencapaian visi tersebut, Departemen Kesehatan merumuskan visi yaitu : masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat, dengan misi Membuat Rakyat Sehat. Salah satu strategi untuk mencapai visi tersebut adalah menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat. Desa sebagai unit kepemerintahan terkecil yang bersentuhan langsung dengan kehidupan masyarakat merupakan gambaran nyata terhadap situasi dan kondisi masyarakat desa saat ini. Oleh karna itu, pembangunan yang berorientasi pada pedesaan, salah satunya dengan program posyandu lansia, merupakan pembangunan yang sesungguhnya, menyentuh langsung apa sebenarnya yang dibutuhkan dan di harapkan oleh masyarakat kita. Kalimantan Barat termasuk desa terpencil yang terletak di kepulauan atau di perbatasan indonesia-malaysia. Desa-desa tersebut tersebar di 14 kabupaten/ kota di
kalbar termasuk kabupaten kubu raya yang memiliki 106 desa dengan 17 buah puskesmas. Sebanyak 952 desa yang siap memerlukan pembinaan secara intensif agar perkembangan desa dapat berjalan sesuai harapan. (profil dinkes profensi kalbar 2008). Desa Mega Timur merupakan salah satu desa yang telah dikembangkan dalam pembentukan posyandu lansia, namun dalam perkembangan nya masih jauh dari apa yang di harapkan. Sehingga saat ini masih butuh bantuan dari pemerintah dan warga sekitar dalam pembangunan fasilitas kesehatan dan tenaga SDM masyarakat Mega Timur. Dusun Mega Melati adalah salah satu dari sekian dusun yang ada di Mega Timur, dalam keseharian masyarakat Dusun Mega Melati RT 01 berkerja sebagai petani, berkebun, buruh bangunan dan berwiraswasta. Fasilitas kesehatan yang minim di Dusun Mega Melati merupakan masalah yang harus segera di selesaikan oleh pemerintah bersama dengan masyarakat setempat.
BAB II TINJAUAN TEORI I. KONSEP TEORI A. PENGERTIAN Penyakit reumatik adalah penyakit inflamasi non- bakterial yang bersifat sistemik, progesif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi secara simetris. (Rasjad Chairuddin, Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi, hal. 165). Rematoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi penyakit ini juga melibatkan seluruh organ tubuh (Hidayat, 2006). Artritis Reumatoid (Rheumatoid arthritis) is a chronic inflammatory disease with primary manifestation poliartritis progressive and involve all the organs, jadi merupakan suatu penyakit inflamasi kronik dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh. (Arif Mansjour. 2001) Artritis reumatoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh.(Kapita Selekta Kedokteran, 2001 : hal 536)
B. PENYEBAB / ETIOLOGI Penyebab penyakit ini belum diketahui dengan jelas tapi dianggap kelainan auotimun memegang peranan penting. Penyakit ini sering didapatkan pada usia 40-50 tahun tetapi dapat pula dijumpai pada usia lain. Wanita 3x lebih sering dibanding pria. Penyakit ini akan menonaktifkan dan menimbulkan rasa nyeri pada sendi saat terjadi mobilitas.
Penyebab utama penyakit Reumatik masih belum diketahui secara pasti. Biasanya merupakan kombinasi dari faktor genetik, lingkungan, hormonal dan faktor sistem reproduksi. Namun faktor pencetus terbesar adalah faktor infeksi seperti bakteri, mikoplasma dan virus (Lemone & Burke, 2001). Ada beberapa teori yang dikemukakan sebagai penyebab Artritis Reumatoid, yaitu : Infeksi Streptokkus hemolitikus dan Streptococcus non-hemolitikus. Endokrin Autoimmun Metabolik Faktor genetik serta pemicu lingkungan Pada saat ini Artritis rheumatoid diduga disebabkan oleh faktor autoimun dan infeksi. Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II; faktor infeksi mungkin disebabkan oleh karena virus dan organisme mikroplasma atau grup difterioid yang menghasilkan antigen tipe II kolagen dari tulang rawan sendi penderita.
C. PATOFISIOLOGI Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema, kongesti vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang berkelanjutan, sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi artikular kartilago dari sendi. Pada persendian ini granulasi membentuk pannus, atau penutup yang menutupi kartilago. Pannus masuk ke tulang sub chondria. Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis. Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi. Bila kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi,
karena jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis). Kerusakan kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian. Invasi dari tulang sub chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat. Lamanya arthritis rhematoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan masa adanya serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang yang sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi. Yang lain. terutama yang mempunyai faktor rhematoid (seropositif gangguan rhematoid) gangguan akan menjadi kronis yang progresif. Secara singkat dapat dikatakan Reaksi autoimun dalam jaringan sinovial yang melakukan proses fagositosis yang menghasilkan enzim enzim dalam sendi untuk memecah kolagen sehingga terjadi edema proliferasi membran sinovial dan akhirnya membentuk pannus. Pannus tersebut akan menghancurkan tulang rawan dan menimbulkan erosi tulang sehingga akan berakibat menghilangnya permukaan sendi yang akan mengganggu gerak sendi.
D. MANIFESTASI KLINIK Ada beberapa gambaran / manifestasi klinik yang lazim ditemukan pada penderita Reumatik. Gambaran klinik ini tidak harus muncul sekaligus pada saat yang bersamaan oleh karena penyakit ini memiliki gambaran klinik yang sangat bervariasi. Gejala-gejala konstitusional, misalnya lelah, kurang nafsu makan, berat badan menurun dan demam. Terkadang kelelahan dapat demikian hebatnya. Poliartritis simetris (peradangan sendi pada sisi kiri dan kanan) terutama pada sendi perifer, termasuk sendi-sendi di tangan, namun biasanya tidak
melibatkan sendi-sendi antara jari-jari tangan dan kaki. Hampir semua sendi diartrodial (sendi yang dapat digerakan dengan bebas) dapat terserang. Kekakuan di pagi hari selama lebih dari 1 jam, dapat bersifat umum tetapi terutama menyerang sendi-sendi. Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan sendi pada osteoartritis (peradangan tulang dan sendi), yang biasanya hanya berlangsung selama beberapa menit dan selama kurang dari 1 jam. Artritis erosive merupakan ciri khas penyakit ini pada gambaran radiologik. Peradangan sendi yang kronik mengakibatkan pengikisan ditepi tulang Deformitas : kerusakan dari struktur penunjang sendi dengan perjalanan penyakit. Pergeseran ulnar atau deviasi jari, pergeseran sendi pada tulang telapak tangan dan jari, deformitas boutonniere dan leher angsa adalah beberapa deformitas tangan yang sering dijumpai pada penderita. Pada kaki terdapat tonjolan kaput metatarsal yang timbul sekunder dari subluksasi metatarsal. Sendi-sendi yang besar juga dapat terserang dan mengalami pengurangan kemampuan bergerak terutama dalam melakukan gerakan ekstensi. Nodula-nodula reumatoid adalah massa subkutan yang ditemukan pada sekitar sepertiga orang dewasa penderita rematik. Lokasi yang paling sering dari deformitas ini adalah bursa olekranon (sendi siku) atau di sepanjang permukaan ekstensor dari lengan, walaupun demikian tonjolan) ini dapat juga timbul pada tempat-tempat lainnya. Adanya nodula-nodula ini biasanya merupakan petunjuk suatu penyakit yang aktif dan lebih berat. Manifestasi ekstra-artikular (diluar sendi): reumatik juga dapat menyerang organ-organ lain diluar sendi. Seperti mata: Kerato konjungtivitis siccs yang merupakan sindrom Sjogren, sistem cardiovaskuler dapat menyerupai
perikarditis konstriktif yang berat, lesi inflamatif yang menyerupai nodul rheumatoid dapat dijumpai pada myocardium dan katup jantung, lesi ini dapat menyebabkan disfungsi katup, fenomena embolissasi, gangguan konduksi dan kardiomiopati.
E. DIAGNOSIS ARTRITIS Diagnosis artritis reumatoid dikatakan positif apabila sekurang-kurangnya empat dari tujuh kriteria ini terpenuhi. Kriteria diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapat poli- arthritis yang simetris yang mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan kaki serta menetap sekurang-kurangnya 6 minggu atau lebih bila ditemukan nodul subkutan atau gambaran erosi peri-artikuler pada foto rontgen. Kriteria Artritis rematoid menurut American reumatism Association (ARA) adalah: Kekakuan sendi jari-jari tangan pada pagi hari (Morning Stiffness). Nyeri pada pergerakan sendi atau nyeri tekan sekurang-kurangnya pada satu sendi. Pembengkakan ( oleh penebalan jaringan lunak atau oleh efusi cairan ) pada salah satu sendi secara terus-menerus sekurang-kurangnya selama 6 minggu. Pembengkakan pada sekurang-kurangnya salah satu sendi lain. Pembengkakan sendi yanmg bersifat simetris. Nodul subcutan pada daerah tonjolan tulang didaerah ekstensor. Gambaran foto rontgen yang khas pada arthritis rheumatoid Uji aglutinnasi faktor rheumatoid Pengendapan cairan musin yang jelek Perubahan karakteristik histologik lapisan sinovia Gambaran histologik yang khas pada nodul
Berdasarkan kriteria ini maka disebut : Klasik : bila terdapat 7 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya selama 6 minggu Definitif : bila terdapat 5 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya selama 6 minggu. Kemungkinan rheumatoid : bila terdapat 3 kriteria dan berlangsung sekurangkurangnya selama 4 minggu.
F. PENATALAKSANAAN Tujuan utama terapi adalah: Meringankan rasa nyeri dan peradangan memperatahankan fungsi sendi dan kapasitas fungsional maksimal penderita. Mencegah atau memperbaiki deformitas Program terapi dasar terdiri dari lima komponen dibawah ini yang merupakan sarana pembantu untuk mecapai tujuan-tujuan tersebut yaitu: Istirahat Latihan fisik Panas Pengobatan : Aspirin (anti nyeri)dosis antara 8 s.d 25 tablet perhari, kadar salisilat serum yang diharapakan adalah 20-25 mg per 100 ml. Natrium kolin dan asetamenofen meningkatkan toleransi saluran cerna terhadap terapi obat.
Obat anti malaria (hidroksiklorokuin, klorokuin) dosis 200 600 mg/hari mengatasi keluhan sendi, memiliki efek steroid sparing sehingga menurunkan kebutuhan steroid yang diperlukan.
Garam emas Kortikosteroid Nutrisi diet untuk penurunan berat badan yang berlebih
Bila Rhematoid artritis progresif dan, menyebabkan kerusakan sendi, pembedahan dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri dan memperbaiki fungsi. Pembedahan dan indikasinya sebagai berikut: 1. Sinovektomi, untuk mencegah artritis pada sendi tertentu, untuk mempertahankan fungsi sendi dan untuk mencegah timbulnya kembali inflamasi. 2. Arthrotomi, yaitu dengan membuka persendian. 3. Arthrodesis, sering dilaksanakan pada lutut, tumit dan pergelangan tangan.
II.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN Data dasar pengkajian pasien tergantung padwa keparahan dan keterlibatan organorgan lainnya ( misalnya mata, jantung, paru-paru, ginjal ), tahapan misalnya eksaserbasi akut atau remisi dan keberadaaan bersama bentuk-bentuk arthritis lainnya.
a. Aktivitas / istirahat Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada sendi; kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris. Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan, keletihan. Tanda : Malaise, Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktor/ kelaianan pada sendi. b. Kardiovaskuler Gejala: Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki (mis: pucat intermitten, sianosis, kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal). c. Integritas ego Gejala: Faktor-faktor stres akut / kronis: mis; finansial, pekerjaan,
ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan. Keputusan dan ketidakberdayaan (situasi ketidakmampuan), Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi (misalnya ketergantungan pada orang lain). d. Makanan / cairan Gejala: Ketidakmampuan untuk menghasilkan / mengkonsumsi makanan / cairan adekuat: mual, anoreksia, Kesulitan untuk mengunyah (keterlibatan TMJ) Tanda: Penurunan berat badan, Kekeringan pada membran mukosa. e. Hygiene Gejala: Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi, ketergantungan.
f. Neurosensori Gejala: Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan, pembengkakan sendi simetris. g. Nyeri / kenyamanan Gejala: Fase akut dari nyeri (mungkin tidak disertai oleh pembengkakan jaringan lunak pada sendi). h. Keamanan Gejala: Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutaneus. Lesi kulit, ulkus kaki. Kesulitan ringan dalam menangani tugas / pemeliharaan rumah tangga. Demam ringan menetap. Kekeringan pada meta dan membran mukosa. i. Interaksi sosial Gejala: Kerusakan interaksi sosial dengan keluarga/ orang lain; perubahan peran; isolasi.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN Nyeri akut kronis berhubungan dengan distensi jaringan akibat akumulasi cairan/ proses inflamasi/ destruksi sendi. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal, nyeri/ ketidaknyamanan, intoleransi terhadap aktivitas atau penurunan kekuatan otot. Gangguan citra tubuh/ perubahan penampilan peran berhubungan dengan perubahan kemampuan untuk melakukan tugas-tugas umum, peningkatan penggunaan energy atau ketidakseimbangan mobilitas.
Kurang perawatan diri berhubungan dengan kerusakan musculoskeletal, penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri saat bergerak, atau depresi.
Resiko
tinggi
kerusakan
penatalaksanaan
pemeliharaan
rumah
berhubungan dengan proses penyakit degenerative jangka panjang, system pendukung tidak adekuat. Kurang pengetahuan/ kebutuhan belajar mengenai penyakit, prognosis, dan pengobatan berhubungan dengan kurang pemajanan/mengingat, kesalahan interpretasi informasi.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN NO. 1. DIAGNOSA Nyeri akut kronis INTERVENSI Kaji keluhan nyeri, RASIONAL Membantu menentukan manajemen dalam kebutuhan nyeri dan
berhubungan dengan distensi akibat cairan/ inflamasi/ sendi. jaringan akumulasi proses destruksi
skala nyeri serta catat lokasi dan intensitas, factor-faktor mempercepat, yang dan
efektifitas program.
respon rasa sakit non verbal. Berikan matras/ kasur keras, bantal kecil. Matras yang lembut/ empuk, bantal yang besar akan menjaga pemeliharaan kesejajaran tubuh yang
Peninggian
Biarkan
klien
mengambil posisi yang nyaman waktu tidur Mengistirahatkan sendi yang sakit sendidan posisi brace
atau duduk di kursi. Tingkatkan istirahat di tempat indikasi. Tempatkan/ penggunaan pantau bantal, tidur sesuai
mobilitas/ fungsi sendi. Mencegah kelelahan kekakuan Menstabilkan mengurangi terjadinya umum dan sendi. sendi, gerakan/ rasa
Anjurkan klien untuk sering merubah posisi, Bantu bergerak tidur, klien di untuk tempat sendi Meningkatkan otot, dan relaksasi mobilitas,
sokong
yang sakit di atas dan bawah, hindari gerakan yang menyentak. Anjurkan klien untuk mandi Sediakan hangat mengompres yang sakit. air hangat. waslap untuk sendi Pantau
menghilangkan
kekakuan
dihilangkan
Obat-obatan:
Bekerja
inflamasi analgesik
Berikan
obat-obatan
mengurani
meningkatkan
mobilitas.
ASA harus dipakai secara regular kadar teurapetik. mengindikasikan ASA memiliki yang untuk mendukung darah Riset bahwa indeks paling lain
dalam
NSAID
klien
tidak
memberikan
dari aspirin. -NSAID missal (motrin), sulindak, lainnya, ibuprofen naproksen, proksikam
- Dapat mengontrol efekefek sistemik dari RA jika terapi berhasil. lainnya Efek tidak samping
(feldene), fenoprofen.
-D-penisilamin (cuprimine).
leucopenia, anemia aplastik membutuhkan yang ketat. pemantauan Obat harus waktu
diberikan
diantara
antara makanan dan produk antasida dan besi. - Diberikan bersamaan dengan NSAID untuk meminimalkan iritasi/ lambung. - Meskipun narkotik umumnya adalah kontraindikasi, namun -Antasida karena sifat kronis dari ketidaknyamanan
2.
Istirahat
sistemik
dianjurkan
diperlukan. Buat jadwal aktivitas dengan yang toleransi sesuai untuk periode yang terus
untuk
mencegah
memberikan istirahat
menerus dan tidur malam hari yang tidak terganggu. Bantu klien dengan Mempertahankan/
fungsi dan
Latihan
yang
adekuat menimbulkan kekakuan sendi, karenanya aktivitas yang berlebihan dapat merusak sendi.
Ubah posisi klien setiap dua jam dengan bantuan personel yang cukup. /bantu
Demonstrasikan
perawatan diri dan kemandirian klien. Tehnik pemindahan yang tepat dapat mencegah robekan abrasi kulit. Meningkatkan stabilitas (
teknik pemindahan dan penggunaan mobilitas. Posisikan sendi yang sakit dengan bantal, kantung pasir, gulungan trokanter, dan bebat, brace. bantuan
mengurangi resiko cidera ) dan mempertahankan posisi sendi yang diperlukan dan kesejajaran tubuh serta dapat mengurangi kontraktur.
tegak dan duduk, berdiri, dan berjalan. Berikan lingkungan yang aman, menaikkan menggunakan misalnya kursi/kloset, pegangan Menghindari cidera akibat
kecelakaan/ jatuh.
tangga pada bak/pancuran dan toilet, penggunaan alat bantu roda. mobilitas/kursi
Konsultasi
dengan
ahli
mengidentifikasi mobilitas. Berikan obat obatan sesuai indikasi : -Agen antireumatik, mis garam emas, natrium Obat obatan :
- Krisoterapi ( garam emas ) dapat dramatis tetapi menghasilkan / dapat remisi terus menerus mengakibatkan
tiomaleat.
inflamasi rebound bila terjadi penghentian atau dapat terjadi efek samping serius, misl krisis nitrotoid seperti pusing,
penglihatan kabur, kemerahan tubuh, dan berkembang menjadi syok anafilaktik. -Steroid. - Mungkin dibutuhkan untuk menekan akut. inflamasi sistemik
3.
klien
melalui dan
terdekat.
lain
penggunaan atau
energy
ketidakseimbangan mobilitas.
sehari aspek
termasuk seksual.
orang terdekat menerima keterbatasan klien. Akui perasaan bermusuhan, ketergantungan. Obesrvasi perilaku klien terhadap kemungkinan dan menerima berduka, serta
bagaimana klien memandang dirinya sendiri. Nyeri konstan akan melelahkan, perasaan marah, dan
Dapat menujukkan emosional atau metode koping maladatif, membutuhkan intervensi lebih lanjut / dukungan psikologis.
memperhatikan perubahan tubuh. Susun batasan pada Membantu klien untuk diri,
meningkatkan
mekanisme
koping yang adaptif. Ikut sertakan klien dalam merencanakan perawatan dan membuat jadwal Meningkatkan kompetensi/ harga perasaan diei,
akitvitas.
Rujuk
pada
konseling
mis
perawat psikiatri,
mebutuhkan dukungan selama berhadapan jangka ketidakmampuan. Mungkin dibutuhkan pada saat munculnya sampai depresi klien hebat mampu kemampuan dengan proses panjang/
mengembangkan
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS RT 01 Dusun Mega Melati Desa Mega Timur Kec Sui. Ambawang Pengkajian Tanggal : 16 Febuari 2013 I. DATA UMUM 1. Tipe komunitas RT : RT 01 Dusun Mega Melati terdiri dari 51 kepala keluarga dengan kebanyakan masyarakatnya berkerja sebagai petani, peternak, buruh bangunan dan wiraswasta . Untuk masalah kesehatan sebagian besar warga lansia mengatakan persendian tangan mereka nyeri, pusing kepala, demam dan biasanya warga hanya diam di rumah, dan penyakit akan sembuh dengan sendirinya. Ada juga sebagian penduduk mengalami artritis rheumatoid, hipertensi, dan asam urat. Sebagian besar penduduk berobat ke perawat setempat, ataupun ke pukesmas. Walaupun di Mega Timur ada polindes warga lebih cenderung pergi ke pukesmas 24 jam dikerenakan waktu sebagian besar warga berkerja pada pagi hari sehingga untuk mengunjungi polindes menjadi tidak sempat ada juga yang sempat ke polindes hanya saja di polindes tenaga kesehatannya juga terbatas. 2. Suku Di daerah Dusun Mega Melati RT 01 ada 3 suku mayoritas masyarakat yaitu Melayu, Bugis, dan Madura. Penduduk aslinya adalah suku Melayu dan warga pendatang yang hadir merupakan hasil dari perkawinanan antara warga melayu dan adapun warga yang datang
karena transmigrasi pemerataan wilayah dari pemerintah pada daerah tersebut. Untuk lingkungan sosialisasi masyarakat saling menghormati suku satu dengan suku yang lainnya. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Melayu Pontianak, Madura, Bugis dan Indonesia. Bila ada masyarakat yang sakit, biasanya tetanga datang untuk menjenguk atau membantu untuk membawa ke pukesmas ataupun menghubungi perawat setempat. Pukesmas yang sering dijadikan rujukan adalah pekesmas 24 jam yang berada di siantan.
3.
Agama Sebagian penduduk memeluk agama Islam. Karena penduduk asli kebanyakan memeluk agama islam sehingga pada hari-hari penting islam lebih sering ada acara seperti pengajian, maulid nabi, dan lainlainnya.
4.
Status sosial ekonomi penduduk Pencari nafkah sebagian besar adalah bapak-bapak yang berkerja sebagai petani, peternak, buruh bangunan dan wiraswasta. untuk perkerjaan ibu-ibu di Dusun Mega Melati segaian besar adalah Ibu rumah tangga yang membuka perkerjaan sambilan seperti membuka warung di depan rumah ataupun membantu perkerjaan suami yang petani.
5.
Aktivitas silahturahmi penduduk Selain berkerja sebagian besar penduduk mencari hiburan di luar dusun seperti datang ke pasar malam, mengadakan kegiatan-kegiatan bersama pada hari-hari besar keagamaan.
II. RIWAYAT DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN PENDUDUK 1. Tahap perkembangan penduduk saat ini Tahap perkembangan penduduk sebagian besar anak-anak di Dusun Mega Melati RT 01 sudah bersekolah saat usia dini minimal 6 tahun. Sang anak bersekolah menuntun ilmu dan bersosialisasi dengan temantemannya bukan hanya di sekolah tetapi juga di lingkungan sekitar mereka bermain meningkatkan kemampuan intelegensi dan motorik. Seperti bermain kejar duduk, bermain, berenang dan lompat tali. Dan tahap perkembangan pendidikan penduduk Dusun Mega Melati RT 01 sebagian besar tamatan SD, SMP, SMA dan adapula yang tidak bersekolah.
2.
Riwayat penduduk sebelumnya Penduduk sebelumnya kebanyakan mayoritas melayu Pontianak, persilangan perkawinan dan tranmigrasi yang banyak merubah perkembangan penduduk di Dusun Mega Melati, dengan keyakinan agama yang sama permasalahan masyarakat dilaksanakan dengan musyawarah mufakat.
3.
Riwayat penduduk saat ini Sebagian besar anak remaja yang bersekolah tamatan SMA mereka langsung berkerja mengikuti sang ayah, dan berkeluarga. Tidak hanya itu ada pula yang melanjutkan sekolah ke jenjang perkuliahan bagi orang tua yang mampu.
III. KARETERISTIK PENDUDUK 1. Tempat tinggal yang ditempati. Rumah-rumah merupakan hasil dari warisan kakek yang di beli dengan cara kredit antar keluarga. Jarak antara rumah warga satu dengan yang lain kira-kira berjarak 10 meter rumah-rumah di dusun Mega Melati juga masih jarang berbeda dengan daerah perkotaan. Air bening sulit di dapat karena yang ada di daerah rumah hanya ada air yang berwarna merah yang tercampur dengan warnah tanah, air yang di gunakan untuk minum biasanya dengan air hujan yang di tampung dengan drum air ukuran 50 liter. Untuk keperluan mandi masyarakat Dusun Mega Melati menggunakan sumber air di depan rumah karena dekat parit yang air lumayan bersih bisa digunakan untuk keperluan mencuci baju, mencuci alat dapur, dan lain-lainnya.
masjid
jembatan
parit
jalan semen
Pemakaman
Ketua RT 01
2.
Perkumpulan interaksi masyarakat Perkumpulan tidak dijadikan rutinitas, kapanpun dan dimana pun hal ini dapat dilakukan, masyarat biasanya mengikuti pengajian rutin pada hari jumat sore di masjid sekitar rumahnya, dan anak-anak belajar membaca alquran dengan guru mengaji setiap hari setelah mandi sore hari.
3.
Sistem pendukung penduduk Sistem penujang pendidikan seperti sekolah, sudah ada beberapa sekolah dasar yang ada di daerah tersebut walaupun dengan tenaga pengajar masih seadanya dan untuk sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas masih sangat jarang bisanya anak-anak daerah dusun Mega Melati harus keluar ke kota untuk mencari pendidikan lanjutan. Sarana transportasi warga menggunakan kendaraan roda dua atau menggunakan tranportasi massal yang masih minim, fasilitas jalan yang masih berbatu dan berlubang menyebabkan kesulitan mengujugi pelayanan kesehatan.
III.
ANALISA DATA Data DS: sebagian besar Penyebab warga Terjadinya Masalah
mengatakan
persendian cairan
tangan mereka nyeri. DO: terlihat pada warga sebagian ada pada
mengakibatkan inflamasi
besar
pelayanan kesehatan setelah perkerja warga dengan pelayanan pulang dari berkerja. DO: jarak antara waktu operasional kesehatan
polindes polindes
terdekat 5 KM dengan situasi jalan yang berbatu dan berlubang ditambah lagi fasilitas transportasi yang minim. Waktu operasional polindes dari jam 07.00 13.00
IV.
DIAGNOSA KEPERAWATAN Dx1 Nyeri kronis berhubungan dengan terjadinya akumulasi cairan yang mengakibatkan inflamasi pada persendian
Dx2
Kesulitan mengunjungi pelayanan kesehatan berhubungan dengan Sulit untuk menyesuaikan jadwal perkerja warga dengan waktu operasional polindes.
V.
PRIORITAS MASALAH
No 1 Sifat masalah
Kriteria
Skor
Bobot 1
Tidak / kurang sehat Ancaman kesehatan Krisis atau keadaan sejahtera 2 Kemungkinan masalah dapat diubah Dengan mudah Hanya sebagian Tidak dapat 3 Potensi masalah dapat diubah Tinggi Cukup Rendah 4 Menonjolnya masalah Masalah berat, harus ditangani Ada masalah, tetapi tidak perlu segera ditangani Masalah tidak dirasakan
3 2 1 2 2 1 0 1 3 2 1 1 2 1 0
Dx1 Nyeri kronis berhubungan dengan terjadinya akumulasi cairan yang mengakibatkan inflamasi. 1 2 3 4 Sifat masalah Kemungkinan masalah dapat diubah Potensi masalah dapat diubah Menonjolnya masalah jumlah Dx2 Kesulitan mengunjungi pelayanan kesehatan berhubungan dengan fasilitas Sulit untuk menyesuaikan jadwal perkerja warga dengan waktu operasional polindes 1 2 3 4 Sifat masalah Kemungkinan masalah dapat diubah Potensi masalah dapat diubah Menonjolnya masalah Jumlah 2 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 6 1 2 3 2 1 2 1 1 2 4 3 2 11
VI.
INTERVENSI KEPERAWATAN Dx1 Nyeri kronis berhubungan dengan terjadinya akumulasi cairan yang mengakibatkan inflamasi. Tujuan Setelah dilakukannya
NO. 1
skala nyeri serta catat lokasi dan intensitas, factor-faktor mempercepat, yang dan
efektifitas program.
Matras
yang
lembut/
empuk, bantal yang besar akan menjaga pemeliharaan kesejajaran tubuh yang
tepat, menempatkan stress Kriteria Hasil Nyeri berkurang Inflamasi berkurang pada sendi yang tempat sakit. tidur
Peninggian
menurunkan tekanan pada sendi nyeri Tempatkan/ penggunaan pantau bantal, Mengistirahatkan sendi yang sakit sendidan posisi brace yang terinflamasi/
Anjurkan klien untuk mandi Sediakan hangat mengompres yang sakit. air hangat. waslap untuk sendi Pantau
relaksasi mobilitas,
dihilangkan
Berikan
obat-obatan
Obat-obatan: Bekerja sebagai dan ringan kekakuan anti efek dalam dan
mobilitas.
ASA harus dipakai secara regular kadar teurapetik. mengindikasikan ASA memiliki yang untuk mendukung darah Riset bahwa indeks paling lain
dalam
(feldene), fenoprofen.
NSAID
klien
tidak
memberikan
dari aspirin.
-Antasida
terapi berhasil.
lainnya Efek
tidak samping
yang lebih berat misalnya trombositopenia, leucopenia, anemia aplastik membutuhkan yang ketat. pemantauan Obat harus waktu
diberikan
diantara
antara makanan dan produk antasida dan besi. - Diberikan bersamaan dengan NSAID untuk meminimalkan iritasi/ lambung. -Produk kodein - Meskipun narkotik umumnya adalah kontraindikasi, namun karena sifat kronis dari ketidaknyamanan
Kesulitan mengunjungi pelayanan kesehatan berhubungan dengan sulitnya menyesuaikan jadwal perkerja dengan warga waktu
Untuk
mengetahui pada
aktivitas umumnya
masyarakat
Lakukan
pelayanan
Menyesuaikan operasional
waktu pelayanan
operasional polindes. Tujuan setelah dilakukan penyuluhan tentang kesehatan masyarakat dapat memprioritaskan masalah pemeriksaan kesehatan. Kolaborasi dengan
Agar pelayanan kesehatan dapat berjalan secara fleksibel yang menyesuaikan kebutuhan warga sekitar Dusun Mega Melati Dengan adanya fasilitas
kerumah-rumah warga.
kesehatan 24 jam warga sekitar akan dengan mudah melakukan pemeriksaan kesehatannya.
1. Rumah warga Dusun Mega Melati RT 01 2. Bisa di lihat warna air parit yang di gunakan oleh warga Dusun Mega Melati RT 01 3. Kebanyakan warga di Dusun Mega Melati RT 01 mandi dan mencuci di parit depan rumah 4. Salah satu warga dengan penyakit Rhematoid artritis