You are on page 1of 1

ABSTRAK BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYRAKAT DAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR SKRIPSI,

FEBRUARI 2013 Lisa KARAKTERISTIK PASIEN SKIZOFRENIA YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT KHUSUS PROVINSI SULAWESI SELATAN PERIODE JULI-DESEMBER 2012

Gangguan jiwa skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang berat dan gawat yang dapat dialami manusia sejak muda dan dapat berlanjut menjadi kronis dan lebih gawat ketika muncul pada lanjut usia (lansia) karena menyangkut perubahan pada segi fisik, psikologis dan sosial-budaya. Skizofrenia adalah kumpulan gejala yang bermanifestasi sebagai gangguan yang masif pada proses pikir, mood, dan tingkah laku. Penyakit ini dipengaruhi oleh faktor sosiokultural. Walaupun demikian beberapa referensi menyebutkan adanya beberapa faktor yang harus dipertimbangkan pada penderita skizofrenia, antara lain kultur, umur dan jenis kelamin. Data American Psychiatric Association (APA) tahun 1995 menyebutkan 1% populasi penduduk dunia menderita skizofrenia. 75% Penderita skizofrenia mulai mengidapnya pada usia 16-25 tahun. Usia remaja dan dewasa muda memang berisiko tinggi karena tahap kehidupan ini penuh stressor. Penelitian ini merupakan penelititan survey deksriptif pada populasi pasien yang dirawat inap di RSKD Provinsi Sulawesi Selatan pada periode juli-desember 2012. Dari hasil penelitian didapatkan Jumlah pasien skizofrenia yang berjenis kelamin laki-laki 151 (66%) kasus, wanita 78 (34%) kasus. Dari segi umur, usia 1524 sebanyak 37 (16,10%) kasus, umur 25-34 tahun sebanyak 104 (45,40 %) kasus, umur 35-44 sebanyak 67 (29,20%) kasus, umur 45-54 tahun sebanyak 19 (8,30%) kasus, dan umur 55 tahun sebanyak 2 (1%) kasus. Dari jenis suku, suku Makassar sebanyak 178 (75,74%), suku Toraja 23 (10,04%), suku Bugis 28 (12,22%), dan suku lain 5 (2,2%). Dari segi status pernikahan, belum menikah sebanyak 108 (47,17%) kasus, sudah menikah sebanyak 121 (52,83%) kasus. Dari jenis pekerjaan, PNS sebanyak 8 (3,5%) kasus, pegawai swasta sebanyak 56 (24,45%) kasus, petani sebanyak 23 (10,04%) kasus, pekerjaan lain sebanyak 55 (24,01%) kasus, dan tidak bekerja sebanyak 87 (38%) kasus. Berdasarkan tingkat pendidikan, SD sebanyak 70 (30,58%) kasus, SMP sebanyak 55 (24,01%) kasus, SMA sebanyak 74 (32,31%) kasus, perguruan tinggi sebanyak 10 (4,37%) kasus, dan tidak bersekolah sebanyak 20 (8,73%) kasus.

You might also like