You are on page 1of 6

KATA PENGANTAR

Segala puji kami panjatkan kehadirat Allah SWT , karena berkat rahmat, taufik, hidayah serta inayah Nya, kami dapat menyelesaikan Makalah Hadits yang berjudul Hadits Tentang Menuntut Ilmu. Sholawat maassalam semoga selalu tercurahkan kepada

junjungan kita, Nabi Agung Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Aamiin Makalah yang kami angkat adalah tentang Hadits Tentang Menuntut Ilmu, yang mana merupakan suatu kewajiban bagi umat muslim di seluruh penjuru dunia, apapun yang kita lakukan dan kerjakan jika di dasari atas ilmu maka itu akan menjadi pahala yang teramat mudah kita kumpulkan.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam diturunkan sebagai rahmatan lil alamin. Untuk itu, maka diutuslah Rasulullah SAW untuk memperbaiki manusia melalui pendidikan. Pendidikanlah yang mengantarkan manusia pada derajat yang tinggi, yaitu orang-orang yang berilmu. Ilmu yang dipandu dengan keimanan inilah yang mampu melanjutkan warisan berharga berupa ketaqwaan kepada Allah SWT. Dengan pendidikan yang baik, tentu akhlak manusia pun juga akan lebih baik. Tapi kenyataan dalam hidup ini, banyak orang yang menggunakan akal dan kepintaraannya untuk maksiat. Banyak orang yang pintar dan berpendidikan justru akhlaknya lebih buruk dibanding dengan orang yang tak pernah sekolah. Hal itu terjadi karena ketidakseimbangannya ilmu dunia dan akhirat. Ilmu pengetahuan dunia dirasa kurang jika belum dilengkapi dengan ilmu agama atau akhirat. Orang yang berpengetahuan luas tapi tidak tersentuh ilmu agama sama sekali, maka dia akan sangat mudah terkena bujuk rayu syaitan untuk merusak bumi, bahkan merusak sesama manusia dengan berbagai tindak kejahatan. Disinilah alasan mengapa ilmu agama sangat penting dan hendaknya diajarkan sejak kecil. Kalau bisa, ilmu agama ini lebih dulu diajarkan kepada anak sebelum anak tersebut menerima ilmu dunia. Kebodohan adalah salah satu faktor yang menghalangi masuknya cahaya Islam. Oleh karena itu, manusia membutuhkan terapi agar menjadi makhluk yang mulia dan dimuliakan oleh Allah SWT.

B .Tujuan
1. Membahas kualitas,kuantitas dan penyandaran hadits tentang kewajiban mencari ilmu 2. Membahas hadits tentang motivasi mencari ilmu

BAB II PEMBAHASAN

A. Hadits tentang kewajiban menuntut ilmu (, : , ) ( ) : : , , : :" (, ",)614( " ",)45/1(" ",)812(" "({. ") (86) })17(
Artinya : Diceritakan dari hisyam bin ammar, ia berkata : diceritakan dari hafs bin sulaiman, ia berkata : diceritakan dari ibnu syindhiir dari Muhammad bin siriin dari anas bin malik : ia berkata : rasulullah SAW bersabda : mencari ilmu wajib bagi setiap orang islam 1. Kualitas hadits Suatu hadits dapat dikatakan sohih jika memenuhi lima syarat yang sudah ditentukan oleh para ahli hadits, hadits di atas termasuk hadits dhoif karena beberapa perawinya dianggap ghoiru tsiqqoh atau tidak terpercaya. Berikut pendapat beberapa ulama tentang hadits tersebut : 1. Bukhori berkata: Munkarul hadits. 2. Nasai berkata: Tidak terpercaya. 3. Abu Hatim berkata: Haditsnya hancur. 4. Al-Marwazi bercerita: Hadits ini pernah disebut di sisi Imam Ahmad, maka beliau mengingkarinya dengan keras. 5. Ibnul Jauzi mencantumkan hadits ini dalam al-Maudhuat (1/215) dan berkata, Ibnu Hibban berkata: Hadits bathil, tidak ada asalnya. Dan disetujui as-Sakhawi Maka dapat kita simpulkan bahwa hadits di atas tidak dapat dijadikan sandaran hukum karena hadits tersebut termasuk hadits dhoif.
3

2. Kuantitas Hadits Dilihat dari tataran kutubus sittah, hadits di atas hanya terdapat pada kitab Sunan Ibnu Majah. Tetapi ada beberapa ulama hadits lain yang meriwayatkan hadits tersebut, seperti Ibnu Abdul Bar, HR. Baihaqi dan ibnu Adi dari Anas bin Malik. 3. Penyandaran Hadits Hadits di atas langsung disandarkan kepada rasulullah SAW dan bentuk haditsnya berupa perkataan. Jadi, hadits tersebut dapat kita namakan sebagai hadits marfu qauli.

B. Hadits tentang motivasi dalam mencari ilmu

Diriwayatkan oleh Abu Dawud yang artinya : Diceritakankan dari musadad bin musarhad, diceritakan dari Abdullah bin Dawud, ia berkata : saya mendengar ashim bin roja bin haiwah diceritakan dari dawud bin jamil, dari katsir bin qois berkata : saya duduk bersama abu darda di masjid damaskus, kemudian seorang lelaki mendatanginya serta berkata : wahai abu darda sesungguhnya saya mendatangimu dari kota rasulullah untuk sebuah hadits yang disampaikan kepadaku bahwasanya engkau menyeritakannya dari rasulullah SAW, Abu darda berkata : sesungguhnya saya mendengar rasulullah SAW bersabda : barangsiapa yang berjalan di suatu jalan untuk mencari ilmu maka allah akan memberikan jalan dari beberapa jalan menuju surge, dan sesungguhnya malaikat meletakkan sayap-sayapnya karena ridha untuk para pencari ilmu, dan sesungguhnya orang yang berilmu akan dimintakan ampunan oleh penghuni langit dan bumi,dan sesungguhnya keutamaan orang yang berilmu dan ahli ibadah seperti halnya keutamaan bulan purnama dibanding seluruh bintang,dan sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi.dan para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham akan tetapi mewariskan ilmu..

1. Pengertian Motivasi Belajar Secara terminologi, motivasi1 adalah dorongan (dengan sokongan moral);2 dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan sesuatu tindakan sesuai tujuan tertentu.3 Secara etimologi, motivasi merupakan dorongan yang mendasari dan mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.4 Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar. 2. Kandungan hadits Dari hadits di atas kita bisa mengambil pelajaran bahwasanya allah akan memberikan jalan bagi orang-orang yang mencurahkan waktunya untuk mencari ilmu, bahkan para malaikat akan menaungi para pencari ilmu dengan sayap-sayapnya. Rasul juga menjelaskan dalam sabdanya bahwa penghuni langit dan bumi akan meminta ampunan kepada allah untuk para pencari ilmu. Dan para rasul tidak mewariskan harta yang berupa uang melainkan mewariskan ilmu kepada para ulama. Kita juga dapat mengambil kesimpulan bahwa hadits di atas menjelaskan tentang motivasi dalam mencari ilmu,oleh karenanya kita sebagai pencari ilmu dituntut untuk lebih rajin untuk mencari ilmu karena allah akan memudahkan jalan bagi para pencari ilmu bahkan allah juga akan mengangkat derajat seseorang yang meluangkan waktunya untuk mencari ilmu.

1 Tidak ada kesepakatan umum di antara para ahli psikologi tentang bagaimana motivasi dan faktor-faktor motivasi seharusnya didefenisikan atau dianalisa secara teoritis. Istilah tersebut secara umum digunakan berkaitan dengan tiga pertanyaan yang saling terkait yang harus dijawab sebelum perilaku dipaparkan untuk menjadi suatu keterangan. Pertama, pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan faktor-faktor yang menentukan perubahan-perubahan dalam intensitas perilaku (pada istilah ini masuk dalam kategori perilaku internal, seperti berpikir). Kedua, adalah pertanyaan tentang aturan berperilaku. Perilaku ditentukan bersamaan dengan adanya dorongan eksternal dirasakan melalui alat panca indera dan oleh kondisi-kondisi dalam diri organism. Ketiga, pertanyaan yang berhubungan dengan bantuan perilaku belajar. Semua bentuk belajar memerlukan dua atau lebih rangsangan-rangsangan yang terjadi dalam kesinambungannya. Lebih lanjut baca Lee C. Deighton, The Encyclopedia of Education, Vol. 6 (USA: The Macmillan Company & the Free Press, t.t.), h. 408. 2 M.D.J.al-Barry, dkk., Kamus Peristilahan Modern dan Populer (Surabaya: Indah, 1996), h. 273. 3 Save M. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan (Jakarta: Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara, 2000), h. 688. 4 M. Ngalim Purwanto MP., Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), h. 104.

BAB III PENUTUP

Kesimpulan Dari uraian pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa hadits tentang kewajiban menuntut ilmu termasuk hadits dhoif menurut sebagian ulama,maka hadits tersebut tidak dapat dijadikan sebagai landasan hukum tetapi setidaknya kita dapat mengambil pelajaran yang terkandung di dalam hadits tersebut karena hadits dhoif dapat dipakai untuk fadoilul aamal selagi tidak bersimpangan dengan ajaran islam.

Saran Penulis berharap kepada pembaca untuk memberikan saranya karena makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.

You might also like