You are on page 1of 17

BAB 11 TINJAUAN TEORI

A. Anak dengan Sakit Diare

1.

Definisi Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya, ditandai dengan peningkatan volume, keenceran serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir darah. (A. Aziz A.H, 2007; 12)

2.

Etiologi ( Ngastiyah, 2005 ; 224) Faktor Infeksi 1) Infeksi Enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak. a) b) Infeksi bakteri Infeksi virus Vibrio, E. Coli, Salmonella, Shigella, Aeromonas, dsb. Enterovirus (Virus ECHO, Coxackie, Poliomyelitis), Adenovirus, Rotavirus, c) Infeksi parasit Astrovirus, dll. Cacing (Ascaris, Trichiuris, Oxyuris, Strongyloides), Protozoa (Entamoeba Histolotyca, Giardia lamblia, Trichomonas homonis), Jamur (Candida albicans)

a.

2)

Infeksi Parenteral yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat perencanaan seperti Otits Media Akut (OMA), Tonsilofaringitis, Bronchopneumonia, Ensephalitis, dsb. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun.

b. 1)

Faktor Malabsorbsi Malabsorbsi karbohidrat Karena disakarida (intoleransi laktosa, mlatosa dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fretosa dan galaktosa). Pada bayi dan anak terpenting dan tersering (intoleransi laktosa). 2) Malabsorbsi lemak

3) c. makanan. d.

Malabsorbsi protein Faktor Makanan, makanan basi, makanan beracun, alergi terhadap

Faktor Psikologis, rasa takut dan cemas (jarang terjadi, tetapi dapat terjadi pada anak yang usianya lebih besar).

3.

Patofisiologi (A. Aziz A.H, 2007; 12)

Proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh berbagai kemungkinan faktor diantaranya

Fakto r Infeks i Kuman masuk dan berkembang dalam usus Tekanan osmotik meningkat Toksin tidak dapat diabsorpsi hiperperistalti k Toksin dalam dinding usus halus Pergeseran air dan elektrolit ke rongga usus hiperperistalti k
Hiperskresi air elektrolit (isi rongga) usus meningkat

Malabsor psi

Isi rongga usus meningkat Kemampuan absorpsi menurun Kemampuan absorpsi menurun

Makanan

Psikologi s

Diare

Bagan terjadinya diare (A. Aziz Alimul, 2008; 13)


a. Faktor infeksi, proses ini dapat diawali adanya mikroorganisme (kuman) yang masuk

ke dalam saluran pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus dan merusak sel mukosa usus yang dapat menurunkan daerah permukaan usus. Selanjutnya terjadi perubahan kapasitas usus yang akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus dalalm absorpsi cairan dan elektrolit. Atau juga dikatakan adanya toksin bakteri akan menyebabkan sistem transpor aktif dalam usus sehingga sel mukosa mengalami iritasi yang kemudian sekresi cairan dan elektrolit akan meningkat.
b. Faktor

malarbsorpsi merupakan kegagalan dalam melakukan absorpsi yang

mengakibatkan tekanan osmotik meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke rongga usus yang dapat meningkatkan isis rongga usus sehingga terjadilah diare.
c. Faktor makanan, ini dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu diserap dengan

baik. Sehingga terjadi peningkatan peristaltik usus yang mengakibatkan penurunan kesempatan untuk menyerap makan yang kemudian menyebabkan diare.
d. Faktor psikologis dapat memengaruhi terjadinya peningkatan peristaltik usus yang

akhirnya memengaruhi proses penyerapan makanan yang dapat menyebabkan diare. 4. Jenis diare

Penyakit diare menurut Depkes RI (2000), berdasarkan jenisnya dibagi menjadi empat yaitu : a. Diare Akut Diare akut yaitu, diare yang berlangsung kurang dari 14 hari (umumnya kurang dari 7 hari). Akibatnya adalah dehidrasi, sedangkan dehidrasi merupakan penyebab utama kematian bagi penderita diare. b. Disentri Disentri yaitu, diare yang disertai darah dalam tinjanya. Akibat disentri adalah anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat, dan kemungkinan terjadinnya komplikasi pada mukosa. c. Diare persisten Diare persisten, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari secara terus menerus. Akibat diare persisten adalah penurunan berat badan dan gangguan metabolisme. d. Diare dengan masalah lain Anak yang menderita diare (diare akut dan diare persisten) mungkin juga disertai dengan penyakit lain, seperti demam, gangguan gizi atau penyakit lainnya

5.

Gambaran Klinis Mula-mula pada bayi dan anak menjadi cengeng, suhu tubuh biasanya semakin

meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada kemungkinan timbul diare. Tinja cair dan mungkin disertai lendir atau darah, warna hijau makin lama berubah menjadi kehijauhijauan karena tercampur dengan empedu. Anus daerah sekitar lecet karena seringnya defekasi dengan tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin banyaknya asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak bisa diabsorbsi oleh usus selama diare. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare yang disebabkan oleh lambung yang turut meradang atau akibat dari gangguan keseimbangan asam-basa elektrolit. Maka gejala dehidrasi mulai tampak. Berat badan turun, turgor kulit berkurang, mata dan ubunubun besar cekung, selaput lender bibir dan mulut kering. (Ngastiyah, 2005 : 225)
6.

Komplikasi (Ngastiyah, 2005 : 225)

Sebagai akibat kekurangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat terjadi berbagai macam komplikasi, sebagai berikut : a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik, atau hipertonik) b. Hipovolemik c. Hipokalemia (dengan gejala-gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, bradikardia, perubahan pada elekrodiogram) d. Hipoglikemia
e. Intoleransi sekunder sebagai akibat kerusakan vili mukosa, mukosa usus, dan

defisiensi enzim laktase. f. Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik. g. Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah penderita juga mengalami kelaparan.
7.

Asuhan Keperawatan Anak dengan Masalah Diare (A. Aziz A.H, 2007; 12-

13) Pada pengkajian ini dapat diidentifikasi tanda dan gejala sebagai berikut : a. Frekuensi BAB (buang air besar) pada bayi lebih dari 3x/hari dan pada neonatus lebih dari 4x/hari b. Bentuk cair pada buang air besarnya kadang-kadang disertai lendir dan darah c. Nafsu makan menurun d. Warnanya lama-kelamaan kehijauan karena bercampur empedu e. Muntah

f. Rasa haus g. Malaise h. Adanya lecet pada sekitar anus


i. Faces bersifat banyak asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak dapat diserap

oleh usus j. Adanya tanda dehidrasi ( dehidrasi ringan apabila kehilangan 2-5% dari berat badan atau rata-rata 25 ml/kg BB, dehidrasi sedang apabila kehilangan cairan 5-8% dari berat badan atau rata-rata 75 ml/kg BB dan dehidrasi berat apabila kehilangan cairan 8-10% dari berat badan atau rata-rata 125 ml/kg BB)
k. Deuresis yang berkurang ( oliguria sampai dengan anuria)

l. Bisa sampai terjadi asidosis metabolik seperti tampak pucat dengan pernapasan kusmaul. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan adanya turgor kulit rusak, membran mukosa kering, fontanela (ubun-ubun) cekung pada bayi, bising usus meningkat, kram abdomen, adanya tenesmus, penurunan berat badan, perubahan tanda vital yaitu nadi dan pernafasan cepat. Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan antara lain elektrolit seperti kadar kalium, natrium, dan klorida.

8.

Klasifikasi dan Tindakan/Pengobatan Anak Sakit Diare Umur 2 Bulan

Sampai 5 Tahun. (MTBS , 2010 , 3)

DEHIDR ASI

a. Letargis atau tidak sadar b. Mata cekung c. Tidak bisa minum atau malas minum d. Cubitan perut kembali sangat lambat a. Gelisah, rewel atau mudah marah b. Mata cekung c. Haus,minum dengan lahap d. Cubitan pada perut kembali dengan lambat Tidak cukup tanda tanda untuk dklasifikasikan sebagai diare dehidrasi berat atau ringan Ada dehidrasi

Diare dehidrasi berat

1) Jika tidak ada klasifikasi berat lain :

Beri cairan untuk dehidrasi berat ( Rencana Terapi C) dan tablet zinc
2) Rujuk segera, jika masih bisa

minum, berikan ASIdan larutan oralit selama perjalanan 3) Jika ada kolera di daerah tersebut, DEHIDRA Diare dehidrasi ringan/ sedang beri antibiotik untuk kolera SI 1) Beri cairan untuk dehidrasi berat ( Rencana Terapi B) dan tablet zinc 2) Jika ada klasifikasi berat rujuk segera 3) Nasehati kapan kembali segera 4) Kunjungan ulang 3 hari jika tidak ada perbaikan Diare tanpa dehidrasi 1) Tindakan/pengobatan sesuai Rencana Terapi A dan tablet zinc 2) Nasehati kapan kembali segera 3) Kunjungan ulang 3 hari jika tidak ada perbaikan Diare persisten berat
1) Atasi dehidrasi sebelum dirujuk,

kecuali ada klasifikasi berat lain 2) Rujuk 1) Nasehati pemberian makan 2) Beri tablet zinc (10 hari berturutturut) 3) Kunjungan ulang 5 hari 1) Beri antibiotik yang sesuai 2) Beri tablet zinc (10 hari berturutturut) 3) Nasihati kapan segera kembali 4) Kunjungan ulang 2 hari

Tanpa dehidrasi

Diare persisten

Ada darah dalam tinja

Disentri

DIARE 14 HARI/LEBIH

DISENTR I

9.

Pemberian Cairan Tambahan Untuk Diare dan Melanjutkan Pemberian a. Rencana terapi A : Penanganan diare di rumah Jelaskan pada ibu tentang 4 aturan perawatan dirumah: 1) Beri cairan tambahan a) Jelaskan pada ibu : Beri ASI lebih sering dan lebih lama pada setiap kali pemberian.

Makanan (MTBS, 2010, 16-17)

Jika anak memperoleh ASI ekslusif, berikan oralit atau air matang sebagai tambahan. Jika anak tidak mendapat Asi Ekslusif, berikan 1 atau lebih cairan berikut ini : oralit, cairan makanan (kuah sayur,air tajin) atau air matang Anak harus diberi larutan oralit dirumah jika: (1) (2) Anak telah diobati dengan Rencana terapi B atau C dalam Anak tidak dapat kembali ke klinik jika diarenya bertambah parah kunjungan ini b) Ajari ibu cara mencampur dan memberikan oralit.Beri ibu 6 bungkus oralit (200ml) untuk digunakan dirumah Sampai umur 1 tahun Umur 1 sampai 5 tahun Katakan pada ibu: Agar meminumkan sedikit sedikit tapi sering dan mangkuk/ cangkir/gelas. Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian lanjutkan lagi dengan lebih lambat. Lanjutkan pemberian cairan sampai diare berhenti (1) Beri tablet zinc selama 10 hari (2) Lanjutkan pemberian makanan (3) Kapan harus kembali a. Rencana Terapi B : Penganganan Dehidrasi Ringan / Sedang dengan Oralit Berikan oralit di klinik sesuai yang dianjurkan selama periode 3 jam Umur Sampai 4 4 12 bulan 6 10 kg 400 700 12 24 bulan 10 12 kg 700 900 2 5 tahun 12 19 kg 900-1400 bulan Berat badan < 6kg Jumlah cairan 200 400 ( MTBS , 2010, 16) : 50 sampai 100ml setiap kali berak : 100 sampai 200 ml setiap kali berak

1) Tentukan jumlah oralit untuk 3 jam pertama Jumlah oralit yang dibutuhkan = berat badan (dalam Kg)x 75 ml Digunakan umur hanya bila berat badan belum diketahui a) Jika anak menggiginkan, boleh diberikan lebih bnyak dari pedoman diatas b) Untuk anak berumur kurang dari 6 bulan yang tidak menyusu, berikan juga 100 200 ml air matang pada periode ini 2) Tunjukkan cara memberikan larutan oralit
a) Minumkan sedikit sedikit tapi sering dari cangkir/ mangkuk/ gelas b) Jika anaka muntah, tunggu 10 menit. Kemudian berikan lagi lebih lambat c) Lanjutkan ASI selama anak mau

3) Berikan tablet Zinc selama 10 hari 4) Setelah 3 jam S

a) Ulangi penilaian dan klasifikasikan kembali derajat dehidrasinya b) Pilih rencana terapi yang sesuai untuk melanjutkan pengobatan c) Mulailah memberi makan anak 5) Jika ibu memaksa pulang sebelum pengobatan
a) Tunjukkan cara menyiapkan oralit dirumah b) Tunjukkan berapa banyak oralit yang harus diberikan di rumah untuk

menyelesaikan 3 jam pengobatan


c) Beri oralit yang cukup untuk rehidrasi dengan menambahkan 6 bungkus lagi yans

sesuai denagan anjuran terapi A


d) Jelaskan 4 perawatan diare dirumah ( rencana terapi A )

Beri cairan iv secepatnya. Bila anak visa minum, beri oralit melalui mulut sementara infus dipersiapkan. Beri 100 ml/ kg cairan RL, atau NaCl Umur Pemberian pertama Pemberian pertama 70 ml/kg selama 5 jam 2,5 jam b. Rencana Terapi C : Penanganan Dehidrasi 30ml/kg selama Berat dengan Cepat Bayi (>12 1 jam * bulan) Anak (12- 5 30 menit *

thn) Periksa kembali setiap 15-30 mnt, bila nadi tidak Mula i Dapatkah diberikan c cairan intravena y a terasa,tetesan dipercepat Beri oralit 5ml/kg/jm bila anak mau minum, 3- 4 jam (bayi) 1 -2 jam (anak) dan juga tablet zinc Periksa kembali bayi sesudah 6 jam atau anak setelah 3 jam. Klasifikasikan dehidrasi dan pilih rencana terapi yang sesuai untuk melanjutkan pengobatan

tidak

Apakah ada fasilitas pemberian IV yang terdekat dalam 30 menit tidak Apakah nakes terlatih menggunakan pipa orogastrik untuk rehidrasi tidak Anak masih bisa minum
Tida k

y a

Rujuk segera untuk pengobatan IV Jika anak bisa minum, bekali ibu larutan oralit dan tunjukkan cara meminumkan pada anak sedikit demi sedikit selam perjalanan Mulailah melakukan rehidrasi dengan oralit melaui pipa nasogatrik atau mulut,beri 20ml/kg/jm selama 6 jam Periksa kembali anak setiap 1 2 jam a. Bila anak muntah terus dan perut kembung beri cairan lebih lambat b. Jika setelah 3 jam keadaan hidrasi tidak baik, rujuk anak untuk pengobatan intravena Sesudah 6 jam, periksa kembali anak. Klasifikasikan dehidrasi. Kemudian tentukan rencana terapi yang sesuai Catatan Jika mungkin,amati anak sekurang kurangnya 6 jam setelah rehidrasi untuk meyakinkan bahwa ibu dapat mempertahankan hidrasi dengan pemberian larutan oralit per oral ( MTBS , 2010, 17)

Rujuk segera untuk pengobatan IV/NGT/OGT

10. Pemberian Tablet Zinc Untuk Semua Penderita Diare ( MTBS, 2010, 17 )

a. Pastikan semua anak yang menderita diare mendapat tablet zinc b. Dosis tablet zinc ( 1 tablet = 20 mg ) Berikan dosis tunggal selama 10 hari : 1) Umur < 6 bulan : tablet 2) Umur > 6 bulan : 1 tablet c. Cara pemberian tablet zinc

1) Larutkan dengan sedikit air atau ASI dalam sendok teh ( tablet akan larut 30

detik ), segera berikan kepada anak.


2) Apabila anak muntah sekitar setengah jam setelah pemberian zinc, ulangi

pemberian dengan cara memberikan potongan lebih kecil dilarutkan beberapa kali hingga satu dosis penuh.
3) Ingatkan ibu untuk memberikan tablet zinc setiap hari selama 10 hari penuh,

meskipun diare sudah berhenti, karena zinc selain memberi pengobatan juga memberikan perlindungan terhadap diare selama 2-3 bulan ke depan. 4) Bila anak menderita dehidrasi berat dan memerlukan cairan infus, tetap berikan tablet zinc segera setelah anak bisa minum atau makan B. KONSEP MANAJEMEN ANAK SAKIT DENGAN DIARE 1. Pengkajian Hari....... Tanggal.... Bulan.... Tahun..... a. Data Subyektif 1) Biodata Identitas meliputi identifikasi anak dan kedua orang tuanya. Nama bayi : untuk memudahkan memanggil Umur Orang tua Nama Usia : : menghindari kekeliruan bila terdapat kesamaan nama Orang tua mengetahui kematangan fisik, psikis dan sosial dalam pola perawatan anak Pendidikan : menentukan pola pemberian KIE oleh petugas kesehatan. Mengetahui tingkat pengetahuan untuk memberikan konseling sesuai pendidikannya. Tingkat pendidikan ibu hamil juga sangat berperan dalam kualitas perawatan bayinya. (Ari S, 2009;104) Agama : mengidentifikasi pola perawatan menurut kepercayaan yang dianut mengkorelasi pengaruh pekerjaan tertentu terhadap kesehatan. Penelitian menunjukkan bahwa ibu yang bekerja mempunyai tingkat pengetahuan lebih baik daripada ibu yang tidak bekerja (Ari S,2009;105) Penghasilan : mengetahui taraf hidup Alamat : untuk memudahkan bila akan dilakukan kunjungan rumah 2) Keluhan Utama BAB >3x sehari, konsistensi cair Pekerjaan : : untuk mengetahui usia bayi laki-laki dan perempuan Jenis Kelamin :

3) Riwayat Penyakit Sekarang Mula-mula pasien cengeng, suhu badan meningkat, nafsu makan menurun, kemudian timbul diare, tinja cair dengan atau tanpa darah/lendir, warna makin lama berubah menjadi kehijauan. Gejala muntah bisa timbul sebelum atau sesudah diare. 4) Riwayat Kesehatan Yang Lalu Ditanyakan adanya riwayat penyakit apa yang pernah diderita oleh anak. 5) Riwayat Kesehatan Keluarga Untuk mengetahui gambaran kondisi kesehatan keluarga. 6) Riwayat Imunisasi Imunisasi yang diperole anak serta reaksinya, karena bila anak belum diimunisasi dapat memperburuk kondisi anak. 7) Riwayat Kehamilan dan Persalinan Adanya kehamilan yang dapat mempengaruhi kondisi janin atau persalinan dengan tindakan dan keadaan bayi waktu dilahirkan. 8) Riwayat Tumbuh Kembang Apakah tumbuh kembang anak berjalan normal sesuai dengan tahap yang harus dilalui anak. 9) Riwayat Psikososial Ditanyakan kondisi atau kebiasaan yang dapat merugikan kesehatan anak. 10) Pola kebiasaan/aktivitas sehari-sehari a) Nutrisi (1) Nafsu makan menurun (2) Gizi kurang akibat menurunnya nafsu makan sehingga asupan nutrisi kurang dan gizinya mengikuti penurunan nutrisi. b) Eliminasi BAB cair >4x sehari, BAK seperti biasa. c) Personal Hygene

Bagaimana Ibu menjaga kebersihan tubuh anaknya. Berapa kali ganti popok, pakaian, dan bagaimana cara membersihkan dari anak. Berapa kali mandi dan gosok gigi. d) Istirahat Istirahat terganggu karena sering terbangun untuk BAB e) Aktivitas Kebiasaan anak setiap hari. b. Data Obyektif 1) Pemeriksaan Umum KU Kesadaran Nadi Suhu RR Pemeriksaan Fisik a) Pemeriksaan Anthropometri BB: ......kg TB : ......kg b) Pemeriksaan Khusus Kepala : rambut rontok/tidak, warna rambut, ubun-ubun cekung/tidak Muka : pucat/tidak Hidung: bersih/tidak Telinga: simetris/tidak, bersih/tidak Mulut : selaput lendir mulut dan bibir kering/tidak Leher : ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis/tidak Dada : pernapasann cepat/tidak Perut : bising usus dan peristaltik usus meningkat/tidak Kulit : keadaan turgor kulit : Gelisah, rewel : Composmentis : Normal 80-120x/menit : Ada yang normal asda yang meningkat (normal 36,50: Normal (20-40-x/menit) 37,50C)

Genitalia eksterna 2) Pemeriksaan Penunjang 3) Program Terapi a) b) c) Pemberian cairan Pengobatan dietetik Obat-Obatan

:daerah anus dan sekitarnya lecet/tidak

2. Identifikasi Dfiagnosa dan Masalah Dx : Anak .... dengan diare dehidrasi ringan Ds : Ibu mengatakan anaknya mengalami diare .... kali, mulai....hari yang lalu Do : Keadaan Umum : Gelisah, rewel Kesadaran Mata cekung Bibir kering Turgor kulit turun (<2 detik) TTV : N : normal 80-120x/menit S : ada yang normal asda yang meningkat (normal 36,50RR : normal (20-4-x/menit) Perut kembung dan BB turun Masalah a) Gangguan pola istirahat Ds : Ibu mengatakan tidur anak terganggu Do : anak rewel b) Gangguan pola makan dan nutrisi Ds : Ibu mengatakn nafsu makan anak berkurang Do : BB turun 37,50C) : Composmentis/apatis/somnolen/koma

3. Intervensi Dx Tujuan KH : : Anak ..... dengan diare dehidrasi ringan : diare dapat disembuhkan KU : Baik

Kesadaran Suhu Nadi RR

: Composmentis : 36,50-37,50 C : 80-120x/menit : 20-40x/menit

Konsistensi feses lunak, tidak cair, frekuensi BAB <3x sehari Ubun-ubun besar dan mata tidak cekung Mulut dan bibir lembab Perut tidak kembung Turgor kulit kembali dengan cepat (<1 detik) BB naik/sesuai dengan usia anak Intervensi a. Observasi tanda-tanda vital dan beritahu keadaan anak pada Ibu R : Tanda-tanda vital merupakan parameter keadaan umum dan seteksi dini adanya kelainan. Memberitahu keadaan anak pada Ibu agar Ibu tidak cemas. b. Ajarkan Ibu cara membuat oralit dan beritahu Ibu untuk memberikan oralit setiap kali anak selesai BAB. R ; Oralit dapat memenuhi kebutuhan elektrolit yang telah berkurang dan mempertahankan permeabilitas dinding/membran sel tubuh. c. Berikan nasehat-nasehat tentang kebersihan pasa Ibu R : dengan menjaga kebersihan menghindarkan masuknya kuman ke dalam saluran gastrointestinal d. Kolaborasi dengan tenaga medis untuk pemberian terapi obat R : Terapi obat dapat mempercepat penyembuhan diare e. Beritahu Ibu untuk memberikan obat/terapi pada anak sesuai aturan pakai R : pemberian obat sesuai aturan pakai akan mempercepat proses penyembuhan Masalah
a. Gangguan pola makan dan nutrisi

Tujuan KH Intervensi

: Kebutuhan nutrisi anak terpenuhi : Nafsu makan meningkat, BB anak/sesuai umur

1) Beritahu Ibu untuk terus memberikan minum agar dapat mengganti cairan yang hilang. R : cairan yang cukup dapat mempertahankan keseimbangan cairan dalam tubuh

2) Beritahu Ibu untuk memberikan makanan lunak R : makanan lunak dapat mempercepat proses absorbsi makana dan mengurangi kerja usus. 3) Jelaskan pada Ibu tentang pembatasan diet R : diet yang tepat dapat mempercepat penyembuhan diare b. Gangguan pola istirahat Tujuan KH Intervensi 1) Beritahu ibu untuk memberikan obat/terapi sesuai aturan pakai R : pemberian obat/terai sesuai aturan pakai akan mempercepat proses penyembuhan sehingga pola istirahat anak seperti sebelum sekit cepat terpenuhi 2) Beritahu Ibu untuk mendampingi anak terus selama sakit, terutama saat tidur R : Kehadiran orangtua dapat membuat anak merasa lebih nyaman dan tenang 3) Beritahu Ibu untuk membaringkan anak dalam posisi terlentang dengan kompres hangat di atas perut R : kompres hangat dapat merilekskan perut yang mengalami distensi : kebutuhan istirahat anak terpenuhi : anak tidak rewel

4.

Implementasi Mengacu pada Intervensi

5. Evaluasi Mengacu pada kriteria hasil dengan metode SOAP

DAFTAR PUSTAKA Departemen kesehatan RI. 2010. Manajemen Terpadu Balita Sakit. Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Pengantar ilmu Kesehatan Anak bagian 2. Jakarta : Salemba Medika

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Pengantar ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Salemba Medika Hidayat, A. Aziz Alimul. 2009. Pengantar ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Salemba Medika Ngastiah. 2005. Perawatan anak sakit. Jakarta : EGC

You might also like