Professional Documents
Culture Documents
Geros:lanjut usia
Logos:ilmu
Gerontologi adalah ilmu yang mempelajari secara khusus mengenai faktor-faktor yang menyangkut lanjut usia. Gerontologi=>ilmu yang mempelajari seluruh aspek menua (KOZIER,87) =>cabang ilmu yang mempelajari proses menua dan masalah yang mungkin terjadi pada lansia (Miller,1990) Gerontologi nursing: ilmu yang mempelajari tentang perawatan pada lansia(KOZIER,1987)
Geriatri=>cabang ilmu kedokteran yang mempelajari tentang penyakit pada lanjut usia =>cabang ilmu kedokteran yang mempelajari aspek klinis, preventif maupun terapeutis bagi klien lanjut usia =>ilmu yang mempelajari proses menjadi tua pada manusia serta akibat-akibatnya pada tubuh manusia. =>bagian dari ilmu kedokteran yang mempelajari tentang pencegahan penyakit dan kekurangankekurangan pada lanjut usia. Geriatric Nursing:=> praktek perawatan yang berkaitan dengan penyakit pada proses menua.
2.
3. 4. 5. 6.
Mempertahankan derajat kesehatan para lanjut usia pada taraf yang setinggi-tingginya sehingga terhindar dari penyakit atau gangguan. Memelihara kondisi kesehatan dengan aktivitas fisik sesuai kemampuan dan aktifitas mental yg mendukung. Melakukan diagnosis dini secara tepat dan memadahi Melakukan pengobatan yg tepat Memelihara kemandirian secara maksimal. Tetap memberikan bantuan moril dan perhatian sampai akhir hayatnya,agar kematiannya berlangsung dengan tenang. 6
: 25-40 tahun Fase vertilitas : 40- 50 tahun Fase prasenium : 50-65 tahun Fase senium : >65 tahun
Dewasa muda (elderly adulhood) : 20-25 tahun Dewasa penuh (middle years) atau maturitas: 25-60 atau 65 Lanjut usia ( geriatric age) : > 65 atau 70 tahun Young old : 70-75 tahun Old : 75-80 tahun Very old : > 80 tahun
Menurut Birren and Jenner Usia Biologis: Menunjukkan jangka waktu seseorang sejak lahirnya dalam keadaan hidup tidak mati. Usia Psikologis: Menunjukkan kepada kemampuan seseorang untuk melakuakan penyesuaian-penyesuaian kepada situasi yang dihadapinya. Usia sosial: Menunjuk pada peran-peran yang diharapkan atau diberikan masyarakat kepada seseorang sehubungan dengan dengan usianya.
Menurut Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 BAB I pasal 1ayat 2 yang berbunyi: Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas.
10
60 tahun Lansia risiko tinggi 60 tahun dg mslh kesh. Lansia potensial menghasilkan barang dan jasa Lansia tdk potensial tergantung pd orang lain
Lansia
11
Kaya dg hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri dg perubahan zaman, mempunyai kesibukan, ramah, rendah hati, sederhana, dermawan, memenuhi undangan, jadi panutan. Tipe mandiri Mengganti kegiatan yg hilang dg yg baru, selektif dlm mencari pekerjaan, bergaul dg teman, dan memenuhi undangan.
12
Konflik lahir batin menentang proses penuaan pemarah, tdk sabar, mdh tersinggung, sulit dilayani, pengritik dan banyak menuntut. Tipe pasrah Menerima dan menunggu nasip baik, mengikuti kegiatan agama, dan melakukan pekerjaan apa saja. Tipe bingung Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal, pasif dan acuh tak acuh.
13
keluarga Lansia bantuan badan sosial Lansia di panti wreda Lansia dirawat di RS Lansia dg gangguan mental
14
Lansia dapat santai menikmati hasil kerja dan jerih payahnya dimasa muda, badai dan goncangan kehidupan seakan sudah berhasil dilewatinya. Kenyataanya: =>masih sering ditemui stres karena kemiskinan dan berbagai keluhan serta penderitaan karena penyakit
Depresi Kekawatiran Paranoid Masalah psikotik
15
Mitos Berpenyakitan
Lansia dipandang sebagai masa deganerasi biologis yang disertai berbagai penderitaan akibat bermacam-macam penderitaan akibat bermacam-macam penyakit yang menyertai proses menua. Kenyataannya: => memang proses menua desertai menurunnya daya tahan dan metabolisme sehingga rawan penyakit, tetapi pada saat ini sudah bisa diobati.
17
Mitos Senilitas
Lansia dipandang sebagai masa pikun, disebabkan oleh kerusakan bagian otak tertentu Kenyataanya: -tidak semua lansia dalam proses menua disertai dengan kerusakan bagian otak.
Mitos Tidak Jatuh Cinta
Lanjut usia tidak lagi jatuh cinta. Dan gairah pada lawan jenis. Kenyataanya: Perasaan dan emosi setiap orang berubah sepanjang masa. Perasaan cinta tidak berhenti hanya karena menjadi tua. 18
Mitos Aseksualitas Pandangan bahwa lansia, hubungan seks, minat maupun dorongan seksnya menurun. Kenyataanya: -kehidupan seks pada lansia biasa saja, memang frekwensinya menurun sejalan dengan meningkatnya usia.
Mitos Ketidakproduktifan Lanjut usia dipandang sebagai usia tidak produktif. Kenyataannya: -banyak lanjut usia yang mencapai kematangan, kemantapan, dan produktifitas mental dan material.
19
LANSIA DAN TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA Klasifikasi Lansia (Depkes RI 2003) 1. Pra lansia Seseorang yg berusia 45-59thn 2.Lansia Seseorang yg beusia 60 thn atau lebih 3.Lansia resiko tinggi Seseorang yg berusia 60 thn atau lebih dgn masalah kesehatan
20
4. Lansia potensial
Lansia yg mampu melakukan pekerjaan dan atau kegiatan yg dpt menghasilkan barang/jasa
5. Lansia tidak potensial
Lansia yg tdk berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya bergantung pd orang lain
21
Latihan fisik/olah raga secara teratur sesuai kemampuan Pengaturan gizi/diet seimbang Tetap bergairah dan memelihara kehidupan seks yg sehat Melakukan pemeriksaan kesehatan scr teratur Memelihara penampilan diri yg rapi dan bersih Menghindari kebiasaan buruk yg berdampak kesehatan
22
Pekerjaan rumah dan berkebun Berjalan jalan Renang Bersepeda Jalan cepat ( 15 30 mnt, dilakukan 2 jam stlah makan )
11 km/jam atau dibawah 5,5 mnt/km Frekwensi 3 5 kali seminggu Intensitas : 60 80 % dari denyut nadi maksimum DDM = 200 - umur
Contoh : Umur 60 th DDM = 200 60 140 kali/mnt 60 % DDM = 60/100 x 140/ mnt= 84 kali/mnt 80 % DDM = 80/100 x 140/mnt= 112i/mnt Jadi Intensitasnya = 84 112 kali/mnt
Sosial
1.
2. 3. 4. 5. 6.
Meningkatkan iman dan takwa Tetap setia dgn pasangan Mengikuti kegiatan social Meningkatkan keharmonisan dlm rumah tangga Menyediakan waktu untuk rekreasi Tetap mengembangkan hobi/bakat
Sasarannya:
Sasaran langsung
kel pra lansia lansia lansia dgn resiko tinggi
6.
7.
fisik dan kemunduran kesehatan Penyesuaian terhadap masa pensiun dan terbatasnya penghasilan Membina hubungan social dengan sesamanya dan dengan yang lebih muda Membuat rencana hidup yang sesuai Menerima kematian sebagai sesuatu yang wajar Menemukan kepuasan dalam suatu keluarga Menerima diri sebagai lansia.
27
28
9. Bersikap sabar dan bijaksana terhadap perilaku lansia 9. Memberikan kasih sayang,menyediakan waktu serta perhatian 9. Jangan mengangap sebagai beban 10. Memberi kesempatan untuk tinggal bersama 9. Meminta nasehatnya 10. Mengajak dalam acara keluarga 11. Membantu mencukupi kebutuhannya
29
16. Memberi dorongan untuk tetap mengikuti kegiatan-kegiatan di luar rumah 16.Membantu mengatur keuangan 17.Mengupayakan sarana transportasi dan rekreasi 16.Memeriksakan kesehatan secara teratur 17.Memberi dorongan untuk tetap hidup bersih dan sehat 16.Mencegah terjadinya kecelakaan 17.Memberikan perhatian
30
menurun Mempertahankan hubungan perkawinan Penyesuaian diri terhadap kehilangan pasangan Pemeliharaan ikatan keluarga antar generasi Meneruskan untuk memahami eksistensi usia lanjut
31
PROSES MENUA
TAHAP PROSES MENUA TERJADI PADA
ORANG DENGAN USIA BERBEDA MASING-MASING LANJUT USIA MEMPUNYAI KEBIASAAN YANG BERBEDA TIDAK ADA SATU FAKTORPUN DITEMUKAN UNTUK MENCEGAH PROSES MENUA
32
33
I.TEORI BIOLOGI
Hayflick Limit Theori
tiap spesies didalam intinya mempunyai suatu jam
genetic yang telah diputar menurut suatu replikasi jam ini menghitung mitosis dan menghentika replikasi=> jadi menurut konsep ini kita akan meninggal dunia meskipun tidak disertai kecelakaan lingkungan atau penyakit Teori ini didukung oleh kenyataan mengapa beberapa spesies mempunyai perbedaan umur harapan hidup yang nyata. Secara teoritis dapat dimungkinkan kita memutar jam ini lagi meski hanya beberapa waktu dengan pengaruhpengaruh dari luar berupa peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dll
34
The Error TheoryWear and Tear Theory a. Terjadi mutasi progresif pada DNA sel somatic, akan menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan sel tersebut b. Error Caatastrophe => menua disebabkan oleh kesalahankesalahan beruntun dalam waktu yang lama, terjadi kesalahan dalam proses transkripsi (DNA =>RNA), maupun dalam proses Translasi (RNA => protein/enzyme) c. Walaupun dalam batas waktu tertentu kesalahan dapat diperbaiki, namun untuk memperbaiki sifatnya terbatas pada kesalahan dalam proses transkripsi (pembentukan RNA) yang tentu menyebabkan kesalahan sintesis protein 35 atau enzim, yang dapat menghasilkan zat yang berbahaya.
Teori ini mewakili kepercayaan bahwa organ atau jaringan mempunyai program jumlah energi untuk mereka.
Menua dapat dipandang suatu proses fisiologi yang ditentukan oleh jumlah pemakaian dan kerusakan yang seorang telah gunakan.
36
Cross-Linkage Theory
Yang memisahan struktur molekuler adalah loncatan bersama reaksi kimia. Terutama adalah kolagen, yang relative panjang dan lamban dihasilkan oleh fibroblast. Fiber yang baru tercipta kemudian ditangkap fiber yang tua membentuk rantai silang. Hasil dari rantai silang adalah peningkatan kepadatan molekul kolagen yang menyebabkan penurunan kapasitas untuk transport nutrient dan untuk mengangkut produk sisa dari sel. Hal ini emnyebabkan penurunan dari fungsi struktur. Kombinasi latihan dan penggunaan nutrisi tertentu contoh: Vit C dapat menjadi anti oksida yang menetralkan agen rantai silang.
37
Immunity Theory
a.Mutasi yang berulang dapat menyebabkan berkurangnay kemampuan system imun tubuh mengenai dirinya sendiri. a.Mutasi menyebabkan terjadinya kelainan pada antigen permukaan sel, maka hal ini menyebabkan system imun mengangap sel yang mengalami perubahan sebagai sel asing dan menghancurkannya.
38
II.TEORI SOSIOLOGI
I.AKTIFITAS ATAU KEGIATAN 1. Lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak kegiatan 2. Ukuran optimum dilanjutkan pada pola hidup dari lanjut usia 3. Mempertahankan hubungan antara system social dan individu agar tetap stabil dari usia pertengahan ke lanjut usia
40
41
III. TEORI PEMBEBASAN Dengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi social lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga terjadi kehilangan ganda. Kehilangan peran Hambatan kontak social Berkurangnya komitmen
42
1. Menjelaskan hubungan saling ketergantungan antara kemampuan suatu kelompok dalam masyarakat dan lingkungan social mereka. 2. Setiap orang mempunyai kemampuan untuk membentuk kehidupan seseorang 3. Kemampuan seseorang meliputi: kekuatan ego, tingkat ketrampilan mototik, kesehatan biologis individu, kognitif dan sensori-persepsi 4. Lanjut usia mungkin mengalami penurunan kemampuan yang mempengaruhi kemampuannya untuk berhubungan dengan lingkungannya.
43
Penurunan secara progresif proses fisioogis akibat keseimbangan yang mudah rusak dan gangguan mempertahankan homeostasis. 2. Adanya stesor fisik dan emosi menyebabkan lansia mudah terserang penyakit. Karena penurunan fungsi fisiologis. 3. Lebih banyak menggunakan beristirahat daripada beraktifitas.
1.
44
Integumen
Keriput, kerut, dan kendor, elastisitas menurun, kering dan bersisik. 2. Mulai terjadi kebotakan terutama pada laki-laki dan menipis pada wanita. 3. Terdapat pewarnaan pada kulit dan tahi lalat walaupun kulit menjadi pucat kartena hehilangan melanocyt. 4. Kuku menebal, mudah rapuh dan menguning.
1.
45
Musculoskeletal 1. 2. 3. 4. 5.
Menurunnya jaringan subcutan. Menurunnya massa otot dan kekuatannya. Demineralisasi tulang, mudah rapuh dan keropos. Tulang sendi/lipatan cenderung megeras dan hilang fleksibelitas, penurunan ROM (Range Of Motion) Seluruh gerakan menjadi lambat dan sikap badan cenderung membungkuk. Tinggi sedikit berkurang.
46
Neurologic 1.
2. 3. 4. 5.
Respon sitem saraf pusat menjadi lambat dalam menerima berbagai rangsangan sehingga kognitif dan perilaku juga mengalami kelambatan. Menurunnya kemampuan reflek Pengaturan suhu dan persepsi nyeri menurun Kemunduran keseimbangan gerakan halus menjadi lebih sulit Tipe tidur malam memendek dan lebih mudah terbangun. Biasanya tidur siang sebentar.
Special sense
5.
Penurunan elastisitas pembuluh darah, kaku, dan berliku. Fatty plaque sering terjadi disepanjang pembuluh darah Tubuh kurang dapat meningkatkan heart rate dan cardiac out put dengan aktifitas Penurunan elastisitas paru dan pergerakan cilia, sehingga kebersihan paru kurang efisien RR meningkat, disertai berkurangnya ukuran.
48
Gastrointestinal
Berkurangnya sekresi cairan digestive dan menurunnya kemampuan absorbsi 2. Frekwensi malnutrisi dan anemia meningkat 3. Dengan berkuranngnya tonus otot dan penurunan peristaltik, konstipasi, ketidakmampuan cerna biasa dikeluhkan.
1. Dentition
Gigi rusak dan tanggal pada sebagian besar lansia 2. Kebiasaan makan berubah
1.
49
Genitourinary
Sirkulasi gijal menurun karena menurunya cardiac out put. 2. Fungsi unut nepron menurun 50% pengeluaran sisa metabolisme menjadi lebih lambat. 3. Cairan dan elektrolit dalam batas normal tetapi keseimbangannya mudah terganggu. Kapasitas blader menurun 50%. Pengosongan menjadi lebih sering, 2 3 kali kali dalam semalam. Penurunan blader dan kontrol spingter otot menyebabkan ster incontinence atau pengosongan yang tidak sempurna. 75% laki-laki diatas 65 tahun mengalami hipertropi prostat, pembedahan dilakukan jika terjadi retensio urine. 4. Terdapat atropy, penurunan sekresi dan melemahnya trak genetalia. 50
1.
Azas a. WHO (1991) adalah to Add Life to the Years that Have Been Added to Life dg prinsip :
Kemerdekaan (Indenpendece) Partisipasi (Partispation) Perawatan (care) Pemenuhan diri (self fuifillment) Kehormatan (dignity)
b.
Depkes RI adalah Add life to the years, Add Health to Life, and Add Years to Life, yaitu Meningkatkan mutu kehidupan lanjut usia, Meningkatkan kesehatan,Dan Memperpanjang usia
51
2. Pendekatan, WHO (1982) Menikmati hasil pembangunan Masing-masing lansia mempunyai keunikan Kemandirian lansia dlm berbagai hal Lansia turut memilih kebijakan Memberikan perawatan di rumah Pelayanan hrs dicapai dg mudah Mendorong ikatan akrap antar kelompok/antar generasi Tranportasi dan utilitas bangunan yg sesuai dg lansia Para lansia dpt terus berguna dlm menghasilkan karya Lansia beserta keluarga aktif memelihara kesehatan lansia
52
petugas kesh. 8. Kembangkan hobi/minat sesui kemampuan 9. Tetap memelihara dan bergairah dlm kehidupan seks 10. Periksa kesehatan dan gigi scr teratur
54
Pesan B-A-H-A-G-I-A.
B-Berat badan berlebih dihindari A-Atur makanan seimbang
iskemik dan situasi menegangkan A-Agar terus merasa berguna dg mengembangkan kegiatan/hobi yg bermanfaat G-Gerak badan teratur sesuai kemampuan I-Ikut nasehat dokter A-Awasi kesehatan dg pemeriksaan scr berkala
55
Preventif
Pencegahan primer :
Pencegahan lansia sehat, thp faktor resiko, tdk ada penyakit, dan promosi kesehatan.
Imunisasi Konseling Dukungan nutrisi Exercise Keamanan dalam dan sekitar rumah Menejemen stres
56
Pencegahan sekunder :
Pemeriksaan thp penderita tanpa gejala, dari awal penyakit hingga terjadi gejala penyakit blm tampak scr klinis dan thdp faktor resiko. Kontrol hipertensi Deteksi dan pengobatan kanker Screening
Pencegahan tersier :
Dilakukan setelah terdapat gejala penyakit dan cacat, mencegah cacat bertambah, dan ketergantungan.
57
Pembatasan kecacatan
Cacat sementara 2. Cacat progresif
1.
Rehabilitatif
Lingkungan 2. Kecukupan gizi 3. Gangguan fungsi sitem tubuh
1.
59
60
3.
4.
Tingkat sederhana, Layanan poliklinik lansia Tingkat sedang, Sama sederhana tambah klinik siang terpadu ( day care) Tingkat Lengkap Sama sedang tambah ruang perawatan khusus lansia dg penyakit akut Tingkat paripurna, Sama lengkap tambah ruang perawatan khusus lansia dg penyakit kronis
61
UU No.4 Tahun 1965 ttg Pemberian bantuan bagi orang jompo UU No.14 Tahun 1969 ttg Ketentuan pokok mengenai tenaga kerja UU No.6 Tahun 1974 ttg Ketentuan pokok kesejahteraan sosial UU No. 3 Tahun 1982 ttg Jaminan sosial tenaga kerja UU No. 2 Tahun 1989 ttg sistem pendidikan nasional UU No. 2 Tahun 1992 ttg Usaha perasuransian UU No. 4 Tahun 1992 ttg Perumahan dan pemukiman
62
UU No. 10 Tahun 1992 ttg Perkembangan kependududkan dan pembangunan keluarga sejahtera UU No. 11 Tahun 1992 ttg Dana pensiun UU No. 23 Tahun 1992 ttg Kesehatan PP No. 21 Tahun 1994 ttg Penyelenggaraan pembangunan keluarga sejahtera PP No. 27 Tahun 1994 ttg Pengelolaan Perkembangan kependudukan
UU ttg pelayanan lansia berkelanjutan UU ttg tunjangan perawatan lansia UU ttg penghuni panti
63
3. Sarana dan prasarana Pelayanan tingkat masyarakat Prasarana tingkat dasar Prasarana tingkat I dan II
64
4. Pelayanan Pelayanan institusi mengarah ke pelayanan rumah Pelayanan baku mengarah ke pelayanan sesuai kebutuhan lansia Jadwal kaku mengarah ke jadwal yg lentur sesuai kebutuhan lansia Pelayanan sendiri-sendiri mengarah ke pelayanan terpadu Lansia pasif ke arah ke lansia aktif 5. Keterpaduan Keterpaduan dlm aspek petugas, tempat, waktu, biaya, pesan, dan manajemen. 6. Pendidikan dan pelatihan Persiapan matang melalui pendidikan dan pelatihan.
65
Asuhan keperawatan Lansia adalah Suatu rangkaian kegiatan dari proses keperawatan yg ditujukan kepada lansia.
Sasaran
Lansia yg berada di keluarga
Panti ( sbg individu / klpk )
Klpk masyarakat
68
keterbatasan(disability) pd status fungsional. 3. Kurang/belum adanya standar keadaan sehat/sakit dari klien 4. Perubahan respon thdp penyakit dimana tanda dan gejala nya tdk spesifik terhadap pengobatan. 5. Kerusakan fungsi koknitif.
69
70
II. Interviewer ( sikap perawat,nilai, dan kepercayaan ) Tau mitos tentang lansia Jelaskan tujuan Gunakan berbagai tehnik Catat data seijin klien Rencakan bersama klien cara yg paling efektif dan nyaman Pakai sentuhan Bicara tdk keras
71
III. Klien Perhatikan faktor yg berpengaruh proses penuaan Hereditas nutrisi status kesehatan pengalaman hidup lingkungan stress.
72
Proses Keperawatan
1. Pengkajian
Data dasar
Biopsikososialspiritualkultural
Lingkungan
Status fungsional Fasilitas yankes Pemeriksaan fisik
73
2. Diagnosis keperawatan
Individu
Gangguan sensori persepsi penglihatan b/d penurunan ketajaman pengliatan Gangguan sensori persepsi penglihatan pada ibu S di keluarga bapak A b/d ketidak mampuan keluarga merawat lensa dengan katarak Risiko cidera pada kelompok lansia di panti X b/d penurunan penglihatan ditandai dg : 80 % lansia di panti X tdk dpt melihat jauh 20 % jatuh karena tdk dpt melahat jalan dg jelas 80 % lensa mata keruh
74
Keluarga dg lansia
Kelompok lansia
3. Rencana keperawatan
Dibuat untuk kelangsungan
pelayanan dlm waktu tak terbatas Prioritas Tujuan Pendekatan perawatan yg digunakan
75
4. Tindakan keperawatan
Sesuai dg rencana Memelihara kemampuan fungsional Mencegah komplikasi
Meningkatkan ketidakmampuan
76
5. Evaluasi
Kontinu terhadap intervensi dlm
menentukan kemajuan untuk mencapai tujuan Memperbaruhi data,diagnosis keperawatan, dan rencana keperawatan.
77
78