You are on page 1of 17

ASKEP ANEURISMA INTRAKRANIAL

BY : kelompok

Definisi
Aneurisma intrakranial/serebral adalah pelebaran atau menggelembungnya dinding pembuluh darah, yang didasarkan atas rusaknya dua lapisan dinding pembuluh darah, yaitu tunika media dan tunika intima, yang menjadi elastis mengakibatkan kelemahan pada pembuluh darah di daerah tersebut sehingga membentuk tonjolan akibat tekanan pembuluh darah. Aneurisma intracranial (serebral) adalah dilatasi dinding arteri serebral yang berkembang sebagai hasil dari kelemahan dinding arteri (Brunner & Suddarth, 2001).

Ethiologi
Aneurisma dapat disebabkan oleh berbagai faktor yaitu : Melemahnya struktur dinding pembuluh darah arteri. Hipertensi Aterosklerosis Beberapa infeksi dalam darah Bersifat genetic Cedera kepala Penyebab lainnya adalah malformasi arteriovenosa

Insiden
Di banyak negara, prevalensi penyakit ini tergolong tinggi dibandingkan dengan gangguan atau kelainan otak lainnya. Kasus ini di banyak negara ditemui pada pasien berusia lebih dari 50 tahun.

Klasfikasi
Aneurisma tipe fusiform (59%) Aneurisma tipe sakuler atau aneurisma kantong (9095%)

WOC

Manifestasi klinis
Sakit kepala, penglihatan kabur/ganda, mual, kaku leher dan kesulitan berjalan. Gejala peringatan (warning sign): kelumpuhan sebelah anggota gerak kaki dan tangan, gangguan penglihatan, kelopak mata tidak bisa membuka secara tiba-tiba, nyeri pada wajah, nyeri kepala sebelah ataupun gejala menyerupai gejala stroke. Denyut jantung dan laju pernafasan naik turun, kadang disertai dengan kejang, koma, sampai kematian.

Pemeriksaan penunjang
CT scan Angiografi MRI

Penatalaksanaan
Penderita harus segera dirawat dan tidak boleh melakukan aktivitas berat. Obat pereda nyeri Kadang dipasang selang drainase Terapi pembedahan: operasi kraniotomi terbuka

Komplikasi
Stroke hemoragik Perdarahan subarachnoid Perdarahan subarachnoid dan perdarahan intra serebral (60%). Infark serebri (50%). Perdarahan subarachnoid dan subdural. Perdarahan subarachnoid dan hidrosephalus yang sebagian kecil menjadi hidrosephalus normotensif (30%). Aneurisma arteri carotis interna dapat menjadi fistula caroticocavernosum. Masuk ke sinus sphenoid bisa timbul epistaksis. Perdarahan subdural

Askep Teori
Identitas pasien Keluhan utama: sakit kepala mendadak Riwayat penyakit sekarang sakit kepala, mual muntah, gx.penglihatan Riwayat penyakit dahulu hipertensi, DM, trauma kepala Riwayat penyakit keluarga DM, hipertensi, stroke

Pemeriksaan fisik
B1 (Breathing) Biasanya klien mengalami sesak napas, bentuk dada simetris, ekspansi dada meningkat B2 (Blood) Biasanya klien mengalami peningkatan pada tekanan darah B3 (Brain) Biasanya klien mengalami kejang, nyeri kepala, kesadaran menurun

Lanjutan,..,.
B4 (Bladder) Biasanya klien pada penyakit ini tidak mengalami gangguan pada sistem perkemihan B5 (Bowel) Biasanya mengalami mual muntah, penurunan nutrisi, anoreksia, penurunan BB B6 (Bone) Biasanya terjadi kelemahan otot,

Diagnosa keperawatan
1. Perubahan perfusi serebral berhubungan dengan pendarahan serebral 2. Gangguan pola napas berhubungan dengan sesak napas 3. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan TIK 4. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia 5. Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan syaraf optikus 6. Resti cidera berhubungan dengan gangguan penglihatan 7. Ansietas berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit dan pengobatan.

Intervensi Keperawatan
Dx. 1 Intervensi : 1. Tentukan faktor-faktor yang berhubungan dengan penurunan perfusi jaringan serebral R/ : untuk menentukan intervensi selanjutnya 2. Observasi status neurologi secara teratur R/ : mengkaji adanya kecenderungan pada tingkat kesadaran dan potensial peningkatan TIK 3. Observasi TTV (tekanan darah, nadi, RR) R/ : peningkatan tekanan darah sistemik yang diikuti penurunan tekanan darah diastolic merupakan tanda terjadinya peningkatan TIK, napas yang tidak teratur menentukan lokasi adanya gangguan serebral, demam menentukan letak kerusakan pada hipotalamus.

Lanjutan .,.,
Dx.2 Intervensi : 1.Pantau frekuensi, irama, kedalaman pernapasan R/ : perubahan pola napas dapat menandakan awitan komplikasi pulmonal 2. Angkat kepala tempat tidur sesuai indikasi R/ : untuk memudahkan ekspansi paru 3. Anjurkan pasien untuk napas dalam yang efektif R/ : mencegah atelektasis 4. Kolaborasi pemberian oksigen

T H A N K S .,.,.,.,.

You might also like