Professional Documents
Culture Documents
Bending Moment
Tegangan pada badan kapal dapat terjadi dengan adanya 2 gaya
yang timbul yaitu: Gaya statis, dan Gaya Dinamis
&
Next
1
Gaya Dynamis disebabkan oleh: Anggukan (pitching), goyangan (heaving), dan olengan (rolling) Angin, ombak dan alun.
Gaya Statis dan Gaya-gaya dynamis yang timbul menyebabkan lengkungan dan tegangan pada bagianbagian bangunan kapal secara membujur dan melintang, sehingga bangunan kapal tidak menyatu sesuai dengan perhitungan pembuatnya Tegangan (Stresses): Yaitu respon dari sebuah benda apabila mendapat pengaruh (tarikan/tekanan/dorongan/beban) dari luar untuk mempertahankan pada kedudukan normalnya. Bagian-bagian dari benda tersebut beraksi mempertahankan kedudukannya agar tidak berobah (meregang).
Designed by: Capt. Hadi Supriyono, Sp1, MM Dedicated to: PIP Makassar
Next
meregang (memanjang/membesar) disebut beban regang (tensile load) Beban yang menekan pada sebuah benda sehingga benda tersebut terhimpit, disebut beban kompresi (compressive load)
Next
W
3
Designed by: Capt. Hadi Supriyono, Sp1, MM Dedicated to: PIP Makassar
Shear force
Mesinmesin
Designed by: Capt. Hadi Supriyono, Sp1, MM Dedicated to: PIP Makassar
Next
4
Bending Moment
Yaitu moment yang ditimbulkan oleh satu gaya
atau lebih pada suatu benda sehingga benda tersebut ada kecenderungan berobah bentuk (melengkung).
W
Compressive Tensile
W
Tensile Compressive
Next
Designed by: Capt. Hadi Supriyono, Sp1, MM Dedicated to: PIP Makassar 5
Kasus 1:
l
Asumsi: berat batang AB = 0 (diabaikan) Diberi beban (W) pada salah satu ujungnya (B) Shear force (S.F) pada titik: B = BD, Y = YF, A = AC. Bending moment (B.M) pada titik: B = 0 (nol) Y = W x x = Luas Area YBDF A=Wxl
W l A C Y F
x
B W
Wxl
G
E B.M Diagram
D S.F Diagram
Next
6
Designed by: Capt. Hadi Supriyono, Sp1, MM Dedicated to: PIP Makassar
Kasus 2:
l
B
x /2
Asumsi: batang AB mempunyai berat = w x l (w > 0) BY = AB X = l Shear force (S.F) pada titik: B=0 Y = YF, A = AC =
wx
w.l
l A Y G F
Bending moment (B.M) pada titik: B = 0 (nol) Y = W x x 2/2= Luas Area YBF A = W x l 2/2
w l 2/2
wl
C
E B.M Diagram
Designed by: Capt. Hadi Supriyono, Sp1, MM Dedicated to: PIP Makassar
Kasus 3:
W/2
l
O
W G
W/2
C A
S.F diagram
D O
B.M Diagram
F
Designed by: Capt. Hadi Supriyono, Sp1, MM Dedicated to: PIP Makassar
Next
8
Kasus 4:
w.l/2
l
O
w.l/2
w.l
E C A x
S.F diagram
B.M Diagram
w.l/2
l 2/8
Designed by: Capt. Hadi Supriyono, Sp1, MM Dedicated to: PIP Makassar
Contoh:
Sebuah balok yang panjangnya 16 meter, beratnya = 10 kg/meter. Balok tersebut diletakkan pada 2 titik yang tajam masing-masing 3 meter dari ujung-ujung balok Gambarkan S.F Diagram & B.M Diagram-nya! Pada titik mana B.M = 0 (nol)? Berat balok = 16 x 10 =160 kg Reaksi di C = di B = 80 kg S.F di: 80 kg 80 kg A, O dan D = nol sisi kiri B = + 30 kg sisi kanan B = - 50 kg B.M di: A = nol 1 m dari A = 1 x 10 x = 5 kg.m (negatif) 3 m dari A = 3 x 10 x 1 = 45 kg.m (negatif) B O C D 4 m dari A = 4 x 10 x 2 80 x 1 = 0 (nol) 8 m dari A = 8 x 10 x 4 80 x 5 = 80 kg.m (positif)
Designed by: Capt. Hadi Supriyono, Sp1, MM Dedicated to: PIP Makassar
Next
10
Tensile
Compressive
Hogging
Bagian bangunan kapal yang paling berat mengalami kerusakan karena mendapat tension dan compression (tarikan / dorongan dengan hentakan)
Next
Designed by: Capt. Hadi Supriyono, Sp1, MM Dedicated to: PIP Makassar 11
Sagging
Compressive
Tensile
Sagging
Designed by: Capt. Hadi Supriyono, Sp1, MM Dedicated to: PIP Makassar
Next
12
Next
13
1. 2.
Diagram Beban
Diagram beban di bawah adalah salah satu contoh, diumpamakan
beban yang ada di atas kapal merata dari haluan ke buritan, maka hasilnya bukan bar-chart yang rata, tetapi di bagian midshipcenderung menimbilkan gaya yang lebih besar dibandingkan dengan di dekat haluan dan buritan
Beban sepanjang memanjang kapal senantiasa tetap
Next
Designed by: Capt. Hadi Supriyono, Sp1, MM Dedicated to: PIP Makassar
15
Bonjean Curve
Kegunaannya: untuk mengetahui tegangan pada badan kapal yang
terpadapat di bawah garis air pada tiap-tiap perobahan sarat, atau pada gambar membujur kapal digunakan untuk mengetahui daya apung membujur kapal bila misalnya pada keadaan laut berombak
L1 L Bonjean Curve
W1
C A
Bonjean Curve
AP 1
10
Next FP
16
Designed by: Capt. Hadi Supriyono, Sp1, MM Dedicated to: PIP Makassar
Buoyancy Curve
Dibawah ini adalah contoh buoyancy curve baik kapal berada di
air tenang maupun berombak, yang menggambarkan distribusi daya-apung kapal secara membujur.
Kurva saat puncak gelombang pada bagian amidships Kurva saat lembah gelombang pada bagian amidships
Next FP
Designed by: Capt. Hadi Supriyono, Sp1, MM Dedicated to: PIP Makassar
AP
17
Load Curve
pada tiap-tiap bagian kapal secara membujur. Gambar di bawah ini misalnya beban merata, bila beban lebih besar dari daya apung dianggap positif dan bila beban lebih kecil dari daya apung dianggap negatif.
Diagram Bending Moment
Next FP
Designed by: Capt. Hadi Supriyono, Sp1, MM Dedicated to: PIP Makassar
AP
18
bagian kapal diperoleh dari penjabaran Kurvabeban Secara matematis, kurva shear-force merupakan turunan pertama integral dari pada kurva-beban (Load curve) sedangkan kurva bending-moment merupakan turunan pertama dari kurva shear-force Jadi kurva bending-moment adalah turunan kedua intgral dari load-curve.
Next
Designed by: Capt. Hadi Supriyono, Sp1, MM Dedicated to: PIP Makassar 19
Contoh Tongkang berbentuk kotak panjangnya 32 m, saat kosong displacement = 352 ton, dibagi dengan sekat-sekat melintang menjadi 4 bagian sama panjang. Memuat muatan pada masing-masing palka sebagai berikut: Palka #1 =192 ton; palka #2 = 224 ton; palka #3 = 272 ton; dan palka #4 = 176 ton. Hitung dan gambarkan kurva shear force dan bending moment-nya, serta berapa maksimum bending-moment setelah memuat?
Next
Designed by: Capt. Hadi Supriyono, Sp1, MM Dedicated to: PIP Makassar 20
Penyelesaian (hitungan):
ton/m Berat tongkang + muatan = 352 + 195 + 224 + 272 + 176 = 1216 ton Daya apung (B) Daya apung per meter = B/L = 1216/32 = 38 t/m
Klik disini untuk lihat diagram
21
a
Mass (beban) Buoyancy (daya apung)
38 33
A
8 mtr
B 32 mtr
8 mtr
C
8 mtr
39
176
45
272
8 mtr
224
192
35
11
5 7
1
0
3
40
0
135/7 mtr
160
96
Designed by: Capt. Hadi Supriyono, Sp1, MM Dedicated to: PIP Makassar
22
0,607L
Next
Designed by: Capt. Hadi Supriyono, Sp1, MM Dedicated to: PIP Makassar
23
9.647
0.72
0.70 0.68 0.66
10.513
10.175 9.858 9.541
8.716
8.402
0.64
0.62 0.60
8.106
7.790 7.494
9.204
8.887 8.571
24
Designed by: Capt. Hadi Supriyono, Sp1, MM Dedicated to: PIP Makassar
Draft
0.06L
0.179Cb+0.063
0.05L 0.189Cb+0.052 SWBM = Still Water BM (BM di air tenang) 0.04L 0.199Cb+0.041 WF = Momen beban di depan amidship WA = Momen beban di belakang amidship 0.03L 0.209Cb+0.030 BF = Momen apung di depan amidship BA = Momen apung di belakang amidship amidship = tengah-tengah membujur kapal MW = Momen beban rata-rata MB = Momen apung rata-rata LCB = Titik apung membujur kapal (Longitudinal Center of Buoyancy C = konstan, yang diperoleh dengan tabel Next
Designed by: Capt. Hadi Supriyono, Sp1, MM Dedicated to: PIP Makassar 25
Contoh Soal:
= 5.000 ton. LCG 25,5 dari amidships, LCB rata-rata = 25 m dari amidships, b pada hogging = 9,795, pada hogging = 11,020. Dengan menggunakan metode Murray, tentukan Bending Moment (BM) pada bagian tengah kapal (amidships): (a) pada saat puncak gelombang di tengah badan kapal dan (b) pada saat lembah gelombang berada di tengah badan kapal. Data: Item Beban LCG dari amidship Palka # 1 Palka # 2 Palka # 3 Palka # 4 Palka # 5 Permesinan Bahan Bakar (FO) Air Tawar 1800 3200 1200 2200 1500 1500 400 150 55 m aft 22,5 m fore 5,5 m fore 24 m aft 50 m aft 7,5 m aft 8 m aft 10 m foreNext
26
Designed by: Capt. Hadi Supriyono, Sp1, MM Dedicated to: PIP Makassar
Penyelesaian:
1. Menentukan SBMW
LCG
55 m F 22,5 m F 5,5 m F
MB = W x LCB/2 = 16.950 x 25/2 = 211.875 t.m SWBM = MW MB = 229.225-211.875 = 17.350 t.m (Hogging)
P#4
P#5
Mesin
2200
1500 1500 400 150
24 m A
50 m A 7,5 m A 8mA 10 m F
52.800
75.000 11.250 3.200 1.500 127.500 458.450
2.
3.
Total BM (TBM):
Hogging: (WBM + SWBM) hogging = 166.228 + 17.350 = 183.578 t.m Sagging: (WBM + SWBM) sagging = 187.017 17.350 = 169.667 t.m
5000 16.950
25,5 m
Next
27
Strain = y/R Stress = E x Strain = E x (y/R) Momen (M) = (E/R) x I I = (LB3)/12 Force (f) atau Stress (S) = (M/I) x y Keterangan:
Y = jarak antara bagian benda ke suatu lapisan netral (lapisan netral Tensile/Compress =0) R = jari-jari lapisan netral E = elastisitas benda Strain = tegangan; Stress = tekanan (dorongan yang tertahan); M = momen pada suatu titik sbuah benda I = momen lembam
Next
Designed by: Capt. Hadi Supriyono, Sp1, MM Dedicated to: PIP Makassar 28
Contoh soal: Diketahui sebuah batang baja boyo-boyo (deck beam) berbentuk huruf H seperti dibawah ini (dengan data-data ukurannya).
30 cm
25 cm
tengah batang = 15 tm, berapa stress maksimum pada batang baja tersebut? I = (BH3 2bh3)/12 = (30 x 303 2.14.253)/12 = (810.000 437.000)/12 = 31041,67 m4 Stress (S) = (M/I) x y
S = (1.500/31041,67) x 6 = 0,2899 ton/cm2 atau = 289,9 Kg/cm2
End
Designed by: Capt. Hadi Supriyono, Sp1, MM Dedicated to: PIP Makassar
29