You are on page 1of 2

1. 1. Mngapa manusia mmpelajari objek manusia dan objek lain yg dari luar manusia? 2.

Hubungan filsafat dengan psikologi 3. Tematisasi dari filman ini kemudian berikan contoh 4. Pandangan aliran2 thdp manusia dan trutama aliran vitalisme, fenomenalisma, eksistensialisme 5. Pandangan tokoh2 islam thdp manusia (jelaskan dan contoh) 2 tokoh.
1.

2.

3.

4.

- persoalan mengenai manusia merupakan sentral atau pokok dari semua persoalan yang dibicarakan dalam filsafat. hal ini dapat dimengerti sebab manusia atau semua yang ada di luar manusia senantiasa berhubungan dengan manusia. , caranya adalah harus bisa memahami manusia itu sendiri. artinya, semua manusia yang ada diluar manusia baru dapat dipahami kalau sudah dapat memahami manusia. -Dalam metode filsafat biasanya mengembangkan metode fenomenologi sebagai alternative pendkatan dalam ilmu psikologi. -Filsafat juga bisa mengangkat asumsi-asumsi yang terdapat dalam ilmu psikologi. -Dalam konteks perkembangan psikologi social filsafat juga bisa memberikan wacana maupun sudut pandang baru dalam bentuk teori-teori social dalam bentuk refleksi teori-teori social kontemporer. - hubungan filsafat dengan psikologi sangat erat kaitannya, dimana Psikologi dapat meramalkan tingkah laku yang konkrit atau yang dapat diamati. lalu, Filsafat bertujuan untuk mencari prinsip-prinsip umum mengapa manusia dapat bertingkah laku seperti itu, namun filsafat tidak hanya mempelajari prinsip-prinsip umum manusia saja, melainkan memandang sesuatu secara keseluruhan. *abad kuno: ditandai oleh adanya pemikiran yang bersifat mistik atau mitos. pemikiran tipe ini di daari oleh pemikiran yang berlaku umum di masyarakat. yang menunujukkan pemikiran mitologis. contohnya: dongeng2, legenda, dll *abad pertengahan: didominasi oleh kalangan gereja. sesuai dengan keadaan zaman itu, dipengaruhi oleh agama Kristen. agama dan filsafat sangat dipersoalkan. *abad modern: ditandai oleh timbulnya kaum Renaissance yg memiliki ciri2 pemikiran yg mementingkan ilmu pengetahuan. perhatian sangat ditujukan kepada penyelidikan ilmiah sebagai landasan utama. testimasi ini / perkembangan ini dari abad ke abad bersifat AKUMULATIF dan saling mempengaruhi satu sama lain. -Pandangan POSITIVISME olebh Auguste Comte memandang manusia sebagai objek yang mengamati fakta, lalu menilai fakta tersebut. setelah mengamati fakta-fakta, manusia Mengalami fakta-fakta itu juga. argumen ini DIKRITIK karena yang terjadi justru sebaliknya, manusia terlebih dahulu mengalami fakta-fakta dulu, kemudian menilai, lalu mengamatinya. manusia seolah pasif dalam menghadapi kenyataan. Manusia selalu aktif karena menyaring segala rangsangan-rangsangan yang ada sebelum menerima (buku biru filsafat hal 323) -Pandangan fenomenalisme oleh Max Scheler memandang manusia sebagai hewan yang sakit pada dasarnya. hewan yang sakit itu tidak merasa tenang, tidak betah diam di tempatnya, tidak bisa melekat saja kepada alam. karena manusia tidak bisa menyerahkan diri, maka manusia merubah alam menjadi kebudayaan. kebudayaan ini memberi strata antara manusia dengan hewan. apa yang dimaksud oleh Max Scheller dengan normal dan kesusilaan ialah bersatunya manusia dengan nilai yang tertinggi. jika menyerahkan diri kepada Nilai Tertinggi, berarti itulah moral atau susila. (buku biru filsafat hal 338)

5.

- Pandangan Eksistensialisme oleh Heidegger memandang manusia tidak hanya ber-ada di dalam dunia ini, tetapi juga menghadapi dunia. manusia mengerti arti dan benda-benda yang dihadapinya. manusia juga mengerti bahwa hidup mempunyai arti berbuat dan menjalankan arti (hidup adalah berbuat dan menjalankan arti). manusia adanya sebagai subjek, artinya sadar akan dirinya sendiri, dan sadar akan obyek-obyek yang dihadapinya. sebaliknya, bendabenda dikatakan sebagai objek karena terletak di hadapan kita. objek itu tidak sadar akan dirinya sendiri. oleh karena itu tidak bereksistensi (buku biru filsafat halaman 341) - ibnu sina: manusia keseluruhan itu, ada setelah barang atau sesuatu itu ada karena merupakan abstraksi dari barang2 khusus. dgn demikian manusia dapat memikirkan sesuatu setelah ada sesuatu itu. kecuali dalam pikiran Tuhan. - Al-Farabi: manusia menggunakan akal fikirannya yang aktif dan universal. maka akal manusia yang merupakan potensi itu berwujud dan dapat menimbulkan Ilmu pengetahuan pada diri manusia. akal manusia bersifat abadi.

You might also like