You are on page 1of 25

KONSEP DASAR

BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang :
Arti Kata Manusia Secara Biologis, manusia diklarifikasikan sebagai homosapiens (bahasa latin untuk manusia), yaitu sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi dengan otak berkemampuan tinggi Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan keTuhanan atau makhluk hidup antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan

BAB II PEMBAHASAN
MANUSIA DALAM KAITANNYA DENGAN TUHAN ALLAH
Kitab Perjanjian Lama pada Kejadian pasal 1, memuat bagaimana Tuhan Allah dalam proses penciptaan bumi beserta isinya bermula pada kuasaNya (firmanNya), sesuai kehendak dan rencanaNya. Proses penciptaan terdiri atas beberapa tahap dimulai dari benda mati (misalnya batu-batuan), benda hidup (tumbuhan), benda hidup dan berperasaan (Binatang), dan terakhir adalah benda hidup yang berperasaan dan sadar akan dirinya (manusia). Dengan jelas disini manusia mempunyai kedudukan yang tinggi derajat dan martabatnya dari pada makluk ciptaan yang lainnya, karena mempunyai perasaan dibandingkan makhluk ciptaan lainny

Perbedaan antara manusia dan makhluk ciptaan lainnya


Perbedaan Manusia dan Binatang:

Secara Fisik manusia dapat dikatakan lemah dari pada binatang yang dipersenjatai dengan peralatan. Binatang menggunakan naluri dalam segala hal yang dilakukan
Manusia menggunakan akal budi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya Manusia dapat mengendalikan nafsunya Manusia adalah makhluk yang berbudaya

Peran manusia sebagai subyek


Menurut John W.M Verhaar (1991) manusia dipandang sebagai substansi dan manusia dipandang sebagai makluk yang mempunyai indentitas sendiri yang terdiri dari identitas, kelakuan dan kedirian. Maksud dari subjek disini adalah manusia dalam segala apa yang dimilikinya dalam tindakan, keumuman, keuniversalan membuktikan sebagai subjek yang bebas

Keinsafan dan Kesadaran


Manusia Insaf dan sadar bahkan tahu bahwa ia (manusia) ada atau memiliki eksistensi. Manusia dilengkapi dengan daya cipta, rasa, karsa (kehendak) dan insaf akan waktu sejarah. Hal inilah yang membuat manusia lebih tinggi derajat dan martabatnya dibandingkan dengan binatang dan makluk lainnya

Pandangan Alkitab
manusia diciptakan Tuhan Allah dari debu tanah (adana dalam bahasa ibrani) dan daging pada istilah yang lain Istilah itu dipakai bahwa manusia adalah makluk kedagingan, makluk yang fana yang penampakannya adalah secara lahiriah Manusia juga dilengkapi dengan napas (bahasa ibrani nefesh) dan jiwa (bahasa yunani psyche) Alkitab menggambarkan bahwa manusia adalah citra Allah dimana manusia diciptakan menurut rupa dan gambar Allah Karena manusia adalah citra Allah, manusia menjadi makluk yang berakal budi dan manusia juga berkuasa atas dunia ini dan itulah mengapa manusia menjadi subjek

Manusia Laki-laki dan perempuan


Kejadian pasal 2:4b-25 menjelaskan tentang bagaimana proses penciptaan manusia laki-laki dan perempuan.

Kisah yang paling penting dari penciptaan manusia (lakilaki dan perempuan) yang diciptakan Allah itu baik adanya. Tuhan Allah ingin adanya kebersamaan antara laki-laki dan perempuan secara asasi. Laki-laki terpanggil menjadi penanggung jawab, pelindung dan pemimpin. Sedangkan perempuan terpanggil sebagai ibu

Keberadaan Manusia
Kadang kadang manusia ingin mengerti siapa dirinya sendiri, tetapi tidak terjawab karena penuh dengan rahasia. Ini diartikan bahwa manusia tidak sempurna Para filsafat mengemukakan manusia adalah hewan berakal budi, barang yang ada di dunia, roh yang menjelma menjadi daging. Pandangan yang mengatakan bahwa manusia adalah binatang yang cerdas, itu tidak memanusiakan sebab pandangan tersebut hanyalah sepihak. Manusia tidak dapat disebut sebagai seekor, segelintir, sebatang atau sebutir, ini tidak menghormati harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang tertinggi

Manusia dan Badannya


Sifat manusia dari alkitab dalam beberapa segi yaitu: Roh, Jiwa dan Badan.
Badan dan jiwa adalah satu kesatuan, tetapi tidak melebur, terdapat perbedaan yang mendasar

badan dan ego tidak terpisahkan. Aku dan badan juga identik, tapi juga tidak. Ini menyimpulkan kesatuan kodrati jasmani dan rohani yang menampakan disebut dengan rohani yang menjasmani dan jasmani yang merohani.

Manusia sebagai Pesona


Menurut Max scheler (filsuf jerman) pesona tidak pernah menjadi objek dan tidak pernah diberlakukan sebagai allah Jean Paul Sarte (filsufus Prancis) mengatakan bahwa kami selalu berada didalam konflik, saling bermusuhan, egoisme selalu mendasari hubungan antara sesama. Lunwig Binswager, Rumando, Guardini berpendapat pesona terbina dalam hidupnya dengan orang lain. Manusia berinteraksi dengan sesama, antara subjek, objek, secara terbuka semakin luluh dan intim. Namun manusia telah merusak keintiman itu dan kesempurnaan menjadi terganggu. Kemudian timbullah ketegangan dan egoisme

Manusia dihadapan Tuhan Allah


Hubungan antara manusia dan religi atau agama dan sifat-sifat pengalaman manusia dalam melakukan kehidupan religi atau agama, adalah sebagai berikut: 1. Manusia dan Religi Reformator gereja, John Calvin mengatakan bahwa manusia mempunyai kecakapan atau kesanggupan untuk berkomunikasi dengan Tuhan,. Ini membuat manusia merasa rindu untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Kecakapan ini disebut semen religionis 2. Sifat-sifat pengalaman religi. Pengalaman religi adalah rangkaian perbuatan ketika manusia itu berkomunikasi dengan Tuhan. Pengalaman religi merupakan perbuatan atau rangkaian perbuatan ketika manusia itu berkomunikasi dengan Tuhan. Kegiatan ini disadari dan dijadikan pengalaman empirisnya (mereligi atau mengintegrasi secara bulat, teratur, dan harmoni tekait dalam cipta, rasa dan karsa atau kehendak serta dalam nafsu

Manusia dalam kaitannya dengan sesama


Orang lain sebagai sesama manusia Setiap individu manusia mempunyai derajat dan martabat yang sama dan tidak boleh berbeda atau dibedakan, itulah sebabnya manusia dalam kehidupan ada diantara manusia lainnya atau manusia ada dalam kebersamaan dengan sesamanya. Manusia tidak dapat memungkiri fakta bahwa disamping diri sendiri, ada orang lain. Kesadaran tentang orang lain ini berdasarkan cinta kasih yang di praktekan dalam kehidupan sehari-hari yang berakar dari eksistensi manusia dari makluk yang monodualis (manusia makluk pribadi sekaligus makluk social).

Hubungan Etis dengan Sesama Dalam mengakui eksistensinya sendiri, manusia juga mengakui eksistensi orang lain. Perjumpaan dan pertemuan dengan orang lain antara beberapa orang ataupun kelompok memunculkan hubungan etis dan wajib berdasarkan cinta kasih, berada bersama dalam suasana saling menghormati

Terdapat empat ciri kesalingan dalam perjumpaan antara sesama dalam konteks etis: Saling melihat dan memperhatikan dan akhirnya bersekutu dalam komunitas yang bersifat merdeka dan bertanggung jawab. Saling berbicara dan mendengarkan dengan terus terang, sehingga timbul persekutuan ynag sejati dimana setiap individu merdeka dan bertanggung jawab. Saling memberi pertolongan dengan perbuatan nyata (gotongroyong, saling membantu) sebagai orang yang merdeka dan bertanggung jawab. Dengan sepenuh hati melakukan ketiga hal diatas.

Manusia dalam kaitannya dengan alam sekitar

Alam merupakan lingkungan atau realitas yang diberikan Tuhan Allah kepada manusia untuk dikuasai, diushakan dan dipelihara. Manusia diberi tugas untuk menguasai alam, bertanggung jawab dalam hal penguasaan dan pemeliharaan serta pengembangannya, dalam hal ini manusia melanjutkan karya ciptaan Tuhan

Manusia dan Dunia


Manusia yang berada dalam dunia bukan menunjukan tempat, melainkan menunjukan struktur cara hidup, yaitu terlibat dalam dunia dan membangun dunia. Manusia hidup didalam didunia yang disebut mendunia. Dunia adalah realitas yang merupakan panggung kehidupan manusia.

Dalam kaitannya dengan manusia dunia terbagi dua lapisan, yakni dunia dekat dan dunia jauh (lapisan yang jauh tidak dibicarkan dalam penjelasan ini). Lapisan yang dekat dengan manusia adalah kebudayaan dalam artiluas yakni sebagai realitas yang diangkat dan disatukan dengan diri manusia untuk hidupnya.
Itulah sebabnya dunia ini manusia menemukan arti hidup demikian pula sebaliknya. Dunia sejak semula ditujukan pada manusia dan diarahkan pada manusia.

Manusia berada bersama berdasarkan keadilan, perdamaian dan keutuhan ciptaan.


Manusia berada didunia ini mempunyai tugas untuk menggarap dunia, mempercantik, menciptakan saranasarana dan cara baru untuk melaksanakan realita hidupnya. Di dalam dunia ini manusia tidaklah hidup sendiri, tetapi hidup dengan orang lain dalam bereligi, berbudaya, bermasyarakat dan bernegara. Dengan demikian dunia ini adalah dunia bersama dan tugas dari manusia untuk bertagung jawab terhadap dirinya dan sesamanya serta lingkungan hidupnya di dalam Tuhan Allah. Dengan memahami dan melaksanakan tugas manusia maka alam semesta akan terhindar dari kehancuran dan kebinasaaan dari eksploitasi manusia yang hanya bertujuan memenuhi kepuasan dan kerakusan.

Tanggung jawab orang beriman terhadap pembangunan dan lingkungan.


Ekologi Ekologi berasal dari bahasa yunani oikos yang berarti rumah dan logos berarti ilmu, sehingga secara harfiah berarti ilmu yang membicarakan rumah tangga makhluk hidup. Ekologi saling berelasi antara organisme dan dunia sekitar berdasarkan bionomis (dari bahasa yunani bios = hidup, nomos = norma, aturan, hokum) yakini norma-norma kehidupan. Ernst Haeckel (1868), ahli biologi jerman mengatakan bahwa alam memiliki system operasi yang teratur dengan istilah economy of nature. Oleh sebab itu Haeckel mendefinisikan sebagai system yang mengatur fungsi atau mekanisme kerja makhluk hidup dengan mempertimbangkan makhluk hidup lainnya yaitu floura (tumbuhan) dan fauna (binatang).

Earnest W Burgess dan Ezra Park, mengatakan bahwa ekologi manusia merupakan masalah tentang proses bagaimana keseimbang biotik (proses yang dapat diperbaharui, proses daur ulang) dan keselarasan social dapat dipertahankan melalui tiga factor yaitu kependudukan (population) budaya teknologi (technological culture) atau keterampilan (artifact) dan budaya non material (non material culture), antara lain adat kebisaan dan kepercayaan dengan sumber daya alam dan habitat (pemukiman) Otis Dudley Duncan pernah merumuskan masalah bahwa terdapat hubungan timbal balik antara population (kependudukan), organisasi, lingkungan hidup dan teknologi. Sehingga persoalan muncul antara lain macet, tingkat kriminalitas yang tinggi, perumahan kumuh, ketidak keselarasan dan keruntuhan rumah tangga.

Dalam kenyataan tersebut menimbulkan pertannyaan mendasar, yaitu bagaimana amanat Tuhan Allah yang diberikan kepada manusia untuk memelihara ciptaan? Dalam alkitab tertulis taklukanlah dalam kejadian pasal 1 : 28 dan bukan berarti bahwa kita boleh mengeksploitsikan makluk lain secara sewenang-wenang, tetapi harus melalui aspek penatalayanan ekatologis ( mengenai pengharapan kehidupan yang akan datang).

Manusia sebagai tamu sekaligus sebagai tuan dibumi.


Manusia menjadi tuan sekaligus tamu sebagai pemimpin dunia ciptaan Tuhan Allah. Tuan rumah yang sebenarnya adalah Tuhan Allah, sedangkan manusia diberikan tempat dibumi hanya sebagai tamu dunia. Segala macam prasarana yang disediakan Tuhan Allah kepada manusia hanya berstatus pinjaman, yang berarti segala sesuatu adalah milik Tuhan. Semua harus dihornati dan dipelihara dengan semangat pelestarian

Pelestarian Lingkungan Hidup


Laju pertambahan penduduk di dunia ini sangatlah signifikan. Akibatnya kebutuhan sumber daya alam terus meningkat, sementara kemampuan sumber daya alam sudah terbatas dan tidak cukup. Bahakan dibeberapa tempat diadakan pembukaan lahan baik pertanian, hunian dan lain sebagainya. Efeknya perusakan dan pencemaran pun tak dapat terelakan, baik di darat, di udara dan di laut dan yang beraitang ekosistem hidup. Dampak tersebut mengakibatkan krisis global antara lain krisis lingkungan, krisis pembangunan ekonomi ekologi dan krisis energy.

sasaran pembangunan yang berkelanjutan dalam pelestarian lingkungan hidup harus memperhatikan beberapa hal yaitu: Menghidupkan pertumbuhan ekonomi yang merata dan mengubah kualitas pertumbuhan Pemenuhan kebutuhan manusia yang esensial yang meliputi lapangan kerja, pangan, energy, krisis air dan sanitasi. Tingkat pertambahan penduduk yang memadai dengan kemampuan ekosistem untuk menopong kehidupan. Konversi dan peningkatan kualitas sumber daya Pembangunan ekonomi yang didukung sumberdaya alam yang dapat diperbaharui Sumber daya itu dimanfaatkan secara rasional dan efesien.

SELESAI TERIMAKASIH

You might also like