Professional Documents
Culture Documents
Kreasi MMU,
Edisi Khusus, 14 Februari 2013
B U L E T I N
MENULIS
MEMBACA
BERBICARA
Kreasi MMU,
Kreasi MMU,
aat aku masih kecil, aku bahagia sekali. Dapat berkumpul bersama orang tua. Saat aku masih kecil, aku dan orang tuaku selalu tersenyum dan selalu ceria. Aku bersyukur mempunyai kedua orang tua seperti mereka. Ketika aku sudah besar, orangtuaku menitipkanku pada nenek yang ada di Madura. Saat itu aku sedih. Aku tidak bisa melihat wajah orang tuaku lagi. Namun orang tuaku tidak selamanya bekerja. Setiap bulan romadhon mereka menjengukku. Rasanya hari itu adalah hari yang paling bahagia. Aku bisa bertemu dengan orang tuaku lagi. Terima kasih Allah, Engkau telah memberiku ibu yang rela melahirkanku di atas bumi
ini. Ibu tidak pernah merasa menyesal melahirkanku. Aku bersyukur memiliki ayah yang sangat rela berkorban demi anaknya. Setiap hari ayah bekerja dan membanting tulang, hanya untuk anaknya. Tanpa lelah ayah bekerja. Membanting tulang hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun. Semua demi anak yang jauh darinya. Ya Allah.. setelah aku tahu perjuangan ayah dan ibuku, aku sedih. Aku tidak bisa membalas kerja keras mereka. Apakah dengan senyuman, aku bisa membalas kebaikan mereka? Tentu tidak akan bisa. Orang tuaku adalah segala-galanya bagiku. Tanpa mereka, aku tidak
Kreasi MMU,
akan lahir di bumi ini. Tanpa ayah dan ibu, aku tidak akan bisa tumbuh sebesar saat ini. Ya Allah aku sangat menyayangi orang tuaku sebagaimana mereka menyayangiku dari kecil hingga tumbuh
sebesar ini. Ayah dan ibu, terima kasih atas perjuanganmu. Ayah dan Ibu, perjuangan kalian akan aku ingat sepanjang hidupku. karya: murni
Kreasi MMU,
Kreasi MMU,
Bunda kau adalah cintaku tak pernah menyakiti hatiku tak tau harus membalas dengan apa bunda terlalu sayang kepadaku Kau korbankan hidupmu demi aku Entah harus bagaimana membalas kasih sayang bunda aku mungkin bukanlah anak baik Oh tuhan berikanlah aku jalanmu membalas kasih sayang bunda bunda adalah segalanya bagiku Oh tuhan dengan cara apa aku bisa bahagiakan bunda entah harus bagaimana membalas kasih sayang bunda telah merawat dari kecil hingga dewasa hingga aku bisa sekolah Ya Allah Apa yang bisa kulakukan
Bunda...
Karya: Fitri
untuk membahagiakan bunda Oh tuhan Terima kasih kau berikan aku bunda yang sangat baik semoga aku bisa membahagiankan bunda Ya Allah.
Kreasi MMU,
senang sekali punya abah seperti dia. Ya Allah berilah uang untuk operasi abah hamba. Ya Allah jangan engkau mengambil abah hamba dari hamba. Pasti kakak, bibi, dan ibu, dan bapak saya pasti akan sedih. Apa lagi mama saya sudah meninggal, apalagi akan kehilangan abah saya, saya dan keluarga saya akan beraliran air mata.
Madrasah Miftahul Ulum Tlagah Timur Banyuates
Kreasi MMU,
Kata cinta untuk bunda Aku cinta sama bunda Karena bunda melahirkanku Aku cinta pada bunda Karena bunda pergi ke malaysia Aku rindu pada bunda satu bulan aku tak bertemu bunda Karena bunda mencari rupiah di malaysia Kata bunda jangan nakal-nakal.
Kreasi MMU,
10
Kreasi MMU,
Perjalanan ke Jombang sangat mengasyikan. Dalam perjalanan, saya melihat pohon mangga, pohon jati, pohon pepaya, dan lain-lain yang menemaniku dalam perjalanan. Tak hanya itu. Saya bahagia bisa melihat ayam, kucing, burung, dan lain-lain. Saya bisa melihat rumah, jalan dan sumur. Saya bahagia sekali pergi ke Jombang. Ketika di Jombang, saya tidur larut malam. Setelah puas tidur, saya bangun dan pergi ke kamar mandi untuk menunaikan solat subuh. Pada siang hari, saya pergi ke Pasar Jom-
B a Karya: h a g i a Roby
bang. Setelah puas berjalan-jalan, saya pulang dan menonton tv di rumah. Setelah bermain bersama saudara saya, Arul, saya makan siang bersama-sama di Jombang. Setelah makan saya bermain lagi bersama Arul di luar rumah, bermain kejar-kejaran kesana-kemari. Saya senang dengan suasana kota Jombang. Saya melihat banyak orang bersepeda motor di jalan. Saya melihat padi. Saya bermain mobil-mobilan di dalam rumah sama Arul. Dan banyak suasana menyenangkan lainnya.
Kreasi MMU,
11
sore di musholla
Hari ini kita mengaji di mushalla secara bergantian. Misalnya, saya mengaji dapat satu maqra lalu dilanjutkan oleh teman saya, Jamil. Setelah Jamil selesai mengaji satu maqra diganti oleh teman yang lain dan terus berlanjut hingga selesai. Setelah selesai mengaji, kami bermain lompat tali. Aturan permainannya, siapa yang kalah mengambil wudhu terakhir. Puas bermain, kami berwudhu dan masuk ke mushalla sambil menunggu adzan. Terdapat jadwal piket di masing-masing Adzan, pujian, iqamah, dan lainlain di tiap harinya. Semisal malam Rabu Muhit Karya: Jalil mendapat giliran adzan, Robi mendapat jatah melakukan pujian, dan Jamil bertugas iqamat. Ketika masuk waktu adzan, ustadz berkata, Ayo Robi adzan. ya tad. Kata Robi. siapa yang pujian? tanya ustadz. Jamil tidak mau menjawab. Sebenarnya dialah yang mendapat giliran pujian. ya udah kamu yang pujian perintah ustadz pada Robi. Robi cemberut. Dia diperintah ustadz untuk adzan sekaligus pujian. Aku heran kepada Robi, kalau aku jadi dia, aku akan menerimanya dengan senang hati. Selain menghin-
12
Kreasi MMU,
dari amarah ustadz, adzan dan pujian akan mendatangkan pahala. Dan pahala itu tidak akan lari kemana-mana, hanya akan menuju pada diri sendiri. ayo iqamat! siapa yang iqamat? kata ustadz lagi. Hening. Tidak ada yang menjawab. Ayo robi, sekalian kamu yang iqamat, perintah ustadz. Robi semakin cemberut. adzan bagianku, pujian bagianku, dan iqamat bagianku juga, katanya. Ayo luruskan shaf-nya. Jika kita salat, tidak boleh ada rongga sedikitpun, karena akan ditempati syaitan, terang ustadz. baik ustadz. Jawab kami serempak.
Kreasi MMU,
13
Gemercik hujan menemani jemari. Mengetik huruf per huruf hingga menjadi rangkaian kata di atas meja kerjaku. Lantunan musik klasik di laptop menggiring khayalku membuka file-file yang telah tertanam rapi di jaringan otak. Entah mengapa pikiranku mulai membuka nostalgia bersama anak-anak Madrasah Miftahul Ulum di pantai Nepa beberapa waktu yang lalu. Ya! ketika itu saya bersama mereka berkomitmen untuk satu tujuan, ingin merubah nasib dengan memasuki dunia tulis menulis. Sempat kaget dengan komitmen mereka. Anak-anak desa yang kurang mengerti pentingnya tulis menulis, dengan semangatnya membaiat diri mereka untuk menjadi penulis handal. Lucu ia, seakan ikrar mereka di tengah hamparan pasir pantai Nepa tidak akan menjadi kenyataan. Mungkin semangat yang lahir dari jati diri mereka disebabkan buaian angin pantai ditambah suasana pantai yang memberikan sejuta inspirasi. Pikiranku membaca semangat yang dimiliki oleh mereka seperti angin pantai hinggap kemudian pergi, ya bisa dibilang seperti hangat-hangat tai ayam. Itu semua berubah, setelah satu jam kami menghabiskan waktu ditemani deburan ombak dan dipayungi langit biru, disaksikan hamparan pasir, mereka bisa membuktikan hal itu. Semangat mereka tumbuh, tulisan demi tulisan lahir dari tangan mungil mereka, pena di tangan mereka seakan tidak ada hentinya merangkai kata di atas kertas putih yang telah mereka persiapkan. Lalu lalang manusia dan suara bising knalpot sepeda motor yang berusaha melewati tebalnya pasir Nepa tak menjadi gangguan bagi mereka. Janji polos yang telah mereka ikrarkan bukan isapan jempol belaka, itu semua keluar dari kesungguhan yang kadang oleh orang dewasa dilihat sebelah mata. Sesekali di antara mereka ada yang tertawa, merengut, dan bermuka masam. mereka telah bisa menulis dengan tuntutanan dunia imajinasi. Benar-benar asyik menyaksikan mereka. Seakan tidak ada batasnya luapan kata yang ingin mereka tumpahkan di atas kertas. Lembar-perlembar mereka isi dengan coretan. Entah apa yang mereka ceritakan, aku tidak tahu. Di tengah-tengah asyiknya memperhatikan mereka, pikiranku menuju dunia kesuksesan yang telah diraih oleh masyarakat dengan latar belakang ekonomi rendah, seperti mereka. Bukan tidak mungkin pada waktunya mereka juga akan mempunyai nasib yang sama. Dengan kesungguhan memainkan imajinasi dan membuktikan komitmen yang telah mereka ikrarkan, dunia kesuksesan ada di depan mata. Mungkin kita juga penting untuk mengulas sejarah indah bagi masyarakat bawah seperti kami yang sedang duduk di atas hamparan pasir ini. Sejarah telah menulis dunia ini di bangun oleh orang yang biasa-biasa saja, yang merubah dirinya menjadi luar biasa. Agama ini Islam lahir dari seorang anak pengembala kambing, bukan lahir dari lisan dan afal anak yang bertakhtatakan mahkota. Juga tidak lahir dari anak para politikus yang senang mempermaikan rakyat kecil. Orang terkaya nomer wahid Carlos Slim di atas planet ini bukan anak kaisar dan raja, namun ia keturunan anak imigran yang hijrah demi melangsungkan kehidupannya. Madrasah Miftahul Ulum Tlagah Timur Banyuates
14
Kreasi MMU,
Negara adikuasa Amerika Serikat berada dalam genggaman Obama, anak yang pernah mengalami pahit getirnya hidup, hingga harus rela otobiografi pendidikannya memasukan Indonesia sebagai negara yang pernah disinggahinya. Banyak tokoh yang merubah dunia ini dari latar belakang masyarakat bawah. Ini memberikan kesimpulan, bahwa kesuksesan bukan monopoli kalangan tertentu. Kurang tepat, jika orang mengatakan yang berhak sukses hanya orang-orang yang berduit. Sebab sejarah tak pernah menceritakan akan hal itu. Semua berhak sukses, anak petani, pedagang, politikus, konglomerat, dan sebagainya. Hanya kesungguhan dan usaha yang akan menyeleksi keinginan mereka. Oleh karena itu, langkah yang diambil oleh anak-anak MMU adalah langkah nyata yang akan mengantarkannya menjadi pembeda sejarah. Mungkin saat ini banyak kalangan menilai mereka kurang kerjaan atau apapun dengan sudut pandang negatif. Namun dengan semangat yang mereka miliki hingga mampu menghasilkan karya-karya, yang sebagian dipublikasikan di dalam majalah ini, bukan tidak mungkin beberapa tahun kemudian karya mereka akan melalang buana, seperti karya D Zawawi Imron anak desa dari pedalaman pulau Madura yang selalu dinanti oleh para pecinta puisi. Selamat berjuang generasi muda dan tunas terbaik bangsa, rubahlah dunia ini dengan tinta emasmu. Sebab engkau aset terbaik milik bangsa.