You are on page 1of 14

K reasi MMU

Kreasi MMU,
Edisi Khusus, 14 Februari 2013

B U L E T I N

Buletin Penulis-Penulis Muda Madrasah Miftahul Ulum

MENULIS

MEMBACA

BERBICARA

Madrasah Miftahul Ulum Tlagah Timur Banyuates

Kreasi MMU,

Edisi Khusus, 14 Februari 2013

anak-anak dan budaya menulis


Dunia anak-anak adalah dunia dengan imajinasi luar biasa, tanpa batas, eksploratif dan penuh kejutan. Dunia anak juga polos, apa adanya dan hampir selalu jujur. Semua yang diungkapkan anak-anak adalah suara hati, ungkapkan perasaan yang dialami, tanpa tambahan dan tanpa kompromi. Anak-anak dan tulisan nampaknya dua hal yang jauh berbeda, namun sebenarnya tidak. Anak-anak selalu bisa mengatakan apa yang ia pikirkan. Tanpa kikuk, tanpa takut akan menyakiti, dan tanpa aturan-aturan tak tertulis yang selalu digunakan oleh orang dewasa ketika berbicara. Tulisan pun begitu. Satu kata dapat mengungkapkan seribu rasa, tanpa kikuk, lugas, dan polos. Hampir semua orang dapat berbicara. Namun hanya sedikit orang yang mampu menulis. Budaya menulis nampaknya masing asing di negeri ini. Orang lebih senang berbicara daripada bersusah-susah harus membuat sebuah tulisan. Padahal, tulisan lebih mampu menjangkau berbagai kalangan, lebih tajam, dan lebih tahan lama. Dengan tulisan, seseorang dapat berbicara dengan presiden, menteri, gubernur, bupati dan banyak orang-orang lain yang tidak akan mungkin dapat dilakukan oleh bahasa lisan. Tulisan juga masih dapat berbicara ketika si penulis telah meninggal. Tulisan dapat dibaca ribuan hingga jutaan orang. Maka patutlah jika adagium terkenal mengungkapkan bahwa bangsa yang besar ialah bangsa yang memiliki penulis-penulis hebat di negerinya. Menjadi amat membanggakan ketika anak-anak, siswa-siswi Madrasah Miftahul Ulum memiliki antusiasme luar biasa untuk menuangkan gagasan, pengalaman dan perasaan mereka dalam sebuah tulisan. Hal ini mungkin saja dapat mengindikasikan lahirnya penulis-penulis hebat dan berbakat yang kelak akan mengharumkan nama bangsa. Tentu, sebagai pemula, tulisan mereka masih jauh dari kata sempurna. Namun melihat semangat dan kegigihan mereka, layaklah kita berbangga dan dan bertepuk tangan sebagai bentuk apresiasi.
SUSUNAN REDAKSI Penaggungjawab: Abdul Aziz Damanhuri, M. HI, Mahrus Malik, Surandi. Redaksi Ahli: Laily Nur Arifa, S.Pd.I. . Pemimpin Redaksi: Muhammad Sahal, Redaktur Pelaksana: Jamilah. Staf Redaksi: Fitri, Iin, Jalil, Jamil, Lilik, Murni, Robi, Ruroh Kreasi MMU adalah buletin berisi tulisan siswa siswi Madrasah Miftahul Ulum Banyuates Sampang. Madrasah Miftahul Ulum Tlagah Timur Banyuates Laily Nur Arifa

Kreasi MMU,

Edisi Khusus, 14 Februari 2013

Bahagia Bertemu Dengan Papa Dan Mama

aat aku masih kecil, aku bahagia sekali. Dapat berkumpul bersama orang tua. Saat aku masih kecil, aku dan orang tuaku selalu tersenyum dan selalu ceria. Aku bersyukur mempunyai kedua orang tua seperti mereka. Ketika aku sudah besar, orangtuaku menitipkanku pada nenek yang ada di Madura. Saat itu aku sedih. Aku tidak bisa melihat wajah orang tuaku lagi. Namun orang tuaku tidak selamanya bekerja. Setiap bulan romadhon mereka menjengukku. Rasanya hari itu adalah hari yang paling bahagia. Aku bisa bertemu dengan orang tuaku lagi. Terima kasih Allah, Engkau telah memberiku ibu yang rela melahirkanku di atas bumi

ini. Ibu tidak pernah merasa menyesal melahirkanku. Aku bersyukur memiliki ayah yang sangat rela berkorban demi anaknya. Setiap hari ayah bekerja dan membanting tulang, hanya untuk anaknya. Tanpa lelah ayah bekerja. Membanting tulang hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun. Semua demi anak yang jauh darinya. Ya Allah.. setelah aku tahu perjuangan ayah dan ibuku, aku sedih. Aku tidak bisa membalas kerja keras mereka. Apakah dengan senyuman, aku bisa membalas kebaikan mereka? Tentu tidak akan bisa. Orang tuaku adalah segala-galanya bagiku. Tanpa mereka, aku tidak

Madrasah Miftahul Ulum Tlagah Timur Banyuates

Kreasi MMU,

Edisi Khusus, 14 Februari 2013

akan lahir di bumi ini. Tanpa ayah dan ibu, aku tidak akan bisa tumbuh sebesar saat ini. Ya Allah aku sangat menyayangi orang tuaku sebagaimana mereka menyayangiku dari kecil hingga tumbuh

sebesar ini. Ayah dan ibu, terima kasih atas perjuanganmu. Ayah dan Ibu, perjuangan kalian akan aku ingat sepanjang hidupku. karya: murni

Madrasah Miftahul Ulum Tlagah Timur Banyuates

Kreasi MMU,

Edisi Khusus, 14 Februari 2013

aku sedih banget


Aku sedih banget karena mbak saya mau mondok ke Sidogiri. Aku sempat sedih karena tidak akan bertemu lagi sama mbak. Ketika dia berangkat, aku dipeluknya. Aku sedih banget. Karya: Jamil

Madrasah Miftahul Ulum Tlagah Timur Banyuates

Kreasi MMU,

Edisi Khusus, 14 Februari 2013

Bunda kau adalah cintaku tak pernah menyakiti hatiku tak tau harus membalas dengan apa bunda terlalu sayang kepadaku Kau korbankan hidupmu demi aku Entah harus bagaimana membalas kasih sayang bunda aku mungkin bukanlah anak baik Oh tuhan berikanlah aku jalanmu membalas kasih sayang bunda bunda adalah segalanya bagiku Oh tuhan dengan cara apa aku bisa bahagiakan bunda entah harus bagaimana membalas kasih sayang bunda telah merawat dari kecil hingga dewasa hingga aku bisa sekolah Ya Allah Apa yang bisa kulakukan

Bunda...
Karya: Fitri

untuk membahagiakan bunda Oh tuhan Terima kasih kau berikan aku bunda yang sangat baik semoga aku bisa membahagiankan bunda Ya Allah.

Madrasah Miftahul Ulum Tlagah Timur Banyuates

Kreasi MMU,

Edisi Khusus, 14 Februari 2013

sembuhkan abah tuhan..


Karya: Masruroh Aku sedih. Abahku punya penyakit hernia. Aku ingin menyembuhkan, tapi aku bukan dokter. Lagi pula aku masih kecil. Ya Allah sembuhkanlah abah hamba. Ya Allah aku sedih sekali. Abah yang baik sekali padaku, yang membelaku terus, yang sangat menyanyagiku. Tapi kenapa abahku sakit hernia? Sedangkan abah tidak pernah sekalipun memukulku, hanya marah sedikit ketika aku salah. Ya Allah hamba mohon sembuhkanlah abah hamba. Ya Allah aku

senang sekali punya abah seperti dia. Ya Allah berilah uang untuk operasi abah hamba. Ya Allah jangan engkau mengambil abah hamba dari hamba. Pasti kakak, bibi, dan ibu, dan bapak saya pasti akan sedih. Apa lagi mama saya sudah meninggal, apalagi akan kehilangan abah saya, saya dan keluarga saya akan beraliran air mata.
Madrasah Miftahul Ulum Tlagah Timur Banyuates

Kreasi MMU,

Edisi Khusus, 14 Februari 2013

Kata Cinta untuk Bunda


Karya: Lilik

Kata cinta untuk bunda Aku cinta sama bunda Karena bunda melahirkanku Aku cinta pada bunda Karena bunda pergi ke malaysia Aku rindu pada bunda satu bulan aku tak bertemu bunda Karena bunda mencari rupiah di malaysia Kata bunda jangan nakal-nakal.

Madrasah Miftahul Ulum Tlagah Timur Banyuates

Kreasi MMU,

Edisi Khusus, 14 Februari 2013

Pergi ke irian jaya


Pada hari Selasa yang lalu aku sedih sekali karena saudaraku mau berangkat ke Irian. Aku sedih banget. Meli, keponakanku, juga sedih. Saat saudaraku berangkat, Meli terus menerus menangis dan dipeluk oleh ibu dan bapaknya. Saat ibu dan bapaknya hendak berangkat, Meli menangis padaku. Aku juga bersalaman sama ibu dan bapaknya Meli. Ibu dan bapaknya berkata pada Meli, jangan nakal ya. Mereka juga bilang padaku, tolong jagain adiknya ya. Insyallah akan aku jaga terus, kataku. Ibunya berkata lagi pada Meli, kamu jangan nakal-nakal ya. Insyallah aku tidak akan nakal, kata Meli. Mereka kemudian bersalaman dengan ibu dan ayahku. HatiKarya: Iin hati di jalan, kata ibuku. Insyallah aku akan menjaga shalat lima waktu di Irian nanti, jawabnya. Kemudian katanya pada Meli, doakan aku ya semoga mendapatkan rizqi dari Allah. Amin, kata Meli. Mudahan-mudahan ibu cepat mengirimkan aku uang untuk jajan, dan cepat kembali kesini.

Madrasah Miftahul Ulum Tlagah Timur Banyuates

10

Kreasi MMU,

Edisi Khusus, 14 Februari 2013

Perjalanan ke Jombang sangat mengasyikan. Dalam perjalanan, saya melihat pohon mangga, pohon jati, pohon pepaya, dan lain-lain yang menemaniku dalam perjalanan. Tak hanya itu. Saya bahagia bisa melihat ayam, kucing, burung, dan lain-lain. Saya bisa melihat rumah, jalan dan sumur. Saya bahagia sekali pergi ke Jombang. Ketika di Jombang, saya tidur larut malam. Setelah puas tidur, saya bangun dan pergi ke kamar mandi untuk menunaikan solat subuh. Pada siang hari, saya pergi ke Pasar Jom-

B a Karya: h a g i a Roby

bang. Setelah puas berjalan-jalan, saya pulang dan menonton tv di rumah. Setelah bermain bersama saudara saya, Arul, saya makan siang bersama-sama di Jombang. Setelah makan saya bermain lagi bersama Arul di luar rumah, bermain kejar-kejaran kesana-kemari. Saya senang dengan suasana kota Jombang. Saya melihat banyak orang bersepeda motor di jalan. Saya melihat padi. Saya bermain mobil-mobilan di dalam rumah sama Arul. Dan banyak suasana menyenangkan lainnya.

Madrasah Miftahul Ulum Tlagah Timur Banyuates

Kreasi MMU,

Edisi Khusus, 14 Februari 2013

11

sore di musholla
Hari ini kita mengaji di mushalla secara bergantian. Misalnya, saya mengaji dapat satu maqra lalu dilanjutkan oleh teman saya, Jamil. Setelah Jamil selesai mengaji satu maqra diganti oleh teman yang lain dan terus berlanjut hingga selesai. Setelah selesai mengaji, kami bermain lompat tali. Aturan permainannya, siapa yang kalah mengambil wudhu terakhir. Puas bermain, kami berwudhu dan masuk ke mushalla sambil menunggu adzan. Terdapat jadwal piket di masing-masing Adzan, pujian, iqamah, dan lainlain di tiap harinya. Semisal malam Rabu Muhit Karya: Jalil mendapat giliran adzan, Robi mendapat jatah melakukan pujian, dan Jamil bertugas iqamat. Ketika masuk waktu adzan, ustadz berkata, Ayo Robi adzan. ya tad. Kata Robi. siapa yang pujian? tanya ustadz. Jamil tidak mau menjawab. Sebenarnya dialah yang mendapat giliran pujian. ya udah kamu yang pujian perintah ustadz pada Robi. Robi cemberut. Dia diperintah ustadz untuk adzan sekaligus pujian. Aku heran kepada Robi, kalau aku jadi dia, aku akan menerimanya dengan senang hati. Selain menghin-

Madrasah Miftahul Ulum Tlagah Timur Banyuates

12

Kreasi MMU,

Edisi Khusus, 14 Februari 2013

dari amarah ustadz, adzan dan pujian akan mendatangkan pahala. Dan pahala itu tidak akan lari kemana-mana, hanya akan menuju pada diri sendiri. ayo iqamat! siapa yang iqamat? kata ustadz lagi. Hening. Tidak ada yang menjawab. Ayo robi, sekalian kamu yang iqamat, perintah ustadz. Robi semakin cemberut. adzan bagianku, pujian bagianku, dan iqamat bagianku juga, katanya. Ayo luruskan shaf-nya. Jika kita salat, tidak boleh ada rongga sedikitpun, karena akan ditempati syaitan, terang ustadz. baik ustadz. Jawab kami serempak.

Madrasah Miftahul Ulum Tlagah Timur Banyuates

Kreasi MMU,

Edisi Khusus, 14 Februari 2013

13

TULISAN DAN KESUKSESAN


Aziz Damanhuri

Gemercik hujan menemani jemari. Mengetik huruf per huruf hingga menjadi rangkaian kata di atas meja kerjaku. Lantunan musik klasik di laptop menggiring khayalku membuka file-file yang telah tertanam rapi di jaringan otak. Entah mengapa pikiranku mulai membuka nostalgia bersama anak-anak Madrasah Miftahul Ulum di pantai Nepa beberapa waktu yang lalu. Ya! ketika itu saya bersama mereka berkomitmen untuk satu tujuan, ingin merubah nasib dengan memasuki dunia tulis menulis. Sempat kaget dengan komitmen mereka. Anak-anak desa yang kurang mengerti pentingnya tulis menulis, dengan semangatnya membaiat diri mereka untuk menjadi penulis handal. Lucu ia, seakan ikrar mereka di tengah hamparan pasir pantai Nepa tidak akan menjadi kenyataan. Mungkin semangat yang lahir dari jati diri mereka disebabkan buaian angin pantai ditambah suasana pantai yang memberikan sejuta inspirasi. Pikiranku membaca semangat yang dimiliki oleh mereka seperti angin pantai hinggap kemudian pergi, ya bisa dibilang seperti hangat-hangat tai ayam. Itu semua berubah, setelah satu jam kami menghabiskan waktu ditemani deburan ombak dan dipayungi langit biru, disaksikan hamparan pasir, mereka bisa membuktikan hal itu. Semangat mereka tumbuh, tulisan demi tulisan lahir dari tangan mungil mereka, pena di tangan mereka seakan tidak ada hentinya merangkai kata di atas kertas putih yang telah mereka persiapkan. Lalu lalang manusia dan suara bising knalpot sepeda motor yang berusaha melewati tebalnya pasir Nepa tak menjadi gangguan bagi mereka. Janji polos yang telah mereka ikrarkan bukan isapan jempol belaka, itu semua keluar dari kesungguhan yang kadang oleh orang dewasa dilihat sebelah mata. Sesekali di antara mereka ada yang tertawa, merengut, dan bermuka masam. mereka telah bisa menulis dengan tuntutanan dunia imajinasi. Benar-benar asyik menyaksikan mereka. Seakan tidak ada batasnya luapan kata yang ingin mereka tumpahkan di atas kertas. Lembar-perlembar mereka isi dengan coretan. Entah apa yang mereka ceritakan, aku tidak tahu. Di tengah-tengah asyiknya memperhatikan mereka, pikiranku menuju dunia kesuksesan yang telah diraih oleh masyarakat dengan latar belakang ekonomi rendah, seperti mereka. Bukan tidak mungkin pada waktunya mereka juga akan mempunyai nasib yang sama. Dengan kesungguhan memainkan imajinasi dan membuktikan komitmen yang telah mereka ikrarkan, dunia kesuksesan ada di depan mata. Mungkin kita juga penting untuk mengulas sejarah indah bagi masyarakat bawah seperti kami yang sedang duduk di atas hamparan pasir ini. Sejarah telah menulis dunia ini di bangun oleh orang yang biasa-biasa saja, yang merubah dirinya menjadi luar biasa. Agama ini Islam lahir dari seorang anak pengembala kambing, bukan lahir dari lisan dan afal anak yang bertakhtatakan mahkota. Juga tidak lahir dari anak para politikus yang senang mempermaikan rakyat kecil. Orang terkaya nomer wahid Carlos Slim di atas planet ini bukan anak kaisar dan raja, namun ia keturunan anak imigran yang hijrah demi melangsungkan kehidupannya. Madrasah Miftahul Ulum Tlagah Timur Banyuates

14

Kreasi MMU,

Edisi Khusus, 14 Februari 2013

Negara adikuasa Amerika Serikat berada dalam genggaman Obama, anak yang pernah mengalami pahit getirnya hidup, hingga harus rela otobiografi pendidikannya memasukan Indonesia sebagai negara yang pernah disinggahinya. Banyak tokoh yang merubah dunia ini dari latar belakang masyarakat bawah. Ini memberikan kesimpulan, bahwa kesuksesan bukan monopoli kalangan tertentu. Kurang tepat, jika orang mengatakan yang berhak sukses hanya orang-orang yang berduit. Sebab sejarah tak pernah menceritakan akan hal itu. Semua berhak sukses, anak petani, pedagang, politikus, konglomerat, dan sebagainya. Hanya kesungguhan dan usaha yang akan menyeleksi keinginan mereka. Oleh karena itu, langkah yang diambil oleh anak-anak MMU adalah langkah nyata yang akan mengantarkannya menjadi pembeda sejarah. Mungkin saat ini banyak kalangan menilai mereka kurang kerjaan atau apapun dengan sudut pandang negatif. Namun dengan semangat yang mereka miliki hingga mampu menghasilkan karya-karya, yang sebagian dipublikasikan di dalam majalah ini, bukan tidak mungkin beberapa tahun kemudian karya mereka akan melalang buana, seperti karya D Zawawi Imron anak desa dari pedalaman pulau Madura yang selalu dinanti oleh para pecinta puisi. Selamat berjuang generasi muda dan tunas terbaik bangsa, rubahlah dunia ini dengan tinta emasmu. Sebab engkau aset terbaik milik bangsa.

Madrasah Miftahul Ulum Tlagah Timur Banyuates

You might also like